Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN

Kelompok 1
Anggota:
1. Aisyah Aufa Aurelia 21 22 10 002
2. Anklita Nurul Eka Putri 21 22 10 009
3. Lisya Olivia 21 22 10 020
4. Siti Aisyah 21 22 10 040
5. Yaisha Namira Dermawan 21 22 10 049
6. Zahra Aulia Putri 21 22 10 051

SMK KESEHATAN SENTRA MEDIKA CIKARANG


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Analisis Data ................................................................................................ 1
C. Tujuan Pembuatan Sabun ............................................................................. 2
D. Manfaat Pembuatan Sabun........................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORITIS ............................................................................................. 3
A. Pengertian Sabun .......................................................................................... 3
B. Reaksi yang Terjadi ...................................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................... 4
METODE PELAKSANAAN................................................................................ 4
A. Alat dan Bahan ............................................................................................. 4
B. Langkah Kerja .............................................................................................. 4
BAB IV ..................................................................................................................11
ANALISIS PEMBUATAN .................................................................................. 12
BAB V ................................................................................................................... 13
KESIMPULAN.................................................................................................... 13

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 ............................................................................................................. 4
Gambar 3. 2 ............................................................................................................. 5
Gambar 3. 3 ............................................................................................................. 5
Gambar 3. 4 ............................................................................................................. 6
Gambar 3. 5 ............................................................................................................. 6
Gambar 3. 6 ............................................................................................................. 7
Gambar 3. 7 ............................................................................................................. 7
Gambar 3.8 .............................................................................................................. 8
Gambar 3.9 .............................................................................................................. 8
Gambar 3.10 ............................................................................................................ 8
Gambar 3.11 ............................................................................................................ 9
Gambar 3.12 ............................................................................................................ 9
Gambar 3.13 .......................................................................................................... 10
Gambar 3.14 ...........................................................................................................11
Gambar 3.15 ...........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sabun bermula pada saat zaman Babilonia Kuno sekitar tahun 2800
sebelum masehi. Saat itu, sabun dibuat dengan cara merebus lemak dengan
abu. Sabun digunakan untuk membersihkan wol dan kapas yang digunakan
dalam pembuatan tekstil sebagai pengobatan. Pada tahun 1550 sebelum
masehi, Mesir juga melakukan pembuatan sabun dengan menggunakan
campuran minyak hewani dan nabati dengan garam alkali untuk menghasilkan
zat seperti sabun. Pada tahun 600 sebelum masehi, Fenisia menggunakan
lemak kambing dan abu kayu untuk membuat sabun.
Bangsa Romawi awal bahkan membuat sabun pada abad pertama masehi
dari air kencing. Nama sabun sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu sapo.
Kata ini muncul pertama kali di Pliny the Elder's Historia Naturalis.
Sabun merupakan sediaan pembersih kulit yang terbuat dari bahan garam
natrium dan kalium dengan tambahan media air sehingga tidak menimbulkan
iritasi. Sabun dapat berwujud padat (keras), lunak, dan cair.
Sabun memilki manfaat utama untuk membersihkan. Tetapi sabun juga
memilki manfaat lainnya seperti:
1. Sebagai eksfoliasi alami untuk mengangkat sel kulit mati
2. Mengatasi berbagai masalah kulit
3. Melembutkan dan melembabkan kulit
4. Membantu mencerahkan kulit
5. Terhindari dari bakteri dan kuman
6. Memberikan sensasi segar dan wangi pada tubuh
B. Analisis Data
1. Bagaimana tekstur luar sabun, aroma, busa, dan kekerasan sabun yang
dihasilkan?
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pembuatan sabun?

1
3. Apa yang menyebabkan busa yang dihasilkan sedikit maupun banyak?
Jelaskan!
4. Apa yang menyebabkan kekerasan suatu sabun?
C. Tujuan Pembuatan Sabun
Mengenal reaksi esterifikasi dari proses pembuatan sabun
D. Manfaat Pembuatan Sabun
1. Mengetahui bagaimana proses pembuatan sabun
2. Mengetahui reaksi yang terjadi pada pembuatan sabun

2
BAB II
KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Sabun
Menurut SNI 2532 Tahun 2016, sabun merupakan sediaan pembersih kulit
yang dibuat dari proses saponifikasi atau netralisasi antara lemak, minyak,
wax, rosin atau asam dengan basa organic maupun anorganic tanpa
menimbulkan iritasi kulit.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sabun merupakan bahan
yang dapat berbuih, digunakan untuk mandi, mencuci pakaian, mencuci
piring, mencuci tangan, dan sebagainya. Biasaya dapat berupa campuran
alkali, garam, dan natrium.
Komponen utama pembuatan sabun adalah asam lemak dan garam sodium
atau potassium. Asam lemak yang berkaitan dengan garam sodium (NaOH)
akan menghasilkan sabun padat, sedangkan asam lemak yang berikatan
dengan garam potassium (KOH) akan menghasilkan sabun cair.
B. Reaksi yang Terjadi
Reaksi yang terjadi saat proses pembuatan sabun adalah reaksi eksoterm
dan proses saponifikasi
1. Eksoterm berasal dari dua istilah Bahasa Yunani, yaitu ekspos (luar) dan
term (kalor). Reaksi eksoterm merupakan reaksi kimia yang dapat
menghasilkan kalor / panas. Reaksi ini terjadi karena adanya perpindahan
kalor atau panas dari system ke lingkungan. Reaksi ini bisa terjadi dengan
melakukan cara alami ataupun buatan.
2. Proses saponifikasi merupakan proses pembuatan sabun dengan
mereaksikan asam lemak dengan alkali yang dapat menghasilkan sintesis
dari air serta garam karbonil. Proses saponifikasi memerlukan basa
mineral untuk menghidrolisis senyawa ester ataupun asam lemak yang
umumnya menggunakan NaOH atau KOH

3
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Alat dan Bahan:


1. Mangkok plastic besar 2 buah
2. Wadah cetak sabun silicon
3. Sendok makan
4. Gelas ukur 100 ml
5. Gelas kimia 250 ml
6. Mixer
7. Tissue
8. Kertas label
9. NaOh / Soda api
10. Minyak kelapa / Minyak goreng
11. Minyak Zaitun
12. Baby Oil
13. Aquadest
14. Sabun cuci piring

B. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Gambar 3. 1

4
2. Bersihkan alat yang akan digunakan menggunakan tissue

Gambar 3. 2

3. Masukkan larutan NaOH sebanyak 30 gram / 2 sendok makan ke dalam


gelas kimia

Gambar 3. 3

5
4. Ukur aquadest sebanyak 150 ml

Gambar 3. 4

5. Masukkan aquadest ke dalam gelas kimia

Gambar 3. 5

6
6. Aduk menggunakan sendok

Gambar 3. 6

7. Tunggu sampai suhu nya turun (sedikit hangat)


8. Tuangkan minyak goreng sebanyak 100 ml kedalam erlemeyer

Gambar 3. 7

7
9. Tuangkan minyak zaitun sebanyak 2 sendok makan dan baby oil sebanyak
4 sendok makan ke dalam Erlenmeyer

Gambar 3.8 Gambar 3.9


10. Aduk campuran minyak hingga merata dengan cara digoyangkan

Gambar 3.10

8
11. Masukkan NaOH kedalam mangkok

Gambar 3.11

12. Tuangkan minyak kedalam mangkok sedikit demi sedikit sambil diaduk
perlahan

Gambar 3.12

9
13. Aduk hingga berwarna putih dan mengental

Gambar 3.13 Gambar 3.14


14. Tuang ke dalam wadah cetak sabun silicon

Gambar 3.15

10
BAB IV
ANALISIS PEMBUATAN

Dalam proses pembuatan sabun ini, peserta didik melakukan analisis terhadap
perubahan dan rekasi yang terjadi.
1. Bagaimana tekstur luar sabun, aroma, busa, dan kekerasan sabun yang
dihasilkan?
Jawaban: a. Sabun yang dibuat menghasilkan memiliki tekstur halus
b. Aroma yang dihasilkan oleh sabun wangi dan sedikit campuran
aroma dari minyak zaitun
c. Busa yang dihasilkan tidak sedikit namun tidak juga banyak.
Untuk sabun yang dihasilkan berbentuk padat dan keras seperti
sabun padat pada umumnya.
2. Apa yang menyebabkan terjadinya pembuatan sabun?
Jawaban: Pembuatan sabun terjadi karena adanya proses Saponifikasi.
Saponifikasi adalah proses reaksi hidrolisis asam lemak/minyak oleh adanya
basa kuat (NaOH atau KOH) atau dikenal dengan larutan alkali (lye) sehingga
menghasilkan sabun berupa garam natrium dari asam lemak/minyak.

Gambar 4. 1

11
3. Apa yang menyebabkan busa yang dihasilkan sedikit maupun banyak?
Jelaskan!
Jawaban: Jumlah busa yang dihasilkan oleh sabun dapat dilihat dari
minyak yang digunakan pada saat pembuatan sabun. Busa yang dihasilkan
jika menggunakan minyak kelapa cenderung lebih banyak dibandingkan
dengan minyak goreng, karena minyak kelapa mengandung asam laurat
yang dapat memberikan busa yang banyak serta lembut, selain itu asam
laurat juga berfungsi untuk menstabilkan busa.

4. Apa yang menyebabkan kekerasan suatu sabun?


Jawaban: Kekerasan pada sabun dapat disebabkan oleh pemilihan asam
lemak jenuh atau minyak yang dipakai pada saat pembuatan sabun.
Kandungan minyak kelapa sawit ialah asam palmitat yang dapat berfungsi
untuk kekerasan dan stabilitas busa pada sabun. Maka dari itu, pembuatan
sabun yang menggunakan minyak kelapa sawit biasanya cenderung lebih
keras dibandingkan penggunaan minyak lainnya.

12
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan teori yang di jabarkan diatas dapat disimpulkan, sabun yang


digunakan dalam sehari-hari juga dapat dibuat sendiri menggunakan NaOH,
minyak, Aquadest dan bahan bahan lainnya. Hal ini terjadi karena adanya proses
saponifikasi antara minyak dengan basa kuat yaitu NaOH sehingga menghasilkan
sabun maupun gliserin. Pada pembutan sabun, busa yang dihasilkan dan
kekerasannya dapat dilihat dari minyak yang digunakan pada saat proses
pembuatannya. Menggunakan minyak kelapa akan membuat jumlah busa lebih
banyak, sedangkan minyak kelapa sawit dapat membuat sabun lebih keras.
Sabun yang dihasilkan kelompok kami, memiliki tekstur yang halus, padat
dan keras dengan aroma sabun bayi yang didapatkan dari penggunaan baby oil
saat pembuatan. Busa yang dihasilkan pun tidak terlalu banyak maupun tidak
sedikit.

13

Anda mungkin juga menyukai