DisusunOleh :
X MIPA 2
SMA Negeri 2 Kuningan
JL. Arujikartawinata 16 Kuningan 45511
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PERMASALAHAN
1.1 Latar Belakang
Di era modernisasi seperti sekarang ini hidup menjadi lebih mudah karena kemajuan
teknologi. Kemana-mana lebih mudah karena majunya perkembangan alat transportasi.
Berkomunikasi dengan orang lain yang berjarak sangat jauh pun tidak lagi menjadi
masalah. Mau minum yang seger-seger ada kulkas, lagi bosen tinggal pegang gadget, mau
tahu berita terbaru tinggal klik klik, hobi narsis dan eksis ada sosial media, intinya sekarang
ini peradaban sudah lebih maju.
Nah, sabun juga mengalami peradaban nih. Orang zaman dulu, sebelum ada
sabun, kalau mandi pakai daun pete china ditumbuk, terus digosok-gosokkan ke
badan sebagai sabun. Nanti akan timbul busa. Tentu aja busanya gak sebanyak
sabun. Terus kalau cuci baju, pakai lerak. Namun, saat pertama kali ditemukan
sabun merupakan benda yang mahal tapi sekarang sabun sudah tidak menjadi
barang mewah. Bentuk sabun pun berevolusi dari batang ke cair dan sebagainya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan yang digunakan untuk pembuatan sabun
2. Untuk mengetahui proses pembuatannya.
BAB II
KAJIAN TEORI
Molekul sabun berbentuk rantai panjang panjang dan satu gugus ionik yang
besifat sangat polar. Pada seluruh rantai panjangnya, strukturnya tepat sama dengan
molekul minyak sehingga memiliki keakraban dengan molekul minyak (bersifat
hidrofilik). Sementara pada bagian kepala, ada sepasang atom yang bermuatan listrik
yang hanya senang bergabung dengan molekul air (bersifat hidrofobik). Kepala inilah
yang membuat seluruh molekul sabun menyatu dengan air.
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun
sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan
campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.Bahan pembuatan sabun terdiri dari
dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun
adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam
pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai
guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses
pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat,
parfum, dan pewarna
Sabun dibuat dengan cara mencampurkan larutan NaOH / KOH dengan minyak
atau lemak. Melalui reaksi kimia, NaOH / KOH mengubah Minyak / Lemak menjadi
Sabun. Proses ini disebut Saponifikasi.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat.
Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi
pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH),
sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu,
jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan.
Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai,
minyak kacang, dan minyak biji katun.
Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat
memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim.
Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu, sabun padat lebih
mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika
kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai diproduksi yang
mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat
memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak akan terlalu
membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini
sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk
dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah
sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan untuk menjernihkan air
sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk
diminum.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat
1. Gelas Kimia
2. Batang Pengaduk
3. Neraca
4. Blender
5. Cetakan
3.2 Bahan
1. VCO 50 gr
2. Minyak Sawit 50 gr
3. Minyak Beku 25 gr
4. Aquadest 60 gr
5. NaOH 18,7 gr
6. Pewarna qs
7. Pewangi 5 ml
Ket : saat NaOH dimasukkan ke dalam blender tidak perlu terlalu lama
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari makalah ini adalah reaksi
kimia yang terjadi pada reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan
alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH) yang menghasilkan
sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
Dengan makalah ini pula dapat kita ketahui cara-cara pembuatan sabun
padat, yang sebagaimana telah dipaparkan pada halaman-halaman sebelumnya.
5.2 Saran
Adapun sedikit saran dari kami dalam hal pembuatan sabun ini, agar
membuat sabun yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna alami, essential
alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau beras yang
dihaluskan).
Disamping itu kami mengharapkan tentunya makalah ini menjadi satu hal
yang bermanfaat bagi pembaca. Kemudian keterampilan dan keahlian yang telah
diperoleh dari makalah ini dapat berdaya guna bagi kita semua.