Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PRODUK KREATIF KEJURUAN

KELOMPOK 3 :
Alliefah Mentari

Andini Aprilia

Ayu Nur Apriliani

Azriati Sakti Wahyuni

Imam Taufik A

M. Ihsan S

Sadam Aldi S

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan,
tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Shower
Gel”.
Dalam penyusunannya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Azen sebagai guru pembimbing yang telah memberikan dukungan dan
bimbingan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Meskipun penyusun berharap isi dari makalah penyusun ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar proposal ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih, semoga
hasil makalah penyusun ini bermanfaat. Amiin
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Bandung, Juli 2019

Penyusun

Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami persaingan yang semakin
tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan berlomba-lomba untuk dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menawarkan berbagai produk barang
dan jasa mereka agar konsumen mau menggunakannya. Bagi suatu perusahaan
(yang menawarkan barang) daya terima masyarakat sangat penting. Karena jika
masyarakat menerima suatu produknya maka akan berkembang produk yang
ditawarkan oleh suatu perusahaan tersebut. Bagi konsumen dengan banyaknya
pilihan barang dan jasa akan memberikan suatu kemudahan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka (Setiadi, 2003:394). Inovasi produk berkaitan
erat dengan terciptanya produk baru. Hal ini dikarenakan inovasi produk
merupakan penerapan dari gagasan atau ide baru ke dalam produk sehingga
terciptanya produk baru. Tjiptono, dkk, (2008:438) menjelaskan inovasi bisa
diartikan sebagai implementasi praktis sebuah gagasan ke dalam produk atau
proses baru. Inovasi bisa bersumber dari individu, perusahaan dan riset di
universitas.

Salah satu bagian personal care product adalah produk perawatan kulit
(skin care). Sabun merupakan salah satu produk perawatan kulit yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembuatan shower gel diperlukan
banyak zat yang berkhasiat dan zat tambahan. Zat tersebut antara lain surfaktan,
emolient, humectant, thickening agent, vitamin dan lain-lain. Bahan pengental
merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses pembuatan sabun terutama
sabun yang berbentuk cair ataupun gel. Selama ini bahan pengental yang
digunakan kebanyakan merupakan bahan pengental yang berasal dari bahan kimia
yang diduga dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. Oleh sebab
itu, dalam penyusunan makalah ini penyusun ingin mengetahui secara lebih
mendalam dalam proses pembuatan sabun gel.

1.2 Tujuan Penulisan


Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah sabun, jenis–
jenis sabun, bahan baku, proses, purifikasi serta parameter kualitas dari
pembuatan sabun gel.
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan adanya penyusunan makalah ini diharapkan penyusun dan
pembaca makalah ini dapat mengetahui sejarah sabun, jenis–jenis sabun, bahan
baku, proses, purifikasi serta parameter kualitas dari pembuatan sabun gel.

1.4 Hipotesa Penulisan


Dengan adanya berbagai jenis-jenis sabun yang banyak sekali kita jumpai
dalam kehidupan sahari-hari. Sabun gel ialah salah satu jnis sabun yang terbuat
dari gelatin penyusun jaringan hewan.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sabun
Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan
air untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Sabun memiliki struktur
kimiawi dengan panjang rantai karbon C12 hingga C16. Sabun bersifat ampifilik,
yaitu pada bagian kepalanya memiliki gugus hidrofilik (polar), sedangkan pada
bagian ekornya memiliki gugus hidrofobik (non polar). Oleh sebab itu, dalam
fungsinya, gugus hidrofobik akan mengikat molekul lemak dan kotoran, yang
kemudian akan ditarik oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di dalam air.

2.1.1 Sejarah Sabun


Sabun pertama kali dibuat dari lemak yang dipanaskan dengan abu. Sekitar
tahun 2800 SM para ahli arkeologi dari kota Babylonia kuno menemukan bejana
dari tanah liat yang didalamnya terdapat sabun. Pada tahun yang sama yaitu
sekitar tahun 2800 SM, orang Mesir kuno sudah mandi dengan menggunakan
sabun. Hal ini diketahui dari dokumen Ebers Papyrus tentang orang Mesir, yaitu
tahun 1500 SM yang mengatakan bahwa sabun yang mereka pakai pada saat itu
berasal dari campuran minyak hewan dan minyak tumbuhan dengan campuran
garam. Mereka menggunakan sabun selain untuk mandi juga untuk perawatan
kulit.
Pabrik sabun pertama kali berdiri pada abad ke-7 di Negara Eropa (Italia,
Spanyol, dan Perancis). Dalam proses pembuatannya mereka dijaga ketat oleh
tentara, karena formulanya dianggap rahasia. Kemudian sekitar tahun 1608
pembuatan sabun dikembangkan oleh negara Amerika. Sabun pertama kali
dipatenkan pada tahun 1791 oleh seorang kimiawan dari Perancis yang bernama
Nicholas Leblanc. Dimana pada saat itu Leblanc membuat sabun dari soda abu
(Natrium Karbonat) dari garam. Setelah Leblanc berhasil membuat sabun dari
soda abu, lalu teman Leblanc yang berasal dari Negara Perancis membuat sabun
dari lemak, gliserin dan asam lemak. Setelah itu ahli kimia berkebangsaan Belgia,
bernama Ernest Solvay membuat sabun secara modern dengan proses ammonia.

3
4

Pada abad ke-19 sabun menjadi barang yang mahal, sehingga dikenakan
pajak yang tinggi. Kemudian setelah pajak untuk produksi sabun dan biaya
produksi sabun semakin murah, sabun menjadi satu hal yang umum bagi
masyarakat karena produksi sabun semakin meningkat dan berkembang. Setelah
itu pada tahun 1970an sabun cair ditemukan.

2.1.2 Pembentukan Sabun


Pembentukan sabun di bagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Safonifikasi : Reaksi asam lemak dengan NaOH/KOH
2. Reaksi asam lemak dengan metal/logam akan menghasilkan metallic soap.
Adapun jenis-jenis reaksinya yaitu:

2R – C – OH + ZnO -------> (RCOO)2Zn + H2O

2R – C – OH + NaOH ----------> 2 R – C – ONa + H2O


caustic soda sabun (keras)
O

R – C – OH + KOH ----------> 2R – C – OK + H2O


caustic potash sabun (lunak)

Untuk memperoleh kembali asam lemak, sabun yang terbentuk direaksikan


dengan HCl.

R – C – ONa + HCl ----------> R – C – OH + NaCl


sabun asam lemak

2.1.3 Jenis Sabun


Ada beberapa cara untuk mengklasifikasikan sabun. Salah satunya adalah
penggolongan berdasarkan bentuk fisik dan fungsinya yaitu :

1. Sabun batang
5

Sabun jenis ini biasanya mengandung sodium hydroxide yang diperlukan


untuk mengubah lemak nabati atau hewani cair menjadi sabun keras melalui
proses hidrogenasi dan sukar larut dalam air. Sabun jenis ini bisa digunakan untuk
segala jenis kulit dan kebutuhan. Adapun keunggulan dari sabun padat adalah
lebih ekonomis, lebih cocok untuk kulit berminyak, kadar pH lebih tinggi
dibandingkan sabun cair, lebih mudah membuat kulit kering, sabun padat
memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit
eksim. Sementara kelemahan dari sabun padat itu sendiri yakni boros air apabila
untuk penyembuhan luka, sabun padat lebih menghambat proses tersebut, ada
kemungkinan terkontaminasi bakteri sehingga kemungkinan timbul penyakit lebih
besar dan kurang praktis (Winda, 2009).

2. Sabun cair
Sabun jenis ini dibuat dari minyak kelapa jernih dan penggunaan alkali
yang berbeda yaitu kalium hidroksida. Bentuknya cair dan tidak mengental pada
suhu kamar. Keunggulan dari sabun cair sendiri yakni lebih praktis, mudah larut
di air sehingga hemat air, mudah berbusa dengan menggunakan spon kain,
terhadap kuman bisa dihindari (lebih higienis),mengandung lebih banyak
pelembab untuk kulit, memiliki kadar pH yang lebih rendah dibanding sabun
padat, dan lebih mudah untuk digunakan (Winda, 2009).

3. Shower gel
Sabun dengan kandungan emulsi berupa cocamide DEA, lauramide DEA,
linoleamide DEA, dan oleamide DEA ini berfungsi sebagai substansi pengental
untuk mendapatkan tekstur gel.

Pengembangan formula sabun lebih banyak dilakukan pada modifikasi


untuk meningkatkan jenis sabun. Salah satu jenis sabun adalah shwore gel.
Shower gel merupakan varian dari foam bath yang memiliki kandungan badan
aktif dan kekentalan yang lebih tinggi. Bahan aktif yang digunakan dalam
pembuatan sabun antara lain surfaktan, thickening agent, penstabil busa,
emollients, sequestering agents, humektan, anti oksidan, preservative, parfum dan
pewarna. Semua bahan aditif tersebut mempengaruhi penampilan serta
6

penampakan dari sabun. Surfaktan merupakan salah satu komponen penting


dalam sediaan kosmetika dan personal care product terutama pada sabun.
Surfaktan dapat meningkatkan stabilitas busa. Surfaktan terdiri dari empat jenis,
yaitu:

1. Surfaktan anionic
Surfaktan anionic banyak digunakan dalam kosmetika dan produk
perawatan diri. Kegunaan dari surfaktan ini adalah untuk meningkatakan
penampilan busa. Surfaktan anionic memiliki sifat hidrofilik karena adanya gugus
sulfat atau sulfonat. Sebagian besar surfaktan anionic dihasilkan dalam bentuk
garam sodium maupun maupun logam yang lain seperti ammonium dan garam
amina yang lain. Contoh surfaktan anionic antara lain adalah linier alkil benzen
surfonat (LAS), alkohol surfaktan (AS), alkohol eter sulfat (AES) dan lain-lain.

2. Surfaktan non-ionik
Surfaktan non-ionik mempunyai sifat pembentukan busa yang rendah.
Surfaktan non-ionik tidak mempunyai muatan pada molekulnya. Sifat hidrofilik
disebabkan karena adanya sejumlah eter oksigen atau kelompok hidroksil.
Kelompok terbesar surfaktan non-ionik biasanya diproduksi melalui proses
etoksilasi, seperti alkohol etoksilat, etoksilat alkilfenol dan EO/PO block
kopolimer. Surfaktan ini dapat berbentuk padat maupun cair tergantung dari
struktur dan panjang rantai.

3. Surfaktan kationik
Tidak seperti surfaktan-surfaktan anionic atau amfoterik, surfaktan
kationik jarang digunakan untuk aplikasi pembersih. Surfaktan kationik berperan
sebagai pelembut kulit, atau conditioning agents pada rambut. Salah satu contoh
surfaktan kationik adalah jenis monoalkil kuartenar, yaitu seril trimetil ammonium
klorida (CTMAC). Selain itu, surfaktan kationik juga terdiri dari jenis dialkil
kuartener, kuartener trialkil, kuartener benzyl, kuartener ester dan kuartener
teretoksilasi.
7
4. Surfakatan amfoterik

Surfaktan amfoterik adalah surfaktan yang perannya berubah sebgai fungsi


nilai PH dari formulasi dimana surfaktan dugunakan. Surfaktan amfoterik
biasanya dianggap sebgai surfaktan ringan. Surfaktan amfoterik membentuk
senyawa kompleks dalam kombinasi dengan surfaktab anionic dan senyawa-
senyawa kompleks ini bersifat lebih ringan dibanding surfaktan-surfaktan tersebut
secra individu.
Contoh dari surfaktan amfoterik adalah alkil betain, alkilamido betain,
asilamfoglisinat, asilamfopropionat dan amin oksida. Amin oksida tidak bersifat
anionic namun tergantung PH. Senyawa-senyawa amin oksida memang
menunjukan sifat kationik atau non-ionik dan karenanya senyawa-senyawa ini
mempunyai sifat yang sama. Amin oksida merupakan pembentukan busa yang
sangat baik. Dalam kombinasi dengan senyawa anionic, sedikit amin oksida dapat
berperan sebgai boster busa dan dapat meningkatkan struktur busa. Sperti betain,
oksida amin merupakan pengental yang baik bagi surfaktan.
Thickening agents berfungsi meningkatakan voskositas dari produk yang
dihasilkan. Salah satu contoh dari Thickening agents adalah PEG-6000 distearat,
selain itu gelatin juga merupakan bahan pengental alternative yang dapat
menstabilkan dan juga merupakan struktur busa sehingga busa yang lebih banyak
dan pekat dengan buih yang sedikit. Contoh dari penstanil busa antara lain adalah
alkanol amida. Emollients atau pekembut kulit dibutuhkan untuk mengurangi
pengaruh keras/kasar dari sabun mandi stelah digunakan. Salah satu contoh dari
pelembut kulit ini dalah lanolin teretoksilasi. Sequestering agents seperti EDTA
digunakan untuk mencegah pembentukan dan pengendapan sabun Ca dan Mg
serta untuk menjernihkan formulasi ketika larutan basa digunakan dalam
pembuatan sabun. Gambar bahan-bahan baku shower gel dapat dilihat pada
Gambar 2.1 dan Gambar 2.2.
Berikut ini adalah uraian mengenai komponen-komponen yang menyususn
formula shower gel :
1) Sodium laureth sulfat
Sodium laureth sulfat merupakan surfaktan anionic dan bahan dasar utama
yang sering digunakan dalam sediaan pembersih seperti sabun, shampoo dan
8

sabun mandi gel. Sodium laureth silfat memiliki karakteristik pembusaan yang
baik dan mudah mengenal dengan penambahan garam. Sodium laureth sulfat
berfungsi sebgai surfaktan yang memliki kelarutan dalam air sadah dan
biodegradable. Sodium laureth sulfat dihasilkan dari fatty alkohol dari minyak
tumbuhan yang telah dietoksilasi dan sulfatasi. Sodium laureth sulfat berbentuk
seperti pasta bening agak kuning dengan PH antara 7-9.

2) Cocoamide Diethanol amine

Cairan kental kekunigan, larut dalam air Merupakan foaming agent dalam berbagai
produk seperti sampo, sabun dan agent untuk kosmetik.

3) Cocoaminido propyl betaine

Merupakan surfaktan pembersih yang lembut ( mempunyai conditioning properties dan berfungsi untuk
mengurangi iritasi pada kulit.

4) NaCl

Berfungsi untuk meningkatkan kekentalan.

5) Methyl paraben (Nipagin) adalah pengawet yang bersifat anti bakteri

6) Propyl paraben (Nipasol) adalah pengawet yang bersifat anti jamur

7) Sebaiknya menggunakan Aquadest ( air suling ) atau menggunakan air mineral / air
mineral galonan.

8) Oat

Gandum ( Oat ) tumbuhan seperti padi yg tumbuh di daerah beriklim sudtropis yg menghasilakn terigu
(Triticum estivum). Oat berfungsi sebagai scrub (penggosok) untuk mengangkat sel kulit mati sehingga ada
regenerasi kulit. Untuk kulit kering, oat juga berfungsi untuk melembabkan kulit, membuat kulit awet muda,
menjadikan kulit terlihat halus dan bercahaya. Oat kaya denagn protein, iron, phosporate, magnesium dan
silicon yg cocok untuk kulit sensitive.

9 Vitamin E

Vitamin E merupakan alpha tocophenol ( C29H50O2 ) yang larut dalam minyak. Berfungsi untuk
menghaluskan kulit.

10. Pewarna

Untuk memberikan warna supaya produk lebih menarik.


9
11. Parfum

Untuk memberikan wangi supaya produk lebih menarik juga.

http://resepkimiaindustri.blogspot.com/2015/01/resep-cara-membuat-shower-gel-sabun-cair.html

Anda mungkin juga menyukai