KELOMPOK 3 :
Alliefah Mentari
Andini Aprilia
Imam Taufik A
M. Ihsan S
Sadam Aldi S
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah SWT berikan,
tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah SWT
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Shower
Gel”.
Dalam penyusunannya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada
Bapak Azen sebagai guru pembimbing yang telah memberikan dukungan dan
bimbingan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.
Meskipun penyusun berharap isi dari makalah penyusun ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar proposal ini
dapat lebih baik lagi. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih, semoga
hasil makalah penyusun ini bermanfaat. Amiin
Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Penyusun
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bagian personal care product adalah produk perawatan kulit
(skin care). Sabun merupakan salah satu produk perawatan kulit yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembuatan shower gel diperlukan
banyak zat yang berkhasiat dan zat tambahan. Zat tersebut antara lain surfaktan,
emolient, humectant, thickening agent, vitamin dan lain-lain. Bahan pengental
merupakan salah satu elemen terpenting dalam proses pembuatan sabun terutama
sabun yang berbentuk cair ataupun gel. Selama ini bahan pengental yang
digunakan kebanyakan merupakan bahan pengental yang berasal dari bahan kimia
yang diduga dapat menimbulkan efek yang membahayakan kesehatan. Oleh sebab
itu, dalam penyusunan makalah ini penyusun ingin mengetahui secara lebih
mendalam dalam proses pembuatan sabun gel.
2.1 Sabun
Sabun adalah surfaktan atau campuran surfaktan yang digunakan dengan
air untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Sabun memiliki struktur
kimiawi dengan panjang rantai karbon C12 hingga C16. Sabun bersifat ampifilik,
yaitu pada bagian kepalanya memiliki gugus hidrofilik (polar), sedangkan pada
bagian ekornya memiliki gugus hidrofobik (non polar). Oleh sebab itu, dalam
fungsinya, gugus hidrofobik akan mengikat molekul lemak dan kotoran, yang
kemudian akan ditarik oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di dalam air.
3
4
Pada abad ke-19 sabun menjadi barang yang mahal, sehingga dikenakan
pajak yang tinggi. Kemudian setelah pajak untuk produksi sabun dan biaya
produksi sabun semakin murah, sabun menjadi satu hal yang umum bagi
masyarakat karena produksi sabun semakin meningkat dan berkembang. Setelah
itu pada tahun 1970an sabun cair ditemukan.
1. Sabun batang
5
2. Sabun cair
Sabun jenis ini dibuat dari minyak kelapa jernih dan penggunaan alkali
yang berbeda yaitu kalium hidroksida. Bentuknya cair dan tidak mengental pada
suhu kamar. Keunggulan dari sabun cair sendiri yakni lebih praktis, mudah larut
di air sehingga hemat air, mudah berbusa dengan menggunakan spon kain,
terhadap kuman bisa dihindari (lebih higienis),mengandung lebih banyak
pelembab untuk kulit, memiliki kadar pH yang lebih rendah dibanding sabun
padat, dan lebih mudah untuk digunakan (Winda, 2009).
3. Shower gel
Sabun dengan kandungan emulsi berupa cocamide DEA, lauramide DEA,
linoleamide DEA, dan oleamide DEA ini berfungsi sebagai substansi pengental
untuk mendapatkan tekstur gel.
1. Surfaktan anionic
Surfaktan anionic banyak digunakan dalam kosmetika dan produk
perawatan diri. Kegunaan dari surfaktan ini adalah untuk meningkatakan
penampilan busa. Surfaktan anionic memiliki sifat hidrofilik karena adanya gugus
sulfat atau sulfonat. Sebagian besar surfaktan anionic dihasilkan dalam bentuk
garam sodium maupun maupun logam yang lain seperti ammonium dan garam
amina yang lain. Contoh surfaktan anionic antara lain adalah linier alkil benzen
surfonat (LAS), alkohol surfaktan (AS), alkohol eter sulfat (AES) dan lain-lain.
2. Surfaktan non-ionik
Surfaktan non-ionik mempunyai sifat pembentukan busa yang rendah.
Surfaktan non-ionik tidak mempunyai muatan pada molekulnya. Sifat hidrofilik
disebabkan karena adanya sejumlah eter oksigen atau kelompok hidroksil.
Kelompok terbesar surfaktan non-ionik biasanya diproduksi melalui proses
etoksilasi, seperti alkohol etoksilat, etoksilat alkilfenol dan EO/PO block
kopolimer. Surfaktan ini dapat berbentuk padat maupun cair tergantung dari
struktur dan panjang rantai.
3. Surfaktan kationik
Tidak seperti surfaktan-surfaktan anionic atau amfoterik, surfaktan
kationik jarang digunakan untuk aplikasi pembersih. Surfaktan kationik berperan
sebagai pelembut kulit, atau conditioning agents pada rambut. Salah satu contoh
surfaktan kationik adalah jenis monoalkil kuartenar, yaitu seril trimetil ammonium
klorida (CTMAC). Selain itu, surfaktan kationik juga terdiri dari jenis dialkil
kuartener, kuartener trialkil, kuartener benzyl, kuartener ester dan kuartener
teretoksilasi.
7
4. Surfakatan amfoterik
sabun mandi gel. Sodium laureth silfat memiliki karakteristik pembusaan yang
baik dan mudah mengenal dengan penambahan garam. Sodium laureth sulfat
berfungsi sebgai surfaktan yang memliki kelarutan dalam air sadah dan
biodegradable. Sodium laureth sulfat dihasilkan dari fatty alkohol dari minyak
tumbuhan yang telah dietoksilasi dan sulfatasi. Sodium laureth sulfat berbentuk
seperti pasta bening agak kuning dengan PH antara 7-9.
Cairan kental kekunigan, larut dalam air Merupakan foaming agent dalam berbagai
produk seperti sampo, sabun dan agent untuk kosmetik.
Merupakan surfaktan pembersih yang lembut ( mempunyai conditioning properties dan berfungsi untuk
mengurangi iritasi pada kulit.
4) NaCl
7) Sebaiknya menggunakan Aquadest ( air suling ) atau menggunakan air mineral / air
mineral galonan.
8) Oat
Gandum ( Oat ) tumbuhan seperti padi yg tumbuh di daerah beriklim sudtropis yg menghasilakn terigu
(Triticum estivum). Oat berfungsi sebagai scrub (penggosok) untuk mengangkat sel kulit mati sehingga ada
regenerasi kulit. Untuk kulit kering, oat juga berfungsi untuk melembabkan kulit, membuat kulit awet muda,
menjadikan kulit terlihat halus dan bercahaya. Oat kaya denagn protein, iron, phosporate, magnesium dan
silicon yg cocok untuk kulit sensitive.
9 Vitamin E
Vitamin E merupakan alpha tocophenol ( C29H50O2 ) yang larut dalam minyak. Berfungsi untuk
menghaluskan kulit.
10. Pewarna
http://resepkimiaindustri.blogspot.com/2015/01/resep-cara-membuat-shower-gel-sabun-cair.html