Anda di halaman 1dari 11

MODUL PELATIHAN

PEMBUATAN SABUN HERBAL

No Ijin Diknas : 421.9/363/405.08/2017


Akta Notaris : 04/AKTA NOT/111/2015/PN.PNG
No NPSN : K5669068

Alamat: Perum Pesona Madusari no B5, Jln Raya Ponorogo – Pacitan Dengok
Desa Madusari, Kec Siman, Ponorogo
Telpon: 081317775531 / 0811365080

SELAYANG PANDANG
1.MENGENAL SABUN KIMIA
Pengertian: Sabun adalah surfactan yan g digunakan bersama dengan air untuk mencuci atau
membersihkan.

Setiap sabun bisa terdiri dari 1 jenis surfactan atau lebih tergantung kebutuhan terhadapil yang
diinginkan dari sebuah sabun.

Tetapi hampir semua sabun kimia terdiri atas

A. BASIC /Surfaktan
Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel
pada permukaan bahan. Secara garis besar, terdapat empat surfaktan yang paling sering
digunakan yaitu:

-Lauril Alkil Sulfonate (SLS)


-Alkyl Benzene Sulfonate (ABS)
-Linier Alkyl Benzene Sulfonate (LABS)
-Linier Alkyl Sulfonate))

B. BUILDER
Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan
cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air.
Contoh: Fosfat : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP)
Nitril Tri Acetate (NTA)
Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA)
Naoh
C. FILLER
Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.
D. ADITIF
Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik,
misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan
daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk.
Contoh : Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkandengan ketentuan apabila


dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan peninjuan
kembali
sebagaimana mestinya.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkandengan ketentuan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan peninjuan
kembali
sebagaimana mestinya.

BAHAYA BAHAN KIMIA DALAM SABUN KIMIA

1. Warna buatan
Cara terbaiknya pilihlah sabun tanpa menambahkan warna dari bahan kimia. "Gagasan di balik
sabun adalah menjaga mereka sealami mungkin dan bebas dari sintetis seperti zat perwarna dan
pewangi buatan," jelas Balogh.

Ia mengatakan, pewarna yang sering dipakai dalam sabun adalah putih (titanium dioxide). Selain
itu juga tabir surya, yang dianggap aman. Tapi penelitian menunjukkan bahan itu bisa menjadi
karsinogen jika dihirup dalam ukuran partikel yang sangat kecil.

2. Pewangi buatan
Berasal dari petrokimia, wewangian dalam kemasan disebut sebagai "parfum" atau "fragrance
oil". Ini bisa menyebabkan alergi dan kulit sensitift.

3. Triclosan
Sabun antibakteri dan antimikroba sering mengandung triclosan yang bisa menyebabkan iritasi
kulit. "Pada 2010, indisutri kimia di Australia merilis sebuah laporan yang menyebutkan
triclosan bisa disampaikan dari ibu melalui ASI," jelas Culhaci.

4. Sodium Lauryl and Laureth Sulfate


Ini adalah bahan kimia agar berbusa. Bahan kimia ini bisa menyebabkan iritasi kulit dan
peradangan. Terapis Dermal Isabella Loneragan, dari Northern Sydney Dermatology,
mengatakan, bahan ini banyak ditemukan pada semua produk yang berbusa, termasuk sabun dan
sampo.

"Cara terbaik, cari disodium laureth sulfosuksinat dalam produk perawatan kulit, yang bagus
untuk keamanan, stabil dan kelembutan, sekaligus menawarkan busa yang lembut," kata
Loneragan.

5. Methylisothiazolinone
Penelitian menunjukkan ini bisa menjadi neurotoxin, suatu zat yang mempengaruhi sistem saraf.
Profesor Rosemary Nixon, dari Yayasan Kanker Kulit, mengatakan, baru-baru ini bahan tersebut
boleh digunakan dalam konsentrasi yang lebih tinggi, dan para ahli melihat banyak reaksi alergi.

6. Tetrasodium Etidronate
Ini adalah agen pengkelat yang digunakan untuk melunakkan air dan mencegah buih sabun.
"Namun itu memperburuk masalah di kulit, khususnya eksim," kata Culhaci.

7. Propylene Glycol
Ini adalah agen penebalan yang dikenal memecah sel-sel kulit dan menyebabkan iritasi. Nixon
menggambarkannya sebagai alergen langka. "Itu berarti ada kemungkinan reaksi alergi terjadi,
sehingga kita lebih suka menggunakan bahan kimia lainnya," katanya.
8 Kimia aditif seperti Mineral Oil dan Petroleum Oil
"Mineral dan petroleum oil sering digunakan memberikan sensasi halus pada kulit ketika
digunakan, yang menjadi titik jual bagi konsumen, tapi mereka sering comedogenic, bisa
menciptakan komedo atau lapisan oklusi pada kulit yang mengurangi kemampuannya bernapas,"
jelas Loneragan.

9. Tetrasodium EDTA
Ini adalah bahan pengawet sintetis yang terbuat dari formaldehida, karsinogen yang diketahui,
dan sodium sianida. Ini bisa menyebabkan iritasi pada mata dan membran mukosa.

MENGENAL SABUN HERBAL

Pengertian : Sabun Herbal adalah sabun yang


dibuat dari bahan dasar yang sebagian besar
berasal dari herbal.
Meskipun disebut sabun herbal, tetapi ada
sebagian kecil bahan masih menggunakan kimia,
tetapi hanya sebagai aditif, bukan sebagai bahan
dasar.

Ada 3 cara membuat sabun herbal, yaitu:


1. Melt and Pour
Cara ini adalah cara paling mudah karena hanya melelehkan sabun yang sudah jadi yang biasa
disebut dengan ficat atau chipsoap lalu dituang di cetakan, tetapi sabun yang dihasilkan tidak
mempunyai kualitas yang bagus, biasanya dibuat untuk keperluan souvenir atau sabun hotel.
2. Hot Process
Ini adalah cara panas, maksudnya adalah dengan mengaduk adonan sabun diatas api hingga
tracing, setelah sabun dicetak dan mengeras bisa langsung dipakai tidak perlu curing karena Lye
/ NaOH / Soda api sudah menguap dan hilang ketika proses dimasak.

3. Cold Process
Proses ini adalah proses dingin, maksudnya tidak dipanaskan diatas api, adonan sabun diaduk
secara manual atau menggunakan hand blender sampai tracing lalu dituang ke cetakan didiamkan
24 jam supaya agak keras kemudian baru dipotong, dan setelah sabun dipotong lalu di tata di rak
untuk curing yang memerlukan waktu sekitar 3 – 4 minggu untuk menguapkan sisa Lye dan
setelah waktu curing selesai sabun baru bisa dipakai. Proses ini memang terlihat lebih lama
namun sabun yang dihasilkan akan mempunyai kualitas yang lebih bagus terlebih untuk kulit,
dan cara ini adalah favorit saya untuk membuat sabun.

SABUN HERBAL ALAMI / NATURAL SOAP

Sabun alami / natural soap berarti sabun yang dibuat dengan bahan-bahan alami,
Saun herbal terbentuk akibat proses terjadinya saponifikasi antara Alkali (Naoh/Koh) dengan
minyak sebagai bahan dasar sabun herbal.
Saponification adalah sebutan untuk reaksi kimia antara senyawa alkali (Lye/NaOH/Soda
Api/KOH) dengan minyak / lemak sehingga membentuk padatan garam yang disebut sabun, jadi
sabun sebenarnya adalah garam hasil dari proses saponifikasi tersebut. Sabun yang terbentuk
alami mengandung gliserin alami yang baik untuk kulit.

RUMUS 1: Minyak/lemak + Lye = Sabun + Gliserin

Manfaat gliserin adalah sebagai pelembab alami untuk kulit, jika menggunakan sabun alami
secara rutin maka kulit kita akan lebih lembab dan cantik tanpa harus menggunakan body lotion
yang juga banyak mengandung bahan kimia.

Senyawa alkali untuk membuat sabun padat (soap bar) adalah NaOH / Natrium Hydroxide /
Natrium Hidroksida / Soda Api sedangkan KOH ( Potassium Hydroxide ) untuk membuat sabun
cair (Liquid Soap).

Minyak yang dipakai berasal dari minyak nabati, contoh: palm oil, olive oil, sunflower oil,
coconut oil, castor oil, corn oil, grapeseed oil, dll, sedangkan lemak yang dipakai adalah berasal
dari lemak hewan, contoh: Tallow (lemak sapi), Lard (lemak babi).
Masing-masing minyak dan lemak memiliki karakteristik sendiri jika dibuat sabun, contoh: palm
oil/minyak sawit jika dibuat sabun akan menghasilkan busa yang banyak dan daya bersihnya
tinggi namun bisa membuat kulit kering maka diperlukan jenis minyak yang lain sebagai
penyeimbang misal olive oil/minyak zaitun yang dapat melembapkan kulit, jadi dalam soap
making process digunakan percampuran beberapa jenis minyak bisa terdiri lebih dari 1 jenis
minyak nabati untuk menghasilkan sabun yang berkualitas baik, selain itu pada natural soap
making dapat diberi bahan tambahan atau disebut additive sehingga bisa memberi nilai plus pada
sabun, contoh additive: spirulina powder, cinnamon powder, oat, cocoa powder, coffee powder,
buah dll.

Untuk pewangi pada sabun yang benar-benar alami menggunakan Essential Oil / minyak atsiri,
tetapi ada juga yang suka menggunakan Fragrance oil, lebih bagus gunakan pewangi dari
Essential oil karena essential oil/minyak atsiri terbuat dari tumbuhan sehingga memiliki dampak
positif pada kulit. Tidak seperti fragrance yang dibuat dari bahan kimia yang bisa berdampak
negative pada kulit.
Fragrance oil / Parfum / Pewangi sintetis biasa digunakan dalam sabun komersil supaya lebih
ekonomis / murah, ada juga soap maker sabun alami yang menggunakan fragrance atau
mencampur antara fragrance dan minyak atsiri supaya lebih wangi dan menarik.
Disinilah uniknya sabun alami / natural soap yang tidak bisa ditemui di sabun pabrikan. Sabun
alami memiliki healing effect / efek menyembuhkan sedangkan sabun pabrikan tidak.

Jika disebut Natural Soap mengapa masih memakai Lye / NaOH / Soda Api yang terdengar itu
bahan kimia? Lye / NaOH / Soda Api / KOH adalah satu-satunya bahan kimia yang dipakai
untuk membuat sabun karena tanpa Lye = tidak ada sabun

RUMUS 2: No Lye = No Soap

Dalam soap making cold process Lye akan menguap dan hilang dengan sendirinya pada waktu
curing yang memakan waktu sekitar 3-4 minggu, sehingga sabun yang dihasilkan adalah bebas
lye / tidak lagi mengandung lye, sedangkan dalam soap making hot process, Lye akan hilang
sewaktu proses pemasakan diatas api.

JENIS-JENIS MINYAK SEBAGAI BAHAN BAKU SABUN

Untuk membuat sabun mandi alami dibutuhkan bahan sabun yang alami, salah satunya adalah
bahan dari minyak Nabati dan Hewani. Sebenarnya untuk bahan sabun dari minyak hewani lebih
bagus untuk kulit, hanya di Indonesia tidak dianjurkan karena masih banyak yang terbuat dari
hewan yang diharamkan, maka Kali ini hanya Minyak Nabati yang kita bahas.

Yang dimaksud minyak Nabati yaitu minyak yang diperoleh dari bagian-bagian tanaman.
Minyak ini sudah banyak digunakan oleh ibu rumah tangga untuk memasak, misalnya minyak
sawit, minyak kelapa, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, minyak wijen dan minyak
canola. Tetapi ada juga jenis minyak nabati yang tidak digunakan pada skala rumah tangga,
seperti minyak castor (jarak), minyak jojoba, shea butter dan cocoa butter. Setiap minyak yang
digunakan dalam proses pembuatan sabun mempunyai sifat dan fungsi tertentu. Diantaranya:

 Minyak sawit (palm oil) : Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena
adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan
baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Minyak Kelapa sawit
menghasilkan sabun mandi yang padat, bertekstur halus, melembabkan kulit dan
mempercepat kondisi trace. Tetapi jika Minyak Kelapa Sawit digunakan 100% pada
bahan sabun akan bersifat keras dan sulit berbusa, maka perlu dicampur dengan bahan
lain.

 Minyak kelapa (coconut oil) : Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh
melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Kegunaannya pada bahan
pembuatan sabun untuk memadatkan sabun, memperbanyak busa, tetapi jika jumlahnya
terlalu banyak akan menyebabkan kulit terasa kering.

 Minyak zaitun (olive oil) : Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Fungsinya
untuk memadatkan sabun, menghasilkan busa yang banyak, melembabkan dan
melembutkan kulit. Untuk mendapatkan sabun yang lembut, gunakan lebih 50% dari total
minyak yang anda gunakan. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna
kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun cukup keras teksturnya tapi lembut
bagi kulit.

 Minyak jarak (castor oil) : menghasilkan busa yang lembut, melembutkan dan
melembabkan kulit. Jika terlalu banyak digunakan akan menghasilkan sabun yang
lembek.

 Minyak canola (canola oil) : membentuk busa, melembabkan kulit, menghasilkan sabun
yang bertekstur halus, melambatkan kondisi trace.

 Minyak kedelai (soybean oil) : mempunyai fungsi dan sifat yang sama dengan minyak
canola, oleh karena itu dapat dipilih salah satu dalam resep sabun mandi anda.

 Minyak jagung (corn oil) : melembekkan sabun, menghasilkan busa pada sabun.

 Minyak wijen (sesame oil) : melembabkan dan melembutkan kulit, sabun bertekstur
halus.

 Shea butter : memadatkan sabun, menghasilkan busa, melembabkan dan melembutkan
kulit, mempercepat trace.

 Cocoa butter : mempunyai manfaat dan sifat yang sama dengan shea butter.
 Minyak jojoba : selain mempunyai fungsi yang sama dengan kedua lemak diatas, minyak
ini dapat digunakan untuk mengurangi jerawat di wajah, serta mempunyai kandungan
kimiawi yang sama dengan lapisan sebum pada kulit manusia.

KARAKTER NaOH & KANDUNGAN MINYAK TERHADAP KUALITAS SABUN


Bila soda api atau NaOH yang dipakai terlalu banyak, sabun akan menjadi “keras” dalam arti
bisa berbahaya bagi kulit karena bersifat terlalu basa/alkali sehingga kulit menjadi hitam (korosi
kulit). Minimal kulit akan kering dan bisa terasa gatal-gatal. Bila jumlah soda api yang dipakai
kurang, akan ada minyak yang tidak tersaponifikasi, artinya sabunnya mengandung minyak
sehingga busa yang dihasilkan tidak ada. Sampai batas tertentu ini bagus dan banyak pembuat
sabun yang dengan sengaja membuatnya demikian karena minyak membuat kulit menjadi
lembab. Istilah dlm persabunannya adalah “super-fatting” dan biasanya “super-fatting” antara
5% sampai 8% malah dianjurkan.

Peranan jenis minyak dalam mempengaruhi mutu sabun


Minyak atau lemak mengandung berbagai macam asam lemak yang satu sama lain berbeda. Ada
sederet nama asam lemak yang terkandung dalam minyak/ lemak bahan sabun: asam oleat,
palmitat, ricinoleat, laurat, linoleat, linolenat, stearat dan myristat adalah yang paling penting.
Satu minyak bisa mengandung satu atau beberapa asam lemak misalkan minyak kelapa (VCO).
Masing-masing asam lemak ini pun punya khasiat sendiri terhadap sabun, yaitu dari segi
keras/lembeknya sabun, daya bersihnya (kemampuannya mengikat lemak di kulit), daya
pelembabnya, dan kemampuan menghasilkan busa. Ada dua macam busa yang bisa dihasilkan:
busa berbuih/gelembung yang cepat hilang dan/atau busa krim yang lebih stabil, tahan lebih
lama. Lihat tabel sifat asam lemak di bawah.

Kepadat Daya Daya Busa Busa


an/ bersih pelembut/
buih
penghalus
kekerasa krim
n

Laurat Ya Ya Ya
Myristat Ya Ya Ya
Palmitat Ya Ya
Stearat Ya Ya
Ricinole Ya Ya Ya
at
Oleat Ya
Linoleat Ya
Linolen Ya
at

Nah, sekarang kita kaji berbagai asam lemak itu; terkandung dalam minyak apa saja mereka,
terutama yang dipakai membuat sabun. Semuanya ada 7 macam minyak/lemak yang berbeda
yang dipakai dalam pembuatan Sabun Mandi: minyak kelapa, minyak sawit dan minyak zaitun
ditambah minyak castor (minyak jarak), minyak habatussauda dan asam stearat.

 Minyak kelapa: menghasilkan sabun yang keras dengan busa gelembung banyak….
daya bersihnya sangat tinggi sehingga cenderung membuat kulit terasa kering;
 Minyak Sawit: sabunnya juga keras dan busanya sedikit.
 Minyak Zaitun: sabun yang dihasilkan cenderung empuk tetapi kemampuannya
melembabkan kulit sangat tinggi.
 Minyak kastor: sangat melembabkan kulit dan busanya sangat banyak, tetapi sabun
cenderung menjadi sangat lunak.

Dari keterangan diatas maka diperlukan perhitungan yang cukup sulit menyangkut
perbandingan ukuran atau jumlah berbagai macam minyak yang akan dipakai. Para ahli sabun
telah merumuskan rentang angka bagi masing-masing sifat utama (kepadatan, daya bersih –
utamanya untuk lemak, daya pelembab, banyaknya busa bui, dan banyaknya busa krim) yang
harus dimiliki sabun yang baik, anda dapat mencoba membuat campuran sendiri sehingga
menghasilkan sabun yang berkualitas.
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN ABBASY
Jln. Raya Ponorogo – Pacitan Perrum Pesona Madusari No. B5, Ponorogo
Akta Notaris: 06/AKTA NOT/III/2016/PN.Png
Ijin diknas: 421.9/5/65/405.08/2016
NPSN K5669068

FORMULA BERBAGAI JENIS SABUN

SABUN MANDI BIDARA

Sabun mandi bidara sebagai berikut :

1.Minyak kelapa 30 ml
2. minyak sawit 50ml
3. Minyak zaitun 20ml
4. NaOH 15 gr
5. Tepung jagung / sagu 2 gr
6. Glyserin 2ml
7. Pewarna secukupnya
8. Air 50 ml
9. Bibit parfum 1 - 2 ml

Peralatan : Balon wish/ Alat pengaduk, gelas ukur, timbangan, cetakan dll

Sabun Colagen
1. Minyak kelapa 30 ml
2. Minyak sawit 60 ml
3. Minyak zaitun / minyak biji anggur / minyak jarak dll 10 ml
4. NaOH 15gr
5. Air 50 ml
6. Tepung jagung / sagu 2gr
7. Bibit parfum 1 – 2 ml
LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN ABBASY
Jln. Raya Ponorogo – Pacitan Perrum Pesona Madusari No. B5, Ponorogo
Akta Notaris: 06/AKTA NOT/III/2016/PN.Png
Ijin diknas: 421.9/5/65/405.08/2016
NPSN K5669068

SABUN MANDI SUSU


Sabun mandi susu sebagai berikut :

1.Minyak Sawit 70ml


2. Minyak Kelapa 30ml
3. Minyak castor 10ml
4. NaOH 15 gr
5. Tepung jagung 2 gr
6. Susu segar 10 - 15 ml ( paling baik susu kambing )
7. TiO2 ( Titanium dioksida ) 0,3 gr
8. Air 50 ml
9. Bibit parfum 1 - 2 ml

SABUN MANDI PADAT MADU

Sabun mandi padat madu sebagai berikut :

1.Minyak kelapa sawit 65 ml


2. minyak kelapa 35
2. NaOH 15 gr
3. Tepung jagung / sagu 2 gr
4. Madu 2 ml
5. Air 50 ml
Bibit parfum 1 - 2 ml

Peralatan : Alat pengaduk, gelas ukur, timbangan, cetakan dll

Prosedur Pembuatan :

Air 50 ml + NaOH dilarutkan sampai dingin dan bening


Minyak dituang ke dalam wadah + ( 1 ) di aduh selama -+ 2 menit, stop...lalu
+ Tepung jabung di aduk lagi selama 1 menit, stop...lalu dgn cepat
+ madu aduk lagi 1 menit, stop....lalu dgn cepat....
+ parfum aduk lagi hingga homogen, STOP...lalu tuangkan ke cetakan / wadah

Anda mungkin juga menyukai