Anda di halaman 1dari 24

KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

SABUN “MORE LOVE” DARI DAUN KELOR

Disusun Oleh:

1. ALFAH NABILLAH NISN: 0052690938


2. CANIA FEBRIYANTI NISN: 0062221740
3. EMIS LATASSOW NISN: 0053353180
4. LINTANG ADIRA KINAYA NISN: 0073216095
5. MONICA MIKAYLA NAKEYSHA NISN: 0077881968
6. NAURAH SAFINATUNNAJAH A NISN: 0076996576
7. SABRINA RAISYAH SALSABILA NISN: 0052718055
8. SANDRINA BALQIS NISN: 0067017877
9. SULTAN RAHMAN HADI NISN: 0065561133
10.TIARA PUSPA NINGTIAS NISN: 0064944741

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

SMA NEGERI 1 RUJUKAN KOTA LUBUKLINGGAU

TAHUN AJARAN 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

SABUN“MORE LOVE” DARI DAUN KELOR

Pembimbing KTI, Mengetahui,

Kepala Sekolah,

Yeny Yulizah, ST Zulkarnain,M.Pd.Mat

NIP. 19780805200512010 NIP. 197004291994031004

ii
ABSTRAK

SABUN “MORE LOVE” DARI DAUN KELOR


Sabun mandi adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak,
serta mengandung minyak dan lilin, dimana senyawa ini mengandung ikatan tidak
jenuh yang akan mudah teroksidasi, untuk menjaga kualitas sabun dari reaksi
oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Dalam penelitian ini digunakan bahan
antioksidan alami yang berasal dari ekstrak daun kelor (MoringaOleifera).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara membuat sabun dari daun kelor.
Penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU, waktu penelitian
dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2021 sampai dengan 19 Oktober 2021.
Rancangan penelitian yang kami lakukan adalah eksperimen atau percobaan.
Rancangan ini mengidentikkan pada praktik untuk mengetahui dan melibatkan
beberapa percobaan untuk membuat sabun dari daun kelor.Pada proses
pembuatan, penambahan ekstrak daun kelor sangat berpengaruh terhadap kualitas
sabun, meliputi warna, aroma, daya buih. Semakin tinggi penambahan ekstrak
daun kelor maka sabun mandi padat memiliki warna kuning.

Kata kunci : sabun, antioksidan, ekstrak, daun kelor.

iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan
atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul " Sabun "More Love" Dari Daun Kelor" dengan sangat
baik. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih bagi semua teman-teman yang
terlibat dalam kontribusi pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Selama penelitian dan
penulisan ini banyak sekali hambatan yang kami alami, namun berkat bantuan,
dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya tulisan ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Kami beranggapan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini merupakan karya terbaik
yang dapat kami persembahkan. Tetapi kami menyadari bahwa tidak menutup
kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan karena kami
mengakui bahwa kami merupakan manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Akhir
kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Lubuklinggau, Oktober 2021

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................ii

ABSTRAK .....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................iv

DAFTAR ISI .................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1


A. Latar Belakang ...............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian............................................................................................................3

D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................3

E. Hipotesis..........................................................................................................................3

F. Kerangka Pemikiran .......................................................................................................3

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA................................................................4


A. Tujuan Umum Daun Kelor ............................................................................................4

B. Tinjauan Umum Sabun ..................................................................................................5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................9


A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ....................................................................................9

B. Bahan dan Alat ...............................................................................................................9

C. Metode Pembuatan .........................................................................................................10

D. Prosedur Penelitian.........................................................................................................12

E. Kriteria Desain................................................................................................................12

F. Tempat dan Waktu Penelitian.........................................................................................12

v
BAB IV PEMBAHASAN .............................................................................13
A. Pembahasan ..................................................................................................................13

BAB V PENUTUP.........................................................................................15
A. Kesimpulan.....................................................................................................................15

B. Saran...............................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................16

LAMPIRAN ..................................................................................................17

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan


sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu.
Metode pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode
yang digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat
ini jauh lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan
trigliserida dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan
produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa
lemak hewani maupun lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam kehidupan
sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu
membersihkan. Berbagai jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai
dari sabun cuci (krim dan bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan
(cair) serta sabun pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair). (Apriana,
2013).

Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu
mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut
ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun
dari reaksi oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan
senyawa yang dapat menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi pada substrat
yang mudah teroksidasi dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal
bebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler dan penuaan dalam tubuh
manusia serta menangkal radikal bebas yang berasal dari polusi, radiasi dan asap
rokok. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki sistem
pertahanan antioksidan yang cukup, sehingga apabila terjadi paparan radikal

1
berlebihan, maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen (berasal dari luar).
(Muchtadi dalam Arsyad, 2014).

Berdasarkan sumbernya antioksidan dikelompokkkan menjadi dua, yaitu


antioksidan yang diperoleh secara alami 2 (antioksidan alami) dan sintetik
(antioksidan sintetik). didalam penelitian ini digunakan antioksidan alami yang
berasal dari ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera) . Indonesia memiliki kekayaan
keanekaragaman hayati yang luar biasa, yaitu sekitar 40.000 jenis tumbuhan, dari
jumlah tersebut sekitar 1300 diantaranya digunakan sebagai obat tradisional.
Salah satu jenis tumbuhan yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai obat
trandisional adalah Daun Kelor (Moringa Olieifera), yang berasal dari suku
Moringaceae (Moringaceae family). Di dalam daun Kelor mengandung zat aktif
yang berfungsi sebagai antioksidan yaitu berbagai jenis vitamin A, C, E, K, B1,
B2, B6, Vlaonoid, Alkaloid, Saponin, Tanin, dan Terpenoid (Kurniasih 2013).
Dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Bayi dan balita menggonsumsi daun
Kelor untuk masa pertumbuhan mereka. Selain itu, WHO juga menobatkan daun
Kelor sebagai pohon ajaib setelah melaukan studi dan menemukan bahwa Kelor
berjasa sebagai penambah kesehatan murah selama 40 tahun di negara-negara
termiskin di dunia. Berdsarkan National Institut of Health (NIH) pada 21 Maret
mengatakan, bahwa pohon Kelor telah digunakan sebagai obat oleh berbgai
kelompok etnis asli untuk mencegah atau mengobati lebih dari 300 jenis penyakit.

Dalam penelitian ini diharapkan sabun yang dihasilkan sesuai dengan standar
SNI dan produk yang dihasilkan minimal mendekati kualitas sabun padat yang
beredar dipasaran, dengan memperhatikan formula sediaan sabun padat tersebut
tetap dengan tata cara memproduksi sabun yang sesuai dengan SNI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas rumusan masalah dari penelitan ini adalah


“Bagaimana pemanfaatan daun kelor untuk pembuatan sabun”.

2
C.Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara membuat sabun
dari daun kelor.

D. Manfaat

1. Menambah alternatif dari sabun dan meningkatkan produk dari daun kelor
2. Mengetahui struktur atau karakteristik daun kelor
3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan teknologi pengolahan sabun yg telah
dipelajari di sekolah
4. Memajukan produk produk Indonesia
5. Menambah variasi dari sabun

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat disusun hipotesis sebagai


berikut daun kelor dapat dimanfaatkan menjadi produk sabun.

F. Kerangka Pikir

Kerangka berfikir kita saat ini adalah daun kelor sebagai bahan baku
pembuatan sabun.

Cara membuat sabun Sabun dari daun kelor


dari daun kelor

Tabel 1.1 Kerangka Pikir Penelitian

Berdasarkan Tabel 1.1 pembuatan sabun dari daun Kelor dimulai dari
pengumpulan data, bahan, dan alat yang digunakan untuk membuat sabun dari
daun Kelor. Dari bahan sederhana yang kita dapatkan maka penulis akan
melakukan percobaan untuk membuat sabun dari daun kelor.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Daun Kelor

Daun kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman perdu yang mengandung


flavonoid,saponin sitokinin,asam-caffeolylquinat dan mengandung asam lemak
tak jenuh seperti linoleat (omega 6) dan alfalinolenat (omega 3). Menurut
sejarahnya tanaman kelor mulai dimanfaatkan sekitar 2000 tahun SM atau 5000
tahun silam di India Utara. Selain di India, beberapa negara dengan peradaban
maju juga mengenal tanaman kelor sejak ribuan tahun silam, meskipun dengan
tujuan berbeda. Selama berabad-abad, tanaman kelor telah dibawa ke berbagai
daerah, mulai dari wilayah semi-tropis hingga tropis (Dendi Romi, dalam asal
usul daun kelor, sumeks, 2019).

Daun kelor mengandung Kelor (Moringa oleifera) salah satu jenis tanaman
yang sangat kaya akan zat gizi,beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan
menganalisis kandungan gizi daun kelor antara lain oleh Zakaria, dkk. dengan
mengambil daun muda (2 tangkai di bawah pucuk sampai tangkai 9 atau 10) dari
penelitian tersebut diperoleh protein (28,25%), Beta karoten (ProVitamin A)
11,93 mg, Ca (2241,19) mg, Fe (36,91) mg, dan Mg (28,03) mg (Zakaria et
al.,2012). Penelitian lanjutan tentang pembuatan formula bahan PMT pada balita
gizi kurang,juga menggunakan daun kelor muda sebagaisumber protein utama,
vitamin dan mineral(Zakaria et al., 2013).

Penelitian ini bertujuan untuk membuat produk baru yaitu sabun daun kelor
dan untuk mempelajari optimasi prosedur pembuatan sabun daun kelor dengan
mengamati kandungan sabun yang dihasilkan melalui pengamatan terhadap sifat
fisik,siat kimia dan daya terima dari sabun daun kelor. Dengan menggunakan
daun kelor yang memiliki tingkatkemanfaatan lebih tinggi dari daun lainnya.

4
B.Tinjauan Umum Sabun
Sabun adalah kosmetika paling tua yang dikenal manusia, dan merupakan

bahan pembersih kulit yang dipakai selain untuk membersihkan juga untuk

pengharum kulit. Sabun merupakan istilah umum untuk garam asam lemak rantai

panjang. Sabun adalah garam alkali karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat

hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar)

(Anggaraeni, 2014). Jenis sabun yang dikenal yaitu sabun padat (batangan) dan

sabun cair seperti pada gambar 1 berikut :

Sumber : Priyono, 2009

Menurut Agus Priyono (2009) macam macam jenis sabun dapat dijelaskan

sebagai berikut :

a. Shaving Cream

Shaving Cream disebut juga dengan sabun kalium. Bahan dasarnya adalah

minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1

b. Sabun Cair

Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan

minyak jarak dengan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun

dapat ditambahkan gliserin atau alkohol.

c. Sabun Kesehatan

Sabun kesehatan merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang

5
rendah, tetapi mengandung bahan bahan antiseptik, bahan bahan yang

digunakan dalam sabun ini adalah trisalisil anilida, trichloro carbonylida

dan sulfur.

d. Sabun Chip

Pembuatan sabun Chip tergantung pada tujuan konsumen didalam

menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan

beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun Chip dapat dibuat dengan

berbagai cara melalui pengeringan, menggiling atau mengahancurkan

sabun yang berbentuk batangan.

e. Sabun bubuk untuk mencuci

Sabun bubuk dapat diroproduksi melalui proses dry mixing. Sabun bubuk

mengandung berbagai macam komponen seperti sabun, soda ash, natrium

karbonat, natrium sulfat dan lain lain. Selain macam macam jenis sabun diatas,

Prawira (2008) menyatakan bahwa pada perkembangan selanjutnya bentuk sabun

dikelompokkan menjadi bermacam – macam seperti :

a. Sabun Cair

- Dibuat dari minyak kelapa


- Alkali yang digunakan adalah KOH
- Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar

Sumber : Priyono, 2009

6
b. Sabun lunak

- Dibuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau minyak


tumbuhan yang tidak jernih
- Alkali yang dipakai KOH
- Bentuk pasta dan mudah larut dalam air

Sumber: Priyono, 2009

c. Sabun Keras

- Dibuat dari lemak netral yang padat atau dari minyak yang
dikeraskan dengan proses hidrogenasi - Alkali yang dipakai NaOH
- Sukar larut dalam air

Sumber : Priyono, 2009

Prawira (2008) menyatakan bahwa dengan perkembangan yang


cukup pesat. dalam dunia industri dimungkinkan adanya penambahan
bahan – bahan lain kedalam sabun sehingga mengahsilkan sabun
dengan sifat dan kegunaan baru. Bahan-bahan yang ditambahakan
misalnya :

a. Sabun Kesehatan

- TCC (Trichloro Carbonilide)


- Hypoallergenic blend, untuk membersihkan lemak dan jerawat
- Asam salisilat sebagai fungisida
- Sulfur, untuk mencegah dan mengobati penyakit kulit

b. Sabun Kecantikan

- Parfum, sebagai pewangi dan aroma terapi


- Vitamin E untuk mencegah penuaan dini
- Pelembab
- Hydroquinon untuk memutihkan dan mencerahkan kulit.

7
c. Shampoo

- Diethanolamine (HOCH2CH2NHCH2CH2OH) untuk


memperthankan pH
- Lanolin sebagai conditioner
- Protein untuk memberi nutrisi pada rambut

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang kami lakukan adalah eksperimen atau


percobaan. Rancangan ini mengidentikkan pada praktik untuk mengetahui dan
melibatkan beberapa percobaan untuk membuat sabun dari daun kelor.

B. Alat dan Bahan Membuat Sabun Daun Kelor

1. Alat :
a. Gelas Bekker 500 mL

b. Pemanas Kaki 3 (Lampu Spritus, Kassa)/Strirer/Kompor

c. Gelas Ukur

d. Batang Pengaduk

e. Termometer

f. Masker

g. Cetakan

h. Sarung Tangan

2. Bahan :
a. VCO

b. Gliserin

c. PG (Propylene Gycol)

d. NaOH

e. Sorbitol

f. Pewarna

9
g. Pewangi

h. TEA

i. EDTA

j. Garam Sulfat

k. Asam Stearat

l. Alkohol

m. Daun Kelor

C. Cara Membuat Sabun Mandi Transparan

LANGKAH 1

Tuang 5gr NaOH ke dalam air 10ml suling untuk membuat larutan Alkali,
biarkan suhu turun sampai 50 derajat

LANGKAH 2

Campur VCO Sebanyak 25mL, Kemudian panaskan sampai suhu


50Derajat, Tambahkan sebanyak 10gr Asam Stearat, Biarkan larut

LANGKAH 3

Bila suhu larutan Alkali pada langkah pertama telah turun hingga 50
derajat C maka campurkan dengan campuran minyak yang telah didihkan.

LANGKAH 4

Lakukan pemanasan sabun hingga mencapal akhir proses saponifikasi Jika


telah selesai, tuangkan alcohol sebanyak 20ml aduk rata, tambahkan
gliserin sebanyak 20ml Tuang secara perlahan-lahan dan pastikan
pemanasan sabun ini jangan sampai terlalu panas agar alkohol tidak
mudah menguap.

LANGKAH 5

Biarkan campuran sabun ini sekitar 30 menit hingga suhunya mencapai 30


derajat C. Jangan lupa untuk menutup wadah tersebut dalam keadaan
kedap udara agar alkohol tidak akan menguap.

10
LANGKAH 6

Setelah 30 menit tambahkan larutan gula atau sorbitol sebanyak 50ml,


aduk rata tambahkan PG (Propylene Glycol) Sebanyak 25ml, tambahkan
TEA 2 ml, garam sulfat 0,2 gr. EDTA 0,2gr, Aduk perlahan. Sambil
dipanaskan hingga terlihat cairan bening dan semua tercampur rata,
Hingga Suhu 90 Derajat

LANGKAH 7

Test untuk transparansi sabun menggunakan gelas beku dari freezer dan
balik gelas ini. Tuangkan sekitar satu sendok makan sabun di bagian
bawah. Larutan sabun panas selalu transparan, sehingga cara untuk menilai
sabun telah transparan atau belum dengan mendinginkan sabun transparan
ini diatas gelas beku, sehingga proses pendinginan sabun akan cepat.

LANGKAH 8

Jika test transparan sabun ini tidak sesual yang diharapkan di mana sabun
blur / buram,tambahkan larutan gula. Catatan, ulangi maksimal dua kali,
dan jangan menambahkan pelarut terlalu banyak, karena bisa
menyebabkan berkeringat dan sebaliknya. Jika sabun masih buram, beralih
dengan menambahkan alkohol atau gliserin.

LANGKAH 9

Ulangi langkah 7 dan 8 sampai sabun mencapai transparan yang sesuai

LANGKAH 10

Bila Anda telah puas dengan larutan sabun transparan yang dihasilkan,
tambahkan pewarna dan aroma. Perhatian, warna dapat mempengaruhi
transparansi sabun, Kabar baiknya adalah bahwa Anda dapat
menggunakan pewarna makanan.

LANGKAH 11

Tuangkan sabun mandi transparan ke dalam cetakan. Ketika menuangkan,


gelembung kecil akan muncul, hilangkan gelembung ini Dengan
menyemprotkan alcohol, menggunakan botol spray. Jika Ingin memasukan
logo atau foto, Tuang sedikit cairan ke cetakan, biarkan. membeku lalu
masukan foto/logo yang diinginkan, lalu tuangkan lagi perlahan hingga
cetakan penuh, Masukkan cetakan ke dalam lemari es.

11
LANGKAH 12

Setelah 1 hingga 2 jam, keluarkan cetakan dari lemari es dan simpan selama 4
minggu, setelah itu anda dapat menggunakannya sebagai sabun mandi.

Membuat sabun mandi transparan sedikit lebih sulit dari pada membuat
sabun mandi biasa, bila salah sedikit sabun mandi yang dihasilkan tidak akan
transparan malah akan blur jadi perhatikan baik-baik bahan dan cara membuat
sabun mandi transparan ini.

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yaitu tahap pengupasan, tahap pelunakan, tahap
pengujian hasil pembuatan, tahap pengamatan dan tahap analisis data.

E. Kriteria Desain
Kriteria desain yang di gunakan dalam pembuatan sabun dari daun kelor
yakni berkapasitas 60g dan daun kelor juga memiliki kandungan penting
lainnya seperti kalsium, kalium, zat besi, magnesium, fosfor, seng, serta
rendah kalori. Semua senyawa tersebut sangat diperlukan bagi kesehatan
tubuh. Daun kelor ini memiliki banyak kandungan kalium dan
antioksidan.Selain beragam nutrisi di atas, daun kelor juga mengandung
vitamin B, serat, fosfor, selenium, zinc, dan tembaga. Daun kelor juga
mengandung banyak antioksidan, seperti polifenol.

F. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di SMA NEGERI 1 LUBUKLINGGAU, waktu
penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2021 sampai dengan 19
Oktober 2021.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Tanaman kelor dikenal sebagai tanaman multi guna, padat nutrisi dan
bekhasiat obat. Mengandung senyawa alami yang lebih banyak dan berangam
dibandingkan jenis tanaman lainnya yang ada. proses pembuatan sabun
dikenal dengan istilah saponifikasi. Saponifikasi merupakan reaksi hidrolisis
asam lemak oleh adanya basa (NaOH). Penambahan ekstrak daun kelor sangat
berpengaruh terhadap kualitas sabun mandi padat meliputi warna, aroma, daya
buih. Semakin tinggi penambahan ekstrak daun kelor maka sabun mandi padat
memiliki warna kuning.

1. Proses pembuatan sabun daun kelor pertama-tama yang harus dilakukan


adalah tuang 5gr NaOH ke dalam air 10ml suling untuk membuat larutan
Alkali, biarkan suhu naik sampai 50 derajat
2. Lalu campur VCO Sebanyak 25mL, Kemudian panaskan sampai suhu 50
derajat, Tambahkan sebanyak 10gr Asam Stearat, Biarkan larut
3. Bila suhu larutan Alkali pada langkah pertama telah 50 derajat C maka
campurkan dengan campuran minyak yang telah didihkan.
4. Lakukan pemanasan sabun hingga mencapai akhir proses saponifikasi.
Jika telah selesai, tuangkan alcohol sebanyak 20ml aduk rata, tambahkan
gliserin sebanyak 20ml Tuang secara perlahan-lahan dan pastikan
pemanasan sabun ini jangan sampai terlalu panas agar alkohol tidak
mudah menguap.
5. Biarkan campuran sabun ini sekitar 30 menit hingga suhunya mencapai 30
derajat C. Jangan lupa untuk menutup wadah tersebut dalam keadaan
kedap udara agar alkohol tidak akan menguap.
6. Setelah 30 menit tambahkan larutan gula atau sorbitol sebanyak 50ml,
aduk rata tambahkan PG (Propylene Glycol) Sebanyak 25ml, tambahkan

13
TEA 2 ml, garam sulfat 0,2 gr. EDTA 0,2gr, Aduk perlahan. Sambil
dipanaskan hingga terlihat cairan bening dan semua tercampur rata,
Hingga Suhu 90 Derajat
7. Test untuk transparansi sabun menggunakan gelas beku dari freezer dan
balik gelas ini. Tuangkan sekitar satu sendok makan sabun di bagian
bawah. Larutan sabun panas selalu transparan, sehingga cara untuk menilai
sabun telah transparan atau belum dengan mendinginkan sabun transparan
ini diatas gelas beku, sehingga proses pendinginan sabun akan cepat.
8. Jika test transparan sabun ini tidak sesual yang diharapkan di mana sabun
blur buram,tambahkan larutan gula. Catatan, ulangi maksimal dua kali,
dan jangan menambahkan pelarut terlalu banyak, karena bisa
menyebabkan berkeringat dan sebaliknya. Jika sabun masih buram, beralih
dengan menambahkan alkohol atau gliserin.
9. Ulangi langkah 7 dan 8 sampai sabun mencapai transparan yang sesuai
10. Bila Anda telah puas dengan larutan sabun transparan yang dihasilkan,
tambahkan pewarna dan aroma. Perhatian, warna dapat mempengaruhi
transparansi sabun, Karena kita ingin membuat sabun daun kelor,
masukkan ekstrak daun kelor.
11. Tuangkan sabun mandi transparan ke dalam cetakan. Ketika menuangkan,
gelembung kecil akan muncul, hilangkan gelembung ini Dengan
menyemprotkan alcohol, menggunakan botol spray. Jika Ingin memasukan
logo atau foto, Tuang sedikit cairan ke cetakan, biarkan. membeku lalu
masukan foto/logo yang diinginkan, lalu tuangkan lagi perlahan hingga
cetakan penuh, Masukkan cetakan ke dalam lemari es.
12. Setelah 1 hingga 2 jam, keluarkan cetakan dari lemari es dan simpan
selama 4 minggu, setelah itu anda dapat menggunakannya sebagai sabun
mandi.

14
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian,penambahan ekstrak daun kelor sangat
berpengaruh terhadap kualitas sabun, meliputi warna, aroma, daya buih dan
pH tetapi tidak berpengaruhterhadap tekstur. Semakin tinggi penambahan
ekstrak daun kelor maka sabun mandi padat memiliki warna kuning,
beraromamenyengat, danmemiliki pH yang tinggi.

B. Saran
Dalam pembuatan sabun disarankan bahwa dengan proses saponifikasi harus
dipucatkan terlebih dahulu, karena mengandung zat warna karotenoid. Dan pada
proses pembuatan sabun, temperatur dan kecepatan pengadukan harus
diperhatikan karena berpengaruh terhadapproduk sabun yang dihasilkan. Sabun
yang memiliki banyak busa semakin baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

10 Manfaat Daun Kelor Bagi Kesehatan. (2019, July 26). (DokterSehat.com) Retrieved
from pkupang.bppsdmp.pertanian.go.id.

Wisnu Arto Subari. Manfaat Daun Kelor yang Jarang Diketahui. (2020, April 18).
Retrieved from m.mediaindonesia.

Gunawan, H. (2018). Analisis Kandungan Alkali Bebas dalam Bentuk Na2O pada sabun
mandi.

Pardede, R. (2017). Penentuan Bilangan Asam dan Kadar Asam Lemak Bebas di Dalam
Minyak Zaitun.

Risna Halidi, D. R. (2021). Klaim Ragam Manfaat Sabun Daun Kelor. Retrieved January
16, 2022, from www.suara.com.

S Rosyidah, R. B. (2020). Uji Mutu Sabun Dengan Substitusi Bubuk Daun Kelor. Jurnal
Ilmiah JOPHUS: Journal Of Pharmacy UMUS 1.

Shintia Susanti Toripah, J. A. (2014). Aktivitas Antioksidan dan Kandungan Total


Felonik Ekstrak Daun Kelor (moringa oleifera lam).

Suci Rahmadani, S. (2019, December 18). Berbagai Manfaat Serta Khasiat Daun Kelor
Untuk Kesehatan. Retrieved from kebun petani.

16
LAMPIRAN

17
18

Anda mungkin juga menyukai