BAB I........................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan .......................................................................................... 1
BAB II ...................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3
2.1 Karbol .......................................................................................................... 3
2.2 Arpus ........................................................................................................... 3
2.3 Soda Api (NaOH) .......................................................................................... 4
2.4 Kamfer ......................................................................................................... 5
BAB III ..................................................................................................................... 7
METODE PERCOBAAN............................................................................................ 7
3.1 Alur Skema Percobaan ................................................................................. 7
3.2.1 Alat : .................................................................................................. 9
3.2.2 Bahan : ............................................................................................... 9
BAB IV ................................................................................................................... 13
DATA HASIL PECOBAAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 13
4.1 Data Hasil Pecobaan .................................................................................... 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 13
4.2.1 Mohamad Fajar Setiawan ................................................................... 13
BAB V .................................................................................................................... 15
PENUTUP ............................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 15
5.2 Saran ......................................................................................................... 15
LAMPIRAN ............................................................................................................ 17
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KARBOL
LAPORAN PRAKTIKUM PEMBUATAN KARBOL
BAB I
PENDAHULUAN
TEKNIK KIMIA
TEKNIK KIMIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbol
2.2 Arpus
Getah pohon pinus di olah melalui proses penyulingan akan menghasilkan minyak
pinus yang dinamakan pine oil dan residunya dinamakan arpus
/gondorukem/gumrosin/siongka. Bentuk arpus mirip bongkahan batu berwarna coklat
TEKNIK KIMIA
kekuninga-kuningan mudah pecah. Arpus inilah sebagai bahan utama sekaligus sebagai
bahan aktif pembuatan karbol atau kreolin. Arpus mengandung desinfektan cocok
untuk pembersih lantai sekaligus pembunuh kuman, bakteri dan jamur sehingga kita
terhindar penyakit. Minyak pinus (pine oil) juga berfungsi sebagai desinfektan dan juga
sebagai antiseptic.
Gondorukem (arpus) merupakan senyawa kompleks yang terdiri dari 80% - 90%
asam-asam resin dan sekitar 10% bahan netral. Asam-asam resin ini terbagi dalam dua
golongan, yaitu tipe abietat dan tipe pimarat. Tipe abietat terdiri dari asam abietat,
levopimarat, neoabietat, palustrat, dehidroabietat dan asam tetraabietat, sedangkan tipe
pimarat terdiri dari asam pimarat, isopimarat danasam isopimarat, di mana rumus
empiris kedua tipe asam tersebut sama, yaitu C20H30O2 (Kirk-Othmer, 2005). Tipe
asam pimarat yang ada dalam gondorukem Indonesia meliputi asam sandara copimarat
dan isopimarat, sedangkan tipe asam abietat meliputi asam abietat, asam palustrat,
asam dehidroabietat, asam neoabietat dan asam merkusat yang merupakan ciri khas
gondorukem dari Pinus merkusii
Tingkat kelarutan senyawa natrium hidroksida di dalam air cukup tinggi. Pada
suhu 0 C, kelarutan natrium hidroksida berada pada kisaran 418 g/L. Pada suhu 20 C,
kelarutan natrium hidroksida berada pada kisaran 1150 g/L.Jika dilihat dari data diatas,
kita dapat menyimpulkan bahwa senyawa ini memiliki tingkat kelarutan yang sangat
tinggi. Selain itu, ada beberapa fakta-fakta penting dari natrium hidroksida yang perlu
TEKNIK KIMIA
kamu ketahui, berikut ini fakta-fakta penting dari Natrium Hidroksida ( NaOH ) :
6) Tingkat Kelarutan Dalam Air : Suhu 0 C , 418 gr/L. Suhu 20 C , 1150 gr/L
2.4 Kamfer
Kamper terutama dibuat dari minyak terpentin. Pohon kamper merupakan tanaman
asli Cina, Taiwan, dan Jepang. Pohon lain yang menghasilkan kamper adalah
Dryobalanops camphora, dengan kamper yang diekstrak dari pohon ini dikenal sebagai
kamper Kalimantan. Di bagian lain Asia, kamper sebagian diperoleh dari pohon
camphor basil. Kamper dengan mudah dikenali dari aromanya yang kuat dan
digunakan untuk berbagai macam pengobatan tradisional. Minyak kamper putih
memiliki kandungan safrol rendah sehingga secara luas digunakan untuk tujuan
pengobatan. Kamper pada dasarnya dikenal memiliki sifat anti-inflamasi, analgesik,
TEKNIK KIMIA
Minyak kamper sering digunakan untuk meringankan nyeri otot dan sendi karena
efek analgesik yang dimilikinya. Saat dioleskan pada kulit, minyak kamper pertama
mendinginkan daerah yang terkena dan kemudian menghangatkan dengan
meningkatkan aliran darah. Kamper juga merangsang ujung saraf perifer, yang pada
gilirannya membantu mengurangi rasa sakit dan gatal. Minyak atau pasta kamper dapat
dioleskan untuk mengurangi rasa sakit dan kekakuan sendi yang disebabkan oleh
osteoarthritis, rematik, keseleo, dan memar.
2. Melegakan Tenggorokan
TEKNIK KIMIA
BAB III
METODE PERCOBAAN
Memasukan kamfer kristal dalam pine oil dalam beaker glass 250 ml
sambil diaduk hingga larut sempurna (Campuran B)
TEKNIK KIMIA
TEKNIK KIMIA
3.2.1 Alat :
Penumbuk 2 buah
Spatula 2 buah
Corong 1 buah
3.2.2 Bahan :
NaOH 5 gram
Air 1000 ml
TEKNIK KIMIA
Gambar 3.3.1 Beaker glass 100ml Gambar 3.3.2 Beaker glass 200ml
TEKNIK KIMIA
TEKNIK KIMIA
TEKNIK KIMIA
BAB IV
1 pH 9 ( asam )
4.2 Pembahasan
Pada proses pembuatan karbol bahan utama yang di gunakan ialah arpus atau
gondorukem yang merupakan residu pine oil. Arpus dalam hal ini berfungsi
sebagai desinfektan yang cocok untuk pembersih lantai sekaligus pembunuh
kuman, bakteri dan jamur sehingga kita terhindar penyakit. Selain arpus digunakan
juga bahan-bahan lainnya antara lain kamfer yang berfungsi sebagai antimikroba
juga sebagai pelega tenggorokan. kemudian ada juga NaOH yang berfungsi sebagi
basa kuat pelarut arpus selain itu NaOH juga berfungsi menaikkan pH kamfer
TEKNIK KIMIA
Dari hasil percobaan pembuatan karbol yang kami lakukan, didapatkan massa
bersih karbol sebesar 939 gram dan volume karbol sebanyak 1150 ml. Jika kita
menghitung massa jenisnya secara teoritis maka diperoleh massa jenis karbol
sebesar 0.82 gr/ml yang berarti massa jenis karbol lebih kecil dari masa jenis air
(1 gr/ml). Kemudian setelah menganalisa pH karbol menggunakan pH universal di
dapatkan pH karbol yaitu 9 (basa), dimana pH karbol pada umumnya ialah 8 - 9.
Sifat basa pada karbol ini disebabkan oleh penambahan NaOH sebagai basa kuat
dan sifat basa ini lah yang membuat karbol mudah untuk membersihkan lemak
atau minyak yang menempel pada lantai. Pada prosesnya kami menggunakan
metode pemanasan untuk mempercepat laju reaksi, namun produk yang kami
hasilkan berwarna putih susu dimana seharusnya warna karbol yang menggunakan
metode pemanasan ialah seperti minyak. Kami mengindikasi kemungkinan
penyebab ketidaksesuaian warna ialah karna proses pemanasan kami yang kurang
maksimal dan juga terlalu terburu buru melakukan penyaringan sebelum endapan
mengendap sempurna.
Tekstur karbol yang yang di dapatkan ialah encer dan lengket serta terdapat
gumpalan endapan (sebelum penyaringan). Gumpalan ini terjadi karena larutan
yang terlewat jenuh sehingga menyebabkan arpus tidak terlarut sempurna. Aroma
yang dihasilkan karbol dominan pada aroma alami pine oil sehingga nyaman jika
dihirup dan tidak menyebabkan sesak nafas. Setelah hasil karbol didiamkan selama
± 1 hari ternyata terbentuk endapan pada bagian bawah, hal ini membuktikan
bahwa arpus tidak terlarut sempurna. Jika terdapat endapan pada larutan karbol,
maka sebelum menggunakannya sebaiknya larutan dikocok terlebih dahulu agar
arpus dapat terdispersi secara merata pada larutan
TEKNIK KIMIA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pembuatan karbol atau kreolin didapatkan pH karbol ialah 9
(basa), Kemudian massa akhir karbol (tanpa endapan) ialah 939 gram sedangkan massa
endapan karbol adalah 69,35 gram. Volume akhir karbol yang di hasilkan sebanyak 1150 m,
kemudian tekstur yang terbentuk ialah larutan encer berwarna putih susu dan sedikit
lengket jika terkena tangan. Terakhir aroma yang dihasilkan dominan pada aroma pine oil
yang merupakan aroma alami
5.2 Saran
TEKNIK KIMIA
DAFTAR PUSTAKA
TEKNIK KIMIA
LAMPIRAN
TEKNIK KIMIA