Anda di halaman 1dari 3

Review jurnal korosi

Devinisi dari korosi :


Degradasi logam oleh reaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya yaitu atmosfer, fluida, temperatur,
tekanan dan tegangan
Proses suatu logam mengalami reaksi oksidasi di udara bebas
Reaksi redoks antara logam dengan zat yang disekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki.
Seangkan Korosi sendiri adalah salah satu proses dasar alami/ kecenderungan material yaitu selalu akan
kembali ke bentuk asal / keadaan stabil, bisa dikatakan peristiwa perusakan atau degradasi material logam
akibat bereaksi secara kimia dengan lingkungan
Sedangkan para pakar berpendapat bahwa korosi ialah perusakan material tanpa pengrusakan, artinya
material dapat rusak dengan sendirinya karena adanya korosi, dan pakar lain menyebutk korosi adalah sistem
thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara , air , tanah) yang berusaha mencapai kesetimbangan

yang mempengaruhi korosi di Indonesia


1. Indonesia berada pada geografis dimana di lewati oleh garis katulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki 3
musim :
 Iklim muson
 Iklim panas dengan suhu 26°C - 31°C
 Dan iklim laut yang mengakibatkan udara lembab berkisar antara 70-90% dan mengandung garam (NACI)
2. Lingkungan insdustri motor yang mengakibatkan polusi udara ( sox, co, nox,hujan asam)
Kombinasi dari iklim dan lingkungan tersebut membuat Indonesia menghasilkan kondisi unik atau khusus
dilihat dari korosi , yaitu sangat lembab dan korosif
yang menyebabkan korosi perlu di pelajari ialah , untuk nilai yang kecil korosi tidaklah membahayakan atau
merugikan, namun untuk skala besar sangat merugikan , bahkan membahayakan. Contohnya saat jembatan
mengalami korosi besar, korosi dapat mengikis kekuatan penyangga jembatan sehingga jika erus di biarkan
maka jembatan tersebut akan ambruk atau pipa gas yang di tanam mengalami korosi besar, pipa tersebut bisa
bocor karena adanya korosi, sehingga dapat meledak kapan saja dan membahayakan manusia serta
menyebabkan kerugian secara materi. Dampak kerugian di amerika pada tahun 2002 ( permesinan , insdustri ,
infrastruktur , transportasi) sebesar miliar US $276, sedangkan di Indonesia tidak pernah ada data akurat

Faktor yang mempengaruhi korosi :


1. Factor internal
 Kemurnian bahan
 Struktur bahan
 Struktur Kristal
 Unsur-unsur pengotor bahan
 Teknik pencampuran bahan
 Dan sebagai intinya ialah keadaan material itu sendiri
2. Factor eksternal
 Adanya oksigen terlarut pad elektrolit
 Karbondioksida terlarut
 Ph
 Temperature tinggi
Proses terjadinya korosi
→ Logam besi teroksidasi sehingga menghasilkan ion Fe2 dan electron . Fe(s) ↔ Fe2+(aq)+ 2e
→ Selanjutnya elektron yang dihasilkan akan mengalir menuju katoda yang akan mereduksi oksigen dan ion
H+ diudara bebas sehingga menghasilkan air
→ Air tersebut lalu bereaksi kembali dengan oksigen dan membentuk OH
O2(g) + 2 H2O (l) + 4e ↔ 4 OH – ( aq) E= + 0,40 v

Upaya untuk mencegah korosi :


 Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisinya
 Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya
 Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air lumpur dan zat korosif lainnya
 Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
 Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan

Berdasar pada elektrokimia


Harus ada 4 elemen korosi elektrokimia yaitu:
 Anoda
 Katoda
 Kontak antara anoda katoda
 Larutan elektrolit sebagai penghantar
Macam Bentuk Korosi
1) GENERAL CORROSION adalah serangan korosi yang cenderung kepada pengecilan ketebalan secara uniform
2) ATMOSPHERIC CORROSION adalah korosi yang disebabkan oleh udara yaitu uap dan kelembapan
3) GALVANIC CORROSION, terjadi bila 2 logam yang berbeda berada dalam satu elektrolit, dimana logam yg lbh
anodik akan terkorosi
4) STRAY CURRENT CORROSION biasanya pada tangki atau pipa yang tertanam ditanah terjadi karena adanya
arus non prediksi /liar
5) FILIFORM CORROSION terjadi dibawah lapisan coating dalam bentuk terdistribusi acak layaknya filamen
6) INTERGRANULAR CORROSION, biasa terjadi pada stainless steel akibat pendinginan lambat setelah pengelasan
7) DEALLOYING, merupakan korosi selektif satu atau beberapa komponen dari larutan padat atau elemen
paduan yg berpisah dari logam membentuk butiran tersendiri
8) EROSION adalah korosi akibat aliran fluida, biasa terjadi pada sudu pompa, belokan pipa yg terdapat aliran
berkecepatan tinggi atau turbulensi.
9) FREETING, kerusakan permukaan akibat gerakan relatif (gesekan) antara 2 permukaan disertai adanya
tekanan atau osilasi
10) CAVITATION , sering dialami popeler kapal akibat terbentuknya gelembung udara pada air karena perubahan
tekanan mendadak dan menerus pada lokasi tertentu.
11) STRESS CORROSION terjadi akibat tegangan tarik, tegangan sisa atau tegangan kerja pada tiap material
berbeda tergantung kondisi lingkungannya.
12) HYDROGEN DAMAGE,terjadi jika ada hydrogen pada logam akibat proses pengelasan
DERET VOLTA
Deret volta ialah merupakan suatu deret yang menyatakan unsur-unsur logam berdasarkan potensial
elektrode standarnya. Maka, kegunaan dari derett volta ini yakni untuk suatu acuan mengenai apakah logam
bisa bereaksi dengan ion logam lain.
Deret Volta:
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn[H2o]-Zn-Cr-Fe-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-[H]-Cu-Hg-Ag-Pt-Au

Sifat-Sifat Umumnya :
 Logam bagian kiri memiliki EO sel bertanda negatif
 Logam bagian kanan memiliki EO sel bertanda positif
 Semakin kekiri kedudukan logam semakin reaktif ( semakin mudah melepas electron)
 Semakin kekiri kedudukan logam semakin mudah mengalami korosi
 Semakin kekanan kedudukan logam semakin kuat mencegah korosi
 Semakin kekanan kedudukan logam semakin kurang reaktif
 Logam sebelah kiri dapat mengusir atau mendesak atau mereduksi logam sebelah kanan sehingga
reaksi dapat berlangsung (spontan)
 Logam sebelah kanan tidak dapat mengusir atau mendesak atau mereduksi logam sebelah kiri
sehingga raksi tidak dapat berlangsung (tidak spontan)

Pereduksi dan pengoksidasi pada derel volta


Pereduksi dalam reaksi redoks ialah merupakan suatu bagian kimia yang bersifat reduktor (oksidasi) dan
mengalami oksidasi.
Nah, dalam pereduksi sel volta pereduksi paling kuat adalah yang mempunyai Eºsel paling negatif dan terletak
paling kiri dalam derett volta.
dalam Pengoksidasi pada reaksi redoks yakni merupakan suatu bagian kimia yang bersifat oksidator (reduksit)
dan mengalami reduksi. Jadi, Eºselnya bertanda positif.
Potensial Sel Standar (E°sel)
Keberadaan arus listrik dalam bentuk aliran elektron dalam sel volta diakibatkan dengan adanya perbedaan
potensial dari antara dua elektroda, yang juga masih dikenal dengan sebutan potensial sel (keledai) atau gaya
gerak listrik (EMF).
Kemudian untuk mengukur Potensi sel yang berada dalam kondisi yang normal/standar dengan (suhu 25 ° C
dan juga konsentrasi masing-masing produk dan reagen dalam larutan 1 M dan juga memiliki tekanan gas
pada masing-masing produk dan reagen 1 atm) dikenal juga dengan sebutan potensial sel standar (sel E °).
Kemudian perhitungan dari pada nilai potensial sel sama dengan perbedaan potensial antara kedua elektroda.
Berdasarkan perjanjian tersebut, potensial elektroda standar berhubungan dengan potensial reaksi reduksi

Reaksi Redoks Spontan

Reaksi redoks spontan bisa diprediksikan oleh nilai potensial reaksi redoks. Dimana Nilai dari potensial reaksi
redoks setara terhadap nilai potensial sel, yakni perbedaan antara potensial reduksi katoda (reaksi reduksi)
dan potensial reduksi anoda (reaksi oksidasi).

Jika potensi reaksi positif, reaksi redoks terhadap pembentukan produk terjadi secara spontan.

REDOKS SPONTAN : E°REDOKS > 0

Anda mungkin juga menyukai