Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMPONEN SIMETRIS DAN GANGGUAN


PROTEKSI TENAGA LISTRIK

DISUSUN OLEH :
ACHYAR MAULANA PRATAMA (1206201422)

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga
Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga
listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh karena itu, jaringan distribusi
merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat. Sistem transmisi
memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu
pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius

dalam

perencanaannya.
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan gangguan yang dapat
mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah
penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem
penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam
peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang
menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.
Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa merupakan salah satu permasalahan
yang mungkin timbul dalam pengoperasian transformator daya dalam sebuah Gardu Induk.
Gangguan yang disebabkan oleh adanya hubung singkat menimbulkan banyak kerugian,
kerugian pada sistem transmisi kelistrikan maupun kerugian di pihak konsumen energi listrik.
Salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan cara memasang peralatan
pengaman pada transformator. Relai arus lebih merupakan relai proteksi yang bekerja dengan
Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa
menimbulkan arus gangguan hubung singkat yang besarnya melebihi setting arus pada relai
arus lebih, sehingga relai arus lebih memicu Pemutus Tenaga bekerja sesuai dengan setting
waktu yang diterapkan, sehingga resiko kerusakan pada sistem kelistrikan dapat dihindari.

BAB II
2

PEMBAHASAN
A. Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan
peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan
lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. proteksi transmisi tenaga
listrik adalah proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi
tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat
disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman.
1. Tujuan Proteksi Sistem Tenaga Listrik
a) Mencegah kerusakan peralatan yang terganggu, maupun peralatan yang dilewati
oleh arus gangguan.
b) Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin.
c) Mencegah meluasnya gangguan.
2. Persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem
proteksi yang efektif
a) Selektivitas
b) Stabilitas
c) Kecepatan Operasi
d) Sensitivitas (kepekaan)
e) Pertimbangan ekonomis
f) Realiabilitas (keandalan)
g) Proteksi Pendukung
3. Perangkat Proteksi
a) Relay Pengaman
Sebagai elemen pengukur untuk mendeteksi gangguan.
b) Pemutus Tenaga (PMT) / Circuit Breaker (CB)
Sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang
terganggu.
c) Trafo Arus dan Trafo Tegangan
Mengubah besarnya arus atau tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder
(Relay).
d) Batere / Aki
Sebagai sumber tenaga untuk mentripkan PMT dan catu daya untuk relay static dan
relay bantu.
e) Wiring
Untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga menjadi satu
sistem.
4. Relay
3

Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
Koil
: lilitan dari relay
Common : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)
Kontak : terdiri dari NC (Normally Closed), yaitu saklar dari relay yang dalam
keadaan normal(relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Dan NO
(Normally Open), yaitu saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.
Jenis jenis Relay Proteksi
No
1

Nama Relay
Relay jarak (distance relay)

Fungsi Relay
Untuk mendeteksi gangguan 2 fasa
atau 3 fasa di muka generator sampai

Relay periksa sinkron

batas jangkauannya.
Pengaman Bantu generator untuk
mendeteksi persaratan sinkronisasi

Relay tegangan kurang (under

(parallel).
Mendeteksi turunnya tegangan sampai

voltage relay)

dibawah harga yang di izinkan (relay


ini bekerja apabila sebelum rele loss of

Relay daya balik (reverse power

field bekerja)
Untuk mendeteksi daya balik,

relay)

sehingga mencegah generator bekerja

sebagai motor.
Relay kehilangan medan penguat Untuk mendeteksi kehilangan medan

penguat generator.
Untuk mendeteksi arus urutan negatif

Relay fasa urutan negatif

yang disebabkan oleh beban tidak


seimbang pada batas-batas yang tidak
7

Relay arus lebih seketika (over

diizinkan
Untuk mendeteksi besaran arus yang

current relay instanteneous)

melebihi batas yang ditentukan dalam

Relay arus lebih dengan waktu

waktu seketika.
Untuk mendeteksi besaran arus yang
4

tunda (time over current relay)

melebihi batas dalam waktu yang

Relay penguat lebih (over

diizinkan.
Untuk mendeteksi penguat lebih pada

10

excitation relay)
Relay tegangan lebih

generator.
bila terpasang di titik netral generator atau
trafo tegangan yang di hubungkan
segitiga terbuka untuk mendeteksi
gangguan stator hubungan tanah.
bila terpasang pada terminal generator

11

12
13

14

15

Relay keseimbangan tegangan

untuk mendeteksi tegangan lebih.


Untuk mendeteksi hilangnya tegangan

(voltage balanced relay)

dari trafo tegangan pengatur tegtangan

Relay waktu (time delay)


Relay stator gangguan tanah

otomatis (AVR dan relay).


Untuk memperlambat waktu.
Untuk mendeteksi kondisi a sinkron

(stator ground fault relay)

pada generator yang sudah paralel

Relay kehilangan sinkronisasi

dengan sistem.
Untuk mendeteksi kondisi a sinkron

(out of step relay)

pada generator yang sudah paralel

Relay pengunci (lock out relay)

dengan sistem.
Untuk menerima signal trip dari relayrelay proteksi dan kemudian
meneruskan signal trip ke PMT, alarm

16

Relay frekuensi (frekuensi relay)

dan peralatan lain serta mengunci.


Mendeteksi besaran frekuensi
rendah/lebih di luar harga yang

17

Relay diferensial (diferensial

diizinkan.
Untuk mendeteksi gangguan

relay)

hubungan singkat pada daerah yang


diamankan.

B. Komponen Simetris
C.L. Fortescue pada tahun 1918 telah membahas cara menangani rangkaian fasa
majemuk poly-phase (berfasa banyak) tak seimbang dalam suatu sidang American Institute
5

of Electrical Engineers. Setelah sidang tersebut, metode komponen simetris menjadi


diperhitungkan dikala adanya penelitian atau penulisan artikel yang terkait. Dengan metode
komponen simetris ini gangguan tak simetris pada bagian sistem transmisi dapat dianalisa
seperti gangguan hubung singkat (short circuit), impedansi dari satu atau dua saluran ke
tanah, impedansi antar saluran, penghantar yang terbuka.
Teorema yang dikemukakan oleh Fortescue telah membuktikan bahwa suatu sistem
tenaga yang tidak seimbang yang terdiridari n fasor yang berhubungan (related) dapat
diuraikan menjadi n buah sistem dengan fasor seimbang yang dapat disebut dengan
komponen-komponen simetris (symetrical components) dari fasor aslinya. N buah fasor
pada setiap himpunan komponennya adalah sama panjang, dan sudut diantara fasor yang
saling bersebelahan dalam himpunan itu memiliki besay yang sama. Walaupun metode ini
berlaku untuk setiap sistem fasa majemuk tak seimbang, materi akan dibatasi hanya sampai
pada sistem tiga fasa saja.
Gangguan yang sering terjadi pada sistem tenaga biasanya disebabkan oleh gangguan
asimetris, yang dapat menyebabkan tegangan dan arus menjadi tidak seimbang. C.L.
Fortesque telah membuktikan bahwa sistem tenaga listrik yang tidak seimbang dapat
berasala dari tegangan dan arus yang tidak seimbang antar fasanya, hal ini dapat
dipecahkan menjad tiga komponen simetris dari sistem tiga fasa yang seimbang. Berikut
adalah pembagian dari tiga komponen simetris tersebut :
1. Komponen urutan positif (positive sequence components)
Merupakan komponen simetris yang terdiri dari tiga fasor yang sama besarnya, terpisah
120, serta memiliki urutan fasa yang sama seperti urutan fasor aslinya. Saat sistem
tenaga dalam keadaan normal, terdapat arus dan tegangan urutan positif, sehingga
impedansi sistem tenaga pada keadaan normal adalah impedansi urutan positif. Setelah
itu ketika terjadi suatu gangguan, cabang yang terganggu pada sistem dapat digantikan
dengan perubahan tegangan V = V-V1 dan semua sumber tegangan yang ada pada
sistem dihubung singkat, sehingga akan diperoleh arus gangguan I yang mengalir ke
dalam sistem, karena arus awal pada sistem tenaga sebelum terjadi gangguan adalah nol
(I = 0), maka arus yang dapat mengalir pada cabang yang mengalami gangguan adalah I 1
= -I sehingga didapat
V1 = V I1Z1
Persamaan diatas merupakan persamaan komponen urutan positif arus dan tegangan
pada cabang yang mengalami gangguan.
6

2. Komponen urutan negatif (negative sequence components)


Komponen urutan negatif merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang
memiliki besar yang sama, terpisah satu dengan yang lainnya dalam fasa sebesar 120,
dan memiliki urutan fasa yang berlawanan dengan fasor aslinya. Jika pada keadaan
normal hanya terdapat komponen urutan positif , maka komponen urutan negatif hanya
ada pada saat terjadinya gangguan. Jika tidak ada komponen urutan negatif sebelum
terjadinya gangguan, maka apabila terjadi gangguan akan timul perubahan tegangan
sebesar V2, dan arus I2 yang dapat mengalir melalui sistem tenaga ke gangguan,
ditunjukkan melalui persamaan berikut ini
V2 = -I2Z2
Z2 adalah impedansi urutan negatif dan pada umumnya sama dengan impedansi urutan
positif.
3. Komponen urutan nol (zero sequence components)
Merupakan komponen yang terdiri dari tiga fasor yang memiliki besar yang sama dan
tidak ada pergeseran fasa antara fasor yang satu dengan yang lain. Berikut adalah
persamaan komponen urutan nol saat terjadi gangguan Arus dan tegangan pada
komponen urutan nol memiliki fasa yang sama. Sehingga arus urtan nol untuk dapat
mengalir pada sistem memerlukan jalan balik/ perputaran (return connection) yang dapat
melalui sistem pentanahan netral. Impedansi urutan nol umumnya tidak sama dengan
impedansi urutan positif, pada umumnya ini bergantung pada beberapa faktor seperti
halnya jenis peralatan pada sistem tenaga, cara menghubungkan lilitan ( atau Y), dan

Va2
cara pentanahan titik netral.
Va1
Vb2
Vc1

Gambar komponen simeteris


Vc2
0
Vb1
120

Komponen Urutan Positif

Va0
Vb0
Vc0

Komponen Urutan Negatif

Komponen Urutan Nol

Karena adanya pergeseran fasa pada komponen simetris tegangan dan arus dalam
sistem tiga fasa, akan lebih mudah bila didapatkan metode penulisan yang dapat
langsung menunjukkan peputaran fasor dengan 120. Operator a merupakan suati
opertor fasor yang menyebabkan perputaran sebesar 120 dalam arah yng berlawanan
arah jarum jam (counterclockwise), dengan tidak mengubah besar fasornya.
Anialisis Tegangan dan Arus
1
Va0 {Va Vb Vc }
3
1
Va1 {Va aVb a 2 Vc }
3
1
Va2 {Va a 2 Vb aVc }
3

1
I a0 {I a I b I c }
3
1
I a1 {I a aI b a 2 I c }
3
1
I a2 {I a a 2 I b aI c }
3
Impedansi yang dikenal ada 3 macam yaitu :
1. Impedansi urutan positif (Z1), yaitu impedansi yang hanya dirasakan oleh arus
urutan positif.
2. Impedansi urutan negatif (Z2), yaitu impedansi yang hanya dirasakan oleh arus
urutan negatif.

3. Impedansi urutan nol (Z0), yaitu impedansi yang hanya dirasakan oleh arus urutan
nol.
C. Klasifikasi Gangguan Pada Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang
mengakibatkan mengalirnya arus yang tidak seimbang dalam sistem tigas fasa. Gangguan
dapat juga didefinisikan sebagai semua kecacatan yang mengganggu aliran normal arus ke
beban. Tujuan dilakukan analisa gangguan adalah :
a) Penyelidikan terhadap unjuk kerja rele proteksi
b) Untuk mengetahui kapasitas rating maksimum dari pemutus tegangan
c) Untuk mengetahui distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan sistem pada saat
terjadinya gangguan.
Berikut ini adalah klasifikasi gangguan :
1. Berdasarkan kesimetrisannya
a) Gangguan Asimetris, merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan dan
arus yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, gangguan ini
terdiri dari:
Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
b) Gangguan Simetris, merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya
sehingga arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan
terjadinya. Gangguan ini terdiri dari :
Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah
2. Berdasarkan lama terjadinya gangguan
a) Gangguan Transient (temporer), merupakan gangguan yang hilang dengan
sendirinya apabila pemutus tenaga terbuka dari saluran transmisi untuk waktu yang
singkat dan setelah itu dihubungkan kembali.
b) Gangguan Permanen, merupakan gangguan yang tidak hilang atau tetap ada apabila
pemutus tenaga terbuka pada saluran transmisi untuk waktu yang singkat dan
setelah itu dihubungkan kembali.
Selain klasifikasi gangguan yang telah disebutkan diatas, terbukanya pemutus tenaga
tidak selalu disebabkan terjadinya gangguan pada sistem itu sendiri tetapi dapat juga
disebabkan adanya kerusakan pada rele, kabel kontrol atau adanya pengaruh dari luar
seperti induksi atau interferensi. Gangguan seperti ini disebut juga gangguan non-sistem.
D. Jenis Gangguan Hubung Singkat ( Short Circuit Fault )
9

1. Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa ke Tanah


Pada gangguan satu fasa ke tanah misal fasa A mengalami gangguan akan
menyebabkan kenaikan arus pada fasa A dan drop tegangan di phasa A (menjadi nol)
sedangkan arus pada phasa yang lain menjadi nol yang diikuti dengan kenaikan
tegangan fasa yang lain (phasa B dan Phasa C tidak sama dengan nol sedangkan arus
phasa B sama besarnya dengan phasa C yaitu nol ampere) (Tjahjono, 2000).
Gangguan tidak simetris menyebabkan arus tidak seimbang dalam sistem,sehingga
dibutuhkan komponen simetris untuk perhitungannya sebagaimana uraian di atas.
Rangkaian gangguan satu fasa ke tanah:

Gambar Rangkaian Gangguan 1 Fasa


Dari persamaan arus untuk gangguan tidak simetris maka di peroleh persamaan
sebagai berikut ini :

Kondisi dititik gangguan :


Ib = Ic = 0
Va = 0 dan Ia = 0

10

Sehingga :

Pada gangguan satu fasa ke tanah, rangkaian urutan positif, negatif dan urutan nol
terhubung seri, seperti ditunjukkan pada rangkaian di bawah ini.

Gambar Rangkaian Urutan pada Gangguan 1 Fasa ke Tanah

Dimana :

Mengingat :

Maka diperoleh :

11

Sehingga :

2. Gangguan Hubung Singkat Fasa-Fasa ke Tanah


Pada gangguan antar fasa fasa B dan fasa C mengalami gangguan akan
menyebabkan kenaikan arus pada fasa B dan C, sedangkan tegangan untuk fasa tersebut
menjadi drop (menjadi nol). Diagram rangkaian untuk gangguan antar fasa ditunjukkan
dalam gambar di bawah ini (Stevenson, 1984).

Gambar Diagram Rangkaian Gangguan Fasa-Fasa

Kondisi pada saat gangguan adalah sebagai berikut :


Vb = Vc

Ia = 0

dan

Ib = -Ic

Dengan VB = VC komponen-komponen simetri tegangan adalah sebagai berikut :

Karena IB = -IC dan Ia = 0 , komponen-komponen simetri arus diperoleh dari


persamaan berikut ini :

12

Sehingga Ia0 = 0 dan Ia2 = - Ia1 , dimana :

3. Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah

4. Gangguan Hubung Singkat 3 Fasa


Misalnya gangguan terjadi pada fasa a, fasa b dan fasa c seperti gambar di bawah ini :

Gambar Gangguan 3 Fasa


Misalnya gangguan terjadi pada fasa a dan fasa b seperti berikut ini :
Ia+Ib+Ic = 0
Ia = 0
E = Eb = Ec
Karena sistemnya seimbang maka urutan negatif dan urutan nol tidak ada,
sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut ini :

13

IA=IA1,
Sehingga,

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tujuan Proteksi Sistem Tenaga Listrik
a) Mencegah kerusakan peralatan yang terganggu, maupun peralatan yang dilewati oleh
arus gangguan.
b) Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin.
c) Mencegah meluasnya gangguan.

2. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik :


a) Relay
14

b) Wire
c) PMT
d) Trafo arus / trafo tegangan
e) Batera / Aki
3. Jenis jenis Komponen Simetris
a) Komponen urutan positif (positive sequence components)
b) Komponen urutan negatif (negative sequence components)
c) Komponen urutan nol (zero sequence components)
4. Jenis gangguan hubung singkat
a) Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
b) Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
c) Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
d) Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
e) Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah

DAFTAR PUSTAKA

1) http://www.scribd.com/doc/76920095/Proteksi-Sistem-Tenaga-Listrik
2) http://ardinositinjak.blogspot.com/
3) http://deditrilaksono.blogspot.com/2013/04/makalah-komponen-simetris-matakuliah.html
4) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124057-R030814-Studi perencanaan-Literatur.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai