DISUSUN OLEH :
ACHYAR MAULANA PRATAMA (1206201422)
Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga
Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga
listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan distribusi. Oleh karena itu, jaringan distribusi
merupakan bagian jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat. Sistem transmisi
memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu
pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius
dalam
perencanaannya.
Dalam operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan gangguan yang dapat
mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke konsumen. Gangguan adalah
penghalang dari suatu sistem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem
penyaluran tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam
peralatan listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang
menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.
Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa merupakan salah satu permasalahan
yang mungkin timbul dalam pengoperasian transformator daya dalam sebuah Gardu Induk.
Gangguan yang disebabkan oleh adanya hubung singkat menimbulkan banyak kerugian,
kerugian pada sistem transmisi kelistrikan maupun kerugian di pihak konsumen energi listrik.
Salah satu cara untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan cara memasang peralatan
pengaman pada transformator. Relai arus lebih merupakan relai proteksi yang bekerja dengan
Pemutus Tenaga (Circuit Breaker). Gangguan hubung singkat fasa ke tanah dan fasa-fasa
menimbulkan arus gangguan hubung singkat yang besarnya melebihi setting arus pada relai
arus lebih, sehingga relai arus lebih memicu Pemutus Tenaga bekerja sesuai dengan setting
waktu yang diterapkan, sehingga resiko kerusakan pada sistem kelistrikan dapat dihindari.
BAB II
2
PEMBAHASAN
A. Proteksi Sistem Tenaga Listrik
Proteksi sistem tenaga listrik adalah sistem proteksi yang dipasang pada peralatan
peralatan listrik suatu sistem tenaga listrik, misalnya generator, transformator, jaringan dan
lain-lain, terhadap kondisi abnormal operasi sistem itu sendiri. proteksi transmisi tenaga
listrik adalah proteksi yang dipasang pada peralatan-peralatan listrik pada suatu transmisi
tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) dapat
disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik dengan aman.
1. Tujuan Proteksi Sistem Tenaga Listrik
a) Mencegah kerusakan peralatan yang terganggu, maupun peralatan yang dilewati
oleh arus gangguan.
b) Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin.
c) Mencegah meluasnya gangguan.
2. Persyaratan yang sangat perlu diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem
proteksi yang efektif
a) Selektivitas
b) Stabilitas
c) Kecepatan Operasi
d) Sensitivitas (kepekaan)
e) Pertimbangan ekonomis
f) Realiabilitas (keandalan)
g) Proteksi Pendukung
3. Perangkat Proteksi
a) Relay Pengaman
Sebagai elemen pengukur untuk mendeteksi gangguan.
b) Pemutus Tenaga (PMT) / Circuit Breaker (CB)
Sebagai pemutus arus dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian sistem yang
terganggu.
c) Trafo Arus dan Trafo Tegangan
Mengubah besarnya arus atau tegangan dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder
(Relay).
d) Batere / Aki
Sebagai sumber tenaga untuk mentripkan PMT dan catu daya untuk relay static dan
relay bantu.
e) Wiring
Untuk menghubungkan komponen komponen proteksi sehingga menjadi satu
sistem.
4. Relay
3
Relay adalah sebuah saklar elekronis yang dapat dikendalikan dari rangkaian
elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu :
Koil
: lilitan dari relay
Common : bagian yang tersambung dengan NC(dlm keadaan normal)
Kontak : terdiri dari NC (Normally Closed), yaitu saklar dari relay yang dalam
keadaan normal(relay tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. Dan NO
(Normally Open), yaitu saklar dari relay yang dalam keadaan normal(relay tidak
diberi tegangan) tidak terhubung dengan common.
Jenis jenis Relay Proteksi
No
1
Nama Relay
Relay jarak (distance relay)
Fungsi Relay
Untuk mendeteksi gangguan 2 fasa
atau 3 fasa di muka generator sampai
batas jangkauannya.
Pengaman Bantu generator untuk
mendeteksi persaratan sinkronisasi
(parallel).
Mendeteksi turunnya tegangan sampai
voltage relay)
field bekerja)
Untuk mendeteksi daya balik,
relay)
sebagai motor.
Relay kehilangan medan penguat Untuk mendeteksi kehilangan medan
penguat generator.
Untuk mendeteksi arus urutan negatif
diizinkan
Untuk mendeteksi besaran arus yang
waktu seketika.
Untuk mendeteksi besaran arus yang
4
diizinkan.
Untuk mendeteksi penguat lebih pada
10
excitation relay)
Relay tegangan lebih
generator.
bila terpasang di titik netral generator atau
trafo tegangan yang di hubungkan
segitiga terbuka untuk mendeteksi
gangguan stator hubungan tanah.
bila terpasang pada terminal generator
11
12
13
14
15
dengan sistem.
Untuk mendeteksi kondisi a sinkron
dengan sistem.
Untuk menerima signal trip dari relayrelay proteksi dan kemudian
meneruskan signal trip ke PMT, alarm
16
17
diizinkan.
Untuk mendeteksi gangguan
relay)
B. Komponen Simetris
C.L. Fortescue pada tahun 1918 telah membahas cara menangani rangkaian fasa
majemuk poly-phase (berfasa banyak) tak seimbang dalam suatu sidang American Institute
5
Va2
cara pentanahan titik netral.
Va1
Vb2
Vc1
Va0
Vb0
Vc0
Karena adanya pergeseran fasa pada komponen simetris tegangan dan arus dalam
sistem tiga fasa, akan lebih mudah bila didapatkan metode penulisan yang dapat
langsung menunjukkan peputaran fasor dengan 120. Operator a merupakan suati
opertor fasor yang menyebabkan perputaran sebesar 120 dalam arah yng berlawanan
arah jarum jam (counterclockwise), dengan tidak mengubah besar fasornya.
Anialisis Tegangan dan Arus
1
Va0 {Va Vb Vc }
3
1
Va1 {Va aVb a 2 Vc }
3
1
Va2 {Va a 2 Vb aVc }
3
1
I a0 {I a I b I c }
3
1
I a1 {I a aI b a 2 I c }
3
1
I a2 {I a a 2 I b aI c }
3
Impedansi yang dikenal ada 3 macam yaitu :
1. Impedansi urutan positif (Z1), yaitu impedansi yang hanya dirasakan oleh arus
urutan positif.
2. Impedansi urutan negatif (Z2), yaitu impedansi yang hanya dirasakan oleh arus
urutan negatif.
3. Impedansi urutan nol (Z0), yaitu impedansi yang hanya dirasakan oleh arus urutan
nol.
C. Klasifikasi Gangguan Pada Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang
mengakibatkan mengalirnya arus yang tidak seimbang dalam sistem tigas fasa. Gangguan
dapat juga didefinisikan sebagai semua kecacatan yang mengganggu aliran normal arus ke
beban. Tujuan dilakukan analisa gangguan adalah :
a) Penyelidikan terhadap unjuk kerja rele proteksi
b) Untuk mengetahui kapasitas rating maksimum dari pemutus tegangan
c) Untuk mengetahui distribusi arus gangguan dan tingkat tegangan sistem pada saat
terjadinya gangguan.
Berikut ini adalah klasifikasi gangguan :
1. Berdasarkan kesimetrisannya
a) Gangguan Asimetris, merupakan gangguan yang mengakibatkan tegangan dan
arus yang mengalir pada setiap fasanya menjadi tidak seimbang, gangguan ini
terdiri dari:
Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
b) Gangguan Simetris, merupakan gangguan yang terjadi pada semua fasanya
sehingga arus maupun tegangan setiap fasanya tetap seimbang setelah gangguan
terjadinya. Gangguan ini terdiri dari :
Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah
2. Berdasarkan lama terjadinya gangguan
a) Gangguan Transient (temporer), merupakan gangguan yang hilang dengan
sendirinya apabila pemutus tenaga terbuka dari saluran transmisi untuk waktu yang
singkat dan setelah itu dihubungkan kembali.
b) Gangguan Permanen, merupakan gangguan yang tidak hilang atau tetap ada apabila
pemutus tenaga terbuka pada saluran transmisi untuk waktu yang singkat dan
setelah itu dihubungkan kembali.
Selain klasifikasi gangguan yang telah disebutkan diatas, terbukanya pemutus tenaga
tidak selalu disebabkan terjadinya gangguan pada sistem itu sendiri tetapi dapat juga
disebabkan adanya kerusakan pada rele, kabel kontrol atau adanya pengaruh dari luar
seperti induksi atau interferensi. Gangguan seperti ini disebut juga gangguan non-sistem.
D. Jenis Gangguan Hubung Singkat ( Short Circuit Fault )
9
10
Sehingga :
Pada gangguan satu fasa ke tanah, rangkaian urutan positif, negatif dan urutan nol
terhubung seri, seperti ditunjukkan pada rangkaian di bawah ini.
Dimana :
Mengingat :
Maka diperoleh :
11
Sehingga :
Ia = 0
dan
Ib = -Ic
12
13
IA=IA1,
Sehingga,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Tujuan Proteksi Sistem Tenaga Listrik
a) Mencegah kerusakan peralatan yang terganggu, maupun peralatan yang dilewati oleh
arus gangguan.
b) Mengisolir bagian sistem yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin.
c) Mencegah meluasnya gangguan.
b) Wire
c) PMT
d) Trafo arus / trafo tegangan
e) Batera / Aki
3. Jenis jenis Komponen Simetris
a) Komponen urutan positif (positive sequence components)
b) Komponen urutan negatif (negative sequence components)
c) Komponen urutan nol (zero sequence components)
4. Jenis gangguan hubung singkat
a) Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah
b) Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa
c) Gangguan Hubung Singkat Dua Fasa ke Tanah
d) Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa
e) Gangguan Hubung Singkat Tiga Fasa ke Tanah
DAFTAR PUSTAKA
1) http://www.scribd.com/doc/76920095/Proteksi-Sistem-Tenaga-Listrik
2) http://ardinositinjak.blogspot.com/
3) http://deditrilaksono.blogspot.com/2013/04/makalah-komponen-simetris-matakuliah.html
4) http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124057-R030814-Studi perencanaan-Literatur.pdf
15