Anda di halaman 1dari 8

SUTET, Berbahaya tapi Minim Studi

Oleh
Merry Magdalena

JAKARTA – Bahaya dari SUTET masih belum bisa dipastikan secara ilmiah. Di sisi lain, ada sederetan
bahaya yang mengintai bagi warga sekitar. Bahaya apa sajakah itu?
Konflik pembangunan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) belum jua reda. Demo warga
yang merasa dirugi-kan masih marak. Pihak pembangun sendiri, PLN, berkeras tak mau memenuhi
tuntutan warga.
Sebenarnya bagaimana imbas SUTET bagi warga sekitar? SUTET merupakan medan elektromagnetik
yang secara teknis dapat menimbulkan beberapa akibat. ”Medan elektromagnetik di bawah jaringan
dapat menimbulkan suara atau bunyi mendesis akibat ionisasi pada permukaan konduktor yang kadang
disertai cahaya keunguan. Bulu atau rambut pada bagian tubuh bisa berdiri akibat gaya tarik medan listrik
yang kecil,” ungkap Dr Ir Marzan A Iskandar, Deputi Kepala Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material
dan Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (TIEML-BPPT) kepada pers di Jakarta,
Senin (13/2).

Belum Pasti
Bahkan, lampu neon dan tes pen dapat menyala redup akibat dari mudahnya gas neon di dalam tabung
lampu dan tespen terionisasi. Kondisi lain adalah adanya kejutan lemah pada sentuhan pertama terhadap
benda-benda yang mudah menghantar listrik, seperti pada atap seng, pagar besi, kawat jemuran, dan
badan mobil.
Imbas dari radiasi medan elektromagnetik ini juga dapat terjadi pada tubuh manusia. Menurut Marzan,
walau berfrekuensi rendah, medan magnet akan menimbulkan lingkaran arus listrik pada tubuh manusia.
Besarnya arus listrik yang ditimbulkan tergantung pada kuatnya medan magnet yang ada. Jika terlalu
besar, arus listrik ini dapat menimbulkan rangsangan pada sistem saraf dan otot atau mempengaruhi
proses biologi.
Dari beragam kajian medis, ada pro dan kontra ihwal imbas negatif SUTET terhadap kesehatan manusia.
Marzan mengutip studi yang dilakukan Wertheimer dan Leeper pada tahun 1979 di AS. Mereka
menggambarkan adanya hubungan kenaikan risiko kematian akibat kanker pada anak dengan jarak
tempat tinggal yang dekat jaringan transmisi listrik tegangan tinggi. Tapi, studi ini dikoreksi oleh ilmuwan
lain, yakni Savitz dan Fulton yang justru menyatakan tidak ada hubungan antara tempat tinggal yang
berdekatan dengan SUTET terhadap risiko kematian.
“Tidak ada jawaban yang pasti tentang pengaruh SUTET bagi kesehatan, namun ada konsensus umum
jika ada risiko pada kesehatan manusia, ancaman tersebut sangat kecil atau terfokus pada satu
subkelompok dan tidak terjadi terhadap publik umum,” ujar Marzan.

Bahaya
SUTET merupakan saluran atau hantaran udara un-tuk mentransmisikan daya elektrik pada tegangan
500.000 volt atau 500 kilo volt (kv). Tegangan setinggi ini diperlukan untuk menekan susut daya dan
susut tegangan di saluran transmisi yang panjang.
Tegangan ekstra tinggi banyak dipakai di Eropa dan Asia. Tegangan ultra tinggi, 765 kv dan 1.100 kv
dipakai di Amerika dan Rusia. Pada tegangan yang sangat tinggi ini, saluran udara dipilih karena biaya
konstruksinya jauh lebih murah dibanding bila menggunakan kabel bawah tanah.
Menurut Dr Ir Pekik Argo Dahono dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), bahaya elektrik pertama yang
harus kita hindari adalah sentuhan atau sengatan listrik. “Tingkatan bahaya akibat sengat elektrik
sebanding dengan besarnya arus yang mengalir melalui badan kita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
arus sengat baru akan terasa jika besarnya lebih dari 1 ma atau seperseribu Ampere,” ungkap Pekik
dalam kesempatan serupa.
Besarnya arus yang me-ngalir sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan rsistensi atau
ketahanan tubuh kita. Besarnya resistensi sangat ditentukan oleh kondisi dan bagian tubuh yang dialiri
arus. Saat ini standar dan hasil penelitian menunjukkan bahwa batas aman tegangan sentuh adalah 50 v.
“Tentu fatal akibatnya jika kita sampai menyentuh konduktor yang bertegangan 500 kv. Untuk
menghindari kejadian ini, SUTET dibuat dengan ketinggian yang cukup sehingga orang tidak mungkin
menyentuhnya. Manusia juga tidak diizinkan secara terus-menerus tinggal di bawah SUTET untuk
menghindari tekanan sengatan listrik,” cetus Pekik.
Bahaya kedua adalah panas dan daya ledak SUTET saat terjadi hubungan singkat akibat kecelakaan
atau kerusakan alat. Karena tegangannya sangat tinggi, arus yang sangat besar akan mengalir jika
SUTET mengalami hubungan singkat.
Pekik juga mengingatkan adanya risiko tegangan bocor yang mungkin saja terjadi. Pada 1970-an di
Kanada, Amerika dan Australia sempat heboh adanya tegangan bocor dan pengaruhnya pada hewan
ternak. Di sepanjang saluran transmisi terdapat konduktansi dan kapasitansi bocor. Arus mengalir melalui
kapasitansi bocor dan kembali melalui tanah. Studi tentang tegangan bocor sampai hari ini belum pernah
dilakukan di Indonesia.

SUTET Mengganggu Kesehatan?


PROTES tentang SUTET (Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) telah melanda berbagai kota
di Jawa yang dilintasi jaringan listrik tersebut. Beritanya hampir dapat kita jumpai setiap hari,
baik di media cetak maupun elektronik. Mulai dari aksi demo, upaya ''menggergaji'' tower
SUTET, sampai mogok makan dengan menjahit mulut.
Secara umum penduduk yang dilintasi SUTET menuntut ganti rugi tanah dan bangunan yang
layak, agar dapat segera pindah dari lokasi tersebut. Salah satu alasan yang sering dikemukakan,
karena merasa kesehatan mereka terganggu. Benarkah SUTET dapat mengganggu kesehatan ?
Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh Wertheimer dan Leeper pada tahun 1979 di
Amerika Serikat, menggambarkan adanya hubungan kenaikan risiko kematian akibat kanker
pada anak dengan jarak tempat tinggal mereka dan jaringan transmisi listrik bertegangan tinggi.
Namun hasil penelitian tersebut dianggap memiliki kelemahan, karena tidak adanya data
pengukuran kuat medan listrik dan kuat medan magnet yang diterima oleh kelompok anak-anak
yang diteliti. Koreksi terhadap penelitian tersebut yang dilakukan oleh Savitz (1993) serta
London (1991), yang menyatakan hubungan tersebut ternyata tidak terbukti.
Beberapa penelitian dengan menggunakan binatang percobaan juga telah dilakukan sejak tahun
enampuluhan dan hasilnya masih bervariasi, mulai dari gambaran tidak ada pengaruh, ada
perubahan perilaku sampai terjadinya cacat pada keturunan. Namun, hasil penelitian pada
binatang yang menunjukkan adanya pengaruh buruk tersebut dilakukan dengan memberikan
pajanan yang sangat besar dan hampir mustahil terjadi di lingkungan pemukiman maupun
lingkungan kerja.
Dalam tiga dekade terakhir ini telah dilakukan berbagai penelitian tentang dampak medan
elektromagnetik terhadap kesehatan manusia. Reiter (1997) melaporkan, pemajanan medan
elektromagnetik dapat mempengaruhi metabolisme hormon melatonin (N-acetyl-5-
metoksitriptamin) yang diproduksi oleh kelenjar pineal. Hormon ini berfungsi menekan
timbulnya kanker, terutama kanker payudara.
Rendahnya produksi hormon melatonin dapat menimbulkan risiko kanker payudara. Kenaikan
kadar hormon melatonin dapat menaikkan kadar prolaktin, menyebabkan pembesaran payudara
dan menurunkan kemampuan seksual. Disamping itu, hormon melatonin mengatur irama
sirkadian atau irama bangun dan tidur, sehingga rendahnya kadar melatonin dapat
mengakibatkan sukar tidur.
Belum banyak penelitian mengenai pengaruh pajanan medan elektromagnetik terhadap
kesehatan manusia yang dilakukan di Indonesia. Publikasi ilmiah hasil penelitian tentang
pengaruh SUTET 500 kV oleh Anies (2004) yang dilakukan di pantai utara Jawa Tengah,
menunjukkan ternyata besar risiko electrical sensitivity pada penduduk yang bertempat tinggal di
bawah SUTET 5,8 kali lebih besar dibandingkan dengan penduduk yang tidak bertempat tinggal
di bawah SUTET.
Electrical sensitivity dalam penelitian tersebut terdiri atas kumpulan gejala berupa sakit kepala
(headaches), pening (dizziness), dan keletihan menahun (chronic fatigue syndrome). Hal ini
sesuai dengan pernyataan Grant (1997) dan Rea (1991), bahwa medan elektromagnetik dapat
menimbulkan hipersensitivitas berupa antara lain sakit kepala. Bahkan hasil temuan Poole
(1993), medan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh jaringan transmisi tegangan tinggi dapat
menimbulkan keluhan sakit kepala dan depresi.
Bukan Hanya SUTET
Meskipun demikian, pajanan medan elektromagnetik bukan hanya berasal dari SUTET saja,
tetapi dapat berasal dari peralatan elektronik di rumah tangga, kantor maupun industri. Dalam
kehidupan modern, radiasi elektromagnetik gelombang radio mudah dijumpai.
Penggunaan telepon seluler sebagai sarana komunikasi penting serta microwave ovens yang
sangat membantu pekerjaan di dapur, juga merupakan contoh sumber radiasi elektromagnetik
gelombang radio tersebut dan dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti sakit kepala maupun
keletihan tanpa sebab yang nyata.
Potensi radiasi tersebut semakin besar, mengingat penggunaan telepon seluler telah demikian
luas di masyarakat. Di samping itu, tiang pemancar radio juga berpotensi menimbulkan radiasi
elektromagnetik gelombang radio, yang selama ini kurang disadari oleh kebanyakan orang,
termasuk para pekerja pada bidang komunikasi radio. Bahkan secara khusus Frey (1998)
mengemukakan, timbulnya keluhan sakit kepala banyak dijumpai oleh para pemakai telepon
selular.
Sebagaimana dikemukakan oleh Sandstrom (1991), penggunaan telepon seluler juga dapat
menimbulkan keluhan sakit kepala. Oftedal and Wilen (2000) juga mensinyalir keluhan keluhan
sakit kepala dan pening dapat diakibatkan oleh sensasi medan elektromagnetik, terutama
elektromagnetik gelombang radio.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Adey (1997) dan Lai (1998), pajanan medan elektromagnetik
gelombang radio dapat menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat, baik karena
pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari. Bahkan secara khusus Frey (1998) mengemukakan,
timbulnya keluhan sakit kepala banyak dijumpai oleh para pemakai telepon selular.
Upaya Mengurangi Pajanan
Pembangunan SUTET harus tetap berjalan, tanpa menimbulkan problem kesehatan masyarakat
pada penduduk. Namun, apabila penduduk terpaksa harus bertempat tinggal di bawah lintasan
SUTET, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pajanan medan
elektromagnetik :
- Rumah atau bangunan di bawah SUTET, keberadaannya sebenarnya telah mengubah bidang
ekipotensial dan menurunkan kuat medan listrik, karena adanya konstruksi bangunan dengan
dinding dan atapnya yang berfungsi seolah-olah sebagai sangkar Faraday. Jadi di dalam rumah
pengaruh medan elektromagnetiknya hampir tidak ada.
- Sangat dianjurkan tidak menggunakan atap rumah dari seng atau bahan lain yang bersifat
penghantar.
- Apabila bagian atap rumah terbuat dari logam, seharusnya ditanahkan (grounding). Demikian
pula benda-benda lain yang terbuat dari logam seperti kawat jemuran, kabel intercom, mobil dan
sepeda motor yang terletak di bawah SUTET, perlu pentanahan agar terjadi penetralan kembali.
- Di luar rumah, upaya yang paling praktis dan mudah dilakukan antara lain melakukan
penanaman pohon di halaman atau sekitar rumah. Pohon atau tanaman di halaman dan sekitar
rumah mampu mengurangi kuat medan listrik.(Dr dr Anies, MKes, PKK, peneliti pengaruh
SUTET terhadap kesehatan-12)
Pengaruh SUTET Pada Kesehatan Masih Kontroversial
KIRIM EMAIL KE TEMAN
Informasikan ke teman-teman Anda mengenai berita di bawah melalui email.
Top of Form
Nama Anda

Alamat Email Anda

Kirim Ke
Nama
Email
kirim copy ke email saya

new s true Kirim

Bottom of Form
Top of Form
KOMENTAR PEMBACA
Berikan komentar Anda untuk berita di bawah.
Komentar akan ditampilkan di halaman ini, diharapkan sopan dan bertanggung jawab.
Nama Anda
:

Email Anda
:

Komentar
:

KapanLagi.com berhak menghapus komentar yang tidak layak ditampilkan

137054 Pengaruh%20SU

Bottom of Form
Top of Form
KOMENTAR FANS
Anda fans ? Berikan komentar Anda. Komentar akan ditampilkan di halaman biografi ,
diharapkan sopan dan bertanggung jawab.
Nama Anda
:
Email Anda
:

Pesan
:

KapanLagi.com berhak menghapus komentar yang tidak layak ditampilkan

Bottom of Form
NEWSLETTER KAPANLAGI.COM

Dapatkan berita terbaru di email Anda setiap hari.


Top of Form
Nama:

Email:
1

Kategori berita yang diinginkan:

Selebriti

Film

Musik

Televisi

Hollywood

Bollywood

Asian Star
Sinetron

Bola Internasional

Bola Nasional

Seleb-OR

Olahraga Lain-lain

Hukum-Kriminal

Kasus Narkoba

Politik Nasional

Politik Internasional

Ekonomi Nasional

Ekonomi Internasional

Daftar

Bottom of Form
Senin, 02 Oktober 2006 08:23
BERI KOMENTAR

CETAK BERITA INI

KIRIM KE TEMAN

Ikuti Kuis Berhadiah, Revenge Movies

Kapanlagi.com - Dr. dr. Anies, peneliti saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) dari
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang menegaskan, sampai saat ini pengaruh
medan listrik SUTET terhadap kesehatan manusia masih kontroversial, meski dari berbagai riset
yang dilakukan, muncul keluhan, seperti mual, pusing, hingga sulit tidur.
"SUTET belum sampai menimbulkan gangguan kesehatan permanen. Kalau keluhan seperti itu
memang ada, tapi sekali lagi, itu bukan penyakit," kata Anies ketika diminta tanggapan di
Semarang, Minggu malam (01/10/06) sehubungan makin maraknya tuntutan ganti rugi dari
korban SUTET di Jawa Tengah.
Anies yang pada tahun 2004 melakukan penelitian dampak SUTET di Tegal, Pemalang, dan
Batang tersebut mengakui, memang muncul keluhan pada warga yang tinggal di sekitar SUTET,
namun tidak sampai menimbulkan gangguan kesehatan serius.
Ia menyebutkan, menurut standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), medan listrik di bawah
SUTET maksimum lima kV/meter, sedangkan Ikatan Dokter Indonesia pada tahun 1997
menetapkan ukuran medan magnit maksimum 0,1 miliTesla (mT).
Anies yang disertasi doktornya berisi penelitian SUTET itu menegaskan, SUTET yang ada di
sepanjang Jawa Barat hingga Jawa Timur masih berada di bawah batas maksimum standar WHO
maupun IDI.
"Saya pernah meneliti, ketika mendung di di sekitar SUTET tanpa ada pepohonan, medan listrik
di sekitar wilayah SUTET masih tetap di bawah lima kV," katanya menegaskan.
Menurut dia, medan listrik jauh lebih besar justru berada di dalam rumah, misalnya pesawat
televisi, monitor komputer, telepon seluler hingga "microwave" yang memiliki medan listrik
berjuta kali lipat dibanding medan listrik SUTET.
Ia menyebutkan, telepon seluler (HP) pada awal teknologi seluler ini ditemukan memiliki
kekuatan 900 megaHertz, tetapi sekarang dua kali lipat yaitu rata-rata 1.800 megaHertz dan
1.900 megaHertz. "Bandingkan medan listrik di bawah SUTET yang masih di bawah 50
megaHertz," katanya.
Medan listrik jauh lebih tinggi lagi terdapat pada "microwave" yang radiasi panasnya
menimbulkan medan listrik hingga 2,45 giga Hertz. Satu giga Hertz sama dengan satu miliar
Hertz.
"Tetapi orang tidak pernah mempermasalahkan medan listrik monitor komputer, HP, atau
`microwave`. Hal ini terjadi, karena mereka menganggap peralatan itu dibutuhkan," katanya.
Makin maraknya tuntutan ganti rugi warga korban SUTET, menurut dia, lebih didorong oleh
aspek ekonomi. Ia memberi contoh, lahan dan rumah yang di atasnya ada SUTET nilai
ekonominya menurun.
Ia menyarankan, untuk mengurangi efek SUTET, di sekitar areal SUTET ditanami pohon-
pohonan sehingga radiasi listrik berkurang.

Anda mungkin juga menyukai