C.24LAS01.028.1
Judul Unit :
Membuat Sambungan Las Fillet Sesuai
Welding Procedure Specification (WPS)
Untuk Pengelasan Pelat ke Pelat, Pipa ke
Pipa, dan Pelat ke Pipa Sesuai dengan
Proses Las yang Digunakan
Disampaikan Oleh :
ZAENAL ABIDIN
TLAS210114
30 September 2021
DESKRIPSI UNIT :
Unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja dalam membuat sambungan las fillet
sesuai WPS untuk pengelasan pelat ke pelat, pipa ke
pipa, dan pelat ke pipa sesuai dengan proses las yang
digunakan.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.6 Material induk pelat dan/atau pipa dipastikan kesiapannya sesuai WPS .
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.8 Permukaan bidang lasan dipastikan bebas dari kotoran dan karat
1.9 Setting parameter las pada mesin las dilakukan sesuai WPS
2.6 Sambungan lasan pada start stop dipastikan bebas dari cacat las
Ukuran lasan throat dan leg length dipastikan sesuai acceptance criteria
2.8 pada prosedur.
a. Palu terak
b. Sikat baja
Sikat Baja
c. Palu konde (Eire Brush)
• Elektroda GTAW
• Elektrode untuk proses las GTAW merupakan
elektrode non filler metal (bukan logam pengisi)
yang terbuat dari bahan Tungsten atau Tungsten
Alloy
1.7 1.7 Bahan tambah (Consumable) dipastikan
kesiapannya sesuai WPS
1.7
Gas Pelindung
Argon adalah jenis gas pelindung yang digunakan
secara sendiri atau dicampur dengan gas lainnya
untuk mencapai karakteristik busur yang diinginkan
pada pross pengelasan logam ferro maupun non-
ferro. Hampir semua proses pengelasan GMAW,
FCAW, GTAW dapat menggunakan gas argon atau
campuran gas argon untuk mendapatkan mampu las,
properti mekanik, karakteristik busur dan
produktifitas yang baik
1.7
Gas Pelindung
• Gas Helium
Helium adalah gas pelindung yang digunakan untuk
aplikasi pengelasan yang membutuhkan masukan
panas (heat input) yang lebih besar untuk
meningkatkan bead wetting, penetrasi yang lebih
dalam dan kecepatan pengelasan yang lebih cepat.
1.7 Perbandingan hasil pengelasan gas argon murni dan
gas argon campuran helium
1.8 1.8 Permukaan bidang lasan dipastikan bebas dari
kotoran dan karat
a. Arus.
Besarnya ditentuk oleh diameter elektroda, jenis, dan tebal material.
Jika terlalu besar akan terjadi banyak spatter, undercut, burn-through
dan hasil lasan yang terlalu tinggi.
Jika terlalu rendah akan menyebabkan awalan yang kurang baik, slag
inclusion dan incomplete fusion/penetration. Untuk lebih lengkap baca
cara mengatur ampere pengelasan.
b. Polaritas.
DCEN, DCEP dan AC. Untuk pemilihan polaritas ini ditentukan oleh
jenis elektrode yang digunakan, tebal dan jenis material. Anda dapat
melihat pada welding prosedur dan sertifikat elektroda
1.9 1.9 Setting parameter las pada mesin las
dilakukan sesuai WPS
a. Arus.
Besarnya ditentuk oleh diameter elektroda, jenis, dan tebal material.
Jika terlalu besar akan terjadi banyak spatter, undercut, burn-through
dan hasil lasan yang terlalu tinggi.
Jika terlalu rendah akan menyebabkan awalan yang kurang baik, slag
inclusion dan incomplete fusion/penetration. Untuk lebih lengkap baca
cara mengatur ampere pengelasan.
b. Polaritas.
Pada GTAW polaritas yang sering digunakan adalah DCEN sedangkan
DCEP dan AC untuk pengelasan material paduan Al dan Mg karena ada
proses oxide cleaning
1.9 1.9 Setting parameter las pada mesin las
dilakukan sesuai WPS
c. Kecepatan pengelasan
• Kecepatan pengelasan adalah laju dari elektroda pada waktu proses
pengelasan. Kecepatan pengelasan tergantung pada jenis elektroda,
diameter inti elektroda, bahan yang dilas, geometri sambungan dan
ketelitian sambungan serta tingkat ketrampilan weldernya.
d. Tegangan las
• Tegangan listrik pada pengelasan memegang peranan penting pada jenis
transfer logam yang diinginkan. Transfer logam arus pendek
membutuhkan tegangan yang rendah, sementara transfer logam spray
membutuhkan
• tegangan yang lebih tinggi lagi. Jika arus listrik dinaikkan, maka tegangan
las juga harus dinaikkan untuk menghasilkan kestabilan.
1.10 1.10 Posisi kesikuan pelat dan/atau pipa
dipastikan sesuai prosedur
3° - 5°
90°
Kestabilan busur
Bentuk busur sangat halus,tidak berisik atau suara terpatah-
patah.(menggunakan gas argon)
Ketidakstabilan kotoran dari electroda
Hal ini diakibatkan dari terjadinya oksida antara elektroda
dengan udara atau oxksida berhubungan langsung dengan
daerah pencairan bahan tambah yang dilindungi busur (arc)
nyala api terputus oleh adanya kotoran pada mulut pembakar
2.3 Menjaga Kestabilan Arc (Busur Las) Sesuai Prosedur
2.3 Pada Posisi Kualifikasi Las Kampuh (Groove) Pelat Ke Pelat