Anda di halaman 1dari 21

PNEUMATIK

Sebagai Salah Satu Tugas Makalah Mata Kuliah Pneumatik dan Hidrolik

Dosen Pengampu :
Sulistyono, S.T., M.T.

Disusun Oleh :
Mohamad Luthfi Maulana
1941230095
3A TMPP

PROGRAM STUDI D-IV TEKNIK MESIN PRODUKSI DAN PERAWATAN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2021
BAB 1
KOMPRESSOR
A. Pengertian
Kompresor adalah suatu alat atau mesin yang menempatkan atau meningkatkan
tekanan udara atau fluida gas. Agar kompresor bisa bekerja, biasanya alat ini
menggunakan mesin bensin atau mesin diesel sebagai tenaga penggeraknya, namun ada
beberapa jenis kompresor yang memanfaatkan energi listrik sebagai tenaga
penggeraknya.
B. Fungsi
Kompresor udara berfungsi mengambil udara atau gas dari sekitar yang
kemudian akan diberi tekanan di dalam tabung kompresor, lalu disalurkan kembali
sebagai udara bertekanan. Kompresor udara umumnya dimanfaatkan untuk berbagai
macam keperluan, seperti:

1. Menyuplai udara bersih bertekanan tinggi untuk mengisi tabung atau silinder gas.
2. Menyuplai udara bersih bertekanan ke sistem kontrol HVAC (Heating,
Ventilation, dan Air Conditioning) pneumatic di beberapa bangunan perkantoran
dan sekolah.
3. Menyuplai sejumlah besar udara bertekanan pada peralatan bertenaga
udara(Pneumatic Tools), seperti bor jack hammer.
4. Mengisi udara pada ban.
5. Menyuplai udara pada penyelam.
6. Menyuplai udara untuk alat-alat spray atau air brush.
7. Gerinda udara.
8. Menghasilkan udara bertekanan dengan volume besar untuk proses industri skala
besar, seperti keperluan untuk oksidasi kokas minyak bumi, atau sistem purge
pada pabrik semen.

C. Jenis – Jenis

Berdasarkan mekanisme internal

1. Perpindahan positif

Kompresor perpindahan positif mencakup berbagai kompresor angin


berbeda yang menghasilkan daya melalui perpindahan udara. Kompresor udara
dalam kategori ini bekerja dengan mekanisme internal yang berbeda, tetapi
prinsip kerjanya sama. Sebuah rongga di dalam mesin menyimpan udara yang
dibawa dari luar, dan kemudian secara perlahan menekan rongga tersebut untuk
meningkatkan tekanan udara dan energi potensial. Contoh kompresor dengan
perpindahan positif adalah kompresor reciprocating dan kompresor putar (rotary)
2. Perpindahan dinamis
Kompresor angin dinamis menghasilkan daya dengan membawa udara
dengan bilah yang berputar cepat dan kemudian membatasi udara untuk
menciptakan tekanan. Energi kinetik kemudian disimpan sebagai statis di dalam
kompresor. Contoh kompresor dengan perpindahan dinamis adalah kompresor
aksial dan kompresor sentrifugal
Berdasarkan metode kompresi

1. Kompresor putar (rotary)

Kompresor rotary menggunakan metode dimana volume antara stator


dan rotor berubah secara terus-menerus karena adanya putaran rotor dalam stator,
sehingga menyebabkan gas terkompresi. Terdapat beberapa jenis kompresor
rotary, diantaranya adalah:
a. Jenis sekrup

b. Jenis sayap bergerak (tipe baling-baling)


c. Jenis cakar

d. Jenis gulir

2. Kompresor reciprocating
Kompresor reciprocating menggunakan metode ini dengan cara
memampatkan udara dengan mengubah volume dalam silinder dengan gerakan
piston. Rotasi kecepatan rendah meningkatkan kebisingan dan getaran, namun
rendah biaya. Kompresor reciprocating memiliki 2 jenis, yaitu:
a. Jenis diafragma
b. Jenis piston

3. Kompresor aksial
Kompresor aksial merupakan kompresor dengan rasio kompresi udara
dan efisiensi tinggi. Kompresor ini memiliki banyak komponen dan struktur yang
sangat rumit serta harga tinggi, umumnya digunakan untuk industri seperti mesin
jet dan mesin turbin gas. Kompresor aksial memiliki kekurangan dengan adanya
fenomena surging dan stall, dimana cenderung terjadi kompresor tidak beroperasi
secara normal dan berhenti.

4. Kompresor sentrifugal
Kompresor sentrifugal merupakan jenis kompresor turbo seperti halnya
kompresor aksial. Kompresor yang mengubah energi kinetik dengan mengalirkan
udara dari impeller (yang memberikan torsi) ke diffuser dan secara bertahap
menguranginya ke arah sentrifugal. Hal ini ditandai dengan berkurangnya
efisiensi kompresi karena penyusutan dibandingkan dengan kompresor aliran
aksial, dan memiliki struktur yang sangat sederhana dengan komponen yang lebih
sedikit dibanding kompresor aliran aksial, sehingga menjadi sangat ringan dan
murah. Surging hampir tidak akan terjadi sehingga dapat digunakan secara stabil.
Bagian pendorong kompresor sentrifugal memiliki tekanan tinggi, tetapi gaya
sentrifugal yang kuat dapat menyebabkannya gagal karena kelelahan logam
(fatigue).
Berdasarkan metode pelumasan

1. Kompresor berpelumas oli (refuelilng compressor)


Merupakan jenis kompresor yang menggunakan oli untuk
pelumasannya. Pada dasarnya, kompresor akan bergesekan dan terbakar jika tidak
dilumasi sama sekali. Kompresor berpelumas oli akan menghasilkan angin yang
mengandung oli pada udara yang terkompresi.
2. Kompresor bebas oli (dry oil-free compressor)
Kompresor tipe ini dilumasi tanpa menggunakan oli. Tidak terdapat
pendingin atau sealing yang diinjeksi. Oleh karenanya, tidak akan menghasilkan
angin yang mengandung oli seperti pada kompresor berpelumas oli.
3. Kompresor berpelumas air (water-lubricated oil-free compressor)
Sesuai dengan namanya kompresor menggunakan air untuk pelumasan.
Air diinjeksi ke dalam sekrup untuk mendinginkan panas kompresi dan melumasi
bagian dalam dengan air. Karena hanya air yang digunakan, udara terkompresi
tidak akan mengandung kontaminasi oli.
Berdasarkan metode pendinginan

1. Kompresor berpendingin air (water-cooled compressor)


Ini adalah metode pendinginan udara terkompresi menggunakan air.
Metode ini berlaku untuk kompresor bebas minyak dan berpelumas air yang telah
disebutkan sebelumnya.
2. Kompresor berpendingin udara (air-cooled compressor)
Tanpa menggunakan air, kipas angin mengalirkan udara lewat cooler
untuk menciptakan udara pendingin, dan akan mendinginkan udara terkompresi.
D. Cara Kerja
Prinsip kerja kompresor dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika torak pompa
ditarik keatas, tekanan di bawah silinder akan turun sampai di bawah tekanan atmosfer
sehingga udara akan masuk melalui celah katup hisap yang kendur. Katup terbuat dari
kulit lentur, dapat mengencang dan mengendur dan dipasang pada torak. Setelah udara
masuk pompa kemudian torak turun kebawah dan menekan udara, sehingga volumenya
menjadi kecil.
Tekanan menjadi naik terus sampai melebihi tekanan di dalam ban, sehingga
udara mampat dapat masuk ban melalui katup (pentil). Karena diisi udara mampat
terus-menerus, tekanan di dalam ban menjadi naik. Proses pemampatan terjadi karena
perubahan volume pada udara yaitu menjadi lebih kecil dari kondisi awal.

E. Komponen

Mesin kompresor memiliki komponen pelengkap didalamnya yang saling


menunjang dalam proses kompresi udara. Sebelum kita memutuskan untuk membeli
kompresor angin, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu bagian dari kompresor
angin dan masing – masing fungsinya.

Berikut komponen dalam kompresor dan fungsinya kami jabarkan dibawah ini :

1. Drain Valve
Drain valve berperan untuk mengatur tekanan udara pada tabung penyimpanan
udara. Biasanya terdapat hasil uap berupa air dalam tabung penyimpanan udara dan
kotoran yang ikut masuk ke dalam tabung yang nantinya akan dibuang melalui
perangkat ini.
2. Fluid Cooler
Fluid cooler berperan untuk mengatasi overheat pada mesin kompresor agar
tidak terjadi ledakan yang dikarenakan suhu panas akibat proses kompresi pada
mesin. Selain itu alat ini dapat mendinginkan dan mengontrol suhu tekanan udara
pada mesin.

3. Hose
Hose merupakan selang khusus yang digunakan untuk mengalirkan udara
bertekanan, biasanya selang ini mampu menahan tekanan kuat yang dihasilkan
tabung udara. Umumnya alat ini berbahan karet yang memiliki panjang berbeda-
beda disesuai dengan kebutuhan dan memiliki bentuk spiral serta ada juga yang
lurus.
4. Hose Fitting
Hose fitting adalah alat yang terpasang pada pangkal hose dengan menggunakan
pressure tools, alat ini berfungsi menghubungkan hose dengan mesin kompresor.
Selain itu hose fitting terhubung dengan ball valve.
Hose fitting juga terdapat pada ujung dari hose yang berfungsi
menghubungkan hose dengan perangkat lain seperti pada pistol angin maupun alat
sejenisnya.
5. Ball Valve
Ball valve berfungsi untuk menghubungkan kompresor dengan hose maupun
ball valve, selain itu juga berperan mengatur keluarnya tekanan udara yang
dihasilkan tabung angin. Terdapat bola berlubang di tengah ball valve yang dapat
berputar dengan menggunakan tuas yang biasanya terletak pada atas ball valve.
Udara akan keluar melalui hose jika posisi lubang searah dengan ball valve.
6. Filter
Filter pada kompresor terbagi menjadi dua yaitu filter oli dan filter udara. Filter
udara berfungsi menyaring udara yang masuk ke intake kompesor agar tidak
tersumbat oleh tumpukan debu dan kotoran. Agar mesin bekerja secara optimal
maka filter udara harus selalu di bersihkan secara rutin. Filter oli berfungsi untuk
menyaring minyak pelumas yang melumasi bagian mesin agar optimal dalam
melakukan kompresi udara.
7. Pressure Gauge
Pressure gauge merupakan alat bantu untuk mengetahui tekanan udara pada
tabung penyimpanan udara. Dengan alat ini kita bisa dengan mudah mengetahui
berapa tekanannya. Pada pressure gauge terdapat dua macam satuan yaitu psi dan
bar serta terdapat angka-angka untuk menunjukan jumlah tekanan dalam tabung
penyimpanan.
8. Pressure Switch
Pressure switch berfungsi menghubungkan kompresor dengan pressure gauge
dan memutuskan tenaga apabila kapasitas tabung sudah mencapai batas agar tidak
terjadi overload pada tabung penyimpanan. Terdapat pengatur tekanan dalam alat
ini sehingga pengguna dapat mengatur angka maksimal dan minimal tekanan yang
tersimpan dalam tabung. Selain itu alat ini memiliki sensor untuk menyalakan
mesin jika tekanan udaranya sudah mencapai titik minimum yang di tentukan.
9. Safety Valve
Safety valve merupakan komponen penting dalam sebuah kompresor, alat ini
secara otomatis mengeluarkan tekanan udara yang sudah melebihi batas maksimal
dalam tabung ke titik aman. Melalui pressure switch pengguna dapat mengatur titik
maksimal pada safety valve, agar terhindar dari kemungkinan terjadinya ledakan
pada tabung penyimpanan.
10. Receiver Tank
Receiver tank merupakan tempat penyimpanan udara yang terkompresi oleh
mesin kompresor, alat ini mampu menahan besarnya tekanan dari udara tersebut.
Biasanya receiver tank berbentuk tabung dengan ukuran berbeda-beda
disesuaikan dengan kemampuan kapasitas penampungnya, biasanya kapasitas
receiver tank berkisar antara 80 sampai 8000 galon. Alat ini berbahan plat baja
yang dilapisi dengan lapisan khusus anti karat dan di cat sesuai dengan warna
kompresornya.
BAB 2
RESERVOIR
A. Pengertian
Reservoir atau juga dikenal sebagai tangki penyimpanan udara adalah salah
satu komponen pada sistem pneumatik untuk menyimpan udara terkompresi.
Reservoir harus dilengkapi dengan katup pengaman. Katup pembuangan pada
reservoir yaitu katup masuk dan keluar udara. Pengukur tekanan dipasang di atasnya
untuk memberikan tampilan visual seberapa besar tekanan di dalam tangki
penyimpanan.
Jika tekanan di tangki udara melebihi batas tekanan atasnya maka katup
pengaman terbuka dan melepaskan tekanan berlebih ke atmosfer untuk menghindari
kegagalan dan memastikan keselamatan operasional.
B. Fungsi
Ada 3 fungsi utama dari air receiver tank, yaitu:
1. Tempat penyimpanan udara tekan yang dihasilkan oleh kompressor sebelum
udara tekan digunakan. Udara yang dihasilkan dari kompressor tidak bisa
langsung dipergunakan tanpa terlebih dahulu ditahan di dalam tabung sampai
tekanan kerja tertentu.
2. Untuk menurunkan temperatur dari udara tekan. Udara tekan yang dihasilkan dari
kompressor umumnya panas, saat memasuki air receiver tank temperatur akan
turun sebagian uap air juga akan terkondensasi. Hal ini juga mengurangi beban
kerja dari air dryer.
3. Sebagai buffer tekanan di dalam sistem piping. Semakin jauh 1 titik penggunaan
dari kompressor maka tekanan udara di titik tersebut semakin rendah. Dengan
adanya tabung di ujung pipa akan membuat tekanan di titik tersebut tidak turun.
Prinsip ini sama dengan sistem loop dalam instalasi pipa udara tekan.
Selain itu, reservoir juga dapat digunakan dalam skenario berikut:
1. Sebagai akumulator jika tekanan tiba-tiba turun
2. Menghasilkan penundaan waktu yang lama sehubungan dengan waktu tunda dan
katup kontrol aliran
3. Menghasilkan sistem yang terkontrol dengan yang pertama- mengontrol
penundaan
4. Untuk menghasilkan tekanan statis menggunakan katup kontrol aliran satu arah
C. Cara Kerja
Tempat penampungan udara digunakan untuk mengkompensasi fluktuasi
tekanan dalam sistem Pneumatik. Udara dibiarkan masuk ke reservoir dari katup aliran
dan disimpan di sana sampai dilepaskan pada titik yang ditentukan sebelumnya. Tangki
ini memiliki fungsi sebagai kompresi udara dan tekanan udara sebagai sumber
stabilisasi. Tangki tekanan udara bisa menghilangkan atau mengurangi berkala udara
aliran denyut dari kompresor udara, dan menstabilkan tekanan dalam pipa, pasokan
listrik ke pipa untuk menyelesaikan program operasi pneumatik setelah berhenti mesin.
BAB 3
AIR SERVICE UNIT
A. Pengertian
Sumber energy merupakan energy yang diperlukan dalam system kerja, Sumber energy
pada pneumatic adalah udara yang sudah dimampatkan (udara bertekanan), yaitu
berasal dari compressor. Untuk mengatur tekanan udara yanga akan disalurkan pada
system pneumatic digunakan alat yang namanya “Air Service Unit”.
B. Fungsi
Fungsi dari Air Service Unit adalah mencegah debu, air yang dapat merusak keausan
pada komponen-komponen sistem pneumatik, mencegah timbulnya kemacetan dan
korosi pada peralatan pneumatik.
C. Komponen
Air service unit merupakan kombinasi dari beberapa komponen untuk
memberikan jaminan kualitas udara kempa pada sistem pnumatik, terdiri dari 3
komponen, yaitu:
1. Compressed Air Filter
2. Compressed Air Regulator
3. Lubricating Oil
BAB 4
KATUP
A. Pengertian
Katup pneumatik merupakan salah satu komponen penting di dalam peralatan
pneumatik. Fungsi utama dari katup-katup didalam suatu sistem pneumatik adalah
untuk mengubah, membangkitkan atau menghentikan sinyal untuk keperluan keperluan
penginderaan, pemrosesan, dan pengendalian. Katup dibagi menjadi beberapa
golongan berdasarkan fungsinya didalam rangkaian pneumatik. Katup juga dapat
dibagi berdasarkan jenis sinyal yang diterima, metode pengaktifan, metode kembali ke
posisi semula dan konstruksinya.
B. Jenis – Jenis
1. Katup Pengarah (Directionall Control Valves)
a. Katup 3/2 Way valve (WV) penggerak plunyer, pembalik pegas, termasuk
jenis katup piringan (disc valves) normally closed (NC)

b. Katup 4/2
Katup 4/2 adalah katup yang membangkitkan sinyal dengan sifat bahwa
sebuah sinyal keluaran dapat dibangkitkan juga dapat dibatalkan/diputuskan.
Katup 4/2 mempunyai 4 lubang dan 2 posisi.

c. Katup 4/3 posisi tengah tertutup


d. Katup 5/2

e. Katup 5/3, posisi tengah tertutup

2. Katup satu arah


Katup ini berfungsi untuk mengatur arah aliran udara hanya satu arah saja yaitu
bila udaara telah melewati katup tersebut maka udara tidak dapat berbalik arah.
Macam-macam katup searah:
a. Katup Satu Arah Pembalik Pegas
Katup satu arah hanya bisa mengalirkan udara dari satu sisi saja. Udara dari
arah kiri akan menekan pegas sehingga katup terbuka dan udara akan
diteruskan kekanan. Bila udara mengalir dari arah sebaiknya, maka katup akan
menutup dan udara tidak bisa mengalir ke arah kiri. Katup satu arah dalam
system elektrik identik dengan fungsi diola yang hanya mengalirkan arus
listrik dari satu arah saja

b. Shuttle valve
Katup ini akan mengalirkan udara bertekanan lebih dari salah satu sisi kiri saja
atau kanan saja. Katup ini disebut katup “OR”
c. Katup Dua Tekan
Katup ini dapat bekerja apabila mendapatkan tekanan dari kedua saluran
masuknya, yaitu saluran X dan saluran Y secara Bersama-sama. Bila udara
yang mengalir dari satu sisi saja, maka katup akan membuka, sehingga katup
ini juga disebut “AND”

d. Katup Buang Cepat (Quick Exhaust Valve)


Quick Exhaust Valve bekerja mengalirkan udara bertekanan dari lubang P
menuju lubang A. akan tetapi jika ada udara yang masuk dari lubang A maka
udara langsung dibuang cepat ke lubang R

e. Katup Pengatur Tekanan


Katup pengatur tekanan berfungsi untuk mengatur besar-kecilnya tekanan
udara yang akan keluar dari service unit dan bekerja pada sistim
pneumatic(tekanan kerja)

f. Katup Pembatas Tekanan


Katup ini berfungsi untuk membatasi tekanan kerja maksimum pada system.
Apabila terjadi tekanan berlebiih maka katup out-let akan terbuka dan tekanan
lebih akan dibuang. Jadi tekanan udara yang mengalir ke system tetap aman
g. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, bedanya katup ini
berfungsi untuk membuat urutan kerja dari system

h. Time Delay Valve


Katup ini berfungsi untuk menunda aliran udara hingga waktu yang telah
ditentukan. Udara akan mengalir dahulu ke tabung penyimpan, bila sudah
penuh baru akan mengalir ke saluran lainnya.

i. Katup Pengatur Aliran


Katup ini berfungsi untuk mengendalikan besar kecilnya aliran udara atau
biasa disebut dengan katup cekik, hal itu dikarenakan akan mencekik aliran
udara hingga akan menghambat aliran udara.

Macam-macam flow control:


1) Fix flow control
Besarnya lubang laluan tetap (tidak dapat disetel)
2) Adjustable flow control
Lubang laluan dapat disetel dengan baut penyetel
3) Adjustable flow control dengan check valve by pass
j. Shut of Valve
Katup ini berfungsi untuk menutup dan membuka aliran udara

C. Simbol
BAB 5
RANGKAIAN
A. Intuitif
1. Pengertian
Metode intuitif dapat membuat sistem kontrol pneumatik dengan tingkat
kerumitan yang sederhana dapat diselesaikan. Metode intuitif dapat dikatakan juga
sebagai metode coba dan ralat kesalahan (trial and error ). Metode intuitif umumnya
dipergunakan untuk membuat rangkaian pneumatik dasar, yaitu rangkaian tanpa sinyal
konflik sebab untuk rangkaian yang komplek, maka membutuhkan pengalaman dan
waktu yang lama.
2. Urutan Langkah
Urutan langkah dalam pembuatan rangkaian metode intuitif antara lain :
a. Buat persamaan geraknya
b. Identifikasi sensor atau limit switch yang dibutuhkan
c. Buat rangkaian pneumatik
3. Beberapa hal yang harus dipahami untuk menyelesaikan permasalahan dengan
metode intuitif, antara lain
a. notasi table
b. notasi vector
c. notasi singkat
d. diagram langkah
e. diagram waktu pemindahan
f. diagram control.
4. Kelebihan
a. Rangkaian lebih sederhana
b. Wiring tidak terlalu ribet
c. Tidak membutuhkan banyak katup
5. Kekurangan
Tidak semua ranngkaian dapat meggunakam metode intuitif
6. Contoh Rangkaian

B. Cascade
1. Pengertian
Metode Cascade Pneumatic yakni perancangan sistem Pneumatic yang
terstruktur. Metode ini biasanya dipakai untuk menuntaskan dilema yang tidak
sanggup diselesaikan dengan mode intuitif. Dengan adanya metode ini kita sanggup
menyesaikan kasus sinyal bentrok atau biasa disebut dengan (Over Lapping).
Biasanya metode Cascade Pneumatic memakai benyak katup untuk mengntrol
pergerakan silinder. oleh lantaran itu tugas katup dalam metode Cascade sangat
penting.
2. Persyaratan
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan metode
Cascade, yaitu :
a. Pisahkan konflik yang ada pada system rangkaian.
b. Semisal A+,B+,B-,A- dalam siklus konflik yang terjadi terdapat B+ dan B-
maka digunakan Metode Cascade untuk menuntaskan kasus siklus tersebut
c. Hindari simbol silinder yang sama dalam 1 kolom
d. Ruas kanan dan kiri dalam pengelompokan harus sama rata
3. Kelebihan
a. Mengurangi terjadi bentrokan. Maksud disini yaitu, dengan memakai system
ini, kemungkinan rangkaian yang dibentuk sanggup mengatasi adanya
bentrokan di B-, A+ maka digunakan metode cascade untuk mencegah
terjadinya goresan siklus.
b. Meningkatkan atau memperbaiki kedinamisan performansi control loop.
4. Kekurangan
a. Membutuhkan banyak katup. Penggunaan system ini memang membutuhkan
katup untuk men switch sebuah jalur angina
b. Wiring yang ribet.
5. Contoh Rangkaian

Anda mungkin juga menyukai