Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KULIAH MIKROBIOLOGI

MODUL SEL DAN GENETIKA

WINDY VALENTIN SUMBARI I11112085


BRIEGHITA ADHELSA M. DOMMY I1011131057
NUR AL HUDA I1011151023
TASHA SALSABILA I1011161051
ANI SORAYA I1011181001
SONIA VERONIKA ANGELINA I1011181016
MUHAMMAD REZA SETIAWAN I1011181020
JONATHAN EDGAR I1011181023
PUJI ASTUTI I1011181040
VEREN EVELYN CHANDRA I1011181065
ZULKARNAIN I1011181084
ABED NEGOKEI I1011181092

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
MIKROBIOLOGI

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari mikroorganisme, yang


terdiri dari satu atau berkelompok yang terlihat secara mikroskopik, termasuk
virus. Mikroorganisme ini memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan
diperkiakan 5x1030 mikroorganisme terdapat di bumi lebih dari 90% bagian
tubuh kita terdapat mikroorganisme.

Prokariot
Sel prokariot merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem
endomembran sehingga tipe sel ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi oleh
sistem membran, tidak memiliki organel yang dibatasi oleh sistem membran. Sel
prokariot terdapat pada bakteri dan ganggang biru.

Gambar 1. Sel Prokariot.

Eukariot
Sel eukariot merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran.
Pada sel eukariot tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada sel ini
sitoplasma memiliki berbagai jenis organel seperti antara lain : badan golgi,
retikulum endoplasma (RE), kloropas (khusus pada tumbuhan), mitokondria,
badan mikro dan lisosom.
Gambar 2. Sel Eukariot.

Karakteristik Prokariot Eukariot


Ukuran sel D : 0,2-2,0 um D : 10-100 um
Nukleus Tidak ada Ada
Ada (lisosom,
Organel sel Tidak ada kompleks golgi, RE,
mitokondria)
Dengan 2 struktur Komplek, tersusun
Flagella
bangunan dari mikrotubul
Selalu ada, sebagai Ada pada beberapa
Glycocalyx
kapsul sel
Mengandung Mengandung
Dinding sel
peptidoglikan selulos, kitin
Fosfolipis,
Membran plasma Fosfolipid
karbohidrat, setrol
Tidak terdapat Terdapat
Sitoplasma
sitoskeleton sitoskeleton
Ribosom Ukuran kecil (70S) Ukuran besar (80S)
Multiple linier
Single kromosom
Kromosom (DNA) kromosom dengan
tanpa histon
histon
Pembelahan sel Pembelahan biner Mitosis
Pembelahan
Tidak ada Meiosis
seksual

SEL PROKARIOT
Bentuk Dasar Bakteri

Coccus Basil Spiral

Gambar 3. Bentuk dasar bakteri.

Kokus
a. Coccus (monococcus)
Bentuk satu sel dari bakteri bulat
b. Diplococcus
Bentuk dua sel bakteri coccus (bulat) yang saling berdampingan
c. Streptococcus
Bentuk bakteri yang memiliki lebih dari 2 sel atau seperti rantai
d. Tetrad
Bentuk 4 sel bakteri yang saling berdampingan
e. Sarcina
Bentuk tetrad yang bertumpuk menjadi 2 lapis
f. Staphylococcus
Bentuk bakteri yang memiliki lebih dari dua sel yang menyerupai anggur
Basil (batang)
a. Basil (monobasil)
Bentuk satu sel dari bakteri batang
Contoh bakteri basil adalah Salmonella thyposa, Escherichia coli
b. Diplobasil
Bentuk dua sel bakteri basil (batang) yang saling berdempetan
c. Streptobasil
Bentuk bakteri yang memiliki lebih dari 2 sel atau seperti rantai
Contoh bakteri streptobasil adalah Bacillus anthracis
d. Cocobasil
Sejenis bakteri dengan bentuk antara kokus (bulat) dan basil (batang)
Contoh dari bakteri cocobasil adalah Haemophilus ducreyi
Spiral
a. Vibrio
Vibrio adalah bentuk bakteri koma
Contoh dari bakteri berbentuk koma ini adalah Vibrio cholera
b. Spirillum
Bakteri yang berbentuk lengkung lebih dari setengah lingkaran, spiral
yang tebal dan dinding sel yang kaku
c. Spirochaeta
Bakteri ini memiliki bentuk hamper sama dengan bakteri berbentuk spiral
hanya saja bakteri spirochaeta ini lebih berkelok dengan ujung yang
runcing

STRUKTUR LUAR DINDING SEL

Dinding sel pada bakteri berfungsi sebagai pelindung dan pemberi


bentuk sel. Bakteri mempunyai dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan yaitu
gabungan protein dan polisakarida. Selain dari pada dinding sel bakteri juga
memiliki kapsul. Kapsul bakteri mempunyai lapisan lendir yang berbentuk padat
dan tebal. Kapsul tersusun dari polisakarida dan air. Lendir ini menjadikan
permukaan sel bakteri menjadi licin. Fungsi kapsul bagi bakteri diantaranya alat
pertahanan dan perlindungan bagi bakteri. mencegah kekeringan pada sel bakteri,
alat melekat bakteri pada sel inang, sumber makanan bagi bakteri.
Bakteri juga memiliki alat gerak atau flagel. Flagela merupakan alat
gerak bagi bakteri yang berbentuk batang atau spiral. Dengan adanya flagela,
bakteri dapat bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan atau
menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Berbagai bakteri
memiliki ciri yang berbeda untuk setiap alat gerak yang dimilikinya, contohnya :
- Peritrik : alat gerak hampir terdapat pada setiap bagian dari tubuh bakteri
- Monotrik : alat gerak terdapat pada satu kutub (ujung) bakteri
- Lopotrik : alat gerak terdapat dua atau lebih pada satu ujung bakteri
- Amphitrik : alat gerak terdapat pada kedua kutub bakteri atau lebih

Flagella Pada Bakteri

Gambar 4. Struktur Flagella

Pada flagella bakteri terdapat komponen-komponen berikut:


- Protein sakral merupakan protein yang terletak paling bawah antara membran
plasma yang terdiri dari lipid dan dinding sel bakteri yang tersusun atas
peptidoglikan. Protein sakral berperan sebagai penentu arah pergerakan
bakteri.
- Protein motor berperan sebagai energi yang dialirkan ke protein AS untuk
menggerakan filamen.
- Protein AS yang berada diantara protein motor dan protein Hook.
- Protein Hook melingkari flagella dan menghubungkan filamen dengan sel.
Protein Hook ini dihubungkan dengan protein lain melalui HAPs (Hook
Assosaited Protein)
Berikut beberapa contoh filamen:
Filamen axial : Treponema pallidum

Gambar 5. Filamen axial.

Fimbriae : Lebih pendek, lebih tipis, lebih lurus, untuk penempelan seperti
Neiserria gonorrhoeae

Gambar 6. Fimbriae.

Pili : untuk transfer DNA, motilitas

Gambar 7. Pili.
DINDING SEL

Bakteri Gram negatif dan Gram positif memiliki perbedaan pada


dinding selnya, oleh sebab itu bakteri Gram negatif dan Gram positif dapat
dibedakan melalui pewarnaan Gram karena dinding sel yang akan terwarnai.
Bakteri Gram positif hanya memiliki dinding sel yang tersusun dari peptidoglikan
yang tebal dan membran plasma sehingga akan menyerap pewarna pertama yang
berwarna biru atau ungu karena tidak mudah memuai setelah pemberian alkohol.
Bakteri Gram negatif memiliki 2 membran plasma yang terdiri dari
lipid sehingga urutannya adalah “membran plasma - dinding sel - membran
plasma (inner membrane)”, dengan peptidokgikan yang tipis, maka pewarna
pertama akan luntur atau memuai setelah pemberian alkohol dan diseraplah
pewarna kedua yang membuatnya menjadi warna merah atau pink.

Gambar 8. Struktur dinding sel bakteri


GRAM POSITIF VS GRAM NEGATIF

Karakteristik Gram Positif Gram negatif


Mempertahankan Dapat diwarnai
Reaksi pewarnaan
kristal violet, berwarna safranin, bewarna
gram
ungu merah atau pink
Lapisan peptidoglikan Tebal (multilayered) Tipis (single layered)
Asam teichoic Banyak Tidak ada
Celah periplasma Tidak ada Ada
Membran luar Tidak ada Ada
Lipopolisakarida Tidak ada Banyak
Lipoprotein dan lipid Sedikit Banyak
Struktur flagella 2 cincin di basal tubuh 4 cincin di basal tubuh
Karakteristik Gram Positif Gram negatif
Eksotoksin dan
Toksin Eksotoksin
endotoksin

Resistensi terhadap
Tinggi Rendah
fisika

Kepekaan terhadap Kurang peka (karena


Sangat peka
lysozyme adanya membran luar)

Sensitifitas penisilin
Sensitif Kurang sensitif
dan sulfonamid

Sensitifitas
streptomicin,
Kurang sensitif Sensitif
kloramfenikol,
tetrasiklin

Mempertahankan
Kuat Lemah
warna dasar
Resistensi sodium
Resisten Kurang resisten
azide
Resistensi
Resisten Kurang resisten
pengeringan
STRUKTUR DALAM DINDING SEL

Struktur dalam dinding sel : Sel eukariotik Membran plasma


(Plasmalemma) merupakan selaput tipis di sebelah luar sel yang memisahkan
protoplasma sel dengan lingkungan luar. Berfungsi untuk melindungi isi sel,
mengatur keluar masuknya molekul -molekul, dan sebagai reseptor (penerima)
rangsangan dari luar.
1. Fosfolipid merupakan molekul amfipatik, yang terdiri dari 2 rantai asam
lemak hidrofobik dan gugus kepala hidrofilik yang mengandung fosfat.
2. Fosfolipid + ster Mycoplasma.

Gambar 9. Membran plasma.

3. Fungsi : selektif barier, produksi nergy (ATP), pemecahan nutrisi


Kromatopore.
STRUKTUR DALAM DINDING SEL

Sitoplasma : plasma sel


Merupakan: cairan yang berada dalam sel selain nukleoplasma (plasma
inti). Cairannya disebut sitosol, padatannya berupa organel-organel. Sitosol
tersusun atas: air, protein, asam amino, vitamin, nukleotida, asamlemak, gula, &
ion-ion. (* Sitosol punya nama lain: matriks sitoplasma.). Sitoplasma, tersusun
dari 80% air, protein, asam nukleat, lemak, karbohidrat, ion anorganik, dan
kromatografi.
Padatan sitoplasma terdiri dari organel-organel: yaitu: ribosom,
mitokondria, & kompleks Golgi. Dan mempunyai sifat fisik berubah-ubah karena
mengandung protein. Dapat berupa fase sol (cair) & fase gel (gelatin, padat)
tergantung kondisi sel.
Fungsi Sitoplasma:
Tempat penyimpanan bahan2 kimia yg penting bagi metabolism sel
(enzim- enzim, ion-ion, gula, lemak & protein) dan sebagai tempat
berlangsungnya reaksi metabolisme sel untuk mendapatkan energi.
Terjadi pembongkaran & penyusunan zat-zat melalui reaksi-reaksi
kimia. Contoh: Pembentukan energi, sintesis asam lemak, asam amino, protein,
dan nukleotida. Sitoplasma selalu “mengalir” agar metabolisme berjalan dengan
baik.

Nukleus :
Organel terbesar yang berada di dalam sel. Terletak di tengah sel &
berbentuk bulat/oval. Kromosom tersusun atas protein & DNA (berfungsi untuk
menyampaikan informasi genetic dan sintesis protein). RNA berfungsi untuk
sintesis protein saja. Jadi, nucleolus adalah bukan organel tetap, melainkan suatu
tanda bahwa sel sedang melakukan transkripsi (karena bila proses transkripsi
berhenti, maka nucleolus akan mengecil/menghilang).
Fungsi Nukleus:
- pengendali seluruh kegiatan sel;
- pengatur pembelahan sel;
- pembawa informasi genetik (DNA); mewariskan sifat2 melalui pembelahan
sel.

Nukleoid :
Kromosom ( DNA) bakteri berbentuk sirkuler, terletak memadat pada
suatu area dalam sitoplasma yang disebut nukleoid. Kromosom membawa
informasi sifat utama yang diperlukan oleh sel seperti bentuk sel, tipe dinding sel,
kemampuan metabolisme sel, dan lainnya.

Ribosom :
Tersusun atas: RNA-ribosom & protein; tidak punya
membrane,ribosom tidak punya membran. Ribosom disintesis oleh nukleolus.

Badan Inklusi :
Merupakan verekspresi protein dari gen virus atau manusia di dalam
sel bakteri sering menyebabkan misfolding dan akumulasi protein menyebabkan
agregat tidaklarut.
Badan Inklusi merupakan tempat bakteri menyimpan berbagai
senyawa kimia dalam bentuk granular atau globular di sitoplasma nya.
Adapun jenis badan inklusi, antara lain: granula sianofisin, karboksisom,
vakuola gas, granular sulfur atau granular fosfat, granular glikogen dan protein
toksin. Yang memiliki fungsi tersendiri dan hanya terdapat pada jenis bakteri
tertentu.

Endospore :
Merupakan struktur spesifik yang ditemukan pada beberapa jenis
bakteri. Contoh: Bacillus, Clostridium
Endospora merupakan bentuk sel dalam keadaan istirahat. Endospora
terbentuk ketika suatu bakteri berada dalam keadaan yang kurang
menguntungkan. Endospora dapat bertahan selama bertahun-tahun dan dari cuaca
ekstrim.
ENDOSPORA

- Apabila nutrisi yang penting untuk kehidupan bakteri tergannggu atau tidak
tersedia maka akan membentuk endospora.
- Endospora adalah bentuk sel dalam keadaan istirahat.
- Sangat tahan asam, panas, kekeringan, zat kimia, radiasi
- Beberapa genus gram positif (Clostridium & Bacillus)
- Endospora dapat bertahan hingga ribuan tahun sampai memungkinkan
membentuk sel vegetatif kembali melalui proses germinasi.
- Proses germinasi diaktifkan secara fisik ataupun kimia yang dapat merusak
lapisan coat endospora.
- Enzim endospora kemudian memecah lapisan lainnya, kemudian air masuk
kedalam sehingga mulai terjadi metabolisme.

STRUKTUR ENDOSPORA

Adapun struktur dari endospora, terdiri dari:


- Core merupakan sitoplasma dalam jumlah sedikit yang di dalamnya sudah
terdapat DNA, RNA, ribosom, dan enzim.
- Dinding Spora merupakan lapisan paling dalam yang terdiri dari petidoglikan.
- Korteks adalah lapisan tebal yang melapisi endospora.
- Coat merupakan lapisan kreatif yang melindungi spora dari faktor-faktor
lingkungan.
- Eksosporium merupakan membran lipoprotein yang terdapat pada lapisan
paling luar.
ENDOSPORA

Struktur Endospora

Gambar 10. Endospore.

Sifat resistensi endospora yang sangat kuat dapat dijelaskan dari


struktur selulernya yang unik. Mantel yang tersusun atas protein melapisi spora
sehingga mampu memberikan ketahanan dari zat kimia dan enzimatik tertentu. Di
bawah lapisan mantel, terdapat lapisan peptidoglikan khusus yang sangat tebal.
Lapisan ini dinamakan korteks. Lapisan korteks ini berfungsi untuk mencegah
terjadinya dehidrasi pada inti spora sehingga dengan adanya korteks, spora dapat
bertahan dari suhu yang sangat tinggi. Di bawah lapisan korteks terdapat dinding
sel yang juga tersusun atas peptidoglikan.
Lapisan ini akan menjadi dinding sel bakteri setelah endospora
berkecambah. Membran dalam di bawah dinding sel merupakan penghalang
permeabilitas utama terhadap beberapa bahan kimia yang berpotensi merusak. Inti
spora merupakan bagian yang mengandung DNA sel, ribosom dan sejumlah
protein yang larut dalam asam (SASPs). Protein tersebut mengikat kuat DNA dan
bertanggung jawab atas ketahanan terhadap sinar UV dan bahan kimia yang
merusak DNA. Eksosporium adalah membrane lipoprotein yang terdapat pada
lapisan paling luar.

Proses Pembentukan Spora

Gambar 11. Proses pembentukan spora.

Reproduksi bakteri secara aseksual terjadi melalui pembentukan


endospora. Endospora adalah spora yang terbentuk di dalam sel bakteri (diluar:
eksospora). Pembentukan endospora dilakukan oleh bakteri hanya jika terjadi
perubahan kondisi lingkungan yang buruk atau jika bakteri berada pada
lingkungan yang ekstrim seperti suhu yang tinggi. Selain itu, pembentukan
endospora juga dilakukan bakteri apabila nutrisi lingkungannya langka dan atau
populasi bakteri sangat padat.

Dalam kondisi lingkungan yang buruk tersebut, bakteri akan


mereplikasi DNA dan membentuk pembungkus (coat) yang sangat kuat dan tahan
terhadap radiasi sinar ultraviolet, panas, kekeringan serta tahan terhadap bahan
kimiawi seperti desinfektan. Kemudian jika kondisi lingkungan telah sesuai,
endospora akan terlepas dari sel induk dan membentuk bakteri yang baru. Dalam
hal ini sel induk akan mati. Contoh bakteri yang dapat membentuk spora adalah
Bacillus dan Clostridium.

SEL EUKARIOTIK

Sel Eukariot
Fungi
Fungi (tunggal: fungus) tergolong eukariot, organisme dengan nukleus
yang jelas mengandung materi genetik sel (DNA), dikelilingi pembungkus
istimewa yang disebut membran nukleus. Organisme dalam Kingdom Fungi ada
yang uniseluler atau multiseluler. Fungi besar multiseluler, seperti
cendawan/jamur dapat terlihat seperti tanaman, namun mereka tidak mampu
melakukan fotosintesis, seperti tumbuhan umumnya lakukan.
Fungi sesungguhnya memiliki dinding sel yang mengandung bahan
yang disebut kitin. Bentuk uniseluler fungi, ragi, merupakan mikroorganisme oval
yang lebih besar dari bakteri. Fungi yang paling khas adalah mold. Bentuk
kumpulan mold yang dapat dilihat disebut miselia, yang tersusun atas benang
panjang (hifa) yang bercabang dan saling menyambung.
Pertumbuhan yang terlihat seperti kapas ditemukan pada roti dan buah
adalah miselia dari mold. Fungi dapat bereproduksi baik seksual maupun
aseksual. Mereka mendapatkan makanan dengan menyerap larutan bahan organik
dari lingkungannya—baik tanah, air laut, air tawar, atau hewan lain atau
tumbuhan inangnya. Organisme yang disebut slime mold atau jamur
lendirmemiliki karakteristik dari fungi dan amoeba.

Protozoa
Protozoa adalah mikroba uniseluler yang tergolong eukariot. Protozoa
bergerak dengan kaki semu (pseudopodia), flagel, atai silia. Amoeba bergerak
dengan pemanjangan sitoplasma nya yang disebut pseudopodia (kaki semu).
Protozoa lainnya memiliki flagella atau banyak anggota pendek untuk bergerak
yang disebut silia.
Protozoa memiliki banyak macam bentuk dan hidup baik sebagai
mahluk bebas atau sebagai parasit (organisme yang memperoleh nutrisi dari inang
yang hidup) yang menyerap atau mencerna senyawa organik dari lingkungannya.
Protozoa dapat bereproduksi baik seksual atau aseksual.
Algae
Algae (tunggal: alga) eukariot yang mempu berfotosintesis dengan
banyak variasi bentuk serta mampu bereproduksi baik seksual maupun
aseksual.dinding sel kebanyakan alga, disusun oleh karbohidrat yang disebt
selulosa.
Alga melimpah pada air tawar dan air asin, di tanah, berasosiasi
dengan tumbuhan. Dalam fotosintesis, alga membutuhkan cahaya, air, dan
karbondioksida untuk produksi makanan dan pertumbuhan, namun umumnya
tidak membutuhkan senyawa organik dari lingkungan. Sebagai hasil fotosintesis,
alga menghasilkan oksigen dan karbohidrat yang kemiduan akan digunakan oleh
organisme lainnya, termasuk hewan. Dengan demikian alga memainkan peran
penting dalam menjaga keseimbangan alam.

Helminth
Helminth berarti cacing, baik yang hidup secara parasie maupun yang
hidup bebas. Helminth (cacing) termasuk dalam golongan Metazoa (binatang
bersel banyak) yang dilengkapi dengan jaringan ikat dan organ-organ yang
berasal dari ektoderm, endodermdan mesoderm. Kulit cacing ata kutikula dapat
keras atau kuat dan elastis, relatif lembut.
Kebanyakan resisten terhadap pencemaan. Dapat dilengkapai oleh
spine (spina), Hooks (kait-kait),cutting plate, stylet, untuk melekat, menembus
dan merusak jaringan host (inang). Bentukan-bentukan tersebot biasanya terdapat
disekitar mulut. Beberapa spesies dilengkapi dengan kelenjer yang sektesinya
masuk kedalam mulut cacing dan berfungsi mencema jaringan host(inang) yang
digunakan sebagai makanannya atau dapatjuga menyebabkan cacing bermigrasi
dalam jaringan host (inang).
STRUKTUR SEL

Struktur Sel
Flagela
Flagela adalah bulu cambuk yang tersusun dari senyawa protein yang
terdapat pada dinding sel, dan berfungsi sebagai alat gerak. Flagela bakteri tidak
terbungkus oleh perluasan membran plasma yang berbentuk batang (basil), koma
(vibrio), dan juga spiral.
Ada sekitar separuh dari seluruh bakteri yang dapat bergerak secara
terarah yang menuju atau menjauhi ransang. Gerak tersebut disebut gerak taksis.
Contohnya bakteri dari familia Chlorobacteriaceae yang akan melakukan gerak
fototaksis positif atau menuju ke arah cahaya matahari untuk berfotosintesis.
Bakteri memiliki jumlah flagela yang memiliki letak berbeda-beda. Berikut
pengelompokan bakteri berdasarkan dari jumlah dan letak flagelanya.
- Atrik, adalah bakteri yang tidak mempunyai flagela
- Monotrik, adalah bakteri yang hanya mempunyai satu flagela
- Lofotrik, adalah bakteri yang mempunyai banyak flagela pada salah satu sisi
sel
- Amfitrik, adalah bakteri yang mempunyai flagela pada kedua ujung sel
- Peritrik, adalah bakteri dengan flagela yang tersebar di seluruh permukaan
dinding sel.

Ribosom
Ribosom adalah organel-organel kecil yang tersebar dalam sitoplasma
dan berfungsi dalam sintesis protein. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan
RNA (ribonukleic acid). Jumlah ribosom di dalam suatu sel bakteri mencapai
ribuan, contohnya saja Escherichia coli yang mempunyai 15.000 ribosom.Fungsi
Ribosom adalah untuk sintesis protein

Sitoplasma
Sitoplasma bakteri adalah cairan koloid yang mengandung molekul
organik seperti lemak, protein, karbohidrat, dan garam-garam mineral, enzim,
DNA, Klorosom (pada bakteri fotosintetik), dan ribosom. Fungsi Sitoplasma
adalah sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel

Dinding Sel
Dinding sel bakteri tersusun dari senyawa pepetidoglikan.
Peptidoglikan adalah suatu polimer yang terdiri dari polipeptida
pendek.Peptidoglikan memiliki ketebalan lapisan yang bervariasi dari ketebalan
lapisan ini berpengaruh terhadap respons pewarnaan, yang digunakan dalam
penggolongan bakteri, yaitu bakteri Gram posisitf dan bakteri Gram negatif.
Dinding sel dari pada Eubacteria mengandung peptidoglikan, sedangkan pada
dinding sel Archaebacteria adalah tidak mengandung peptidoglikan. Fungsi
Dinding Sel :
- Mempertahankan bentuk dari sel
- Memberikan sebuah perlindungan fisik,
- Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang memiliki tekanan
osmotik yang lebih rendah (hipotonis)
- Sel bakteri dapat mengalami plasmolisis jika berada pada lingkungan yang
tekanan osmotik lebih tinggi (hipertonis).
- Bakteri akan mati jika berada pada larutan yang pekat misalnya mengandung
banyak garam atau banyak gula.

Membran Plasma
Membran plasma tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang
bersifat selektif permeabel (dapat dilewati oleh zat-zat tertentu). Fungsi Membran
Plasma :
- Membungkus sitoplasma
- Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada diluar
sel.

Silia
Istilah Silia atau cilia dari bahasa Latin yakni “bulu mata.” Istilah Silia
ini Umum dalam organisme sel tunggal, Silia merupakan struktur seperti rambut
bergelombang untuk memindahkan sel ke sekitar atau untuk memindahkan
sesuatu di sekitar sel. Cilia juga hadir pada sebagian besar sel-sel dalam tubuh
manusia.
Beberapa jaringan dalam tubuh, seperti saluran telur pada wanita dan
trakea, juga memiliki tipe khusus silia yang membantu transportasi zat di
sepanjang permukaan jaringan. Pada permukaan sel-sel, termasuk beberapa
organisme uniselular, sering terdapat struktur seperti rambut. Jika struktur seperti
rambut tersebut berukuran panjang dan berjumlah sedikit, maka disebut flagel.
Sebaliknya jika ukurannya pendek dan jumlahnya banyak, maka
disebut silia. Keduanya, silia dan flagel memiliki struktur berbentuk silinder dan
tersusun dari sembilan mikrotubula, sama seperti struktur sentriol. Hanya saja,
pada silia dan flagel terdapat tambahan dua mikrotubula pada bagian tengahnya
dan semua mikrotubula berupa ikatan kembar dua.

Organel sel :
Gambar 12. Sel.
Nukleus
Retikulum Endoplasma
Kompleks Golgi
Lisosom
Vakuola
Mitokondria
PERBEDAAN SEL PROKARIOT DAN EUKARIOT

Gambar 13. Sel prokariot dan eukariot.

Karakteristik Prokariot Eukariot


Ukuran sel D : 0,2-2,0 um D : 10-100 um
Nukleus Tidak ada Ada
Ada (lisosom,
Organel sel Tidak ada kompleks golgi, RE,
mitokondria)
Dengan 2 struktur Komplek, tersusun dari
Flagella
bangunan mikrotubul
Selalu ada, sebagai
Glycocalyx Ada pada beberapa sel
kapsul
Mengandung Mengandung selulos,
Dinding sel
peptidoglikan kitin
Fosfolipis, karbohidrat,
Membran plasma Fosfolipid
setrol
Tidak terdapat
Sitoplasma Terdapat sitoskeleton
sitoskeleton
Ribosom Ukuran kecil (70S) Ukuran besar (80S)
Multiple linier
Single kromosom
Kromosom (DNA) kromosom dengan
tanpa histon
histon
Pembelahan sel Pembelahan biner Mitosis
Pembelahan seksual Tidak ada Meiosis

JAMUR/FUNGI

Karakteristik
Jamur
Yeast
Jamur Dimorfic

A. Jamur
Hifa
Merupakan bagian bada jamur yang berbentuk filamen
Septate hyphae
Beberapa jamur bekerja memiliki hyphae yang dibagi menjadi petak selular oleh
dinding disebut septa
Coenocytic hyphae
Merupakan non-septate, juga disebut aseptate, berarti satu panjang sel yang tidak
terbagi menjadi kompartemen

Jamur memiliki morfologi antara lain hifa dan miselium. Hifa


merupakan filamen vegetatif yang di dalamnya terdapat sejumlah sel yang saling
berhubungan. Hifa dibagi menjadi dua yaitu hifa vegetative dan hifa arial. Hifa
vegetatif berfungsi untuk mengambil makanan dari substrat, sedangkan hifa aerial
berfungsi untuk reproduktif. Miselium merupakan kumpulan dari beberapa hifa,
yang berarti jamur terdiri dari benang-benang yang disebut hifa. Hifa ini saling
berkaitan dan berhubungan membentuk miselium.
Bentuk jamur yang pertama adalah yeast. Yeast merupakan jamur
uniseluler berbentuk oval dengan diameter 3-15 mkro dan mempunyai cara
berkembang biak dengan membelah diri, dan budding cell. Contoh yeast yang
berkembang biak dengan cara budding cell adalah Saccharomyces. Pembentukan
tunas atau bud ini ialah jamur membentuk semacam sel berukuran kecil dan
kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran sempurna hingga akhirnya
terlepas dai induknya membentuk individu baru. Yeast yang tidak mampu
membentuk pseudohifa disebut yeast murni sedangkan yang mampu membentuk
pseudohifa disebut yeastlike. Contohnya adalah Candida albicans.

Gambar 14. Pseudohyphae.

Pseudohyphae terkadang ditemukan dan terkadang tidak ditemukan. Pseudhyphae


ditemukan pada insolant yang infektif
JAMUR DIMORFIC
Jamur dimorfic memiliki 2 bentuk pertumbuhan, yaitu:
moldlike (hifa)
pertumbuhan hifa terjadi pada saat 25°C
yeastlike (tunas)
partubuhan tunas terjadi pada suhu 37° C
Gambar 15. Jamur dimorfic.
Siklus hidup jamur, yaitu :
Aseksual spora
Spora yang dihasilkan secara aseksual dinamakan dengan mitospora,
dan spora-spora ini dihasilkan dengan berbagai macam cara. Terdapat dua jenis
utama dari spora aseksual, yaitu sporangiospora dan konidia (konidiospora).
Sporangiospora dihasilkan di dalam sporangium. Spora ini bersifat
endogen karena dihasilkan dan disimpan di dalam sporangium sampai matang dan
siap untuk disebarkan. Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi Jamur
Chytridiomycota dan Zygomycota. Terdapat dua jenis utama sporangiospora,
yaitu zoospora (motil) dan aplanspora (non-motil).
Konidiospora terbentuk pada ujung hifa yang disebut konidiofor.
Spora aseksual ini digunakan pada reproduksi Jamur Ascomycota dan
Basidiomycota. Kadang spora yang dihasilkan dapat memiliki dinding tebal, spora
ini disebut dengan klamidospora atau klamidokonidia.

Seksual spora
Spora seksual adalah spora yang dihasilkan dari penyatuan dua inti
induk, sehingga terjadi variasi genetik yang sangat penting untuk beradaptasi
dengan lingkungan.
Zigospora adalah spora yang dihasilkan dari peleburan dua hifa yang
cocok. Contoh Fungi yang menghasilkan spora ini adalah Rhizopus.
Askospora merupakan spora yang terdapat atau diproduksi di dalam
askus. Spora jenis ini khusus terdapat pada Fungi yang diklasifikasikan sebagai
Ascomycota. Umumnya, sebuah askus dapat mengandung delapan askospora,
yang merupakan hasil meiosis yang diikuti dengan mitosis.
Basidiospora merupakan spora yang dihasilkan oleh sel khusus yang
disebut basidium. Basidiospora ini khusus terdapat pada Fungi yang
diklasifikasikan sebagai Basidiomycota. Pada bagian bawah mangkok jamur
Basidiomycota, terdapat jutaan dari basidium ini. Sebuah basidium biasanya
memiliki empat basidiospora (kadang berjumlah dua atau delapan). Karena ini
sebuah jamur memiliki kemampuan untuk melepaskan miliaran spora.

Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut :


- Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa.
Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium,
sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut
makrokonidium. Cth. Aspergillus
- Oidium/artrospora, yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena
terputusnya sel-sel hifa. . Cth. Coccidiodes immitis
- Blatospora, merupakan tunas atau kuncup pada sel-sel khamir. Cth. Candida
albicans, cryptococcus
- Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung
yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam
sporangiospora yang tidak bergerak (nonmotil) disebut aplanospora dan
sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut
zoospora. Cth. Rhizopus

Spora Seksual
1. Plasogami adalah peleburan plasma
2. Kariogami adalah peleburan inti sel, dimana hifa (+) dan hifa (-) jika dia
cocok maka dia akan melebur
3. Meiosis adalah pembelahan sel dimana menghasikan gamet separuh dari
induknya
Karakteristik Lingkungan
1. Tumbuh dengan lingkungan pH 5
2. Jamur bersifat aerobik, yeast bersifat fakultatif anaerob
3. Resisten terhadap tekanan osmotik
4. Tumbuh pada kelembaban rendah
5. Membutuhkan nitrogen sedikit untuk berkembang
6. Dapat menggunakan karbohidrat komplek

Infeksi Jamur
1. Mikosis, biasa jamurnya hidup di tanah
2. Sistemik mikosis => hidup di tanah, luka pada petani dan tukang kebun
3. Subkuntaneus mikosis => dermatomikosis (rambut, kuku, kulit), antar
manusia, hewan-manusia, kotak langsung
4. Superfisial mikosis => rambut, superfisial sel epidemis, iklim tropis
5. Oportunistik => Pneumocytis, Mucor, Aspergillus

Golongan Jamur
1. Zygomicota
2. Ascomycota
3. Anamycota
4. Basidiomycota

Anda mungkin juga menyukai