Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“ALKALOID”

DISUSUN OLEH:

Disusun oleh :

Kelompok III/C2

Melinda Soeliyanto (51721011085)

Febrina Octaviyani (51521011167)

Umi Awal Rahmadani (51821011084)

Nur Hilmi Safitri (51821011075)

Sryfajryani (51821011076)

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PANCASAKTI

MAKASSAR

1
2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alkaloid adalah senyawa organic yang terdapat di alam bersifat basa

ataualkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen)

dalammolekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau

aromatis, dandalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada

manusia dan hewan.

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak

ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-

tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida

mengandung paling sedikit satu atom nitrogen. Hampir semua alkaloida yang

ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang sangat

beracun tetapi ada pula yang sangat bergunadalam pengobatan. Misalnya

kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yangterkenal dan mempunyai efek

sifiologis dan fisikologis. Alkaloida dapatditemukan dalam berbagai bagian

tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. "ari segi biogenetik,

alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asamamino yaitu ornitin dan

lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin dantirosin yang

menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yangmenurunkan

alkaloid indol.

2
Salah satu penggolongan alkaloid berdasarkan struktur cincin atau intiyang

dimilikinya adalah alkaloid isokuinoline yang merupakan suatu di$isi penting

dari keluarga alkaloid. alkaloid isokuinoline dapat dibagi menjadi beberapa

sub-kelas beberapa sub-kelas, antara lain terdiri dari unsur-unsur seperti

isoquinolines sederhana, benzylisoquinolines, phthalideisoquinolines,

protopines, alkaloid morfin, protoberberines serta alkaloid ipecac.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya yaitu :

a. Apa yang dimaksud dengan alkaloid?

b. Apa saja Manfaat dari Alkaloid ?

c. Bagaimana Metode Klasifikasi Alkaloid ?

d. Apa saja Sifat Fisika dan Kimia Alkaloid ?

e. Tumbuhan laut yang mengandung Alkaloid ?

1.3 Tujuan

a. Untuk mengetahui maksud dari alkaloid

b. Untuk mengetauhi manfaat dari alkaloid

c. Untuk mengetahui metode klasifikasi dari alkaloid

d. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia dari alkaloid

e. Untuk mengetahui tumbuhan laut yang mengandung alkaloid

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alkaloid

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan,

karena sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya

alkaloida memiliki satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa

sehingga disebut alkaloid. Alkaloid berfungsi untuk pelindung tanaman dari

penyakit, serangan hama, sebagai pengatur perkembangan, dan sebagai basa

mineral untuk mengatur keseimbangan ion pada bagian-bagian tanaman,

alkaloida yang ditemukan dan dihasilkan oleh tanaman termasuk dalam

bagian kelompok metabolit sekunder.( Reinhard Hiskia,dkk.2019 )

Alkaloid merupakan senyawa basa organik yang mengandung nitrogen

yang mayoritas banyak terdapat dalam tumbuhan, dan minoritas terdapat

dalam mikroorganisme dan hewan. Nama alkaloid sebenarnya berasal dari

alkali yang berarti basa (Seager & Slabaugh, 2014). Namun, tingkat

kebasaannya bervariasi, tergantung pada struktur molekul alkaloid, dan

keberadaan serta posisi dari gugus fungsional lainnya.(

Halimatussakdiah,dkk.2016)

4
2.2 Manfaat Alkaloid

Salah satunya adalah senywa alkaloid yang berkhasiat sebagai anti diare,

anti diabetes, anti mikroba dan anti malaria, akan tetapi beberapa senyawa

golongan alkaloid bersifat racun sehingga diperlukan adanya identifikasi

senyawa golongan alkaloid yang dapat diketahui manfaatnya. Alkaloid adalah

senyawa metabolit sekunder terbanyak yang memiliki atom nitrogen, yang

ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan. Sebagian besar senyawa

alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama angiosperm. Lebih dari

20% spesies angiosperm mengandung alkaloid (Wink, 2008). Alkaloid dapat

ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti bunga, biji, daun, ranting,

akar dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil

dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari

jaringan tumbuhan. (Retno Ningrum,dkk. 2016 )

2.3 Metode Klasifikasi Alkaloid

Metoda klasifikasi alkaloid yang paling banyak digunakan adalah

berdasarkan struktur nitrogen yang dikandungnya (Krygowski, et al.,, 2005;

Sherman, 2004), yaitu:

5
a. Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid yang atom nitrogennya berada

dalam cincin heterosiklis. Alkaloid ini dibagi menjadi: alkaloid pirolidin,

alkaloid indol, alkaloid piperidin, alkaloid piridin, alkaloid tropan, alkaloid

histamin, imidazol dan guanidin, alkaloid isokuinolin, alkaloid kuinolin,

alkaloid akridin, alkaloid kuinazolin, alkaloid izidin.

b. Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis, seperti efedrina.

c. Alkaloid putressin, spermin dan spermidin, misalnya pausina.

d. Alkaloid peptida merupakan alkaloid yang mengandung ikatan peptida.

e. Alkaloid terpena dan steroidal, contohnya funtumina. Secara umum

senyawa alkaloid diekstrak dari tumbuhan menggunakan beberapa pelarut

untuk menghilangkan lemak yang tercampur, kemudian ekstraknya

dibasakan dengan larutan NH3 10% dan Al2O3. Campuran ini selanjutnya

dipisahkan secara kromatografi kolom dan diidentifikasi. Identifikasi

senyawa alkaloid dapat dilakukan dengan metoda fisika, dengan cara

penyinaran kromatogram di bawah sinar ultraviolet 254 nm dan 366 nm.

Beberapa alkaloid memberikan warna fluoresensi biru atau kuning di

bawah sinar tersebut, serta metoda kimia dengan menggunakan pereaksi

tertentu, seperti pereaksi dragendorf membentuk endapan jingga-merah. (

Restu Kartiko Widi,dkk. 2007 )

2.4 Sifat Fisika dan Kimia Alkaloid

a. Sifat-Sifat Fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang

memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5

6
atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier

yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari

struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang

telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang

tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang

berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.

Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang

kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning

dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya

larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan

protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener

sangat larut dalam air.

b. Sifat-Sifat Kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada

adanya pasangan elektron padanitrogen.Jika gugus fungsional yang

berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh;

gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa

lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan

senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus

fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus

karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh

yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.

Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida. Kebasaan alkaloid

7
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,

terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi

ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah

isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan

berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan

senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau

sulfat) sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan

alkaloid lazim berada dalam bentuk garamnya.

2.5 Tumbuhan laut yang mengandung Alkaloid

a. Rumput Laut

Rumput laut adalah salah satu jenis alga yang dapat hidup di perairan

laut dan merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki

perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Rumput laut

atau alga juga dikenal dengan nama seaweed merupakan bagian terbesar

dari rumput laut yang tergolong dalam divisi Thallophyta. Ada empat

kelas yang dikenal dalam divisi Thallophyta yaitu Chlorophyceae (alga

hijau), Phaeophyceae (alga coklat), Rhodophyceae (alga merah) dan

Cyanophyceae (alga biru hijau).Alga hijau biru dan alga hijau banyak

yang hidup dan berkembang di air tawar, sedangkan alga merah dan alga

coklat secara eksklusif ditemukan sebagai habitat laut. Rumput laut jenis

Eucheuma cottonii merupakan salah satu carragaenophtytes yaitu rumput

laut penghasil karaginan, yang berupa senyawa polisakarida. Karaginan

dalam rumput laut mengandung serat (dietary fiber) yang sangat tinggi.

8
Serat yang terdapat pada karaginan merupakan bagian dari serat gum

yaitu jenis serat yang larut 11 dalam air. Karaginan dapat terekstraksi

dengan air panas yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel.

Sifat pembentukan gel pada rumput laut ini dibutuhkan untuk

menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke dalam golongan

Rhodophyta yang menghasilkan florin starch

 Klasifikasi Rumput Laut Eucheuma cottonii

Menurut Anggadireja (2011), taksonomi dari rumput laut

jenis Eucheuma cottonii adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Rhodophyta

Kelas : Rhodophyceae

Ordo : Gigartinales

Famili : Solieriaceae

Genus : Eucheuma

Spesies : Eucheuma cottonii (Kappaphycus alvarezii)

9
 Manfaat Rumput Laut Eucheuma cottonii

Rumput laut mengandung komponen-komponen metabolit

penting yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh, yaitu terdiri dari dua

kelompok yaitu primer dan sekunder. Komponen primer berupa

vitamin, mineral, serat, alginat, dan agar, sedangkan komponen

metabolit sekunder dari rumput laut berpotensi sebagai produser

metabolit bioaktif yang beragam dengan aktivasi yang sangat luas

sebagai antibakteri, antivirus, antijamur, dan sitotastik. (soelama,

dkk 2015). Aktivitas antibakteri yang terkandung dalam eucheuma

cottonii yaitu alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin.

Menurut Kordi (2010) bahwa rumput laut banyak

dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir sebagai obat luar, salah

satunya sebagai bahan antiseptik alami. Hasil penelitian Pringgenies

et al., (2011) menunjukkan potensi rumput laut sebagai antibakteri

patogen 14 yang dapat menyebabkan penyakit infeksi. Salah satu

penyakit infeksi yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit. Bakteri

Staphylococcus epidermidis merupakan kuman patogen yang sering

menyebabkan infeksi kulit pada manusia, sedangkan Micrococcus

luteus merupakan bakteri yang sering ditemukan menginfeksi kulit

ikan.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alkaloid merupakan senyawa organik yang paling banyak ditemukan,

karena sebagian besar zat alkaloida berasal dari tanaman. Pada umumnya

alkaloida memiliki satu buah atom nitrogen atau lebih dengan sifat basa

sehingga disebut alkaloid.

Salah satunya adalah senywa alkaloid yang berkhasiat sebagai anti diare,

anti diabetes, anti mikroba dan anti malaria, akan tetapi beberapa senyawa

golongan alkaloid bersifat racun sehingga diperlukan adanya identifikasi

senyawa golongan alkaloid yang dapat diketahui manfaatnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Reinhard Hiskia,dkk.2019. Pemeriksaan Senyawa Alkaloid Pada Beberapa

Tanaman Familia Solanaceae Serta Identifikasinya Dengan

Kromatografi Lapis Tipis (Klt). Fakultas Farmasi da Ilmu Kesehatan,

Universitas Sari Mutiara Indonesia

Retno Ningrum,dkk. 2016. Identifikasi Senyawa Alkaloid Dari Batang

Karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa) Sebagai Bahan Ajar Biologi

Untuk Sma Kelas X. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia Volume 2

Nomor 3 Tahun 2016 (p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman

231-236)

Halimatussakdiah,dkk.2016. Isolasi Senyawa Alkaloid Indol dari Ekstrak Akar

Kopsia singapurensis Ridl. (Apocynaceae). Program Studi Kimia, Fakultas

Teknik Universitas Samudra, Meurandeeh – Langsa

Restu Kartiko Widi,dkk. 2007. Penjaringan dan Identifikasi Senyawa Alkaloid

dalam Batang Kayu Kuning (Arcangelisia Flava Merr). Jurnal ILMU

DASAR, Vol. 8 No. 1, 2007 : 24-29

12
13

Anda mungkin juga menyukai