TONSILITIS
Pembimbing :
dr. Rini Febrianti, Sp. THT- KL
dr. Tita Puspita Sari, Sp. THT - KL
Disusun oleh:
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan Laporan Kasus 1 yang berjudul “Tonsilitis” ini tepat
pada waktunya. Terima kasih kepada dr. Rini Febrianti, Sp. THT-KL dan dr. Tita
Puspitasari, Sp.THT-KL yang telah membimbing penulis dalam pembuatan
Laporan Kasus 1 ini sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.
Wassalamualaikum wr. wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
1.2 ANAMNESIS...............................................................................................1
1.4 RESUME......................................................................................................5
1.5 DIAGNOSIS.................................................................................................5
1.6 TATALAKSANA.........................................................................................6
1.7 PROGNOSIS................................................................................................6
2.2.1 DEFINISI...............................................................................................9
2.2.2 ETIOLOGI...........................................................................................10
2.2.4 TATALAKSANA................................................................................11
2.2.5 KOMPLIKASI.....................................................................................12
2.3.1 DEFINISI.............................................................................................13
2.3.2 ETIOLOGI...........................................................................................13
2.3.3 KLASIFIKASI.....................................................................................14
2.3.5 TATALAKSANA................................................................................14
ii
2.3.6 KOMPLIKASI.....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17
iii
BAB I
STATUS PASIEN
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Banjar
1.2 ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Nyeri menelan sejak 2 bulan yang lalu.
1
D. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga dengan keluhan yang sama.
E. Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan mengkonsumsi obat demam serta obat nyeri yang
diberikan oleh dokter saat konsultasi 1 minggu yang lalu, untuk namanya
pasien lupa.
F. Riwayat Alergi
Pasien memiliki alergi obat namun tidak tau obat apa, untuk alergi
makanan, debu, cuaca disangkal.
Tanda-tanda vital :
1) Kepala : Normocephal
a. Rambut : Rambut rontok (-)
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
2) Ekstremitas
a. Superior : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
b. Inferior : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),
sianosis (-/-)
2
Status Lokalis
Telinga
Dekstra Sinistra
Aurikula Normotia, hematoma Normotia, hematoma (-),
(-), perikondritis (-), perikondritis (-), nyeri
nyeri tekan tragus tekan tragus (-), nyeri
(-), nyeri tarik tarik pinna (-)
pinna (-)
Preaurikula Peradangan (-), Peradangan (-), abses (-),
abses (-), nyeri tekan nyeri tekan (-), pembesaran
(-), KGB (-)
pembesaran KGB (-)
Retroaurikula Peradangan (-), abses (-), Peradangan (-), abses (-),
nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
pembesaran KGB (-) pembesaran KGB (-)
Kanalis Akustikus Kulit tenang, sekret (-), Kulit tenang, sekret (-),
Eksternus edema (-), serumen (+) edema (-), serumen (+)
Hidung
3
Sekret (-), massa Sekret (-), massa (-),
Vestibulum (-), hiperemis (-) hiperemis (-)
Orofaring
Dekstra Sinistra
Submental Tidak Ada
Submandibular Tidak Ada Tidak Ada
4
Jugularis Superior Tidak Ada Tidak Ada
Jugularis Media Tidak Ada Tidak Ada
Jugularis Inferior Tidak Ada Tidak Ada
Supraklavikularis Tidak Ada Tidak Ada
Tiroid Tidak Ada Tidak Ada
Maksilofacial
Dekstra Sinistra
N. III, IV, VI Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N. VII Tidak dilakukan
Nyeri Tekan Sinus Paranasalis
Maksila Tidak Ada Tidak Ada
Frontalis Tidak Ada Tidak Ada
1.4 RESUME
Laki-laki usia 21 tahun datang ke poli THT RSUD Kota Banjar
bersama ibunya dengan odyfagia yang sudah dirasakan sejak 2 bulan yang
lalu SMRS. Tenggorokan dirasakan seperti ada yang mengganjal serta
terdapat demam dan nyeri telinga ketika keluhannya kambuh dan terdapat
penurunan nafsu makan yang mengakibatkan terjadi penurunan berat
badan hingga 10kg.
1.5 DIAGNOSIS
1) Diagnosis Kerja:
Tonsilitis kronis
2) Diagnosis Banding:
1. Tonsilitis Kronis
5
2. Faringitis
1.6 TATALAKSANA
Medikamentosa
Non-Medikamentosa
1) Bed rest
2) Rencana rawat inap (22 Februari 2023)
3) Menjaga kebersihan tangan dan mulut
4) Menjelaskan rencana pengobatan, indikasi operasi dan
komplikasinya
5) Menjaga jenis makanan
1.7 PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tonsillar bed (dasar tonsil) dibentuk oleh otot konstriktor superior dan
styloglossus. Saraf glossopharyngeal dan proses styloid, jika membesar
mungkin terletak pada bagian bawah fossa tonsil. Kedua struktur ini dapat
didekati dengan pembedahan melalui dasar tonsil setelah tonsilektomi. Di luar
konstriktor superior, tonsil berhubungan dengan arteri fasialis, kelenjar ludah
submandibular, perut posterior otot digastrik, otot pterigoid medial dan sudut
mandibula. (1)
8
2.2 TONSILITIS AKUT
2.2.1 DEFINISI
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan
bagian dari cicin waldeyer. Penyebaran infeksi melalui udara (air
borne droplets), tangan dan berciuman. Dapat terjadi pada semua
umur, terutama pada anak. Secara umum, tonsil terdiri dari (i)
epitel permukaan yang menyambung dengan lapisan orofaringeal,
(ii) kriptus yang merupakan invaginasi seperti tabung dari epitel
permukaan dan (iii) jaringan limfoid. Infeksi akut tonsil dapat
melibatkan komponen-komponen ini dan dengan demikian
diklasifikasikan sebagai: (1)
1. Catarrhal akut atau tonsilitis superfisial, yang dimana
tonsilitis adalah bagian dari faringitis umum dan sebagian
besar terlihat pada infeksi virus.
9
3. Tonsilitis parenkim akut. Di sini zat tonsil terpengaruh.
Tonsil membesar secara merata dan berwarna merah.
2.2.2 ETIOLOGI
Tonsilitis dapat terjadi sebagai infeksi primer dari tonsil itu
sendiri atau mungkin infeksi sekunder terjadi sebagai akibat dari
infeksi saluran pernapasan bagian atas biasanya disebabkan oleh
infeksi virus. Bakteri penyebab umum termasuk Streptococcus
hemolitik, Staphylococcus, Haemophilus influenzae dan
Pneumococcus. Kebersihan orodental yang buruk, nutrisi yang
buruk dan lingkungan yang padat merupakan faktor predisposisi.
(1)
2.2.4 TATALAKSANA
Penatalaksanaan tonsilitis akut terutama bersifat simtomatik,
yaitu menggunakan analgesia dan hidrasi sampai gejala mereda.
Antibiotik akan mempersingkat episode penyakit dan dapat
mengurangi risiko gejala. Pada pasien yang penyakitnya tidak
menunjukkan tanda perbaikan dalam waktu 48–72 jam, antibiotik
harus diberikan, benzil-penisilin menjadi obat pilihan. Jika ada
11
kekhawatiran klinis tentang keparahan penyakit pada awalnya,
antibiotik harus segera diberikan. Bukti menunjukkan bahwa
kortikosteroid memberikan pereda nyeri simtomatik pada sakit
tenggorokan, selain terapi antibiotik, terutama pada kasus yang
parah.(2)
Analgesik (aspirin atau parasetamol) diberikan sesuai usia
pasien untuk meredakan nyeri lokal dan menurunkan demam.
Terapi antimikroba. Sebagian besar infeksi disebabkan oleh
Streptococcus dan penisilin merupakan obat pilihan. Pasien yang
alergi penisilin dapat diobati dengan eritromisin. Antibiotik harus
dilanjutkan selama 7-10 hari. (1)
2.2.5 KOMPLIKASI
Tonsilitis bila tidak sedini mungkin dilakukan
penatalaksanaannya dapat bernafinestasi lanjut atau dapat memiliki
beberapa komplikasi, yaitu: (1)
1. Tonsilitis kronis dengan serangan akut berulang. Hal ini
disebabkan oleh resolusi yang tidak lengkap dari infeksi
akut. Infeksi kronis dapat menetap di folikel limfoid tonsil
dalam bentuk mikroabses,
12
2. Abses peritonsil,
3. Abses parafaring,
4. Abses serviks karena nanah kelenjar getah bening
jugulodigastrik,
5. Otitis media akut. Serangan berulang dari otitis media akut
dapat terjadi bersamaan dengan tonsilitis berulang,
6. Demam rematik dapat disebabkan karena infeksi oleh
Streptokokus beta-hemolitik grup A,
7. Glomerulonefritis akut. Tetapi jarang terjadi,
8. Endokarditis bakterialis subakut. Tonsilitis akut pada
pasien dengan penyakit katup jantung dapat menimbulkan
endokarditis. Biasanya disebabkan oleh infeksi
Streptococcus viridans.
2.3.1 DEFINISI
Tonsilitis kronik terjadi akibat adanya infeksi akut berulang
yang tidak diterapi dengan tepat. Infeksi berulang memicu
pembentukan abses di dalam folikel limfoid. Kemudian akan
terbentuk dinding jaringan fibrosa dan dikelilingi oleh sel- sel
inflamasi. Penyebab tersering terjadinya infeksi tonsil yang berulang
adalah adanya infeksi pada hidung dan sinus paranasal. (2)
2.3.2 ETIOLOGI
Etiologi dari tonsilitis kronik adalah sebagai berikut: (1)
a. Komplikasi dari tonsilitis akut. Secara patologis, mikroabses
yang dibatasi oleh jaringan fibrosa yang terlihat pada folikel
limfoid tonsil.
b. Infeksi subklinis tonsil tanpa serangan akut.
c. Sebagian besar menyerang anak-anak dan dewasa. Jarang
terjadi setelah 50 tahun.
13
d. Infeksi kronis pada sinus atau gigi dapat menjadi faktor
predisposisi
Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah rangsangan
yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut
yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan
tonsilitis akut yang tidak adekuat. (1)
2.3.3 KLASIFIKASI
Tonsilitis Kronik diklasifikasikan menjadi: (1)
2.3.5 TATALAKSANA
1. Perawatan konservatif terdiri dari diet, pengobatan infeksi gigi,
hidung dan sinus. (2)
14
2. Tonsilektomi diindikasikan bila mengganggu bicara, menelan
dan pernapasan atau menyebabkan serangan berulang. (2)
Indikasi Tonsilektomi (5)
1) Absolut
a. Tonsilitis kronik / kekambuhan yang berulang
− Dalam 1 tahun (> 6 x episode)
− Dalam 2 tahun (5 x episode/ tahun)
− Dalam 3 tahun (3 x episode / tahun)
− 2 minggu tidak bisa melakukan aktivitas (terjadi
dalam 1 tahun)
b. Abses peritonsil
c. Tonsilitis jika menyebabkan Kejang demam
d. Hipertrofi tonsil dapat menyebabkan :
− Tidur mendengkur
− OSAS (obstructive sleep apnea syndrome)
− Dysfagia
− Cor pulmonale
− Sulit berbicara
e. Keganasan (hipertrofi tonsil yang asimetris)
2) Relatif
a. Difteri (yang tidak ampuh dengan pemberian
antibiotic)
b. Tonsilitis kronik (jika terdapat rasa tidak nyaman)
c. Radang tenggorokan dan ISPA berulang
d. Sulit makan
e. Enurisis
2.3.6 KOMPLIKASI
Komplikasi yaitu abses peritonsillar, abses parafaring, abses
intratonsillar, kista tonsil, tonsillolith, demam rematik dan nefritis
akut.(1)
15
Tonsillolith (kalkulus tonsil) terjadi ketika kripta tersumbat
dengan retensi debris. Garam anorganik kalsium dan magnesium
kemudian diendapkan yang mengarah pada pembentukan batu
kemudian secara bertahap membesar dan mengalami ulserasi.
Tonsillolith lebih sering pada orang dewasa dan menimbulkan
ketidaknyamanan local atau sensasi benda asing seperti pasir.
Pengobatannya adalah pengangkatan batu atau tonsilektomi
sederhana, diindikasikan jika terjadi sepsis atau batu yang sangat
dalam yang tidak dapat disingkirkan.(1)
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Dhingra, P., & Dhingra S. Disease of Ear, Nose and Throat & Head
and Neck Surgery. seventh. Elsevier; 2018.
3. National Institute for Health and Care Excellence (NICE). Sore throat
(acute): antimicrobial prescribing. NICE Guidel. 2018;(January 2018):1–
18.
4. Turner L. Disease of The Nose, Throat, and Ear: Head and Neck
Surgery. CRC Press; 2016.
5. Bansal M. Disease of Ear, Nose, and Throat. First. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publisher; 2016. 661 p.
17
18