Anda di halaman 1dari 27

ASKEP LANSIA DENGAN

GANGGUAN KOGNITIF

NS. ARNELIWATI, M.KEP


PERUBAHAN KOGNITIF PADA LANSIA
1. Mudah lupa
2. Sulit mempelajari informasi baru
3. Menurunnya kemampuan mengingat kembali
Memori lansia menurun karena proses encoding yg menurun.

Input encoding storage  pemanggilan  recall (output).


(penerimaan) kembali
• Fungsi kognitif adalah kemampuan utk memberikan alasan,
mengingat, persepsi, orientasi, memperhatikan, serta memberi
keputusan (Laraia S, 2011).

• Gangguan kognitif mrp respon maladaptive yg ditandai dg adanya


gangguan daya ingat, disorientasi, inkoheren, salah persepsi,
penurunan perhatian, sulit berfikir logis.
KLASIFIKASI GANGGUAN KOGNITIF

1. DEMENSIA  penurunan fungsi intelektual berat disertai


kerusakan daya ingat dan daya nilai, bersifat progresif kronik.
2. Delirium  meliputi salah pesrsepsi & perubahan proses pikir,
tjd dalam jangka waktu singkat.
3. Amnestik  kerusakan memori yang parah dan
ketidakmampuan mempelajari materi baru.
DEFINISI DEMENSIA
• Suatu sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yg
menyebabkan penurunan kualitas kognitif & fungsional shg
mempengaruhi tjdnya gangguan fungsi social pekerjaan dan ADL.

• Kondisi dimana ssorg mengalami gejala penurunan fungsi


intelektual, umumnya ditandai dg penurunan bahasa, memori,
mengenal org, dan emosional.
DEFINISI DEMENSIA

• Kondisi yg menggambarkan berbagai gejala yg berhubungan dg


kerusakan memori atau kerusakan fungsi kognitif yg
mempengaruhi kemampuan seseorang utk melakukan ADL.
KARAKTERISTIK KERUSAKAN MEMORI

 Ketidakmampuan mempelajari informasi baru


 Ketidakmampuan melakukan ketrampilan yg telah dipelajari
sebelumnya
 Ketidakmampuan mengingat peristiwa
 Ketidakmampuan menyimpan informasi baru.
KLASIFIKASI DEMENSIA

Berdasarkan perjalanan penyakit :


1. Demensia irreversible karena infeksi atau sindrom demensia
akibat stress dan depresi, hidrosefalus serta sub dural hematom,
2. Demensia reversible karena defisisensi nutrisi (vit B12, asam
folat), efek samping obat, asupan alcohol akut, tumor atau
trauma, penyakit cerebro kardiovaskuler, penyakit2 metabolic,
gangguan nutrisi, intoksikasi menahun.
KLASIFIKASI DEMENSIA

Berdasarkan umur :
1. Demensia senilis  terjadi pada usia > 65 th
2. Demensia presenilis  terjadi pada usia < 65 th
KLASIFIKASI DEMENSIA

Berdasarkan kerusakan otak:


1. Demensia tipe Alzheimer, disebabkan kondisi sel saraf yg mati
2. Demensia vaskuler, disebabkan gangguan sirkulasi darah di otak
spt hipertensi, arteriosclerosis.
3. Demensia terkait HIV-AIDS yg menyebabkan ensefalopati HIV
atau komplek demensia AIDS
GEJALA DEMENSIA

1. Meningkatnya kesulitan dalam ADL


2. Mengabaikan kebersihan diri
3. Sering lupa dg kejadian2 yg dialami
4. Pertanyaan atau kata2 sering diulang2
5. Tidak mengenal dimensi waktu, missal bangun & berpakaian pada
malam hari (disorientasi)
6. Sifat berubah menjadi keras kepala & mudah marah
7. Menjadi depresi dan menangis tanpa alasan yg jelas.
TAHAPAN DEMENSIA (ALZHEIMER)

1. Tahapan awal (demensia ringan)


2. Tahapan pertengahan (demensia sedang)
3. Tahapan akhir (demensia berat)
TAHAPAN AWAL (DEMENSIA RINGAN)

 Sering diabaikan dan disalahartikan sebagai bagian normal dari


proses menua
 Kesulitan berbahasa, kemunduran daya ingat secara bermakna.
 Kesulitan mengingat kejadian yg baru saja dilakukan, misalnya apa
saja yg dimakan saat sarapan, apa kegiatan yg sudah dilakukan, dll.
TAHAPAN PERTENGAHAN (DEMENSIA SEDANG)

Kehilangan memori : kejadian saat ini dan masa lalu.


Gangguan fungsi otak : kemampuan bahasa, gerak motoric,
kemampuan mengikuti arahan, mengatur keuangan, mengenal objek.
Sulit melakukan ADL, sangat bergantung pada org lain
Disorientasi makin memburuk (waktu, tempat, orang).
Penurunan ambang stress, kurang pengendalian impuls, kesulitan
mengenali lingkungan.
TAHAPAN AKHIR (DEMENSIA BERAT)

Ketidakmandirian dan inaktif total


Tidak mengenali anggota keluarga
Sulit menilai dan memahami peristiwa
Tidak mampu menemukan jalan disekitar rumah sendiri
Kesulitan berjalan
Inkontinensia (urin dan feses)
Bergantung dengan kursi roda atau tempat tidur.
TAHAPAN AKHIR

Penurunan nafsu makan  penurunan BB


Menghabiskan waktu dengan mengantuk
Menarik diri secara social dan lebih tidak peduli dengan lingkungan
sekitar
Frustasi, curiga, mudah marah, gelisah, sulit membuat keputusan.
PENCEGAHAN (MENGURANGI FAKTOR RISIKO)

Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak otak (alcohol, zat


adiktif)
Membaca buku yg merangsang otak utk berfikir setiap hari
Melakukan kegiatan yg membuat sehat mental dan aktif.
Tetap berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Mengurangi stress dan tetap berusaha rileks dlm kehidupan
sehari-hari.
PENATALAKSANAAN

1. Farmakoterapi  sebagian besar tidak dapat disembuhkan,


obat2 antikolinesterase utk melancarkan aliran darah ke otak.
2. Dukungan/peran keluarga  lingkungan yg kondusif utk
orientasi klien : pencahayaan, kalender, jam dinding.
3. Terapi simptomatik latihan fisik, terapi rekreasional dan
aktifitas.
KOMPLIKASI

1. Peningkatan risiko infeksi : ISK, ulkus diabetikum,


pneumonia.
2. Tromboemboli, infark miokardium, kontraktur sendi,
malnutrisi,dll
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan sepanjang waktu utk membedekan persistensi atau
reversibilitas gejala.
Identifikasi faktor risiko
Riwayat keluarga  tiga kromosom berbeda yg berkaitan pada beberapa
keluarga dg penyakit Alzheimer.
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan diagnostic : CT Scan dan MRI menggambarkan masalah
vaskuler sbg faktor penyebab demensia.
Pemeriksaan fungsi kognitif (SPMSQ, clinical dementia rating, MMSE,dll
(akan menjadi topik skill lab)
DIAGNOSIS KEPERAWATAN & RENCANA
TINDAKAN

1. Risiko cedera
2. Gangguan kognitif
3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
4. Perubahan pola tidur
RISIKO CEDERA B.D MENGELUYUR

Tujuan : klien tidak tersesat atau tidak terjadi cedera saat


mengeluyur
Tindakan :
1. Hindari restrain fisik
2. Berikan area yg aman utk mengeluyur
3. Beri/letakkan alarm disemua pintu keluar & pintu yg berbahaya
4. Pastikan klien menggunakan pakaian yg tepat sesuai cuaca
GANGGUAN KOGNISI B.D PROSES PENYAKIT

Tujuan : klien berfungsi pada tingkat yg setinggi mungkin


Tindakan :
1. Perkenalkan diri setiap kali kontak dg klien
2. Gunakan pendekatan yg tenang, tdk tergesa-gesa
3. Berikan alat bantu sensori (alat bantu dengar, kacamata)
4. Gunakan kalimat yg singkat & sederhana
5. Beri label pada ruangan, lemari, dll dg nama yg paling dapat direspon klien
6. Puji perilaku yg diinginkan.
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI : KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH
Tujuan : klien tidak mengalami defisiensi nutrisi
Tindakan :
1. Beri makanan seimbang
2. Batasi garam dan gula ekstra jika mungkin
3. Berikan cairan/minum tiap 2 jam dan hindari kafein
4. Berikan buah dan sumber serat utk melancarkan eliminasi
5. Berikan makanan yg mudah dikunyah dan diambil sendiri
6. Pantau Berat Badan
PERUBAHAN POLA TIDUR
Tujuan : klien tidur sepanjang malam
Tindakan :
1. Kurangi tidur sore menjelang malam hari
2. Libatkan dalam aktifitas/latihan2 berjalan, bermain (melempar
bola), dll
3. Berikan makanan tinggi karbohirat menjelang tidur
4. Gunakan lampu malam utk membantu orientasi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai