OLEH:
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor Biologis
a) Genetik
1) Diturunkan melalui kromosom orangtua diduga kromosom 4, 8,
15 dan 22.
2) Perubahan pada kromosom 5 dan 6 (Copel, 2007).
3) Kembar identik kemungkinan 40 - 55 %, dan kembar nonidentik
10 – 15 % (Copel, 2007).
b) Status nutrisi
1) Sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapt merusak
metabolism tubuh dan menggangu peedaran darah seperti junk
food / pola hidup tidak sehat.
2) Riwayat malnutrisi
c) Kondisi kesehatan secara umum
1) Menderita Skizofrenia tipe paranoid (Copel, 2007).
D. Manifestasi Klinik
Menurut Keliat (2006) adalah:
1. Klien mengatakan benci / kesal dengan seseorang
2. Suka membentak
3. Menyerang orang yang sedang mengusiknya jika sedang kesal atau kesal
4. Mata merah dan wajah agak merah
5. Nada suara tinggi dan keras
6. Bicara menguasai
7. Pandangan tajam
8. Suka merampas barang milik orang lain
9. Ekspresi marah saat memnicarakan orang
E. Penatalaksanaan
Adapun penalaksanaan medik menurut MIF Baihaqi, dkk, 2005 sebagai
berikut :
1. Somatoterapi
Dengan tujuan memberikan pengaruh-pengaruh langsung berkaitan
dengan badan, biasanya dilakukan dengan :
a) Medikasi psikotropik
Medikasi psikotropik berarti terapi langsung dengan obat
psikotropik atau psikofarma yaitu obat-obat yang mempunyai efek
terapeutik langsung pada proses mental pasien karena efek obat
tersebut pada otak.
1) Obat anti psikosis, phenotizin (CPZ/HLP)
2) Obat anti depresi, amitriptyline
3) Obat anti ansietas, diazepam, bromozepam, clobozam
4) Obat anti insomnia, phneobarbital
b) Terapi Elektrokonvulsi (ECT)
Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke
tubuh penderita menerima aliran listrik yang terputus-putus.
c) Somatoterapi yang lain
1) Terapi konvulsi kardiasol, dengan menyuntikkan larutan
kardiazol 10% sehingga timbul konvulsi
2) Terapi koma insulin, dengan menyuntikkan insulin sehingga
pasien menjadi koma, kemusian dibiarkan 1-2 jam, kemudian
dibangunkan dengan suntikan gluk
2. Psikoterapi
Psikoterapi adalah salah satu pengobatan atau penyembuhan terhadap
suatu gangguan atau penyakit, yang pada umumnya dilakukan melalui
wawancara terapi atau melalui metode-metode tertentu misalnya :
relaksasi, bermain dan sebagainya. Dapat dilakukan secara individu
atau kelompok, tujuan utamanya adalah untuk menguatkan daya tahan
mental penderita, mengembankan mekanisme pertahanan diri yang
baru dan lebih baik serta untuk mengembalikan keseimbangan
adaptifnya.
3. Manipulasi lingkungan
Manipulasi llingkunagan adalah upaya untuk mempengaruhi
lingkungan pasien, sehingga bisa membantu dalam proses
penyembuhannya. Teknis ini terutama diberikan atau diterapkan
kepada lingkungan penderita, khususnya keluarga.
Tujuan utamanya untuk mengembangkan atau merubah/menciptakan
situasi baru yang lebih kondusif terhadap lngkungan. Misalnya dengan
mengalihkan penderita kepada lingkunmgan baru yang dipandang lebih
baik dan kondusif, yang mampu mendukung proses penyembuhan
yang dilakukan.
F. Psikopatologi
Menurut Depkes (2000) mengemukakan bahwa stress, cemas dan
merah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh
setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecamasan yang menimbulkan
perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan
kemarahan yang mengarah pada perilaku kekerasan.
Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal dapat barupa perilak kekerasan sedangkan secara
internal dapat berupa perilaku depresi dan penyakit fisik.
Mengekspresiakan marah dengan perilaku konstruktif dengan menggunakan
kata- kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti orang lain,
akan member perasaan lega, menurunkan ketegangan, sehingga perasaan
marah dapat diatasi.
II. Konsep Asuhan Keperawatan
A. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.
B. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan
C. Tujuan Khusus
1. Pasien dapat mengidentifikasi prilaku kekerasan
2. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda prilaku kekerasan
3. Pasien dapat menyebutkan jenis prilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya
4. Pasien dapat menyebautkan akibat dari prilaku kekerasan yang
dilakukannya.
5. Pasien dapat menyebutkan cara mencegah / mengendalikan prilaku
kekerasannya
D. Intervensi Keperawatan
1. Resiko prilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
TujuanUmum:
Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati,
sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
2) Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.
3) Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 46 Tahun
Tanggal lahir : 15 Mei 1975
Alamat : Bantul
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
RM : 00097xx
MRS : 17 Mei 2021
Diagnosa medis : Skizofrenia
2. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan marah-marah, melempar rumah tetangganya sampai
kaca jendela tetangganya pecah, dan tidak minum obat selama 2 bulan.
3. FAKTOR PREDISPOSISI
V Ya Tidak
b. Pengobatan sebelumnya: Berhasil √ kurang berhasil tidak
berhasil
c. Penganiayaan
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat pengobatan/perawatan : -
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
5. PSIKOSOSIAL
a. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Serumah : Pasien
: Perempuan : Meninggal
b. Konsep Diri
1) Gambaran diri: Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak
di sukai, Klien menerima semua anggota tubuhnya
2) Identitas: Klien menyadari dia seorang wanita, sudah menikah,
memiliki 2 orang anak 1 laki-laki dan 1 perempuan
3) Peran: klien mengatakan belum puas menjadi seorang ibu karena
belum bisa merawat anak-anaknya dengan baik
4) Ideal diri: klien mengatakan bahwa dirinya menderita skizofrenia
5) Harga diri: klien mengatakan dirinya berharga, harus cepat sembuh
dan pulang.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
c. Hubungan Sosial
d. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : klien mengatakan bahwa ia beragama islam.
2) Kegiatan ibadah : klien mengatakan bahwa ia jarang melakukan
shalat 5 waktu karena malas.
Masalah Keperawatan: koping individu tidak efektif
6. STATUS MENTAL
a. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
√
seperti tidak sesuai biasanya
Masalah Keperawatan :
b. Pembicaraan
√ Cepat √ Keras Gagap Inkoheren
d. Alam perasaaan
√ Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
e. Afek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
√
Jelaskan : emosi klien kadang berubah-ubah, kadang kesal, kadang
sedih.
g. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
h. Proses Pikir
sirkumtansial tangensial kehilangan asosiasi
i. Tingkat kesadaran
bingung sedasi stupor
Disorientasi
Jelaskan : Umumnya klien ingat kapan tahun lahirnya. ingat dia sarapan
apa pagi ini, yaitu nasi, ayam, buah, kerupuk dan sayur.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah.
k. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Waham
b. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantual total
Jelaskan : Klien makan 3x sehari porsi habis dengan nasi, lauk pauk dan
sayuran. Klien mengatakan BAB 1 kali sehari dan BAK 5-8 kali sehari
di WC dan dibersihkan.
d. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Bantual total
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan Ya tidak
√
Perawatan pendukung √ Ya tidak
8. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Lainnya: √ lainnya :
Perawat,
1 DS:
Pasien mengatakan marah-marah, Risiko Perilaku Kekerasan
melempar rumah tetangganya
sampai kaca jendela tetangganya
pecah, dan tidak minum obat
selama 2 bulan
DO:
- Bicara cepat dan keras
- emosi klien kadang berubah-
ubah, kadang kesal, kadang
sedih.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan
yang diajukan.Diagnosa Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Pasien dapat mengidentifikasi Perilaku Kekerasan
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda prilaku kekerasan
c. Pasien dapat menyebutkan jenis Prilaku Kekerasan yang pernah
dilakukannya
d. Pasien dapat menyebautkan akibat dari Perilaku Kekerasan yang
dilakukannya.
e. Pasien dapat menyebutka cara mencegah / mengendalikan Prilaku
Kekerasannya
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah,
tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan,
akibat dan cara mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik
pertama ( latihan nafas dalam).
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“ T i d a k t e r a s a k i t a s u d a h b e r b i n c a n g - bincang lama.
Kami senang sekali ibu mau berbincang-bincang dengan kami.
Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
ibu?, ”Coba ibu S sebutkan penyebab ibu marah dan yang ibu rasakan
dan apa yang ibu lakukan serta akibatnya.
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Baik, sekarang latihan tandi kita masukkan ke jadual harian ya Bu,
berapa kali sehari ibu mau latihan nafas dalam ? Bagus.. Nanti
tolong ibu tulis M, bila ibu melakukannya sendiri, tulis B, bila
ibu dibantu dan T, bila ibu tidak melakukan”
3. Kontrak yang akan datang
Topik: “Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang latihan cara lain
untuk mencegah dan mengendalikan marah ibu S.
Waktu: “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00
WIB, bisa?”
Tempat: “Besok kita ngobrol disini atau di meja makan? Terimakasih
sudah berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok
pagi ibu
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya sudah bisa mengontrol emosinya
b. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
c. Tujuan Khusus
a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara
fisik kedua
b. Mengevaluasi latihan nafas dalam
c. Melatih cara fisik ke 2: pukul kasur dan bantal
d. Menyusun jadwal kegiatan harian cara kedua
d. Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan
cara fisik ke dua (evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan
perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua : pukul kasur dan bantal),
menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua.
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”“
Coba ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Coba ibu sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus! Mari kita
masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari ibu. Pukul berapa ibu mau
mempraktikkan memukul kasur/bantal? Bagai mana kalau setiap bangun
tidur? Baik jadi jam 5 pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan marah
sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.“
4. Kontrak yang akan datang
Topik: “Bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang belajar bicara
yang baik
Waktu: “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00
WIB, bisa?”
Tempat: “Besok kita ngobrol disini atau di meja makan? Terimakasih
sudah berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok
pagi ibu
STRATEGI PELAKSANAAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Klien mengatakan dirinya sudah bisa mengontrol emosinya, kooperatif
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Melatih cara mencegah/ mengontrol perilaku kekerasan secara
sosial/verbal
b. Mengevaluasi jadual harian untuk dua cara fisik
c. Melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak
dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan
dengan baik
d. Menyusun jadwal latihan mengungkapkan secara verbal
4. Tindakan Keperawatan
SP3 klien :
Membantu pasien latihan mengendalikan perilaku kekerasan secara
sosial/verbal (evaluasi jadwal harian tentang dua cara fisik
mengendalikan perilaku kekerasan, latihan mengungkapkan rasa
marah secara verbal ( menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik), susun jadwal latihan
mengungkapkan marah secara verbal)
Yang kedua : Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan ibu tidak
ingin melakukannya, katakan: ‘maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada kerjaan’. Coba ibu praktekkan . Bagus bu.” Yang ketiga
Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal ibu dapat mengatakan: ’Saya jadi ingin marah karena
perkataan mu itu’. Coba praktekkan. Bagus.”
TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi subjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cara mengontrol marah
dengan bicara yang baik?’
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
“Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita
pelajari.”“Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal.
Berapa kali sehari ibu mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat
jadwalnya, Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya
meminta obat, makanan dll. Bagus nanti dicoba ya bu!”
3. Kontrak yang akan datang
Topik: “ Bagaiaman kalau besok kita akan membicarakan cara lain
untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan cara ibadah, ibu
setuju?
Waktu: “Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.00
WIB, bisa?”
Tempat: “Besok kita ngobrol disini atau di meja makan? Terimakasih
sudah berbincang-bincang dengan saya. Sampai ketemu besok
pagi ibu
JADWAL AKTIVITAS HARIAN PASIEN
Nama : Ny S
Ruangan : Sembodro
No Waktu Kegiatan Tanggal Ket.
31/5/21 1/6/21 2/6/21
.
1. 05.00-06.00 Ibadah pagi, mandi M M
2. 06.00-07.00 Sarapan dan minum obat M M
3. 07.00-08.00 Membersihkan tempat tidur M M
dan lingkungan
4. 08.00-09.00 Senam Pagi dan bersosialisasi M M
5. 09.00-10.00 Rehabilitasi - -
6. 10.00-11.00 Terapi aktivitas kelompok M M
7. 11.00-12.00 Terapi individu M M
8. 12.00-13.00 Makan siang dan M M
membersihkan meja makan
9. 13.00-14.00 Istirahat dan ibadah M M
10. 14.00-15.00 Mandi sore M M
11. 15.00-16.00 Terapi modalitas M M
12. 16.00-17.00 Rekreasi, menonton TV, M M
Karaoke
13. 17.00-18.00 Makan malam M M
14. 18.00-19.00 Minum obat M M
15. 19.00-20.00 Membersihkan meja makan M M
dan ibadah
16. 20.00-21.00 Istirahat, tidur M M
Keterangan:
Tuliskan jadwal kegiatan harian pasien pada kolom kegiatan sesuai dengan
aktivitas yang dijadwalkan pada pasien
Tuliskan tanggal pada kolom kegiatan
Berilah kode: M = mandiri, B = bantuan, dan T = tergantung pada setiap
kegiatan yang telah dilakukan pasien pada kolom di bawah tanggal
DAFTAR PUSTAKA
Copel, Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa dan Psikiatri Pedoman Klinis
Perawat. Jakarta: EGC
Dalmi, Ernawati dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Jiwa.
Jakarta: Penerbit Trans Info Media
Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.
Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Tim POKJA SIKI DPP PPNI, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan tindakan keperawatan, Edisi I Cetakan II. Jakarta Selatan:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim POKJA SLKI DPP PPNI, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi Dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi I Cetakan II. Jakarta
Selatan: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
KESIMPULAN
DOKUMENTASI