L
DENGAN CAD2VD (Coronary Artery Disease 2 Vessel Disease)
DI RUANG KESAWAMURTI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
TANGGAL 22-25 MARET 2021
Disusun untuk memenuhi Mata Kuliah Medikal Bedah
OLEH:
1. Bertha Silvia Juniasi (P07120520045)
2. Risna Damayanti (P07120520046)
JURUSAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
1. Bertha Silvia Juniasi (P07120520045)
2. Risna Damayanti (P07120520046)
Oleh :
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
A. DEFINISI
B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian
paling tinggi ditemukan pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri
tampaknya bukan merupakan bourgeois penting dalam gaya hidup
seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko
terjadinya penyakit arteri koroner adalah :
5. Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama
penyakit jantung koroner. Kandungan nikotin di dalam rokok dapat
merusak dinding (endotel) pembuluh darah sehingga mendukung
terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan
pembuluh darah.
6. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma
langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga
memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) yang
merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.
7. Kegemukan (obesitas)
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari
banyaknya lemak yang terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang
obesitas lebih menyimpan kecenderungan terbentuknya plak yang
merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.
8. Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan
yang rutin serta pola makan yang tidak dijaga akan mempercepat
seseorang terkena pneyakit jantung coroner.
9. Stress
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi
situasi yang tegang, dapat terjadi aritmia jantung yang membahayakan
jiwa.
C. PATOFISIOLOGI
4. Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram
(EKG) adalah pemeriksaan penunjang untuk memberi petunjuk
adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui apakah
sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu,
penyempitan atau serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-
masing memberikan gambaran yang berbeda.
5. Foto Rontgen Dada
Foto rontgen dada dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya
pembesaran (Kardomegali). Di samping itu dapat juga dilihat
gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto
rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang
penderita sudah berada pada PJK lanjut. Mungkin saja PJK lama yang
sudah berlanjut pada payah jantung.
6. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai factor resiko
meningkat. Dari pemeriksaan darah juga diketahui ada-tidaknya
serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung.
7. Treadmill
Berupa ban berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun
dihubungkan dengan monitor dan alat rekam EKG. Prinsipnya adalah
merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa
gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK.
Hal ini disebabkan karena jantung mempunyai tenaga serap, sehingga
pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan istirahat
gambaran EKG tampak normal.
8. Kateterisasi Jantung
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam
selang seukuran ujung lidi. Selang ini dimasukkan langsung ke
pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatanlengan atau
melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan
tuntunan alar rontgen langsung ke muara pembuluh koroner. Setelah
tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga
mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat
adanya penyempitan atau malahan mungkin tidak ada penyumbatan.
Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai beberapa
tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai
beberapa pembuluh koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini
akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut.
G. PENATALAKSANAAN (Hendriantika, H. 2012)
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin
7. Operasi
a. Bedah Bypass Arteri Jantung (CABG)
Intervensi
a. Pantau keluaran urin, catat jumlah dan warna saat hari dimana
diuresis terjadi
b. Hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran selama 24 jam.
c. Berikan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.
d. Auskultasi bunyi napas, catat penurunan dan atau bunyi napas
tambahan contoh krekels, mengi atau batuk.
e. Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi kecil dan sering.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi diuetik, cairan
dan elektrolit.
g. Kolaborasi dengan ahli gizi
4. Pertukaran gas, kerusakan, resiko tinggi b.d Perubahan
membrane kapiler alveolus, contoh pengumpulan atau perpindahan
cairan ke dalam area interstitial atau alveoli.
Intervensi:
Intervensi
E. Evaluasi
1. Evaluasi formatif
Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi dilakukan
sampai dengan tujuan tercapai.
2. Evaluasi somatif
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Data Paisen
1) Nama Pasien : Tn L
3) Umur : 60 tahun
5) Agama : Islam
7) Alamat : Sleman
9) No. RM : 01526534
b) Keadaan pernafasan
c) Keadaan Kardiovaskuler
2) Selama Sakit
a) Keadaan aktivitas sehari – hari
Pasien mengatakan mudah lelah, merasa sesak napas saat
beraktivitas.
b) Keadaan pernafasan
Pasien bernapas menggunakan bantuan alat pernapasan (O2 nasal
kanul 3 lpm). respirasi 20x/menit, tidak ada suara nafas tambahan.
c) Keadaan kardiovaskuler
Pasien mengatakan nyeri pada daerah dada. (P=iskemia, Q=nyeri
seperi ditusuk-tusuk, R=nyeri pada deerah dada, S=skala nyeri 4,
T=nyeri hilang timbul), EF 45%, hasil pemeriksaan mengalami
kardiomegali, kesimpulan, hasil pemeriksaan EKG NSR, HR
65x/menit.
d) Skala ketergantungan
Penilaian Status Fungsional (Barthel Index)
NilaiSkor
No Fungsi Skor Uraian Hari I Hari II Hari III
1. Mengendalikan 0 Takterkendali / tak teratur (perlu
rangsang defekasi pencahar)
(BAB) 1 Kadang-kadang tak terkendali
2 Mandiri 2 2 2
2. Mengendalikan 0 Takterkendali/ pakai kateter
rangsang berkemih 1 Kadang-kadang tak terkendali
(BAK) (1x24 jam)
2 Mandiri 2 2 2
3. Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan orang lain
(cuci muka,sisir 1 Mandiri 1 1 1
rambut, sikat gigi)
4.. Penggunaan jamban, 0 Tergantung pertolongan orang
masuk dan keluar lain
(melepaskan , 1 Perlu pertolongan pada beberapa
memakai celana, kegiatan tetapi dapat mengerjakan
membersihkan, sendiri kegiatan yang lain
menyiram) 2 Mandiri 2 2 2
5. Makan 0 Tidak mampu
1 Perlu ditolong memotong
makanan
2 Mandiri 2 2 2
6. Berubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring keduduk 1 Perlu banyak bantuan untuk bisa
duduk ( > 2 orang)
2 Bantuan (2 orang)
3 Mandiri 3 3 3
7. Berpindah / berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) dengan kursi roda
2 Berjalan dengan bantuan 1 orang
3 Mandiri 3 3 3
8. Memakai Baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian dibantu (misal
mengancingkan baju)
2 Mandiri 2 2 2
9. Naik turun tangga 0 Tidak mampu
1 Butuh pertolongan
2 Mandiri 2 2 2
10. Mandi 0 Tergantung orang lain
1 Mandiri 1 1 1
Total Skor 20 20 20
Status pasien menikah dan sekarang pasien tinggal bersama dengan istri
dan anaknya.
h. Konsep diri
1) Gambaran Diri
Pasien menyadari dirinya sedang sakit dan membutuhkan
perawatan di Rumah Sakit.
2) Harga Diri
Pasien mengatakan menerima keadaannya saat ini
3) Peran Diri
Pasien mengatakan seorang suami dan kepala keluarga bagi istri
dan anak- anaknya.
4) Ideal Diri
Pasien mengatakan berharap cepat sembuh
5) Identitas Diri
Pasien adalah seorang PNS
i. Reproduksi dan kesehatan
Tidak terkaji
j. Keyakinan dan Nilai
Pasien mengatakan selama sakit masih dapat sholat sambil tidur serta
selalu berdoa agar cepat kembali sehat.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) Keadaan umum: Sedang
2) Kesadaran : compos mentis
3) Tanda Vital :
TD = 146/126 mmHg Nadi= 60 x/menit SpO2: 99%
Suhu= 36 °C RR= 20 x/menit
4) Skala Nyeri (Visual analog) – usia > 8 tahun
Nyeri pada daerah dada
Simvastatin 20 mg PO
Candesartan 8 mg PO
7. Diit
DJ Rchol 1800 kkal
ANALISA DATA
Nama : Tn L Tanggal: 22 Maret 2021
Ruang : Kesawamurti Dr. Sardjito
1 DS: :
- Pasien mengatakan mudah lelah
- Pasien mengatakan merasa sesak
napas saat beraktivitas
DO:
- K/u sedang
- TD = 146/126 mmHg Resiko Penurunan
- Nadi= 60 x/menit Perubahan kontraktilitas Curah Jantung
- SpO2: 99%
- Suhu= 36 °C
- RR= 20 x/menit
- CRT < 2 detik
- EF 45%
- Hasil pemeriksaan mengalami
kardiomegali
- EKG: NSR, HR 65x/menit,
normoaxis, ms anterolateral
RBBB
2 DS:
- Pasien mengatakan nyeri pada
daerah dada
- PQRST
P= Iskemia
Q= Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R= Daerah dada
S= Skala nyeri 4
T=Nyeri hilang timbul
DO: Agen pencedera Nyeri Akut
- K/u sedang fisiologis (Iskemia)
- TD = 146/126 mmHg
- Nadi= 60 x/menit
- SpO2: 99%
- Suhu= 36 °C
- RR= 20 x/menit
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- EF 45%
- EKG: NSR, HR 65x/menit,
normoaxis, ms anterolateral
RBBB
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASAR PRIORITAS
1. Risiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas dibuktikan dengan pasien mengatakan mudah lelah,
merasa sesak napas saat beraktivitas, TD = 146/126 mmHg, Nadi= 60
x/menit, SpO2: 99%, Suhu= 36 °C, RR= 20 x/menit, CRT < 2 detik,
EF 45%, kardiomegali, EKG NSR, HR 65x/menit, normoaxis, ms
anterolateral RBBB
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien / NO CM : Tn L /01526534 Ruang: Kesawamurti
Hari / Tanggal JAM
No Dx.Kep PELAKSANAAN EVALUASI (SOAP) Paraf
/ SHIF (WIB)
Selasa, 23 1 Risiko 10.45 1. Mengidentifikasi tanda/gejala S:
Maret 2021 penurunan primer penurunan curah - Pasien mengatakan masih merasa mudah
curah jantung jantung lelah
10.50 2. Memonitor respirasi 20x/menit - Pasien mengatakan sesak napas
10.55 3. Memonitor tekanan darah berkurang saat beraktivitas
10.56 4. Memonitor saturasi oksigen - Pasien mengatakan tidak ada
11.00 5. Memonitor keluhan nyeri dada keluhan nyeri dada
11.45 6. Memberikan diet jantung O:
(DJRchol 1800 kcal) - K/u sedang
7. Memberikan oksigen - TD = 130/98 mmHg
12.15 untuk mempertahankan - Nadi= 70 x/menit
saturasi oksigen >94% - SpO2: 99%
- Suhu= 36 °C
- RR= 20 x/menit Bertha
- CRT < 2 detik
- Diet DJRchol (1800 kcal)
- Terpasang 02 nasal kanul 3 lpm
A: Masalah risiko penurunan curah jantung
belum teratasi
Indikator Awal Target Capaian
Lelah 3 5 3
Dispnea 3 5 4
TD 3 4 3
CRT 5 5 5
P: Lanjutkan intervensi keperawatan
- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada
- Berikan diet jantung yang sesuai
- Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
Indikator Awal Target Capaian
Keluhan 3 5 4
nyeri
Meringis 3 5 4
Gelisah 3 5 4
Tekanan 3 4 3
2 Nyeri akut 11.50 darah
1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan rasa nyeri pada daerah
frekwensim kualitas, dada berkurang
intensitas nyeri - PQRST
- Melakukan pengukuran P= Iskemia
PORST Q= Nyeri seperti ditusuk-tusuk
2. Mengidentifikasi respon R= Daerah dada
nyeri non verbal S= Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
12.05 3. Menganjurkan teknik non T=Nyeri hilang timbul
farmakologis relaksasi napas O:
dalam untuk mengurangi rasa - K/u sedang
nyeri - TD = 130/98 mmHg
12.30 4. Berkolaborasi pemberian - Nadi= 70 x/menit
analgetik - SpO2: 99%
- Memberikan terapi - Suhu= 36 °C
Nitrokaf Retard 2,5 mg - RR= 20 x/menit Bertha
(PO) - Pasien tampak rileks
- Gelisah berkurang
- Pasien secara konsisten melakukan tehnik
relaksasi napas dalam ketika nyeri muncul
A: Masalah nyeri akut belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi keperawatan
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekwensim kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
- Anjurkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
- Kolaborasi pemberian analgetik
Rabu, 24 Maret 1 Risiko 13.00 1. Mengidentifikasi tanda/gejala S:
2021 penurunan primer penurunan curah - Pasien mengatakan rasa lelah berkurang
curah jantung jantung - Pasien mengatakan sesak napas
- Memonitor respirasi berkurang saat beraktivitas
20x/menit - Pasien mengatakan tidak ada
2. Memonitor tekanan darah keluhan nyeri dada
3. Memonitor saturasi oksigen O:
4. Memonitor keluhan nyeri dada - K/u sedang
5. Memberikan diet jantung - TD = 126/99 mmHg
17.00 (DJRchol 1800 kcal) - Nadi= 76 x/menit
6. Memberikan oksigen - SpO2: 99%
untuk mempertahankan - Suhu= 36 °C
saturasi oksigen >94% - RR= 20 x/menit
- CRT < 2 detik
- Diet DJRchol (1800 kcal)
- Terpasang 02 nasal kanul 3 lpm Risna
A: Masalah risiko penurunan curah jantung
belum teratasi
Indikator Awal Target Capaian
Lelah 3 5 4
Dispnea 3 5 4
TD 3 4 4
CRT 5 5 5
P: Lanjutkan intervensi keperawatan
- Identifikasi tanda/gejala primer penurunan
curah jantung
- Monitor tekanan darah
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor keluhan nyeri dada
- Berikan diet jantung yang sesuai
- Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%
2 Nyeri akut 14.00 1. Mengidentifikasi lokasi, S:
karakteristik, durasi, - Pasien mengatakan rasa nyeri pada daerah
frekwensim kualitas, dada berkurang
intensitas nyeri - PQRST
- Melakukan pengukuran P= Iskemia
PORST Q= Nyeri seperti ditusuk
2. Mengidentifikasi respon R= Daerah dada
nyeri non verbal S= Skala nyeri 1 (nyeri ringan)
3. Menganjurkan teknik non T=Nyeri hilang timbul
farmakologis relaksasi napas O:
dalam untuk mengurangi - K/u sedang
rasa nyeri - TD = 126/99 mmHg
16.00 4. Berkolaborasi pemberian - Nadi= 76 x/menit
analgetik - SpO2: 99% Risna
- Memberikan terapi - Suhu= 36 °C
Nitrokaf Retard 2,5 mg - RR= 20 x/menit
(PO) - CRT < 2 detik
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak tenang
- Pasien secara konsisten melakukan tehnik
relaksasi napas dalam ketika nyeri muncul
A: Masalah nyeri akut teratasi
Indikator Awal Target Capaian
Keluhan 3 5 5
nyeri
Meringis 3 5 5
Gelisah 3 5 5
TD 3 4 4