Anda di halaman 1dari 13

BRAIN MODELS of MIND

I. PENDAHULUAN

Selama seribu tahun hubungan antara otak dan pikiran telah menarik
perhatian para dokter dan juga orang awam. Di awal abad 19, Francis J. Gall
memperkenalkan pendekatan ilmiah untuk memahami hubungan dengan
mengkorelasikan patologi otak dengan karakteristik riwayat pribadi pasien.
Pembuktian Gall menjadi populer dalam membaca tulang tengkorak – frenologi.
Dalam dewasa ini kita dapat melihat model yang serupa dalam aplikasi temuan-
temuan tentang spesifikassi belahan otak.1
Teori otak terdiri dari banyak teori yaNg berbeda tentang bagaimana struktur
otak dapat mempunyai fungsi yang beragam seperti persepsi, memori, kontrol
gerakan, dan fungsi mental yang lebih tinggi. Dengan demikian hal itu mencakup
tentang upaya untuk memperluas pengertian tentang bagaimana mempelajari
hubungan kerja sama pada struktur-struktur di otak yang berusaha menawarkan
paradigma baru yang terkait dengan neuroscince dan fungsi otak lainnya. 2
Secara keseluruhan otak manusia penting untuk berpikir. Dualisme substansi
diformalkan antara fungsi tubuh dan pikiran. Sebuah perspektif dualis bertahan
dalam pemikiran Barat tentang otak dan perilaku, dimana tetap bertahan sampai
abad ke-20 pada diagnosis psikiatri dalam bentuk perbedaan organik / non organik
yang hadir dalam DSM III. Namun pada tahun 1994 dalam DSM IV dan pada akhir
abad ke-20 perbedaan tersebut telah ditinggalkan, dimana adanya persamaan
perilaku gangguan dengan keadaan otak yang patologis yang telah menjadi dasar
prinsip psikiatri.3
Pada referat ini akan dibahas mengenai definisi, lokalisasi distribusi
dari fungsi, proses luar dan dalam, perasaan, sirkuit hippocampus, sikap, dan
pengalaman alam sadar.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI

Pada sebagian besar teori otak berusaha untuk menganalisis bagaimana otak
memandu organisme berperilaku dalam interaksinya dengan dunia yang dinamis di
sekitarnya. Studi tentang teori otak dan jaringan saraf memiliki tujuan untuk
meningkatkan pemahaman kita tentang pemikiran manusia dan dasar saraf perilaku
manusia dan hewan, serta mempelajari strategis baru untuk membangun
kecerdasan. Dalam kedua kasus tersebut, kita mencari prinsip-prinsip organisasi
yang akan membantu kita memahami bagaimana neuron( apakah biologis atau
buatan ) dapat bekerja sama untuk menghasilkan pola perilaku yang kompleks.
Teori otak membutuhkan data empiris untuk membentuk dan membatasi modeling,
tapi sebagai imbalannya memberikan konsep dan hipotesis untuk membentuk dan
membatasi eksperimen.2
Fungsi mental berasal dari pengoperasian besar kelompok neuron, disusun di
dalam inti, daerah otak, dan sirkuit saraf otak. Memahami fungsi otak dalam hal
sirkuit saraf fungsional adalah domain dari ilmu saraf kognitif, pendekatan diaktifkan
sebagian oleh kemajuan dalam fungsional neuroimaging selama beberapa dekade
terakhir. Sebuah perspektif kognitif neuroscience memungkinkan untuk integrasi di
tingkat analisis lain, konskuensi fungsional genetik, neurokimia, histopatologi dan
bentuk anatomi menunjukkan perubahan psikologis yang bermakna. 3
Diagnosis dijelaskan pada sebuah fakta yang jelas bahwa otak yang sudah
bercampur aduk akan menghasilkan pikiran yang bercampur aduk. Tetapi karena
sebuah fakta yang halus dan pervasif akan menjadikan kita buta akan aspek-aspek
hubungan tersebut. Sebagai contoh hubungan yang erat antara pikiran dan otak bisa
mendorong kita menduga tanpa kritik bahwa pikiran dan otak adalah sama. Berpikir
adalah fungsi dari seluruh organisme secara keseluruhan berinteraksi dengan
lingkungannya.1
Menurut Gilbert Ryle kata pikiran berasal dari berpikir, memberi perhatian.
Dalama bahasa inggris lama adalah gemynd yang masih terkait dengan remind yang
berati mengingatkan, yang berasal dari istilah menunjukkan untuk memperingatkan
dan berniat. Menurut bahasa sangsekerta mynas yang berarti untuk berpikir. Dalam
kesamaan ontologis yang mengkaitkan antara otak dengan berpikir telah
2
diidentifikasi. Kesamaan ini adalah dalam hal mengolah informasi. Secara ontologis
kesamaan ditunjukkan oleh berbagai proses alam sadar dan bawah sadar yang
saling berkoordinasi dengan proses di otak yang diidentifikasi. Dengan berkoordinasi
bahwa pada tingkat tertentu deskripsi proses otak dan deskripsi proses mental
menjadi homomorphic.1
Pada tingkat microprocessing, adanya identitas yang menggambarkan
hubungan antara otak dan proses mental. Pada tingkat pengolahan yang lebih
terperinci, meliputi struktur yang lebih besar secara pluralisme dan akhirnya
dualisme menjelaskan pada tingkat neuronal dan pada sistem saraf beberapa jenis
hubungan ( kode atau bahasa ) dengan proses psikologis dapat dilihat. 1,2

II.2. LOKALISASI dan DISTRIBUSI dari FUNGSI

Ada beberapa model organisasi otak yang penting untuk menetukan susunan
berpikir. Yang pertama adalah masalah lokalisasi fungsi dan yang kedua adalah
proses-proses otak yang terdistribusi. Menurut Karl Pribram dan Robinson kesatuan
jiwa manusia ditantang dengan memecahkan pemikiran manusia menjadi satu
bagian-bagian tertentu. Selanjutnya bukti eksperimental terus menunjukkan
hubungan antara gangguan dalam perilaku yang kompleks dengan jumlah jaringan
otak yang hancur dan terlepas dari lokasinya. Selanjutnya Karl Lashley menekankan
bahwa fungsi mental tertentu yang telah dipilih ternyata terkait dengan proses-
proses otak yang terdistribusi.1
Fokus eksitasi dominan sementara ditetapkan pada cortex oleh stimulasi
kimia. E Roy Jhon merangkumkan percobaan-percobaan yang membuktikan
pergeseran sedemikian dalam fokus dominan otak. Distribusi aspek fungsi otak
menjadi paling jelas dalam penyimpanan memori. 1
Seperti halnya dengan penghapusan besar jaringan otak seperti yang terjadi
karena stroke atau bedah tumor, ingatan spesifik jarang hilang. Bila amnesia itu
terjadi, cendrung tidak menyebar dan sulit diklasifikasikan. Ini menunjukkan bahwa
ingatan disimpan secara dalam dicelah-celah synaptodendritik struktur ikat otak
dengan cara yang terdistribusi. Proses penyimpanan input, yang kemudain diingat
pada saat-saat yang mengharuskan atau memerlukan pengakuan dan ingatan
kembali.1
3
Proses pengambilan berbeda, berlokalisasi di dalam sistem yang terdiri dari
sirkuit-sirkuit neural yang membentuk struktur permukaan yang bisa memanggil
simpanan terdistribusi yang lebih dalam. Bila sistem tersebut rusak, terjadilah
agnosia spesifik sensorik dan spesifik kategorik. Dengan demikian, berkenaan
dengan ingatan, baik struktur dalam terdistribusi maupun struktur permukaan
terlokalisasi bisa diidentifikasi, tergantung pada sifat yang mana dari suatu proses
yang ada.1

II.3. PEMROSESAN DALAM dan PERMUKAAN

Menurut Sigmund Freud bahwa proses bawah sadar beroperasi tanpa


kesadaran dalam artian bahwa proses bawah sadar tersebut beroperasi secara
otomatis seperti proses pernapasan dan pencernaan pada seseorang yang pingsan
atau koma. Freud merumuskan pandangannya dengan mengajukan pembagian
“horizontal” antara proses sadar, pra sadar dan tidak sadar, dengan “represi”
beroperasi untuk mendorong struktur ingatan atau motif ke dalam lapisan yang lebih
dalam dimana proses tersebut tidak lagi mengakses kesadaran. 1
Dalam tulisannya yang berjudul proyek untuk psikologi ilmiah, struktur dari
motif atau ingatan adalah program neural yang berlokasi di bagian-bagian inti otak.
Program ini mengatur kesadaran yang berhubungan dengan fungsi cortex.
Hubungan inilah yang menentukan apakah keinginan yang dimotivasi ke dalam alam
sadar. Bila program neural menjadi proses sekunder, itu berada di bawah kontrol
voluntir, yang melibatkan pengujian realitas dan kesadaran. 1
Ignacio Matte Blanco mengajukan bahwa kesadaran didefinisikan menurut
kemampuan untuk membuat perbedaan-perbedaan yang jelas, dengan
mengidentifikasikan berbagai alternatif-alternatif. Membuat perbedaan yang jelas
yang mencakup kemampuan untuk menceritakan realitas personal dari realitas
ekstrapersonal. Sebaliknya proses ketidaksadaran, menurut Matte Blanco akan
terdiri dari set yang tidak terbatas dimana satu kesatuan yang berlawanan menjadi
menjadi satu kesamaan. Bila ketakterbatasan dihitung, maka kaidah logika biasa
tidak berlaku. Dengan membagi garis yaang panjangnya tidak terhingga, yaitu satu =
dua. Dengan terlibat secara mendalam, memungkinkan kombinasi dari perasaan
sayang, kesenangan, dan amarah. 1
4
Bagian dasar dari perilaku dan pengalaman dari suatu kesadaran berarti
membuat perbedaan-perbedaan, memberikan alternatif-alternatif, mengambil
pilihan-pilihan yang menjadi satu pengetahuan yang luas dalam artian untuk
mengurangi suatu ketidakpastian.1
Dalam artian inilah perilaku bisa berada di bawah kontrol proses bawah sadar
( tidak sadar ). Selama ledakan amarah, orang jelas menyadarinya dan menyadari
efek dari amarahnya pada orang lain. Sekalipun dengan adanya kesadaran ini,
amarah bisa saja tak terkendali. Hanya bila kejadian-kejadian yang menimbulkan
amarah dipisahkan dengan jelas dalam perbedaan-perbedaan alternatif maka
kontrol bawah sadar dikonversi menjadi kontrol alam sadar. 1

II.4. PERASAAN

Sebuah studi pada sistem-sistem di otak yang menyusun proses-proses


penanggulangan yang mengontrol pengalaman dan perilaku bersumber dari
percobaan yang dilaporkan Heinrich Kluver dan Paul Bucy tentang penjinakan pada
kera-kera yang dihasilkan dengan mengeksisi lobus temporal. Studi melaksanakan
program penelitian untuk mencari tahu struktur mana dari lobus temporal yang
bertanggung jawab dalam menghasilkan perasaan jinak. Percobaan ini juga
berusaha mencari tahu gejala lain yang dihasilkan oleh lobus temporal. 1
Studi menemukan bahwa bukan hanya perasaan jinak, tetapi juga instink
dasar lainnya, seperti berkelahi, melarikan diri, makan dan sex, berubah secara
dramatis dengan pengangkatan amygdala, walaupun tidak dengan pengangkatan
bagian lobus temporal lainnya. Rangkaian percobaan lebih lanjut menunjukkan
bahwa perubahan dalam ekspresi instink dasar adalah disebabkan perubahan
dalam pemrosesan akan suatu hal yang baru. 1,4,6
Amygdala terletak di anterior dan medial ke hipokampus. Amygdala terdiri
dari sekelompok inti yang dibagi menjadi basolateral dan corticomedial. Wilayah
basolateral dari amygdala menerima masukan utama dari sistem visual dan
modalitas sensorik lainnya. Berbagai penelitian mengaju pada sistem amygdala,
dimana dikatakan bahwa amygdala hanyalah satu struktur diantara struktur-struktur
yang secara longgar dianggap sebagai bagian dari otak depan limbus. Ternyata
pada awalnya amygdala tidak dimasukkan sama sekali dalam untaian limbus.
5
Namun, dua sumber menyatu, satu sumber adalah tulisan Paul Broca, yang meniliti
pinggiran cortex di sekitar tepi internal belahan otak yang berbeda dari pembungkus
otak lainnya. Cortex ini tampak lebih pucat dan belakangan terbukti hanya terdiri dari
tiga lapisan yang disebut, allo cortex ( cortex lain ) untuk membedakannya dari eu
cortex ( cortex sejati ) enam lapis yang membentuk sebagian besar pembungkus
otak. Broca menyebut pinggiran cortex ini “ Le Grand Lobe Limbique “.1,4,5
Sumber lainnya dideskripsikan oleh J.W Papez, terdiri dari hyppocampus,
yang bagian hilirnya berhubungan melalui daerah septum ke badan-badan
mammiliar hypotalamus, dan dari sana ke nukleus anterior thalamus yang menonjol
ke cortex gyrus cingulate yang diberi nama cortex “ Limbus ”. cortex cingulate pada
gilirannya mengisi kembali ke dalam hyppocampus. Papez mengajukan bahwa
emosi-emosi cendrung berputar-putar, dan sirkuit dari anatomik tersebut berlaku
sama seperti itu.1,6
Pada awalnya istilah sistem limbus hanya mencakup cortex Broca dan
untaian Papez. Hasil-hasil percobaan awal, yang dirangkumkan dalam sebuah
tulisan yang berjudul “ Fungsi Otak dan Penciuman “, tidak sesuai dengan definisi
ini. Tulisan ini mencatat bahwa allo cortex yang terdiridari tiga lapisan pada limbus
Broca, haruslah diperluas pada primata yang mencakup enam lapisan baru
cortex.I.N Fillimonov, seorang ahli anatomi saraf Rusia, meyebutkan enam lapisan
tersebut degan istilah “ juxtall cortex “yang berada di samping allo cortex. Yang
paling jelas zona ini melingkupi amygdala, karena tercakup dalam limbus Broca. 1
Amygdala disebut sebagai pusat valensi karena afektif dan memiliki makna
sosial untuk informasi sensorik. Amygdala juga menerima primer penciuman aferen
dari stria penciuman lateral, yang menyumbang peran utama penciuman yang
bermain di emosi dan perilaku. Bilamana ada upaya untuk menggunakan reaksi
tubuh untuk mengukur proses emosional, hasilnya tidak berbicara kepada kita
kalaupun ada tentang emosi tetapi bercerita tentang banyak perhatian. Don Lindsey,
berdasarkan penelitiannya tentang inti pengaktifan reticular batang otak,
mengajukan teori aktivasi emosi dimana emosi dikonsepsikan sebagai proses alam
sadar perhatian yang tak berdiferensiasi secara keseluruhan. 1,4,5
Amygdala memiliki hubungan timbal balik yang kaya dengan orbitofrontal
korteks. Amygdala menghubungkan otak depan basal kolinergik neuron dalam inti
septum melalui stria terminalis dan hipotalamus dan daerah otonom batang otak
memalui jalur amygdalofugal ventral. Hal ini juga menghubungkan ke nucleus
6
accumbens di striatum ventral melalui extended amygdala. Extended amygdala
berperan dalam melampirkan konten emosional terhadap rangsangan yang terkait
dengan penyalahgunaan obat.5
Amygdala memainkan peran kunci dalam refleks kejut dan dapat
menghasilkan tanggapan fight or flight. Amygdala juga membantu mengatur nafsu
makan, suasana hati, agresi, perilaku seksual dan sosial, serta pemahaman isyarat-
isyarat sosial. Kasus degenerasi amygdala bilateral telah dilaporkan dimana individu
tidak dapat mengenali rasa takut pada orang lain, meskipun mereka mampu
merasakan rasa ketakutan itu sendiri. Penekanan pada saat ini adalah peranan
amygdala dalam proses rasas takut dapat dipahami tetapi hanya mengatasi satu sisi
dari pemrosesan oleh sistem amygdala. Takut bukanlah suatu ekpresi dari rasa
nyeri itu sendiri, tetapi ekspresi dari antisipasi nyeri yang berbasis pada ingatan yang
mungkin realistis atau dapat dibayangkan.1,4,5
Sebelumnya, dalam eksplorasi ide bahwa reaksi tubuh merupakan bagian
integral dari perasaan emosi dan motivasi, penelitian pribram menunjukkan, bahwa
reaksi tubuh dan otak mengindikasikan representasi model nuronal dari pola
stimulasi. Pada manusia maupun primata nonmanusia dapat menyebabkan
perubahan dalam mekanisme kerja tubuh, seperti, kejang parsial yang timbul dalam
amygdala dapat menyebabkan sensasi penciuman ( misalnya, bau aneh seperti
karet terbakar ), sensasi otonom ( misalnya pada pencernaan dan denyut jantung ),
gerakan kasar kepala dan mata, perilaku yang spontan ( misalnya, dejavu,
depersonalisasi, halusinasi dan rasa ketakutan ). Bayak dari gejala ini muncul pada
serangan panik.1,5
Amygdala dan gyrus parahippocampal menerima persarafan nonadrenegik
dari coerelus lokus di pons. Amygdala juga membentuk emosional yang negatif dan
terlibat dalam spektrum yang lebih luas pada atribusi sosial yang terkait dengan
penilaian kepercayaan dan emosi sosial lainnya yang kompleks. Memberikan valensi
emosional terhadap rangsangan sensorik, dan melalui efek timbal balik yang lebih
luas.4,5

7
II.5. SIRKUIT HYPPOCAMPUS

Seperti halnya dalam kasus penelitian tentang amygdala, hampir semua


penelitian tentang kerusakan di hyppocampus dapat menyebabkan gangguan
psikiatri lainnya. Hyppocampus terdiri dariarchicortex yang mempunyai tiga lapisan
dan terletak di bawah gyrus parahippocampal. Entorhinal cortex dan cortex
perirhinal, sekitar hyppocampus di permukaan inferomedial, berisi jalur perforant
yang berfungsi sebagai gateway membawa informasi ke hyppocampus.
Hyppocampus dibagi menjadi empat wilayah, CA1-CA4 yang mengelilingi dentate
gyrus.4,5
Saluran keluar utama untuk hyppocampus adalah suatu kumpulan materi
putih tebal yang disebut forniks. Forniks menghubungkan hyppocampus ke inti
septal dalam dasar lobus frontal dan mammilary badan di posterior hipothalamus.
Masukan subkortikal mencapai melalui forniks dan menyebar ke sistem sekitarnya,
yang menghubungkan hyppocampus ke sistem amygdala dan bagian basal otak
lainnnya yang terstruktur. Output hyppocampus adalah secara utuh dan menyebar
yang menggunakan forniks dan link hyppocampus ke septum, accumbens, anterior
thalamus, dan tubuh mammilary lainnya. Yang terakhir output hyppocampus
berdifusi ke sistem materi putih cortex dan memberikan output hyppocampus
langsung ke hampir semua lobus limbik dan beberapa daerah kortikal lainnya. 4,5
Hal ini lah yang mungkin dikatakan bahwa hyppocampus secara tidak
langsung mempengaruhi entorhinal dan perirhinal, tetapi adanya laporan lain bahwa
sebagian besar berlangsung dengan teknis non timbal balik. Hyppocampus
betindak sebagai pembanding stimulus dan sebagai inisiasi atau penghambatan
strategi perilaku dan sesuai dengan situasi yang ada. Oleh karena itu menjadi terkait
dengan emosi seperti kecemasan dan untuk pengaturan respon motor yang sesuai. 5
Hyppocampus terlibat dalam pembelajaran baru, pembentukan episodik
kenangan, memori spasial, orientasi, dan pengaturan sausana hati. Secara tepat
hyppocampus dapat dikhususkan untuk memori spasial dan hyppocampus kiri lebih
dominan untuk memori verbal. Hyppocampus mengandung glutamatergic dan
GABAergic yang diaktifkan oleh y-aminobutyric acid sirkuit dan diinervasi oleh
neuron dari kolinergik, dopaminergik, noradrenergik, dan saluran seretogenik. 4
Hyppocampus sering terlibat dalam kejang kompleks parsial dan sering terjadi
pada gangguan perilaku oleh epilepsi lobus temporal. Hyppocampus peka terhadap
8
cedera anoxic, yang menghasilkan kebingungan dan amnesia. Peran hyppocampus
dalam pembentukan ingatan episodik disorot oleh kasus terkenal HM, yang
kehilangan kemampuannya untuk membentuk ingatan yang baru setelah
hypocampectomy bilateral untuk epilepsi refrakter. Entorhinal korteks berdegenarasi
pada awal alzeimer. Selain itu kelainan histologi dari hyppocampus dan entorhinal
terdapat pada skizofrenia dan autisme. Hyppocampus juga memiliki peran penting
dalam respon stres pada faktor pemicu depresi berat dan PTSD. 4,5
Hyppocampus memproses hormon yang menata pengaturan pituitary atas
hormon-hormon cortical adrenal yang pada gilirannya akan diproses oleh
hyppocampus. Dengan demikian anatomi dan fisiologi dari kelenjar adrenal
tercermin dalam anatomi dan fisiologi dari sirkuit amygdala dan sirkuit
hyppocampus. Adrenalin ( epinephrine ) yang disekresikan oleh inti adrenal diproses
oleh sistem amygdala, cortisone yang disekresikan cortex adrenal diproses oleh
sistem hyppocampus.1
Hormon-hormon cortical adrenal banyak berperan dalam motivasi.
Pengobatan dengan hormon-hormon ini, yang terkait erat dengan hormon-hormon
sex, menghasilkan euphoria, terlalu bergairah melakukan segala sesuatu. Akan
tetapi ekskresi hormon-hormon cortical adrenal yang berkepanjangan yang menjadi
akibat dari stres yang tidak semestinya menghasilkan perasaan bosan dan depresi.
Dengan demikian, efek dari pemrosesan hyppocampus pada motivasi memberikan
konteks pola-pola spesifik yang sekarang ini tidak relevan tetapi mengekspresikan
motivai sepanjang dimensif intensif, banyak persamannya dengan proses emosi
oleh amygdala.1

II.6. SIKAP

Ada tahap akhir dalam perjalanan tentang sistem limbus dan emosi. Tulisan
Freud Project for a Scientific Psychology mengembangkan teori motivasi yang
didasarkan pada ingatan dan bukan pada daya penggerak. Freud mencatat bahwa
motivasi adalah aspek prospektif dari ingatan yang menetapkan lokasi motivasi pada
ganglion basal dan menggambarkan diagram dari apa yang disebut network neural.
Gagasan pemikiran Freud bisa diperluas pada cara mengkonsepsikan emosi. Ide
bahwa emosi dan motivasi adalah aspek prospektif dari proses ingatan sesuai
dengan buku Nina Bull The Attitude Theory of Emotion. Dalam bukunya tersebut ia
9
menggunakan istilah “ emosi” sebagai perasaan yang mencakup emosi maupun
motivasi.1
Papez menulis sebuah bab tentang sirkuit hyppocampusnya untuk buku Bull.
Papez sedikit lebih mendeskripsikan anatomi dari sirkuit hyppocampus-cingulate dan
menyatakan bahwa sirkuit bisa menyebabkan sikap tanpa mengatakan bagaimana
caranya. Sikap adalah perasaan positif. Sikap motivasional membawakan
pemrosesan strial; sikap emosional membawakan proses amygdala, dan an
selanjutnya mengkombinasikan secara efisien sikap motivasional dan emosional
oleh sirkuit hyppocampus.1
Sikap adalah keadaan disposisional yang mencakup pengalaman individu.
Sikap adalah “ attractor ” yang terbentuk dan dibentuk kembali dengan penstrukturan
redudansi,setiap tingkatan perulangan dipresentasikan ulang pada tingkat berikutnya
oleh simbol tunggal, dan proses ini terus berlanjut sampai semua perulangan
tercapai. Singkatnya, sikap mencakup kompleksitas. Sikap mencakup kode. J.
Mcclelland menciptakan suatu model ( dimasukkan dalam buku Redish Beyond the
Cognitif Map ) yang menunjukkan bagaimana input isocortical diproses oleh
hyppocampus dan kemudian disodorkan kembali kepada isocortex yang akan
disisipkan ke dalam pemrosesan yang terus berlangsung. pengembalian ke
isocortex perlu diproses melalui ganglion basal. 1
Sikap berada di bawah kontrol bagian-bagian cortex frontal, dengan satu
divisi di bawah pengawasan amygdala, yang lain memonitor strial dan yang lainnya
lagi memonitor sirkuit-sirkuit hyppocampus. 1
Baru-baru ini banyak perhatian diberikan pada keterlibatan proses emosional
dalam fungsi kognitif. Sebuah contoh yang sangat jelas adalah sebuah laporan
penelitian yang dipublikasikan dalam science oleh B.de Martino dan kawan-kawan.
Laporan ini mendeskripsikan aktivasi selektif amygdala, yang ditunjukkan dengan
pencitraan resonansi magnetik fungsional ( fMRI ), yang disebut D.kahneman dan
A. Tversky “Efek Framing”. Frame, tentu saja, adalah konteks “ apa yang tidak ”
yang dideskripsikan dalam bagian ini. Karena itu laporan science mendukung
konsepsi bahwa sirkuit hyppocampus “ menempatkan batas-batas ” pada
pengalaman dan perilaku. Laporan tersebut juga mendukung bagian- bagian dari
cortex frontal menjadi teraktivasi dalam memodulasi efek framing. 1

10
II.7. CONSCIOUS

Melingkupi bagian-bagian besar cortex otak primata terdapat sistem proyeksi


dan sensorik dan motorik. Sistem ini disebut dengan istilah ekstrinsik karena
ikatannya erat dengan struktur periferal. Permukaan sensorik dan susunan otot
diptakan kurang lebih secara isomorfis pada permukaan cortical. Bila suatu cedra
lokal terjadi, maka scotoma sensorik atau scotoma tindakan akan terjadi. Scotoma
adalah lubang yang terbatas dalam ruang di bidang interaksi makhluk hidup dengan
lingkungannya 1
Menurut Henry Head sistem-sistem proyeksi sensorik motorik intrinsik yang
paralel tersusun sedemikian rupa sehingga hasil-hasil pemrosesan diproyeksikan
menjauh dari permukaan sensorik dimana interaksi dengan lingkungan terjadi,
keluar ke dalam dunia yang eksternal pada makhluk hidup. Dengan demikian,
pemrosesan di dalam sistem ekstrinsik ini membangun realitas objektif suatu
makhluk hidup dalam alam sadarnya.1
Setiap alat sensorik utama mempunyai input yang cukup langsung ke daerah-
daerah di dalam cortex. Daerah-daerah ini adalah daerah yang bila distimulasi
dengan listrik akan memicu pergerakan otot-otot yang terkait dengan masing-masing
organ indera. Derah sensorik dan daerah motorik terhubung secara ekstrinsik yang
menghubungkan tubuh dengan dunia luarnya. Sedangkan daerah-daerah spesifik
sensorik akan terhubung secara intrinsik dengan struktur otak lainnya. Daerah-
daerah ini selanjutnya akan memberikan perspektif, misalnya egosentris, allosentris
yang bersifat intrinsik pada apa yang dipersepsikan. 1
Perspektif ini diberikan oleh pembagian-pembagian segmen dan kemudian
pengelompokan segmen-segmen input sensorik menurut pergerakan. Dengan
demikian, ketetapan-ketetapan dicapai dengan operasi-operasi proses cortical
intrinsik pada proses ekstrinsik. Selain itu, ada daerah yang mengkoordinasikan
input dari berbagai indera yang mengkaitkan perspektif-perspektif satu dengan
lainnya.1
Tiga penemuan penting telah mendorong perhatian pada spesialisasi belahan
otak yang berkenaan dengan pemrosesan perspektif pada realitas. Salah satu
diantaranya merupakan penemuan kembali selama pertengahan akhir abad ke 19
atas fakta bahwa, pada sebagian besar orang yang bukan kidal, berbicara dikontrol
sebagian besar oleh belahan otak kiri. Penemuan lainnya tentang lokalisasi fungsi di
11
abad ke 19 yang mencakup kesatuan kesadaran. Bila corpus collosum dipotong
pada pasien yang menderita seizure epileptik unilateral berat untuk mencegah
keterlibatan otak yang sehat, pengujian menunjukkan bahwa apa yang dirasakan
belahan otak kanan hanya bisa diekspresikan secara non verbal oleh belahan otak
tersebut. Belahan otak verbal kiri tampaknya mengabaikan apa yang terjadi. Tampak
seakan-akan kesadaran terbelah bila kedua belahan otak dipisahkan. 1
Sir John Eccles mengajukan bahwa kesadaran terkait dengan bahasa,
pernyataan yang juga diajukan Freud, bahwa belahan otak kanan, tanpa bicara,
untuk segala maksud dan tujuan pada pokok yang tidak sadar. Akan tetapi, belahan
otak kanan jelas berkomunikasi dengan cara instrumental non verbal kidal terhadap
input yang dipresentasikan sebelumnya. Belahan otak kanan jelas mempunyai
asumsi sendiri. Dengan demikian, berpikir alam sadar ada dua jenis, yaitu objektif
dan naratif. Pengalaman objektif sebagian besar dikontrol oleh kecembungan
posterior otak dan naratif oleh otak depan frontolimbus, akan tetapi pada manusia,
dengan perkembangan bahasa, spesialisasi belahan otak terjadi tambahan. 1

12
III. KESIMPULAN

Model otak dan pikiran mempunyai sejarah yang konsisten, akan tetapi,
konsistensi ini disamarkan oleh kontroversi. Kontroversi dalam masing-masing kasus
bisa diselesaikan dengan mendefinisikan konsep-konsep dengan cermat dan
mengacu kepada deskripsi data awal.
Mendefinisikan pikiran sebagai berpikir terbukti mengkaitkan keadaan otak
dengan isi dari pengalaman alam sadar. Keadaan kesadaran tampaknya
berkoordinasi dengan keadaan neurokimia. Berpikir, dengan menghubungkan
keadaan dan isi, terbukti berkembang pada sistem-sistem otak yang memproses
emosi, motivasi dan usaha untuk mengontrol perhatian, maksud dan pemikiran.
Isi dari pengalaman alam sadar terbukti dalam empat kategori, yaitu
pembentukan realitas egosentris dan allosentris oleh sistem pemrosesan
kecembungan otak posterior kanan, pemrosesan semantik bahasa oleh sistem
kecembungan posterior kiri, pembentukan naratif otobiografik yang terdiri dari
episode-episode dan kejadian-kejadian oleh sistem pemrosesan otak depan
frontolimbus kiri dan proses meniru dan berempati yang dimungkinkan oleh sistem
pemrosesan otak depan frontolimbus kanan.
Pada tingkat fungsi otak yang lebih dalam diidentifikasi proses dendritik
berserat halus. Proses ini bisa bergeser ke arah ruang dan waktu pemrosesan oleh
stimulasi listrik kecembungan posterior otak depan atau ke arah pengalaman yang
lebih holistik dengan menstimulasi otak depan frontolimbus.

13

Anda mungkin juga menyukai