I. PENDAHULUAN
Selama seribu tahun hubungan antara otak dan pikiran telah menarik
perhatian para dokter dan juga orang awam. Di awal abad 19, Francis J. Gall
memperkenalkan pendekatan ilmiah untuk memahami hubungan dengan
mengkorelasikan patologi otak dengan karakteristik riwayat pribadi pasien.
Pembuktian Gall menjadi populer dalam membaca tulang tengkorak – frenologi.
Dalam dewasa ini kita dapat melihat model yang serupa dalam aplikasi temuan-
temuan tentang spesifikassi belahan otak.1
Teori otak terdiri dari banyak teori yaNg berbeda tentang bagaimana struktur
otak dapat mempunyai fungsi yang beragam seperti persepsi, memori, kontrol
gerakan, dan fungsi mental yang lebih tinggi. Dengan demikian hal itu mencakup
tentang upaya untuk memperluas pengertian tentang bagaimana mempelajari
hubungan kerja sama pada struktur-struktur di otak yang berusaha menawarkan
paradigma baru yang terkait dengan neuroscince dan fungsi otak lainnya. 2
Secara keseluruhan otak manusia penting untuk berpikir. Dualisme substansi
diformalkan antara fungsi tubuh dan pikiran. Sebuah perspektif dualis bertahan
dalam pemikiran Barat tentang otak dan perilaku, dimana tetap bertahan sampai
abad ke-20 pada diagnosis psikiatri dalam bentuk perbedaan organik / non organik
yang hadir dalam DSM III. Namun pada tahun 1994 dalam DSM IV dan pada akhir
abad ke-20 perbedaan tersebut telah ditinggalkan, dimana adanya persamaan
perilaku gangguan dengan keadaan otak yang patologis yang telah menjadi dasar
prinsip psikiatri.3
Pada referat ini akan dibahas mengenai definisi, lokalisasi distribusi
dari fungsi, proses luar dan dalam, perasaan, sirkuit hippocampus, sikap, dan
pengalaman alam sadar.
1
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Pada sebagian besar teori otak berusaha untuk menganalisis bagaimana otak
memandu organisme berperilaku dalam interaksinya dengan dunia yang dinamis di
sekitarnya. Studi tentang teori otak dan jaringan saraf memiliki tujuan untuk
meningkatkan pemahaman kita tentang pemikiran manusia dan dasar saraf perilaku
manusia dan hewan, serta mempelajari strategis baru untuk membangun
kecerdasan. Dalam kedua kasus tersebut, kita mencari prinsip-prinsip organisasi
yang akan membantu kita memahami bagaimana neuron( apakah biologis atau
buatan ) dapat bekerja sama untuk menghasilkan pola perilaku yang kompleks.
Teori otak membutuhkan data empiris untuk membentuk dan membatasi modeling,
tapi sebagai imbalannya memberikan konsep dan hipotesis untuk membentuk dan
membatasi eksperimen.2
Fungsi mental berasal dari pengoperasian besar kelompok neuron, disusun di
dalam inti, daerah otak, dan sirkuit saraf otak. Memahami fungsi otak dalam hal
sirkuit saraf fungsional adalah domain dari ilmu saraf kognitif, pendekatan diaktifkan
sebagian oleh kemajuan dalam fungsional neuroimaging selama beberapa dekade
terakhir. Sebuah perspektif kognitif neuroscience memungkinkan untuk integrasi di
tingkat analisis lain, konskuensi fungsional genetik, neurokimia, histopatologi dan
bentuk anatomi menunjukkan perubahan psikologis yang bermakna. 3
Diagnosis dijelaskan pada sebuah fakta yang jelas bahwa otak yang sudah
bercampur aduk akan menghasilkan pikiran yang bercampur aduk. Tetapi karena
sebuah fakta yang halus dan pervasif akan menjadikan kita buta akan aspek-aspek
hubungan tersebut. Sebagai contoh hubungan yang erat antara pikiran dan otak bisa
mendorong kita menduga tanpa kritik bahwa pikiran dan otak adalah sama. Berpikir
adalah fungsi dari seluruh organisme secara keseluruhan berinteraksi dengan
lingkungannya.1
Menurut Gilbert Ryle kata pikiran berasal dari berpikir, memberi perhatian.
Dalama bahasa inggris lama adalah gemynd yang masih terkait dengan remind yang
berati mengingatkan, yang berasal dari istilah menunjukkan untuk memperingatkan
dan berniat. Menurut bahasa sangsekerta mynas yang berarti untuk berpikir. Dalam
kesamaan ontologis yang mengkaitkan antara otak dengan berpikir telah
2
diidentifikasi. Kesamaan ini adalah dalam hal mengolah informasi. Secara ontologis
kesamaan ditunjukkan oleh berbagai proses alam sadar dan bawah sadar yang
saling berkoordinasi dengan proses di otak yang diidentifikasi. Dengan berkoordinasi
bahwa pada tingkat tertentu deskripsi proses otak dan deskripsi proses mental
menjadi homomorphic.1
Pada tingkat microprocessing, adanya identitas yang menggambarkan
hubungan antara otak dan proses mental. Pada tingkat pengolahan yang lebih
terperinci, meliputi struktur yang lebih besar secara pluralisme dan akhirnya
dualisme menjelaskan pada tingkat neuronal dan pada sistem saraf beberapa jenis
hubungan ( kode atau bahasa ) dengan proses psikologis dapat dilihat. 1,2
Ada beberapa model organisasi otak yang penting untuk menetukan susunan
berpikir. Yang pertama adalah masalah lokalisasi fungsi dan yang kedua adalah
proses-proses otak yang terdistribusi. Menurut Karl Pribram dan Robinson kesatuan
jiwa manusia ditantang dengan memecahkan pemikiran manusia menjadi satu
bagian-bagian tertentu. Selanjutnya bukti eksperimental terus menunjukkan
hubungan antara gangguan dalam perilaku yang kompleks dengan jumlah jaringan
otak yang hancur dan terlepas dari lokasinya. Selanjutnya Karl Lashley menekankan
bahwa fungsi mental tertentu yang telah dipilih ternyata terkait dengan proses-
proses otak yang terdistribusi.1
Fokus eksitasi dominan sementara ditetapkan pada cortex oleh stimulasi
kimia. E Roy Jhon merangkumkan percobaan-percobaan yang membuktikan
pergeseran sedemikian dalam fokus dominan otak. Distribusi aspek fungsi otak
menjadi paling jelas dalam penyimpanan memori. 1
Seperti halnya dengan penghapusan besar jaringan otak seperti yang terjadi
karena stroke atau bedah tumor, ingatan spesifik jarang hilang. Bila amnesia itu
terjadi, cendrung tidak menyebar dan sulit diklasifikasikan. Ini menunjukkan bahwa
ingatan disimpan secara dalam dicelah-celah synaptodendritik struktur ikat otak
dengan cara yang terdistribusi. Proses penyimpanan input, yang kemudain diingat
pada saat-saat yang mengharuskan atau memerlukan pengakuan dan ingatan
kembali.1
3
Proses pengambilan berbeda, berlokalisasi di dalam sistem yang terdiri dari
sirkuit-sirkuit neural yang membentuk struktur permukaan yang bisa memanggil
simpanan terdistribusi yang lebih dalam. Bila sistem tersebut rusak, terjadilah
agnosia spesifik sensorik dan spesifik kategorik. Dengan demikian, berkenaan
dengan ingatan, baik struktur dalam terdistribusi maupun struktur permukaan
terlokalisasi bisa diidentifikasi, tergantung pada sifat yang mana dari suatu proses
yang ada.1
II.4. PERASAAN
7
II.5. SIRKUIT HYPPOCAMPUS
II.6. SIKAP
Ada tahap akhir dalam perjalanan tentang sistem limbus dan emosi. Tulisan
Freud Project for a Scientific Psychology mengembangkan teori motivasi yang
didasarkan pada ingatan dan bukan pada daya penggerak. Freud mencatat bahwa
motivasi adalah aspek prospektif dari ingatan yang menetapkan lokasi motivasi pada
ganglion basal dan menggambarkan diagram dari apa yang disebut network neural.
Gagasan pemikiran Freud bisa diperluas pada cara mengkonsepsikan emosi. Ide
bahwa emosi dan motivasi adalah aspek prospektif dari proses ingatan sesuai
dengan buku Nina Bull The Attitude Theory of Emotion. Dalam bukunya tersebut ia
9
menggunakan istilah “ emosi” sebagai perasaan yang mencakup emosi maupun
motivasi.1
Papez menulis sebuah bab tentang sirkuit hyppocampusnya untuk buku Bull.
Papez sedikit lebih mendeskripsikan anatomi dari sirkuit hyppocampus-cingulate dan
menyatakan bahwa sirkuit bisa menyebabkan sikap tanpa mengatakan bagaimana
caranya. Sikap adalah perasaan positif. Sikap motivasional membawakan
pemrosesan strial; sikap emosional membawakan proses amygdala, dan an
selanjutnya mengkombinasikan secara efisien sikap motivasional dan emosional
oleh sirkuit hyppocampus.1
Sikap adalah keadaan disposisional yang mencakup pengalaman individu.
Sikap adalah “ attractor ” yang terbentuk dan dibentuk kembali dengan penstrukturan
redudansi,setiap tingkatan perulangan dipresentasikan ulang pada tingkat berikutnya
oleh simbol tunggal, dan proses ini terus berlanjut sampai semua perulangan
tercapai. Singkatnya, sikap mencakup kompleksitas. Sikap mencakup kode. J.
Mcclelland menciptakan suatu model ( dimasukkan dalam buku Redish Beyond the
Cognitif Map ) yang menunjukkan bagaimana input isocortical diproses oleh
hyppocampus dan kemudian disodorkan kembali kepada isocortex yang akan
disisipkan ke dalam pemrosesan yang terus berlangsung. pengembalian ke
isocortex perlu diproses melalui ganglion basal. 1
Sikap berada di bawah kontrol bagian-bagian cortex frontal, dengan satu
divisi di bawah pengawasan amygdala, yang lain memonitor strial dan yang lainnya
lagi memonitor sirkuit-sirkuit hyppocampus. 1
Baru-baru ini banyak perhatian diberikan pada keterlibatan proses emosional
dalam fungsi kognitif. Sebuah contoh yang sangat jelas adalah sebuah laporan
penelitian yang dipublikasikan dalam science oleh B.de Martino dan kawan-kawan.
Laporan ini mendeskripsikan aktivasi selektif amygdala, yang ditunjukkan dengan
pencitraan resonansi magnetik fungsional ( fMRI ), yang disebut D.kahneman dan
A. Tversky “Efek Framing”. Frame, tentu saja, adalah konteks “ apa yang tidak ”
yang dideskripsikan dalam bagian ini. Karena itu laporan science mendukung
konsepsi bahwa sirkuit hyppocampus “ menempatkan batas-batas ” pada
pengalaman dan perilaku. Laporan tersebut juga mendukung bagian- bagian dari
cortex frontal menjadi teraktivasi dalam memodulasi efek framing. 1
10
II.7. CONSCIOUS
12
III. KESIMPULAN
Model otak dan pikiran mempunyai sejarah yang konsisten, akan tetapi,
konsistensi ini disamarkan oleh kontroversi. Kontroversi dalam masing-masing kasus
bisa diselesaikan dengan mendefinisikan konsep-konsep dengan cermat dan
mengacu kepada deskripsi data awal.
Mendefinisikan pikiran sebagai berpikir terbukti mengkaitkan keadaan otak
dengan isi dari pengalaman alam sadar. Keadaan kesadaran tampaknya
berkoordinasi dengan keadaan neurokimia. Berpikir, dengan menghubungkan
keadaan dan isi, terbukti berkembang pada sistem-sistem otak yang memproses
emosi, motivasi dan usaha untuk mengontrol perhatian, maksud dan pemikiran.
Isi dari pengalaman alam sadar terbukti dalam empat kategori, yaitu
pembentukan realitas egosentris dan allosentris oleh sistem pemrosesan
kecembungan otak posterior kanan, pemrosesan semantik bahasa oleh sistem
kecembungan posterior kiri, pembentukan naratif otobiografik yang terdiri dari
episode-episode dan kejadian-kejadian oleh sistem pemrosesan otak depan
frontolimbus kiri dan proses meniru dan berempati yang dimungkinkan oleh sistem
pemrosesan otak depan frontolimbus kanan.
Pada tingkat fungsi otak yang lebih dalam diidentifikasi proses dendritik
berserat halus. Proses ini bisa bergeser ke arah ruang dan waktu pemrosesan oleh
stimulasi listrik kecembungan posterior otak depan atau ke arah pengalaman yang
lebih holistik dengan menstimulasi otak depan frontolimbus.
13