Anda di halaman 1dari 11

Small Group Discussion I

SIMTOM-SIMTOM DEFISIT NEUROKOGNITIF

I. PENDAHULUAN

Kognitif berhubungan dengan memori, bahasa, orientasi, hubungan


interpersonal, judgment dan problem solving.1 Kognitif tidak hanya
menggambarkan gangguan pada satu atau beberapa hal diatas tetapi juga
komplikasi dan simtom-simtom perilaku. Gangguan kognitif menunjukkan
interfensi yang kompleks diantaranya adalah neurologi dan psikiatri. 1 Kognitif
meliputi masukan, penyimpanan dan pengeluaran informasi. Kognitif meliputi
memanggil dan memproses informasi yang relevan dari daya ingat yang
disimpan.2 Seseorang melakukan pekerjaan mental dan menyimpan potongan-
potongan informasi didalam daya ingat untuk didapatkan kembali disuatu waktu
kemudian.
Struktur otak yang terlibat dalam membentuk dan menyimpan daya ingat
adalah hipokampus, korteks dan serebelum. Seratus milyar neuron didalam otak
adalah terlibat dalam pembentukan daya ingat, termasuk suatu lapisan dari 4,6
juta sel di hipokampus.
Psikiater harus jeli betul dalam menilai keadaan dari penderita gangguan
tersebut, sebelum tiba pada suatu diagnosis dan terapi. Keuntungannya
2
kemajuan biologi molekuler, teknik diagnostik dan pengobatan yang signifikan.
Steven Samuel dan Neugroschl menjelaskan patofisiologi dan
penanganan dari delirium. Dari gangguan kognitif, delirium sulit untuk
didiagnosis, dan memberikan prevalensi yang besar, yang membuat klinisi untuk
2
mengantisipasi kondisi tersebut serta mencari etiologi dengan penuh inisiatif.

1
Pada tulisan ini dibahas tentang simtom-simtom defisit neurokognitif yang
meliputi definisi, etiologi, teori neurokognitif, simtom-sintom dan gangguan
neurokognitif ringan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1. DEFINISI
Defisit kognitif adalah pemburukan fungsi kognitif dari kasus yang
bervariasi. Contoh penyalahgunaan obat dan alkohol, kasus perusakan kognitif
karena pengaruh kombinasi dari tindakan langsung pada otak, efek tidak
langsung dari penggunaan obat (gaya hidup), gangguan dari organ sistem
integriti (hati, pankreas, jantung) dan infeksi. 3
Gangguan kognitif menurut DSM-IV-TR, mengklasifikasikan tiga kelompok
gangguan yaitu delirium, demensia dan gangguan amnestik, gejala utama
adalah umum untuk semua gangguan jiwa yaitu gangguan dalam kognisi (daya
ingat, bahasa, dan perhatian). Walaupun DSM IV-TR menyatakan bahwa
gangguan kognitif adalah gejala utama dari delirium, demensia dan gangguan
amnestik, didalam masing-masing kategori diagnostik tersebut, DSM-IV-TR tidak
membatasi tipe spesifik . 1

II.2. ETIOLOGI
Sebagai reaksi dari setiap keadaan yang dapat mengganggu metabolisme
otak adalah : 2.3
1. Kausa Intra Kranial
- Epilepsi
- Trauma Kapitis
- Infeksi
- Pendarahan Sub arachnoid
2. Kausa Ekstra Kranial
- Akibat pemakaian dan penghentian tiba-tiba obat tertentu
- Disfungsi endokrin
- Penyakit non endokrin; hati, ginjal, jantung, pulmo, penyakit-
2
penyakit sistemik
II.3. TEORI KOGNITIF
Episode memori adalah suatu bentuk explicit memori meliputi
penyimpanan dari peristiwa-peristiwa tertentu sampai ke alam bawah sadar.
Episode memory biasanya diceritakan dalam kata-kata dengan suatu cerita. Jika
cukup signifikan episode memory sebagian berasal dari autobiografi memori,
sejarah dari diri sendiri. Lobus Medial Temporal terutama pada hippocampus
merupakan sifat-sifat dasar pengkodean, penyimpanan dan pencarian
keterangan dalam sejarah dari pada trauma episode memori. 6
Proses utama yang terlibat dalam organisasi kognitif adalah adaptasi yaitu
kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan
lingkungannya. Adaptasi terjadi sebagai akibat dari dua proses yang saling
melengkapi: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah mengambil pengalaman
baru melalui sistem pengetahuan seseorang. Akomodasi adalah penyesuaian
sistem pengetahuan seseorang terhadap kebutuhan kenyataan dari
lingkungannya. 2
Stadium-stadium perkembangan kognitif menurut Piaget dimana
menggambarkan empat stadium utama yang mengarah kepada kemampuan
orang dewasa untuk berpikir.
Keempat stadium itu adalah:
1) Stadium sensomotorik (sejak lahir sampai umur 2 tahun)
2) Stadium pikiran praoperasional ( usia 2 - 7 tahun)
3) Stadium operasi konkrit (usia 7-11 tahun)
4) Stadium operasi formal (usia 11 tahun sampai akhir masa remaja).
1

Piaget’s Sensorimotor Period of Cognitive Development 1

Age Characteristics

Birth – 2 mos Uses inborn motor and sensory reflexes (sucking,


grasping, looking) to interact and accommodate to
the external world

3
2 – 5 mos Primary circular reaction: coordinates activities of
own body and five senses (e.g. sucking thumb);
reality remains subjective-does not seek stimuli
outside of its visual field; displays curiosity

5 – 9 mos Secondary circular reaction: seeks out new stimuli


in the environment; start both to anticipate
consequences of own behavior and to act purpose-
fully to change the environment; beginning of
intentional behavior

9 mos – 1 Yr Shows preliminary signs of object permanence; has


a vague concept that objects exist apart from itself;
plays peek-a-boo; imitates novel behaviors

1 Yr – 18 mos Tertiary circular reaction: seeks out new experiences


produces novel behaviors

18 mos – 2 Yr Symbolic thought: uses symbolic representations of


Events and objects; shows signs of reasoning
(e.g. uses one toy to reach for and get another)
attains object permanence

Tabel ini diambil dari synopsis of psychiatry tahun 2007 edisi 10 hal 134
Adapun tipe-tipe dari konsepsi neurokognitif adalah sebagai berikut :
1. Memori sekunder 2,7
Dua tipe dari memori adalah memori segera dan memori sekunder.
Memori sekunder mengenai kecakapan memperoleh dan menyimpan informasi
berlebih pada suatu periode waktu panjang (biasanya abadi untuk beberapa
lama). Daya ingat jangka panjang lebih lama dipertahankan dibandingkan
dengan daya ingat jangka pendek karena semakin lama dari daya ingat tersebut
dihubungkan dengan sejumlah lokasi dikorteks. Daya ingat jagka panjang (long
term memory ) yang dikenal sebagai daya ingat masa kini (recent memory), daya
ingat yang baru lewat (recent post memory), daya ingat jauh (remote memory.
2. Immediate memory 2,7
Immediate memory menunjuk kepada kemampuan untuk memperoleh
suatu batas kuantitas dari informasi ”On-Line” untuk satu periode laporan singkat
dari waktu (biasanya satu golongan kecil). Immediate memory sering juga
disebut sebagai short term memory atau memori jangka pendek, daya ingat kerja
4
(working memory), daya ingat primer (primery memory), dan daya ingat
penyangga (buffer memory).
3. Viglilance 7
Juga setiap saat disebut ”Sustained Attention” kewaspadaan menunjuk
kepada kemampuan untuk memelihara suatu kesiapan untuk merespon terhadap
sinyal (targets stimuli) dan tidak respon terhadap keributan (nontargets) melebihi
suatu periode waktu.
4. Executive functioning / cardsorting 7
Menunjukkan kepada kemampuan, program, tujuan aksi dan monitor diri
sendiri terhadap perilaku.
5. Verbal fluency 7
Test ini ukuran suatu kemampuan untuk membangkitkan kata-kata
dengan suatu huruf yang pasti, atau menciptakan kata-kata khusus dari kategori
arti kata.

7
6. Early visual processing
Ukuran dari early visual processing adalah dasar tingkatan dari proses
penglihatan, seperti visual scanning dari suatu pertunjukan dari stimuli dan
deteksi dini serta identifikasi dari stimulus penglihatan.
7
7. Psychomotor skills
Penilaian dari psikomotor biasanya menunjukkan kecepatan test dan
dapat memisahkan kedalam dua tipe dari keahlian ; kecepatan dan ketangkasan.

II.4. SIMTOM-SIMTOM
Untuk menilai simtomatologi, PANSS, perkembangan oleh Kay dan
koleganya (1987,1988,1989), sudah melaksanakan PANSS, yang terdiri dari 30
item instrumen, 7 item simtom positif, 7 item simtom negatif serta 16 item
psikopatologi. Adapun tujuh item simtom positif tersebut adalah:
1. Waham (Delutions)
2. Halusinasi (Hallucination)

5
3. Gaduh gelisah (Excitement)
4. Waham kebesaran (Grandiorsity)
5. Kecurigaan (Suspiciousness)
6. Permusuhan (Hostility)
7. Kekacauan proses pikir (Disorganization)
sedangkan tujuh item simtom negative yaitu:
1. Afek tumpul (Blunted Affect)
2. Penarikan emosional (Emotional Withdrawal)
3. Kemiskinan Rapport (Poor Rapport)
4. Penarikan diri dari hubungan sosial (Social Withdrawal)
5. Kesulitan dalam pemikiran abstrak (Problem with Abstraction)
6. Kurangnya spontanitas dan arus percakapan (Lack of Spontaneity )
7. Pemikiran stereotipik (Stereotypic thinking)

Enam belas (16) skala psikopatologi umum:


1. Kekhawatiran somatik
2. Ansietas
3. Rasa bersalah
4. Ketegangan
5. Mannerisme dan sikap tubuh
6. Depresi
7. Reterdasi motorik
8. Ketidakkooperatifan
9. Isi pikiran yang tidak biasa
10. Disorientasi
11. Perhatian buruk
12. Kurangnya daya nilai dan tilikan
13. Gangguan dorongan kehendak
14. Pengendalian impuls yang buruk

6
15. Preokupasi
16. Penghindaran sosial secara aktif
Tiap-tiap item nilainya ada 7 poin positif, negative dan psikopatologi,
skornya berasal dari PANSS. Penilaian mempengaruhi terapi psikiatris, siapa
yang dekat dengan pasien dan sudah latihan menilai dan menggunakan skala
tersebut.
PANSS sama dengan tanya jawab mengambil nilai skala, pada dasarnya
8
tanya jawab dilakukan selama 30-40 menit.
Pada umumnya gambaran utama adalah turunnya penampilan kognitif,
termasuk rendahnya daya ingat, daya belajar, dan sulitnya berkonsentrasi.
8
Pemeriksaan objektif biasanya menunjukkan abnormalitas. Hal-hal diatas
terlihat pada:
1. Delirium, gambaran kunci dari delirium adalah suatu gangguan
kesadaran, yang dalam DSM-IV digambarkan sebagai penurunan kejernihan
kesadaran terhadap lingkungan dan penurunan kemampuan untuk
memusatkan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian. 2
a) Kesadaran
Pada delirium ditandai oleh adanya hiperaktivitas yang berhubungan
dengan peningkatan kesiagaan terutama pada pasien yang
berhubungan dengan putus zat yang ditandai dengan tanda-tanda
otonomik, seperti; kemerahan kulit, pucat, berkeringat, takikardia, pupil
dilatasi, mual, muntah, hipertermia.
1
Hipoaktif antara lain: depresi, katatonik dan demensia.
b) Orientasi
Orientasi waktu, tempat dan orang harus diuji karena seringkali hilang
1
bahkan pada kasus delirium yang ringan.
c) Bahasa dan kognisi
Kelainan dapat berupa bicara yang melantur, tidak relevan,
membingungkan dan gangguan kemampuan untuk mengerti
pembicaraan. 1,2
d) Persepsi

7
Pasien delirium seringkali mempunyai ketidak mampuan untuk
membedakan stimuli sensorik dan untuk mengintegrasikan persepsi
sekarang dengan pengalaman masa lalu. 1,2
e) Gejala Neurologis
Seringkali dijumpai gejala neurologis yang menyertai, termasuk
disfasia, tremor, inkontinensia urin, inkoordinasi, asteriksis. 1,2

2. Demensia, merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan


1,2
fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Keluhan dari pasien tentang
gangguan intelektual dan menjadi pelupa harus diperhatikan demikian juga
tiap bukti penyangkalan atau rasionalisasi yang ditunjukkan untuk
menyembunyikan defisit kognitif. 1
a) Gangguan daya ingat
Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal dan menonjol
yang mengenai korteks, seperti demensia tipe Alzheimer. Pada
awalnya hanya ringan dan paling jelas untuk peristiwa yang baru
terjadi seperti melupakan nomor telepon, percakapan peristiwa hari
tersebut. 1,2
b) Perubahan kepribadian
Merupakan gambaran paling mengganggu pada keluarga pasien
demensia. Pasien dengan demensia juga mungkin menjadi introvet
dan tampaknya kurang memperhatikan tentang objek perilaku mereka
terhadap orang lain. 1,2
c) Orientasi
Pasien demensia mungkin lupa bagaimana kembali ke ruangannya
setelah pergi ke kamar mandi, tetapi tidak menunjukkan gangguan
tingkat kesadaran. 1,2
d) Gangguan bahasa
Kesulitan berbahasa mungkin ditandai oleh cara berkata yang samar-
samar, stereotipik, tidak tepat atau berputar-putar. 1

8
3. Gangguan amnestik, ditandai oleh gejala tunggal suatu gangguan daya
ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
pekerjaan. 1

GANGGUAN NEUROKOGNITIF RINGAN


Gangguan ini dapat mendahului, menyertai atau mengikuti berbagai
macam gangguan infeksi dan gangguan fisik, baik serebral maupun sistemik
(termasuk infeksi HIV). Bukti neurologis langsung dari terkenanya otak tidak
selalu tampak, namun mungkin ada penderitaan, gangguan pada kegiatan
sehari-hari. Bila terkait dengan gangguan fisik dan kemudian dia sembuh,
gangguan kognitif ringan tidak akan berlangsung melebihi beberapa minggu
kemudian.4
Sindrom ini sering sekali pertanda awal dari demensia. Mungkin dua
kasus dari penyakit itu adalah penyakit serebrovoskuler dan alzheimer. Simtom-
simtomnya halus dan berkurangnya kapasitas pemasukan perbuatan
konsentrasi, defisit kalkulasi, defisit memori ditunjukkan oleh suatu
kecendrungan untuk berulang, kontrol defisit memori dan praxis defisit. Pasien
mengeluhkan adanya kecemasan dan ketakutan, dan beberapa pasien datang
dengan gelisah dan marah tiba-tiba; yang lain mungkin datang dengan perasaan
sedih, pesimis tapi tidak berakhir dengan depresi. Simtom-simtom ini biasanya
tidak memerlukan terapi dengan ansiolitik atau antidepresan. 3
Lobus coereleus adalah sumber penting dari noradrenergik, serebral
korteks, hipotalamus, hipokampus, dan amygdala. Amygdala dan orbitofrontale
corteks keluar memperkuat stimulus yang mempunyai kekuatan primer pada
masa lampau. 6
Bukti-bukti menunjukkan serotonin postsynaptically dalam amygdala
menimbulkan sintetis pada encephalis, dimana modulasi mengurangi
mempengaruhi teman dengan pengalaman takut dan mungkin mencampuri
dengan konsolidasi dari traumatik memori. Jika amygdaloid sistem alarm datang
berlebihan dan patah terjatuh, maka orang tersebut akan ada dalam kekuasaan
ketakutan yang buruk. 6

9
6
Traumatik memori adalah sejarah / cerita dalam dua sistem yaitu:
1. Hippocompal explicit episodic memory system.
2. Amygdaloid implicit alarm system
Amygdaloid system dapat mengacaukan penyimpanan dan pencarian
keterangan melalui hippocompal system.

III. KESIMPULAN

Defisit kognitif merupakan pemburukan fungsi kognitif yang disebabkan


oleh banyak hal. DSM-IV-TR sendiri mengklasifikasikan bahwa gangguan
kognitif bisa berupa delirium, demensia dan gangguan amnestik yang mana
gejala utama adalah umum untuk semua gangguan jiwa yaitu gangguan dalam
daya ingat, bahasa, dan perhatian.
Dalam penyakit neurokognitif ringan dijumpai suatu kondisi medis umum
akibat defisit kognitif yang ringan tetapi meskipun demikian ada terjadi
penurunan fungsi kognitif itu sendiri.
Jika penyebab kondisi medis adalah progresif, untuk demensia atau
gangguan amnestik, pasien akhirnya akan jatuh kedalam penyakit demensia dan
gangguan amnestik.
Berdasarkan PANSS sendiri simtom-simtom defisit neurokognitif terdiri
dari 30 item, yang mana terdiri dari 7 item skala positif, 7 item skala negatif, dan
16 item skala psikopatologi. Pada psikosis simtom-simtom ini cukup jelas terlihat
dan dapat dikoreksi pengobatannya melalui PANSS itu sendiri.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA, ods, Kaplan & Sadock Synopsis Of Psychiatry
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10 th ed. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins 2007 : 319-50.

2. Kenneth L, Davis, M.D. Delirium, Dementia, and Amnestic and other Cognitive
Disorders and Mental Disorders Due to a General Medical Condition, In:
Kaplan & Sadock Comprehensive Text Book of Psychiatry.8 th ed Vol. I.
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins 2005 : 1053-121.

3. AYD.J.F. In: Lexicon Of Psychiatry, Neurology, and the Neurosciences,


Williams & Wilkins 1995 : 166-67, 445.

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Pedoman Penggolongan dan


Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III ( PPDGJ III ) Jakarta, 1993;78.

5. Delirium, Dementia, and Amnestic and other Cognitive Disorders In:


Diagnostic and statistical manual of Mental Disorders 4 th ed, text Revision
2000 : 135-60, 179-80, 762.

6. Nurcombe.B, Dissociative Disorders In: A Lang Medical Book Current


Diagnosis & Treatment in Psychiatry, International Edition 2000 : 385-87.

7. Green FM, Kern.SR, Braff L.D and Mintz.I, In: Neurocognitive Deficits and
Functional Outcome in Schizophrenia : Are We Measuring the Right Stuff ?,
Schizophrenia Bulletin,2000: 26(1): 119-36.

8. Heslegrave J R, Award G,Voruganti NP L In: The influence of neurocognitive


deficit and symptoms on quality of life in schizophrenia, J Psychiatry
Neurosci, 1997: Vol 22 No.4.hal: 235-43.

11

Anda mungkin juga menyukai