2

1
1. KELALAIAN : NEGLIGENE. CARELESS
2. HUBUNGAN ANTARA ETIKA & HUKUM
3. HUBUNGAN HUKUM PROVIDERS–
PASIEN
4. PERSETUJUAN TINDAK MEDIK
5. MALPRATEK : CULPALATA–CULPALEVIS
6. PELANGGARAN PRIVACY

2
 KELALAIAN : NEGLIGENE, CARELESS
 TERKAIT 2 HAL :
‐ MELAKUKAN SESUATU YANG
SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN
‐ TIDAK MELAKUKAN SESUATU
YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN
 KELALAIAN BERAT : CULPALATA
 KELALAIAN RINGAN : CULPALEVIS
3
“NEGLIGENE IS LACK OF
ORDINARYCARE. IT IS FAILURE TO DO
WHAT A REASONABLE CAREFULL AND
PRUDENT PERSON WOULD HAVE
DONE OR DOING SOMETHING WHICH
A REASONABLE PERSON WOULD NOT
HAVE DONE ON THE OCCASION IN
QUESTION”
4
 KEDUANYA LAKUKAN PENILAIAN PADA
OBJEK SAMA : TINDAKAN MANUSIA PADA
DALAM HUBUNGAN ANTAR MANUSIA
 DINILAI TINDAKANNYA BUKAN
MANUSIANNYA
 ETIKA & HUKUM PERDATA : HANYA
TINDAKANNYA
 HUKUM PIDANA : TINDAKAN DAN
PELAKUNYA
 HUKUM PERDATA : SANKSI GANTI RUGI
 HUKUM PIDANA : SANKSI : HUKUMAN BADAN
DAN PEMECATAN
5
 UNTUK MENGATUR TERTIB MASYARAKAT
 OBJEKNYA TINDAKAN, TINGKAH LAKU
MANUSIA
 MENGANDUNG HAK DAN KEWAJIBAN
AGAR TIDAK SALING MERUGIKAN
 MENGGUGAH KESADARAN
BERMASYARAKAT AGAR BERSIKAP
MANUSIAWI
 BERSUMBER DARI HASIL PEMIKIRAN,
PENGALAMAN PARA PEMUKA
MASYARAKAT
6
 ETIK DI LINGKUNGAN PROFESI, HUKUM MASYARAKAT
UMUM
 ETIK DISUSUN BERDASAR KESEPAKATAN ANGGOTA
PROFESI
 HUKUM DISUSUN BADAN LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF
 ETIK TIDAK SEMUA TERTULIS. HUKUM TERTULIS RINCI,
DALAM LEMBARAN NEGARA
 SANKSI PELANGGARAN ETIK BERUPA TUNTUNAN
 SANKSI PELANGGARAN HUKUM BERUPA TUNTUTAN
 PELANGGARAN ETK OLEH MAJELIS KEHORMATAN ETIK
 PELANGGARAN HUKUM MELALUI PENGADILAN

7
MENURUT KUH PERDATA, HUBUNGAN
HUKUM PROVIDERSNYA DENGAN PASIEN ADA
2 HAL:
A. PERDASAR PERJANJIAN
PASIEN DATANG KE = PRAKTEK DOKTER
ATAU RS, DOKTER DAPAT DITUNTUT
KARENA “WAN PRESTASI”
 TIDAK MELAKUKAN

 TERLAMBAT DAN SALAH MELAKUKAN

APA YANG DIPERJANJIKAN
8
 DALAM HUKUM KESEHATAN PROVIDER –
PASIEN  KONTRAK THERAPEUTIK
 PROVIDER : DIAGNOSIS, PENGOBATAN DAN
TINDAKAN MEDIK
 PASIEN : PASIEN BERHAK MENERIMA ATAU
MENOLAK PENGOBATAN (DEKLARASI LISBON
(1981), PATIENT’S BILL RIGHT (1972))
 PASIEN BERHAK MENERIMAN INFORMASI
SEBELUM MEMBERI PERSETUJUAN : INFORMED
CONSENT, BAGIAN : HAK AZASI MANUSIA

9
1. TERSIRAT ATAU DIANGGAP TELAH
DIBERIKAN
a. KEADAAN NORMAL
b. KEADAAN DARURAT (PERMENKES :
585/1959 PASAL 11)
2. DINYATAKAN (EXPRESSED CONSENT)
a. SECARA LISAN
b. MELALUI TULISAN

10
1. ADA KESEPAKATAN ANTARA 2 PIHAK,
BEBAS
2. KEMAMPUAN PARA PIHAK PEMBUAT
PERJANJIAN
3. ADA OBJEK (KHAS) TERTENTU
4. MENGENAI SUATU HAL YANG
DIPERBOLEHKAN
5. TINDAKAN DILAUKAN PADA WAKTU
SAMA
11
 APABILA KARENA SATU DAN LAIN HAL
PASIEN MENOLAK UNTUK DILAKUKAN
TINDALAN MEDIK
 BILA PROVIDER GAGAL MEYAKINKAN
PASIEN, SEBAIKNYA DIBUAT SURAT
PERNYATAAN PASIEN/KELUARGA : PUTUS
TRANSAKSI THEURAPEUTIK
 UNTUK HINDARI TUNTUTAN DIKEMUDIAN
HARI, BUATKAN SURAT PERNYATAAN

12
 HUKUM PIDANA ADALAH HUKUM PUBLIK
 SETIAP ORANG HARUS TUNDUK PADA
PERATURAN INI
 HEALTH PROVIDERS : DALAM TUNTUTAN
MALPRAKTEK DAPAT DIKENAKAN SANKSI
HUKUM PIDANA JIKA PERBUATANNYA DIANGGAP
MELANGGAR ATAU BERTENTANGAN DENGAN
HUKUM PIDANA YANG BERLAKU, SEHINGGA
MEMBAHAYAKAN KETENTRAMAN DAN
KETERTIBAN MASYARAKAT
 MALPRAKTEK ABORTUS, SEBAGAI CONTOH
KASUS
13
1. Tindak pidana dilakukan dengan sengaja
2. Tindak pidana dilakukan karena kelalaian berat,
kasar, culpalata, medical negligene
 Sunday time, 24 Nov 1985, Dokter Singapura :

penipuan 2th dilakukan pemeriksaan USG-29x

 Superior court California, 1973 Dr. Nork, 9th
praktek melakukan operasi yang merugikan
pasien, sekedar dapat uang.
 Obat, susu, kerjasama dengan produsen obat,
susu
14
 AKIBATNYA SEBENARNYA DAPAT
DIBAYANGKAN
 BAHWA AKIBAT TERSEBUT SEBENARNYA DAPAT
DIHINDARI
 PERBUATAN/TINDAKAN DAPAT
DIPERSALAHKAN
CONTOH :
1. MELAKUKAN ABORTUS TANPA INDIKASI MEDIS
2. MELAKUKAN EUTHANASIA BAIK AKTIF
MAUPUN PASIF
15
1. OVERTILISASI ALAT 7. ADA MASALAH HUKUM
CANGGIH PTM
2. UNDER TREATMENT – 8. KURANG LENGKAP
MISKIN REKAM MEDIS
3. MENAHAN PASIEN VIP 9. PELANGGARAN
4. PASIEN MISKIN + TANPA PELAKSANAAN
JAMUAN TRANSFERTIL ABORTUS
5. TAK TERIMA PASIEN 10. PERATURAN BAYI
TERMINAL TABUNG
6. TAK MERUJUK KE RS 11. MASALAH IBU TITIPAN
LAIN WALAU PERALATAN DAN BANK SPERMA
KURANG 12. MASALAH EUTANASIA

16
 PERAWAT MELAKUKAN MALPRAKTEK ATAU
KECEROBOHAN YBS MELUKAI PASIEN/KLIEN KARENA
GUNAKAN PROSEDUR PENANGANAN BERBEDA DARI CARA
BIASA YANG DILAKUKAN OLEH PERAWAT LAIN
 SITUASI YANG SERING TERJADI PADA PRAKTEK
KEPERAWATAN : (1) KESALAHAN BERI OBAT, (2) MELUKAI
PASIEN, (3) PASIEN JATUH , (4) KEGAGALAN MENGAKSES
DAN AMBIL TINDAKAN TEPAT
 MENURUT ANN HELM (2003)
 KAMAR OPERASI, TERTINGGAL KASA/ALAT DALAM
TUBUH
 PUTUS KOMUNIKASI : DOKTER-PERAWAT

 KESALAHAN TERAPI INTRAVENA : INFILTRAT

17
1. PELANGGARAN PRIVACY : UMUM
 KAMAR, HP, CATATAN HARIAN
 UMUR, DOMPET, TAS PRIBADI
 PERCAKAPAN PRIBADI : NGINTIP
 KANTOR, NIMBRUNG, “EMBER”
2. PRIVASI KHUSUS, TERKAIT PENYAKIT
 TIDAK MENYEBARLUASKAN PENYAKIT YANG
DIDERITA
 REKAM MEDIK, CACAT PHISIK
 APA YANG DIDENGAR DAN DILIHAT PADA PASIEN
 OBAT2AN YANG DIKONSUMSI
 KESENDIRIAN (CURTIN/KORDEN)
18
TERIMA KASIH

19