Anda di halaman 1dari 52

MALPRAKTEK

MEDIS
Ouve Rahadiani Permana, dr., MH.Kes
Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon
TAMBAH SAKIT DAN
SEMBUH
-
WAWANCARA
PRAKTEK KEDOKTERAN
-
UKUR
PEMERIKSAAN FISIK
ANNY
-
A:
- PROSEDUR
DIAGNOSTIK
KEMA
-
MPUA
DIAGNOSIS
N
-
KLINIS
- TERAPI: NASIHAT,
TNDAKAN, OBAT
PERIL(PROF
- -
AKU ESSIO
MERUJUK HASI
NAL - L
KEGIATAN TERKAIT: BURU
COND HASI - REKAM
- K
UCT) MEDIS L
HASI -
L - KEJA
BAIK INFORMED CONSENT, DIAN
- DLL TDK
SESU - DIHA
AI EMERGENCY RAPK
PEMAHAMAN UMUM TENTANG
MALPRAKTEK
▪ MALPRAKTIK DISAMAKAN DENGAN:
–KEGAGALAN MEDIK (ADVERSE EVENTS)
–PASIEN MASUK RUMKIT DALAM KEADAAN
“SEGAR”, PULANG DALAM KEADAAN
CEDERA ATAU MENINGGAL
–PASIEN TIDAK PUAS ATAS LAYANAN

PENILAIAN PADA “HASIL” BUKAN PADA “UPAYA”,


TIDAK TEPAT UNTUK KATA MALPRAKTIK
7
KEGAGALAN MEDIK
DAPAT SEBAGAI AKIBAT DARI :

▪ Perjalanan penyakit alami


▪ Mishap (Tidak ada kelalaian)
▪ Risiko yang akseptabel dan telah diinformasikan dan disetujui
▪ RISIKO YG UNFORESEEABLE

▪ Culpa : Kelalaian medik


▪ foreseeable and avoidable risks
▪ Dolus : Kesengajaan
Definisi Malpraktek Medis
(World Medical Association 1992)

Medical malpractice involves the physician failure to


conform the standard of care for treatment of the
patient condition, or lack of skill or negligence in
providing care to the patient which is the direct cause
of an injury to the patient

“ Malpraktek medis berhubungan dengan kegagalan


tenaga medis dalam melakukan prakteknya sesuai
dengan standar pelayanan terhadap kondisi pasien,
atau kurangnya kemampuan atau ketidakpedulian
dalam penyediaan pelayanan terhadap pasien yang
menjadi penyebab utama terjadinya cedera terhadap
9 pasien “
KENAPA TERJADI MALPRAKTEK
■ Asumsi Masyarakat tentang Kesehatan
◆ Layanan di RS harus selalu 🡪 Sembuh.
◆ Dr dianggap serba bisa 🡪 Tak sembuh 🡪malpraktik

■ Pelayanan Kedokteran
◆ Kompleks & berjenjang
◆ Pekerjaan yg harus dilakukan dengan penuh hati hati
◆ Berhubungan dengan manusia yang punya HAM
◆ Pasien sering dibawa terlambat
◆ Dokter multifungsi 🡪 Banyak jabatan & Kerja
overload.
PENGERTIAN MALPRAKTEK MEDIS
UNSUR-UNSUR PENTING

Karakteristik Khusus dalam praktek kedokteran

✔ Risiko tindakan medik (Risk of Treatment)


✔ Kecelakaan
✔ Allergic Reactions.

Bukan merupakan kesalahan, sepanjang dokter sudah


memenuhi kewajibannya dalam perlakuan medik sesuai
standar dan etika profesi
ELEMEN MALPRAKTEK
▪ elemen kewajiban hukum (legal duty) atau semacam kontrak dalam hubungan kepercayaan
antara dokter dan pasien.
▪ pembuktian adanya pelanggaran terhadap hubungan kewajiban hukum itu (breach of duty)
oleh dokter.
▪ pembuktian bahwa pelanggaran itu telah menyebabkan terjadinya cedera (causation).
▪ pembuktian mutlak adanya kerugian (damage) aktual terhadap kepentingan pasienakibat
pelanggaran standar pelayanan yang mengakibatkan kerugian akibat cidera itu, baik ekonomis
dan non ekonomis (cedera fisik mulai cacat sampai dengan kematian)
PENGERTIAN MALPRAKTEK MEDIS
UNSUR-UNSUR PENTING

▪ malawan hukumnya suatu perbuatan/perlakuan medis yang dilakukan oleh


tenaga kesehatan (dokter), adalah apabila perbuatan tersebut melanggar :

1. standar profesi kedokteran


2. standar prosedur operasional
3. ketentuan informed consent
4. rahasia kedokteran
5. kewajiban-kewajiban dokter
6. prinsip-prinsip profesional kedokteran atau kebiasaan yang wajar di
bidang kedokteran
7. tidak sesuai dengan kebutuhan medis pasien
8. dilanggarnya hak-hak pasien
MALPRAKTEK MEDIS
▪ INTENTIONAL
–PROFESSIONAL MISCONDUCTS
▪ NEGLIGENCE
–MALFEASANCE,
–MISFEASANCE,
–NONFEASANCE
▪ LACK OF SKILL
–DI BAWAH STANDAR KOMPETENSI
–DI LUAR KOMPETENSI
14
MALPRAKTEK MEDIS

• MISCONDUCTS – sikap buruk


misal : Penahanan Pasien, Buka Rahasia Kedokteran Tanpa Hak, Aborsi Ilegal,
Euthanasia, Penyerangan Seksual, Keterangan Palsu, Praktek Tanpa Izin

• NEGLIGENCE – kelalaian
- Malfeasance (melakukan tindakan tidak layak, lalai membuat keputusan)
- Misfeasance (melakukan pilihan yang tidak tepat, lalai eksekusi)
- Nonfeasance (tidak melakukan kewajiban)

• LACK OF SKILL - kekurangan kemampuan


- Dibawah standar kompetensi
- Di luar kompetensi (bukan kompetensi / kewenangan)
15
MISCONDUCT

▪ PELANGGARAN STANDAR SECARA


SENGAJA (DELIBERATE VIOLATION)
▪ PIDANA UMUM:
–KETERANGAN PALSU
–PENAHANAN PASIEN
–BUKA RAHASIA KEDOKTERAN TANPA HAK
–ABORSI ILEGAL
–EUTHANASIA
–PENYERANGAN SEKSUAL
16
KELALAIAN MEDIK
▪ JENIS MALPRAKTIK TERSERING
▪ BUKAN KESENGAJAAN
▪ TIDAK MELAKUKAN YG SEHARUSNYA DILAKUKAN, MELAKUKAN YG
SEHARUSNYA TIDAK DILAKUKAN OLEH ORANG2 YG SEKUALIFIKASI PADA
SITUASI DAN KONDISI YG IDENTIK

17
BENTUK KELALAIAN
(NEGLICENCE)
▪ MALFEASANCE
– MELAKUKAN TINDAKAN YG MELANGGAR (UNLAWFUL /
IMPROPER)
– SEJAJAR DENGAN ERROR OF PLANNING
▪ MISFEASANCE
– IMPROPER PERFORMANCE YG AKIBATKAN CEDERA
– SEJAJAR DENGAN ERROR OF EXECUTION

▪ NONFEASANCE
– GAGAL MELAKUKAN TINDAKAN YG MERUPAKAN KEWAJIBAN

18
NEGLICENCE (KELALAIAN)

■ Melakukan kelalaian sehingga mengakibatkan

kerugian pada pasien

■ Misal

◆ Kesalahan pemeriksaan

◆ Kekeliruan dalam memberikan penilaian penyakit

◆ Salah menulis dosis resep

◆ Kesalahan tindakan 🡪 mis kesalahan operasi


MALFEASANCE (PELANGGARAN
JABATAN)
■ Melakukan tindakan yang melanggar hukum

atau tindakan yang tidak tepat & layak

■ Misalnya

◆ Melakukan tindakan pengobatan tanpa indikasi yang

jelas

◆ Mengobati pasien dengan coba-coba tanpa dasar

yang jelas.
MISFEASANCE

■ Melakukan pilihan tindakan medis yang tepat

tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat

(improper performance),

■ Misalnya

◆ Melakukan tindakan medis dengan menyalahi prosedur


LACK OF SKILL
▪ KOMPETENSI KURANG ATAU DI LUAR KOMPETENSI /
KEWENANGAN
– SERING MENJADI PENYEBAB ERROR ATAU KELALAIAN
– SERING DIKAITKAN DENGAN KOMPETENSI INSTITUSI
(LOCALITY RULE, LIMITED RESOURCES)
– KADANG DAPAT DIBENARKAN PADA SITUASI-KONDISI LOKAL
TERTENTU

22
UNSUR KELALAIAN

• ADA KEWAJIBAN
• - KEWAJIBAN PROFESI
- KEWAJIBAN DENGAN PASIEN
• PENYIMPANGAN KEWAJIBAN
- PELANGGARAN KEWAJIBAN TERSEBUT
• DAMAGES (KERUGIAN)
- CEDERA, MATI ATAU KERUGIAN
• DIRECT CAUSIALSHIP
- HUBUNGAN SEBAB-AKIBAT / CAUSALITAS

23
YURIDICIAL MALPRACTICE
Klasifikasi malpraktek (berdasar hukum)

1. CRIMINAL MALPRACTICE (malpraktek pidana)


2. CIVIL MALPRACTICE (malpraktek perdata)
3. ADMINISTRATIVE MALPRACTICE (malpraktek administrasi)
MALPRAKTIK PERDATA
(CIVIL MALPRACTICE)
▪ Malpraktik perdata terjadi jika dokter tidak melakukan kewajiban (ingkar
janji) yaitu tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati.
Tindakan dokter yang dapat dikatagorikan sebagai melpraktik perdata antara
lain :
1. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib dilakukan
2. Melakukan apa yang disepakati dilakukan tapi tidak sempurna
3. Melakukan apa yang disepakati tetapi terlambat
4. Melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan
MALPRAKTIK PIDANA
(CRIMINAL MALPRACTICE)
▪ Malpraktik pidana terjadi, jika perbuatan yang dilakukan maupun tidak dilakukan memenuhi
rumusan undang-undang hukum pidana. Perbuatan tersebut dapat berupa perbuatan positif
(melakukan sesuatu) maupun negative (tidak melakukan sesuatu) yang merupakan perbuatan
tercela (actus reus), dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) berupa kesengajaan
atau kelalauian. Contoh malpraktik pidana dengan sengaja adalah :
1. Melakukan aborsi tanpa tindakan medik
2. Mengungkapkan rahasia kedokteran dengan sengaja
3. Tidak memberikan pertolongan kepada seseorang yang dalam keadaan      darurat
4. Membuat surat keterangan dokter yang isinya tidak benar
5. Membuat visum et repertum tidak benar
6. Memberikan keterangan yang tidak benar di pengadilan dalan kapasitasnya sebagai ahli
MALPRAKTIK ADMINISTRASI
NEGARA (ADMINISTRATIVE MALPRACTICE)
▪ Malpraktik administrasi terjadi jika dokter menjalankan profesinya tidak mengindahkan
ketentuan-ketentuan hukum administrasi Negara. Misalnya:
1) Menjalankan praktik kedokteran tanpa ijin
2) Menjalankan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kewenangannya
3) Melakukan praktik kedokteran dengan ijin yang sudah kadalwarsa.
4) Tidak membuat rekam medik.
GEJALA GUGATAN MALPRAKTEK
1. ADANYA KEGAGALAN PENANGANAN PASIEN
2. CETUSAN RASA TIDAK PUAS THD PELAYANAN
3. ADANYA HUBUNGAN BURUK DOKTER-PASIEN/KELUARGA
(RASA TIDAK PERCAYA KE DOKTER)
4. PASIEN / KELUARGA TIDAK MAU MENDAPATKAN PENJELASAN
TIDAK MAU MENDENGAR PENJELASAN DOKTER
5. PENYAMPAIAN KELUHAN KE RS SECARA TERTULIS
6. KEINGINAN PASIEN/KEL.MENDAPATKAN BERKAS RM
7. PASIEN / KUASA HUKUM MEMBEBERKAN KE MEDIA MASA
SEOLAH-OLAH :
- SEMUA TINDAKAN DOKTER SALAH DAN DIANGGAP LALAI
- TIDAK ADA INFORMASI
- PELAYANAN RS SEDEMIKIAN BURUK
- PASIEN YANG PALING BENAR
29
DASAR GUGATAN MALPRAKTEK
• HASIL PENGOBATAN TIDAK SESUAI DGN YANG DIHARAPKAN

• CEDERA/PENYAKIT/KOMPLIKASI YANG DIKAITKAN DENGAN KELALAIAN

• KURANG MENDAPAT INFORMASI ADEKUAT (KESENJANGAN INFORMASI)

- Dokter tidak pernah memberikan informasi


- Informasi yg berbeda/bertentangan antar dokter
- Tiap spesialis menyatakan tidak ada masalah, tapi pasien makin jelek
- Keterangan dokter lain yg menjelekkan sejawatnya dpt memicu tuntutan

• PENANGANAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG TIDAK KOMPETEN


• SALAH DIAGNOSA, TERLAMBAT DIAGNOSA, SALAH TERAPI, KURANG PROFESIONAL
• TELAH TERJADI KELALAIAN, PERBUATAN MELAWAN HUKUM
• MELAKSANAKAN TINDAKAN TANPA IZIN
TUNTUTAN : - GANTI RUGI
- REHABILITASI
- PIDANA

Hati-hati : Percakapan perawat/dokter dpt dijadikan bahan gugatan, Teguran dokter ke


perawat apalagi mempersalahkan perawat akan dicatat dan menjadi bahan gugatan
30
SIAPA YANG DIGUGAT
• DOKTER YANG MERAWAT
• ATASAN DOKTER YANG MERAWAT (RS-DIREKTUR)
(Berlaku tanggung jawab manajemen)
• DOKTER LAIN YANG IKUT MERAWAT
(Rawat bersama, Pernah dikonsulkan, Anestesist dll)
• DIREKTUR RS / PIMPINAN SARANA KESEHATAN
• OTORITAS KESEHATAN
- Dinkes Kab / Kota
- Dinkes Provinsi
- Dirjen
- Menteri

31
BILA ADA KASUS
Dilaporkan ke :
- Menkes
- Dirjen
- Kepolisian
- DPR
- MKEK
- MKDKI
- PB IDI

32
DAMPAK GUGATAN

- CITRA RS MENURUN
- REPUTASI DOKTER TERCEMAR
- TEKANAN PSIKOLOGIS (KURANG PERCAYA DIRI)
- BEBAN PIKIRAN, WAKTU, BIAYA
- SANKSI (ETIK & HUKUM)
- TIMBUL TUNTUTAN HUKUM
- Perdata
- Pidana
- TUN

33
ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM
ETIK DISIPLIN HUKUM
1. Dibuat dan disepakati oleh 1. Organisasi Profesi 1. Dibuat oleh Pemerintah dan
organisasi profesi (IDI) Dewan Perwakilan Rakyat
2. Kode Etik 2. UU, PP, Keppres, dsb
3. Diatur, norma prilaku 2. Standar Profesi 3. Diatur, norma prilaku manusia
pelaksanaan profesi 3. Diatur, Norma Prilaku pada umumnya
4. Sanksi, yaitu moral psikologis pelaksana profesi 4. Untuk pidana: mati/
5. Yang mengadili: 4. Sanksi moral psikologis dan kunjungan, penjara, denda
Ikatan/organisasi profesi terkait; teguran/pencabutan Untuk Perdata: ganti rugi
Majelis Kehormatan Etik 5. Yang mengadili : Badan yang Adm : teguran/ pencabutan
Kedokteran (MKEK), Panitia dibentuk : Majelis Kehormatan 5. Pengadilan :
Pertimbangan dan Pembinaan Disiplin Kedokteran Indonesia Perdata: gugatan ke
Etik Kedokteran (P3FK) dan Majelis Kehormatan pengadilan
Disiplin Kedokteran Indonesia Pidana : laporan/ tuntutan
Tingkat Provinsi Adm : gugatan ke pengadilan

34
PELANGGARAN DLM BIDANG KESEHATAN PROFESI KEDOKTERAN

PELANGGARAN PROFESI DOKTER UU No 23 Thn 1992 dan UU No 29 Thn 2004

ETIK Disiplin Hukum


Administras
Organisasi Profesi Disiplin Kedokteran Perdata Pidana
i

Pengaduan Pengaduan Gugat Laporan Polisi Laporan


/jaksa
MKEK-P3EK MKDKI Pusat
Tuntutan Gugatan
MKDKI Provinsi
Tindakan Disiplin Pengadilan
Tindakan Disiplin

Keputusan Keputusan
Keputusan

Pecabutan izin Praktik


Ganti rugi Mati/kurungan/ Teguran/
Tetap penjara/denda Pencabutan
Sementar
a Rekomendasi
Selamany Pencabutan Tanda
a Peringatan Registrasi & Surat Kewajiban mengikuti 35
Tertulis Izin Praktik Pelatihan/Latihan
Sanksi Malpraktek
1. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
▪ Pasal 359,
▪ Pasal 360,
▪ Pasal 361

2. UU Praktek Kedokteran
▪ Pasal 75
▪ Pasal 76
▪ Pasal 79
KUHP
■Pasal 359 🡪 Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang
dihukum penjara selama-lamanya 5th atau kurungan selama-lamanya 1
th.

■Pasal 360 ayat 1 🡪 Barangsiapa karena salahnya menyebabkan


orang luka berat dihukum penjara selama-lamanya 5 th atau hukuman
kurungan selama-lamanya 1 th.

■Pasal 360 ayat 2 🡪Barangsiapa karena salahnya menyebabkan orang


menjadi sakit atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau
pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman penjara selama-
lamanya 9 bl atau hukuman kurungan selama-lamanya 6 bl atau
hukuman denda setinggi tingginya Rp 4500.
UU PRAKTEK KEDOKTERAN
■Pasal 75 ayat 1 🡪 Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan
praktik kedokteran tanpa memiliki STR dapat dipidana penjara paling

lama 3 (tiga) th atau denda paling banyak Seratus juta rupiah

■Pasal 76 🡪 Setiap dr, drg yang dengan sengaja melakukan praktik


kedokteran tanpa memiliki SIP dapat dipidana penjara paling lama 3

(tiga) tahun atau denda paling banyak Seratus juta rupiah.

■Pasal 79 🡪 Setiap dr, drg yang dengan sengaja tidak memasang papan
nama, membuat rekam medis dan tidak memenuhi kewajiban dapat

dipidana dengan penjara paling lama 1 th atau denda paling banyak Lima

puluh juta rupiah.


KIAT PENANGANAN KASUS DI RS

I. INTERNAL (Direksi, KM, Ybs, Humas)


a. Responsif thd keluhan masyarakat
b. Prihatin, ikut merasakan, berikan bantuan
c. Niat untuk menyelesaikan
d. Cari sebab musabab
e. Periksa 🡪 Bukti
f. Analisis secara mendalam (kriteria, standar)
g. Tanggung jawab
h. Tegakkan aturan (Punishment)
MKEK,MKDKI

39
KIAT PENANGANAN KASUS DI RS

II. EXTERNAL (MKEK, Bidang Hukum)


a. Merujuk prinsip dasar etika kedokteran dan azas-azas hukum
b. Melakukan klarifikasi antara pengadu dengan teradu untuk
mencari kebenaran
c. Lakukan mediasi
d. Mengundang saksi ahli (second opinion)
e. Memutuskan dan memilah sengketa
- masalah etis
- masalah hukum
- gabungan Etis dan Hukum
f. Siapkan bukti (MR, TC, dll)
g. Siapkan bantuan hukum
h. Penerapan sanksi

40
I. Rehabilitasi bila tidak salah
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (1)

✡ SOMASI DARI PASIEN / KEL / LSM


- Terjadi kelalaian, perbuatan melawan hukum
✡ MENELITI KEBENARAN SOMASI
- Periksa Rekam Medis
- Informasi yg diberikan dokter, perawat
- Informasi ttg penanganan pasien (perawatan)
✡ MENJAWAB SOMASI
- Sesuai informasi medik dalam RM, keterangan
dokter, perawat
- Upaya membuktikan kebenaran

41
✡ MELAKUKAN MEDIASI
- Upaya dan saling pengertian
- Buktikan kebenaran informasi medis (RM, Ket.dokter,
perawat)
✡ HASIL MEDIASI
- Terjadi perdamaian
- Tidak terjadi perdamaian 🡪 tuntutan, gugatan
ke 🡪 Kepolisian (Pidana)
ke 🡪 Pengadilan Negeri (Perdata)

42
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (2)

✡ TIMBUL SURAT PENGADUAN (SP) KE POLISI


- Terjadi tindakan melawan hukum, kelalaian
✡ PROSES PEMERIKSAAN DI KEPOLISIAN
- Panggilan Polisi ke dokter atau pihak terkait
- Antisipasi panggilan dengan persiapan bukti
- Penuhi panggilan dengan didampingi Kuasa Hukum (sering
diminta RM tapi diberikan Resume Medis)
- Jelaskan dan buktikan kebenaran informasi medis (dlm RM,
keterangan dokter, perawat)
✡ TINDAK LANJUT POLISI
- Pemeriksaan saksi lain
- Second opinion 🡪 buktikan dengan RM
- SP3 atau lanjutkan penanganan kasus ke Kejaksaan
43
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (3)

✡ KEJAKSAAN
- Pemeriksaan Tersangka, Saksi
- Mencari bukti 🡪 RM, keterangan dokter, perawat
- Dapat terjadi penahanan 🡪 tahanan di LP
tahanan Kota dll
- Tersangka tetap didampingi Penasehat Hukum
- Bila cukup bukti ke PN

44
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK (4)

✡ PENGADILAN
- Berkas Perkara dilimpahkan Kejaksaan ke
Pengadilan (pidana)
- Gugatan dari Pasien / Kel. / Kuasa pasien
- Pengadilan bentuk Majelis Hakim
- Pemeriksaan dalam persidangan
- Pembuktian melalui RM dan keterangan dokter,
perawat, second opinion dll
- Tuntutan Jaksa
- Eksepsi Penasehat Hukum
- Replik JPU
- Duplik 🡪 Penasehat Hukum
45
PENANGANAN KASUS MALPRAKTEK
PEMBUKTIAN DI PENGADILAN
• DUGAAN MALPRAKTEK
- Kelalaian, Perbuatan Melawan Hukum

• DALIL PENGGUGAT (PASIEN, KEL / KUASA HUKUM)


- Informasi medis yang didapat / didengar
- Keterangan second opinion
- Hal-hal yang dialami dalam perawatan pasien

• KETERANGAN SAKSI AHLI


- sesuai keahliannya

• JAWAB DALIL PENGGUGAT


- Buktikan informasi medis (RM, Keterangan dokter, perawat)
- Keterangan ahli
- Dokumen pendukung

46 • KESIMPULAN SESUAI FAKTA JURIDIS


STANDAR DOKTER ?

1. Standar Pendidikan 🡪 Lulus FK yang diakui

2. Standar Kompetensi 🡪 Punya kemampuan dasar minimal

sesuai standar pendidikan di FK & Pend. berkelanjutan

3. Standar profesi 🡪 Punya kemampuan dasar minimal yang

sesuai standar organisasi profesi dokter .

4. Standar Prosedur Kerja (Standar Operasional Procedure)

(SPO) 🡪 Langkah-langkah kerja sesuai standar yang

telah diakui profesi


Sikap Profesional Dokter
■ Sikap pribadi 🡪 etika profesi

■ Sikap bertanggung jawab pada:

◆ Pribadi 🡪 sumpah dokter

◆ Masyarakat 🡪 pasien

◆ Pemerintah 🡪 Undang-undang kesehatan

■ Sikap empati pada : Pasien, Sesama dokter & Guru

■ Sikap altruism (rela berkorban).

■ Sikap disiplin 🡪 Bekerja sesuai dg tempat & waktu


LONG LIFE LEARNING
■ Pendidikan di FK
◆ Pendidikan dasar 🡪 kurikulum standar

◆ Pendidikan spesialisasi & Subspesialisasi

■ Pendidikan Lanjutan
◆ Mengikuti seminar

◆ Dik-lat

◆ Workshop

◆ CME 🡪 Continuing Medical Education


IMPLIKASI UUPK TERHADAP DOKTER

1. Harus memiliki Sertifikat Kompetensi dari Kolegium.


2. Harus punya STR (Lisensi atau Kewenangan) dari KKI.
3. Harus menjaga kompetensinya dengan selalu mengikuti
pendidikan berkelanjutan.
4. Harus memperbarui STR (lisensi) yg habis masa berlakunya.
5. Harus memiliki SIP jika ingin praktik swasta perorangan.
6. Harus punya SIP untuk kerja di RS ???
7. Tidak dibenarkan bekerja di lebih dari 3 sarana kesehatan.
8. Dalam menjalankan praktiknya harus selalu:
a. Memenuhi Standar Pelayanan & Patient Safety.
b. Menjalankan prosedur Informed Consent yang benar.
c. Melaksanakan manajemen Rekam Medis dengan baik.
d. Menjaga Rahasia Kedokteran.
e. Menghormati semua Hak Pasien. 50

Anda mungkin juga menyukai