Anda di halaman 1dari 22

Etika dan Profesionalisme Dalam

Praktik Kedokteran

Muhamad Rizauddin bin Che Riah


102015201
Skenario 6
• Seorang wanita berusia 38 tahun datang ke RS
dengan keluhan kaku pada jari tengah dan jari
manis tangan kanan. Untuk mengatasi
keluhannya, maka harus dilakukan operasi.
Setelah dilakukan operasi, tangan pasien
diletakkan pada suatu papan, kemudian dibebat
dengan kain kasa. Tetapi bebatan kain kasa
terlalu kuat, sehingga darah tidak mampu
mengalir ke tangan tersebut. Setelah 2 hari
bebat dibuka, dan ternyata keempat jari pasien
menghitam (gangrene).
Identifikasi Istilah
• (tidak ada)
Rumusan Masalah
• Wanita 38 tahun dengan keluhan kaku pada jari
tengah dan jari manis tangan kanan.

unforeseeable risk OR malpraktek?


NORMA DOKTER
ATURAN PENERAPAN
KEILMUAN KEDOKTERAN
(PROFESSIONAL CONDUCT)
DISIPLIN DALAM PRAKTIK.

ETIKA HUKUM
ATURAN PENERAPAN
ETIKA KEDOK ATURAN HUKUM
(ETHICAL CONDUCT)
Akibat penyakit Malpraktek

Tangan gangrene

Unforseeable risk
BAGAIMANA DENGAN UNDANG-UNDANG PRAKTIK
KEDOKTERAN, MENGATUR APA SAJA ??

1. MENGATUR PROFESI/ETIK KEDOKTERAN DAN KED. GIGI


Pasal 1 (11)
 Profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu pekerjaan
kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan
suatu keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, dan kode etik yang bersifat melayani masyarakat.
Pasal 8
 Melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi
mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi
profes
Pasal 68
 Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan
pada organisasi profesi.
2. MENGATUR DISIPLIN KEILMUAN
KEDOKTERAN DAN KED. GIGI
Pasal 55-57
 Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
dan Provinsi (berkaitan dengan tatacara penegakan
disiplin ilmu kedokteran bagi dokter dan dokter gigi.
Pasal 44
 Standar dan pelayanan
Pasal 45
 Persetujuan tindakan medis (informed consent)
Pasal 46-47
 Rekam medis
Pasal 48
 Rahasia kedokteran
3. MENGATUR MENGENAI HUKUM
KEDOKTERAN DAN KED. GIGI
 BAB X: Ketentuan pidana
 BAB VI: Mengatur tentang registrasi dokter dan dokter
gigi
 BAB VII: Penyelenggaraan praktik kedokteran (SIP)
DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK
KEDOKTERAN, HARUS DILAKUKAN SESUAI
DENGAN

1) Standar pelayanan
2) Standar profesi
3) Standar operasional prosedur
Malpraktek

malpraktik medik perbuatan jahat dari seorang


John D. Blum Black Law Dictionary
ahli, kekurangan dalam
merupakan bentuk kelalaian
profesi dalam bentuk luka keterampilan yang dibawah
atau cacat yang dapat diukur standar, atau tidak cermatnya
yang terjadinya pada pasien seorang ahli dalam
yang mengajukan gugatan menjalankan kewajibannya
sebagai akibat langsung dari secara hukum, praktek yang
tindakan dokter jelek atau ilegal atau perbuatan
yang tidak bermoral.
Malpraktek

World Medical Association (WMA) (1992)


 Medical malpractice involves the physician’s failure to
conform to the standard of care for treatment of the
patient’s condition, or lack of skill or negligence in providing
care to the patient, which is the direct cause of an injury
to the patient.
 Tidak menggunakan standar pengobatan
 Kelalaian dalam menangani penderita.
 Mengakibatkan kecacatan pasien.
Jenis-Jenis Malpraktek Yuridis

Malpractice

Criminal Civil Administrative


Malpractice Malpractice Malpractice
Criminal
Malpractice

Intentional Negligence Incompetence

Professional Under
Malfeasance
Misconduct Competence

Out of
Misfeasance
Competence

Nonfeasance
Kelalaian
(Negligence)
• Malefeasance
melakukan tindakan yg
melanggar hukum atau
tidak tepat
• Misfeasance
melakukan tindakan
medis yg tepat tp
pelaksanaannya tidak
tepat
• Nonfeasance tidak
melakukan tindakan
medis yg menjadi
kewajibannya
Dokter tidak melaksanakan kewajibannya.

 Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatan wajib


dilakukan
 Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan, tetap terlambat melaksanakannya
 Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib
dilakukan, tetapi tidak sempurna dalam
melaksanakan hasilnya
 Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak
seharusnya dilakukan.
• Tenaga kesehatan melakukan pelanggaran terhadap
hukum administrasi negara yang berlaku

• Misalnya menjalankan praktek tanpa lisensi atau izin


praktek, melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan lisensi atau izinnya, menjalankan praktek
dengan izin yang sudah kadaluarsa, dan menjalankan
praktek tanpa membuat catatan medik
Unforseeable Risk

Alergi Obat

Syok Anafilaktik

Perdarahan Pasca Operasi

Akibat Penyakit yang Diderita


Pasien
Pembuktian Malpraktek
Cara tidak langsung
• cara pembuktian yang mudah bagi pasienmengajukan fakta-fakta
yang diderita olehnya sebagai hasil layanan perawatan (doktrin res
ipsa loquitur).
Dapat diterapkan apabila fakta-fakta yang ada memenuhi kriteria:

Fakta tidak mungkin ada atau terjadi apabila dokter tidak lalai

Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab dokter

Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari pasien.


Cara langsung

Dereliction
Duty
of Duty

4D

Direct
Damage Causal
Relationship

Doktrin Res
Ipsa Loquitur
Pencegahan Malpraktek
 Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya.

 Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.

 Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.

 Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter.

 Memperlakukan pasien secara manusiawi dengan memperhatikan segala

kebutuhannya.

 Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya.


KESIMPULAN
Tidak semua kegagalan medis adalah akibat
malpraktik medis seperti unforeseeable risk
(akibat yang tidak diduga).

Pada kasus ini terjadi gangrene mungkin juga


disebabkan oleh proses perjalanan dari
penyakitnya. Pada keadaan ini dokter tidak
dapat disalahkan karena mungkin merupakan
unforeseeable risk.

Anda mungkin juga menyukai