Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP-PRINSIP

LEGAL DALAM
PRAKTIK
KEPERAWATAN

OLEH : NS. SELVIA NOVITASARI, M.Kep


 Praktik keperawatan yang aman
memerlukan pemahaman tentang batasan
legal yang ada dalam praktik perawat
 Sebagai seorang perawat yang mempertahankan nilai-
nilai profesional, maka perawat dituntut untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
standar profesi keperawatan.
 Pelayanan keperawatan yang diberikan tersebut harus
dilandasi oleh nilai moral dan etik keperawatan. Karena
hal ini bertujuan agar pelayanan keperawatan yang
dilakukan dapat melindungi perawat sendiri dan
masyarakat pengguna jasa pelayanan keperawatan.
 Penyimpangan pelayanan keperawatan yang diberikan
dan tidak sesuai dengan standar profesi keperawatan
serta tidak sesuai dengan nilai moral maupun etik, maka
dapat dikaitkan dengan masalah malpraktik.
UU Praktek Keperawatan No. 38 pasal
29
Tugas dan Wewenang
Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat
bertugas sebagai:
* Pemberi Asuhan Keperawatan;
* Penyuluh dan konselor bagi Klien;
* Pengelola Pelayanan Keperawatan;
* Peneliti Keperawatan;
* Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
dan/atau
* Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
A. Mal Praktek
 Malpraktik pada dasarnya adalah suatu
tindakan dari tenaga profesional yang
bertentangan dengan standard operating
procedure (SOP), kode etik, serta undang-
undang (baik disengaja maupun akibat
kelalaian), yang mengakibatkan kerugian
terhadap orang lain yang memerlukan bantuan
(Wirawan, 2004).
Definisi malpraktik
Melakukan suatu hal yang seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan.

Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau


melalaikan kewajibannya (negligence).

Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan


peraturan perundang-undangan.

Yang mengakibatkan pasien dapat cacat atau meninggal


Resiko Malpraktik
:
1. Assesment errors : termasuk kegagalan mengidentifikasi informasi
yang diperlukan

2. Planning errors : salah mencatat masalah, mengkomunikasikan,


memberikan asuhan keperawatan dan memberikan
instruksi yang dapat dimengerti oleh klien.

3. Intervensi errors : termasuk menginterpretasikan dan melaksanakan


tindakan kolaborasi, ( restrictive therapi ). Yang paling berbahaya
adalah pemberian obat.
Dikatakan malpraktik, bila penggugat
dapat menunjukkan
1. Duty – melakukan kewajiban berdasarkan standar
keperawatan.
2. Breach of the duty – Pelanggaran terjadi sehubungan
dengan kewajibannyamenyimpang dari yang
seharusnya dilalaikan menurut standar profesinya
3. Injury – Seseorang mengalami cedera (injury) atau
kerusakan (damage)
4. Proximate caused –cedera yang terjadi secara
langsung berhubungan dengan pelanggaran
kewajiban perawat terhadap pasien
Kelalaian (Negligence)

 Kelalaianadalah segala tindakan yang dilakukan


dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain
(Sampurno, 2005).
Jenis-jenis kelalaian

Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai


berikut:
 Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum
atau tidak tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan
tanpa indikasi yang memadai/tepat
 Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan
yang tepat tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal:
melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
 Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan
yang merupakan kewajibannya. Misal: Pasien seharusnya
dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak dilakukan.
Kerugian,segala
sesuatu yg dirasakan
pasien sbg kerugian
Penyimpangan akibat dari layanan
kewajiban kesehatan yg diberikan
oleh pemberi layanan

Kewajiban tenaga hubungan sebab


kesehatan untuk akibat antara
melakukan tindakan penyimpangan
atau untuk tidak kewajiban dg
kerugian
melakukan tindakan unsur
tertentu thd pasien pd
kondisi tertentu kelalaian
KASUS
 Tn. B , umur 50 tahun, dirawat di ruang perawatan penyakit dalam di salah satu Rumah Sakit , dengan

diagnosa medis penyakit Gagal ginjal kronik. Pasien mendapat terapi antibiotic ceftriaxon 1 gr / 8 jam (pkl

10.00. pkl 18.00, pkl 02.00). Perawat D yang bertugas dinas malam mendapat tugas untuk memberikan

terapi injeksi kepada Tn B. Dikarenakan lelah dan mengantuk, perawat D tidak melihat rencana

pemberian injeksi dan melakukan pemberikan injeksi Ceftriaxon pada Tn.B pada pkl 22.00 wib , Perawat

D tidak melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien terlebih dahulu sebelum melakukan injeksi, ia

langsung saja melakukan injeksi. Keluarga menanyakan tentang pemberian injeksi pada Tn.B yang

biasanya dilakukan pada pkl 02.00 , saat ini diberikan pkl 22.00, perawat D menjawabnya dengan singkat

dan nada yang ketus dan segera berlalu dari hadapan pasien dan keluarga.Dalam proses injeksi pun

perawat D tidak menjelaskan tujuan pemberian obat tersebut, dan perawat D juga tidak menggunakan

sarung tangan saat melakukan injeksi.


Analisa Kasus
Adapun pelanggaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:

 Kasus kelalaian pada Tn.B terjadi karena perawat tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajiban perawat terhadap pasien, dalam hal ini perawat tidak melakukan tindakan
keperawatan sesuai standar Prosedur operasional keperawatan, dan bentuk kelalaian perawat ini
termasuk dalam bentuk misfeasance.
 Terdapat beberapa hal yang memungkinkan perawat tidak melakukan tindakan keperawatan dengan
benar, diantaranya sebagai berikut:
 Perawat tidak kompeten dalam melakukan komunikasi terapeutik
 Perawat tidak melaksanakan pemberian obat sesuai dengan SPO dan tidak melaksanakan
pemberian obat dengan prinsip 12 benar pemberian obat.
 Perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan tidak memperhatikan hak klien untuk
memperoleh informasi tentang tindakan yang dilakukan.
 Kurangnya komunikasi perawat kepada Klien dan kelaurga tentang segala sesuatu yang berkaitan
dengan perawatan pasien. Karena kerjasama pasien dan keluarga merupakan hal yang penting.
 Kurang atau tidak melibatkan keluarga dalam merencanakan asuhan keperawatan
Dampak Kelalaian yang terjadi :

 Terhadap Pasien
 Terjadinya masalah akibat kelalaian dalam pemberian obat yang
dapat menimbulkan masalah baru.
 Biaya Rumah Sakit bertambah akibat bertambahnya hari rawat
 Kemungkinan terjadi komplikasi/munculnya masalah
kesehatan/keperawatan lainnya.
 Terdapat pelanggaran hak dari pasien, yaitu tidak mendapatkan
perawatan sesuai dengan standar yang benar.
 Pasien dalam hal ini keluarga pasien dapat menuntut pihak Rumah
Sakit .
Penyelesaian Masalah
 Penyelesaian secara Struktural atau Manajerial
 Perawat sebagai pegawai suatu Rumah Sakit apabila
terjadi kelalaian dalam melaksanakan asuhan keperawatan
baik ada unsur kesengajaan atau tidak maka tetap harus
mendapat teguran atau panisment , bisa berupa teguran
lisan, tertulis atau surat peringatan
 Setelah diketahui ada perawat yang melakukan kelalaian
baik berdampak langsung maupun tidak terhadap klien
maka yang bersangkutan harus dipanggil dan diproses.
 Perawat yang bersangkutan dipanggil secara berjenjang , bila
terjadi pada shif sore atau malam hari maka di panggil oleh
Penanggung Jawab Kelompok .
 Perawat tersebut diminta untuk membuat surat pernyataan
karena telah melakukan kelalaian dan berjanji untuk tidak
mengulanginya kembali, bila tidak berdampak fatal maka yang
bersangkutan diberi pengarahan agar tidak mengulangi hal yang
serupa, Apabila berdampak fatal terhadap klien maka perawat di
minta keterangannya untuk dasar pembuatan kronologis
kejadian.
 Penanngung jawab memberikan laporan kronologis kejadian
kepada Ka Ruangan. Bila kejadian tersebut terjadi pada pagi
hari maka langsung ditangani oleh Ka Ruangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai