Anda di halaman 1dari 40

OBAT – OBAT

KARDIOVASKULAR

Oleh :
SELVIA NOVITASARI.
PENYAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH
(PENYAKIT KARDIOVASKULAR)
• Penyakit kardiovaskular ( penyakit jantung dan
pembuluh/PJP) merupakan penyebab kematian
terbesar di negara maju.
• Penyakit ini berhubungan erat dengan kebiasan pola
makan.
• Di negara – negara AS dan Eropa utara dimana pola
makan yang tinggi protein, kalori, lemak jenuh dan
rendah serat jumlah penderita PJP relatif lebih tinggi
2-3 kali dibanding negara – negara sekitar laut tengah
( jepang, Spanyol, Itali) yang pola makannya lebih
pada banyak ikan, lemak nabati ( lemak tak jenuh),
sayuran dan buah – buahan.
Jenis penyakit PJP
1. Gagal jantung kongestif
2. Infark jantung
3. Angina pektoris
4. Aritmia
5. Shock jantung.
6. Hipertensi
7. Hiperlipidemia
8. arterosklerosis
1. Gagal jantung kongestif
A. pengertian
• Curah jantung tidak mencukupi untuk mempertahankan
aliran darah ke organ, hal ini disebabkan menurunnya
kontraksi miokard
• Akibatnya adalah darah terbendung di vena
paru – paru dan kaki, yang menyebabkan sesak nafas dan
udem pergelangan kaki, kemungkinan bisa terjadi udem
paru – paru.
• Penyebab gagal jantung adalah antara lain infark,
kerusakan katup, ganguan ritme, dan hipertensi.
• Gejala terpenting adalah sesak nafas, pada saat
mengeluarkan tenaga juga saat istirahat, udema pada
pergelangan kaki karena darah balik terhambat ke jantung,
perasaan sangat letih & kurang tenaga.
B. Terapi gagal jantung kongestif
• Dengan 3 tindakan untuk meniadakan
kelebihan cairan : banyak istirahat,
pembatasan asupan garam, pengobatan
dengan diuretik.
• Pengobatan ditujukan untuk mencegah
memburuknya penyakit karena pada
prinsipnya penyembuhan fungsi pompa
tidak dapat dicapai. Obat – obat yang
digunakan :
1. diuretika untuk pengeluaran cairan
sehingga pembebanan jantung
berkurang. Contoh obat : furosemid, jika
tidak menghasilkan efek yang cukup bisa
ditambahkan thiazida misal HCT
(hidrochlorothiazida).
2.Glikosida jantung (digoksin) bertujuan untuk
memperkuat daya kontraksi jantung yang lemah, shg
memperkuat fungsi pompa. Obat ini mempunyai
indeks terapi yang sempit jadi harus berhati – hati
dalam penggunaannya, efek samping berupa mual ,
muntah, anoreksia, diare, aritmia , sakit kepala,
pandangan kabur dsb.
3. ACE inhibitor (captopril,enalapril, lisinopril), Obat –
obat ini berkhasiat vasodilatasi perifer yakni
mengurangi beban darah masing – masing sebelum
dan sesudah mencapai jantung
4. Vasodilator koroner, berefek mengurangi kerja
jantung dengan jalan vasodilatasi arteri ,contoh obat
adalah nitro prusida (i.v.), prazozin, hidralazin
2. Infark jantung
a. Pengertian
• Arteri koroner menjalar di seluruh bagian luar otot jantung
dan dapat tersumbat oleh endapan kolesterol – kapur
(arterosklerosis). Sekitar tempat penyempitan bagian
dalam pembuluh dapat robek yg mengakibatkan
pembekuan darah setempat. Bila suatu gumpalan darah
beku (trombus) menyumbat aliran darah, maka terjadi
infark jantung (trombosis coroner), umumnya disebut
serangan jantung. Bagian jantung yang tak menerima
lagi darah berangsur – angsur mati karena tak menerima
zat gizi dan oksigen. Pd jaringan mati terbentuk parut
besar yg mengganggu fungsi pompa jantung.
• Gejala infark jantung :
– Nyeri hebat di bagian tengah dada yang bertahan
lebih dari lima menit, juga pada keadaan duduk
atau berbaring
– Nyeri menyebar ke leher, punggung, dan ke satu
atau kedua lengan, sering kali ke lengan kiri
– Kadang-kadang berkeringat hebat dan gelisah,
sesak nafas, muka membiru, mual dan muntah.
– Serangan sering kali terjadi pada keadaan istirahat,
bertahan lama sampai beberapa jam.
b. Terapi infark jantung
• Pencegahan infark adalah dengan banyak makan zat
alamiah flavonoid (antioksidan alamiah) yang banyak
terdapat pada buah dan sayur. Flavonoid yang terpenting
adalah quercetin, apigenin, kempferol, luteolin, juga
vitamin E dalam dosis tinggi, 400 – 800 UI sehari dapat
mengurangi infark
• Infark akut perlu diobati di RS sedini mungkin (dlm waktu 6
jam) agar memperkecil resiko maut.
• Obat – obat yang sering digunakan
1. Trombolitika guna melarutkan trombus misal
streptokinase, alteplase, dan urokinase, obat baru
adalah reteplase dan stafylokinase, injeksi obat- obat
ini akan meniadakan sumbatan dan membuka lagi arteri
koroner. Pemberian heparin diberikan untuk mencegah
trombus baru.
2. Antiaritmika (lidokain, amiodaron, sotalol) hanya
digunakan dalam kasus tertentu.
3. Analgetika narkotik (morfin, petidin atau fentanil ) dan
tranquilliser (diazepam dan droperidol) dapat diberikan
guna melawan rasa nyeri & takut.
 Semua pengobatan diberikan secara parenteral agar
menjamin efek cepat.
 Pengobatan selanjutnya sesudah infark dilakukan untuk
mencegah infark kedua, yaitu dengan :
 Antikoagulansia, zat pengencer darah (asenokumarol)
 Antitrombotika (asetosal, indobufen) dapat merintangi
penggumpalan trombosit & pembentukan trombus.
 beta-blocker tertentu (propranolol, metoprolol, dan
timolol) perlu diminum 1-2 tahun
 ACE inhibitor (captopril, lisinopril)
 Antilipemika (simvastatin, atorvastatin, lovastatin,
pravastatin) untuk mengurangi komplikasi & kematian
dianjurkan pada pasien dengan kadar kolesterol tinggi.
3. Angina pectoris
a. Pengertian
• Terjadi karena otot jantung kekurangan oksigen
pada pembebanan fisik, emosi juga karena hawa
dingin. Penyebabnya adalah penciutan satu atau
lebih arteri koroner shg penyaluran darah ke otot
jantung berkurang.
• Gejala angina berupa serangan nyeri hebat
dibawah tulang dada yang seringkali menjalar
sampai ke kedua pundak kadang ke leher dan
rahang atau ke lengan yang dirasakan sangat
berat, terutama jika naik tangga atau
mengeluarkan tenaga lain segera sesudah
makan, lama serangan umumnya antara 5-30
menit.
b. Terapi angina pectoris
• Tindakan umum adalah mencegah pengaruh yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan oksigen
jantung. menerapkan cara hidup sehat sbb :
• Berhenti merokok
• membatasi minum kopi dan alkohol
• meniadakan over weight (diet lemak & kolesterol)
• menghindari beban berat (mental, fisik, terutama
setelah makan)
• berjalan cepat/lari kecil 0,5-1 jam sehari (3-5
kali/minggu) untuk memperbaiki sirkulasi jantung.
• Mengobati hipertensi
Pengobatan angina dapat dilakukan dengan sejumlah
obat yaitu :
1. Vasodilator koroner
- untuk memperlebar arteri jantung, melancarkan
pemasukan darah & O2 shg meringankan beban
jantung.
- pd serangan akut, obat pilihan utama :
nitrogliserin (sublingual & oromukosal / spray)
dg kerja cepat tapi singkat, efeknya setelah 2 menit
& bertahan 30 menit; jika perlu dapat diulang
sesudah 3-5 menit; bila efek sudah dicapai, obat
dikeluarkan dari mulut. Contoh nitrogliserin
sublingual : gliseriltrinitrat, trinitrin, nitrostat;
nitrogliserin plester : nitroderm TTS; nitrogliserin
spray : nitrolingual spray.
• Pd serangan akut, nitrogliserin dapat dikombinasi dg
analgetik narkotik (morfin, fentanil) untuk melawan
nyeri & sbg penenang.

• E.S. nitrogliserin yg terpenting : nyeri kepala, takikardi,


hipotensi, pusing, mual, muka terbakar & pucat. Bila
efek terakhir timbul, obat yg tersisa di mulut harus
dikeluarkan & segera berbaring.

• Penyimpanan tablet/kapsul nitrogliserin dalam wadah


gelas tertutup baik karena mudah menguap.
Persediaan obat diperbaharui setiap 2-3 bulan.
Aktivitas tablet dites dg cara menaruh tablet di lidah :
harus menimbulkan rasa pedas.
– Isosorbid – 5 – mononitrat, isosorbid-dinitrat, efek
sama dengan nitrogliserin tetapi bersifat long acting,
sebagai terapi interval untuk mengurangi frekuensi
serangan.
2. Beta blocker, memperlambat pukulan jantung
sehingga mengurangi kebutuhan oksigen otot
jantung (myocard), sebagai terapi interval untuk
mengurangi frekuensi serangan.
3. Antagonis Ca, mengurangi penggunaan O2 karena
TD arteri turun akibat vasodilatasi perifer & frekuensi
jantung menurun sehingga pemasukan darah
diperbesar karena vasodilatasi myocard.
– Contoh : Nifedipin, verapamil, diltiazem, penggunaan
peroral.
– sebagai terapi interval untuk mengurangi frekuensi
serangan.
4. Aritmia
• Pengertian
– Gangguan ritme/irama jantung dapat berupa
kelainan dalam frekuensi denyut jantung dimana
serambi atau bilik berdetak lebih cepat atau lebih
lambat dari normal begitu pula penyaluran impuls
dapat terganggu hal ini dapat tejadi karena
hipertensi atau kebocoran katup jantung
– Pengobatan ditujukan untuk memperbaiki frekuenai
& ritme pukulan jantung
• Terapi aritmia
– Terapi digunakan obat – obat antiaritmika yang
kerjanya berdasarkan penurunan frekuensi
jantung & penurunan kontraksinya.
– Pengolongan antiaritmika
1. Zat-zat stabilisasi membran, mengurangi
kepekaan membran sel jantung untuk rangsangan
akibat penghambatan pemasukan ion Na ke
dalam membran & memperlambat depolarisasinya
shg frekuensi jantung berkurang & ritmenya
normal.
contoh : gol. kinidin (kinidin,disopiramida,
prokainamida); gol. lidokain (fenitoin, lidokain,
aprindin); gol. propafenon (flecainida,
propafenon)
2. Beta-blockers, mengurangi hiperaktivitas
adrenergik di myokard dg menurunkan frekuensi &
kontraksi jantung.
contoh : atenolol, nadolol.
3. K-channels blockers, menghambat saluran Kalium
dalam otot jantung shg memperpanjang aksi
potensial.
contoh : amiodaron, sotalol, bretylium.
4. Antagonis Ca, menghambat pemasukan ion Ca shg
penyaluran impuls AV (atrio-ventrikuler) diperlambat
& masa refrakter diperpanjang.
contoh : verapamil, diltiazem.
Efek samping umum obat-obat antiaritmika, adalah :
• gagal jantung
• memperburuk aritmia
• gangguan penerusan impuls & bradycardia
• ganguan lambung usus (mual, muntah, diare,dll)
• efek neurologis (tremor, nyeri kepala, sukar tidur,
lelah, dll)

Kehamilan & laktasi : tidak dianjurkan menggunakan


antiaritmika karena keamanannya belum diketahui,
kecuali lidokain dianggap aman selama hamil.
5. Shock jantung
a. Pengertian
Adalah komplikasi dari infark jantung,
pemasukan darah ke jaringan berkurang,
gejalanya kulit pucat dan dingin, rasa takut
dan gelisah, denyut jantung cepat dan
lemah lalu pingsan. Shock dapat
diakibatkan tachycardi yang hebat dan
radang otot jantung.
b. Terapi
• Terapi dilakukan dengan zat – zat yang menaikkan volume
menit jantung (cardiac output) & tekanan darah, meliputi :
• Stimulan jantung adrenergik (adrenalin 500 mcg i.v. ;
isoprenalin 20 mcg/0,1 ml, dobutamin250mg injeksi,
dopamin 200 mg/5ml injeksi i.v.)
• Obat-obat antiaritmika
• Obat-obat antikolinergik (atropin 400/600 mcg i.v.)
• Kalsim glukonat (i.v.) bertujuan untuk merangsang otot
jantung berkontraksi spontan, mengoreksi gangguan
keseimbangan calsium dan kalium miokard (otot
jantung)
• Natrium bicarbonat 8,4% diberikan dengan larutan
infus, bertujuan untuk terapi asidosis akibat anoksia dan
hipoksia.
6. Hipertensi
• Regulasi TD : ginjal memegang peran utama dalam
pengaturan tingginya tekanan darah (TD), yaitu
melalui sistem renin-angiotensin (RAS).
• Bila volume darah yang mengalir melalui ginjal
berkurang dan TD di glomeruli ginjal menurun
misalnya karena penyempitan arteri setempat, maka
ginjal dapat membentuk dan melepaskan enzim
proteolitis renin
• Renin akan menghidrolisa protein angiotensinogen
menjadi angiotensin I (AT I), AT I diubah oleh
angiotensin converting enzyme (ACE) menjadi
angiotensin II (AT II) yang bersifat vasokontriksi kuat
dan mentimulasi sekresi hormon aldosteron oleh anak
ginjal dengan sifat retensi garam dan air akibatnya
volume darah dan TD naik lagi menjadi normal.
• Selain regulasi hormonal dg RAS, ada beberapa
faktor fisiologi yang dapat mempengarui TD yaitu :
– Volume pukulan jantung, yaitu jumlah darah yang pada
setiap kontraksi dipompa keluar jantung, semakin besar
volume ini semakin tinggi TD. Nacl (garam) dapat mengikat
air sehingga volume darah total meningkat, akibatnya
tekanan arteri meningkat dan jantung harus memompa lebih
keras untuk menyalurkan volume darah yg bertambah ,
sehingga TD naik.
– Kelenturan dinding arteri, pembuluh yang dindingnya
sudah mengeras karena atherosklerosis akan
mengakibatkan TD yang lebih tinggi dibanding dinding yang
masih elastis
– Pelepasan neurohormon (neurotransmiter) antar lain
adrenalin dan nor adrenalin yang berkhasiat menciutkan
arteri perifer sehingga TD naik. Terutama pd kondisi marah,
takut, emosi, olahraga bertenaga.
Penyebab hipertensi

• Penyebab hipertensi yg diketahui hanya sekitar 10%


adalah karena penyakit ginjal dan penciutan
aorta/arteri ginjal, tumor anak ginjal yang berakibat
over produksi hormon-hormon tertentu yang berakibat
menaikkan TD, obat-obat (kontrasepsi hormon,
kortikosteroid, simpatomimetik = efedrin, amfetamin,
fenilpropanolamin). Disebut hipertensi sekunder.
• ±90% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya
dg jelas (hipertensi esensil = primer = idiopatik),
penyebabnya multifaktor : faktor genetik & lingkungan
(stress psikis, banyak makan garam, obesitas).
• Diagnosa hipertensi

• Didasarkan pada pengukuran berulang-ulang tekanan


darah yg meningkat (min. 3 kali pengukuran pada saat
berlainan / berselang 1 minggu).
• Umumnya TD normal untuk dewasa =
120 – 140 / 80 – 90 mmHg.
Resiko akibat hipertensi

• Gagal jantung, karena TD tinggi menyebabkan


jantung memompa lebih keras.
• Serangan otak (stroke) akibat pecahnya suatu
kapiler.
• Infark jantung
• Cacat ginjal dan pembuluh mata, yang dapat
mengakibatkan kemunduran penglihatan.
Faktor-faktor yang meningkatkan tekanan darah :

1. Faktor irreversibel
genetik, umur, jenis kelamin (wanita).
2. Faktor reversibel
• Garam (Nacl),ion Na menyebabkan retensi air shg volume
darah bertambah → tekanan dinding arteri meningkat →
jantung memompa darah lebih keras → TD naik.
• Drop (liquorice), sejenis gula-gula dari succus liguiritae yg
mengandung asam glizirinat yg juga menyebabkan retensi air
• Stress (ketegangan emosional), pelepasan adrenalin & NA
→ vasokonstriksi → TD naik.
• Merokok, nikotin dalam rokok → → vasokonstriksi → TD
naik.
• Pil antihamil, → mengandung estrogen → retensi garam &
air , shgTD naik.
• Hormon pria dan kortikosteroid → retensi air → TD naik.
• Kehamilan, uterus direnggangkan janin & menerima aliran
darah sedikit maka dilepaskan zat yg menaikkan TD.
Gejala hipertensi
• Hipertensi tidak memberikan gejala khas,
adakalanya pasien merasakan nyeri
kepala pada pagi hari sebelum bangun
tidur dan biasanya hilang setelah bangun
tidur.
• Gangguan hanya dapat dikenali dengan
pengukuran tensi dan adakalanya melalui
pemeriksaan ginjal dan pembuluh.
Pencegahan hipertensi

1. Tindakan umum
• Menguruskan badan (TD dapat turun 0,7/0,5 mmHg setiap kg
penurunan BB).
• Mengurangi garam dalam diet (± 3 g/hari)
• Membatasi kolesterol dalam diet
• Berhenti merokok
• Membatasi minum kopi(maks. 3 cangkir sehari)
• Membatasi minum alkohol
• Cukup istirahat dan tidur
• Gerak badan & Olahraga, hal ini akan lebih mengaktifkan saraf
parasimpatis daripada saraf simpatis.
2. Kontrol TD teratur & berkala, karena hipertensi seringkali
tidak menunjukkan gejala ; misalnya kontrol TD tiap 1 atau 2
tahun sekali, khususnya usia > 45 tahun / ada riwayat
hipertensi.
Pengobatan hipertensi
• Penanganan dasar hipertensi terdiri dari
penanggulangan over weight (bila ada),
pembatasan garam dan peningkatan aktivitas
fisik.
• Hipertensi berat : penanganan dasar ditambah
obat-obat hipertensi.
• Pengobatan hipertensi bertujuan untuk
menurunkan TD dan menghindari komplikasi
lambat, memperbaiki kualitas dan
memperpanjang hidup secara preventif
terhadap efek buruk jangka panjang.
• Cara pengobatan hipertensi dg obat
antihipertensi, yg benar adalah : “ metode
start low, go low”, yaitu :
1.harus dimulai dengan dosis rendah agar
tekanan darah tidak menurun secara drastis.
2.Setiap 1-2 minggu dosis berangsur-angsur
dinaikan sampai tercapai efek yang diinginkan.
3.Penghentian pemakaian obat juga harus
berangsur-angsur.

• Antihipertensiv hanya menghilangkan gejala TD


tinggi tidak mengobati penyebabnya maka obat
harus diminum seumur hidup.
Pemilihan obat antihipertensi
I. Hipertensi tunggal
• Pilihan ke-1 : Diuretika dan beta-blockers atau
kombinasinya
• Pilihan kedua : ACE inhibitors
• Cadangan : Antagonis Ca (efektifitas dan keamanannya
diragukan).
II. Hipertensi dengan diabetes
• pemberian diuretika dan beta-blokers dapat menyebabkan
resistensi insulin maka sebaiknya digunakan ACE-inhibitors
atau beta-blockers selektif. Jika terdapat kontra indikasi
terhadap kelompok obat ini dianjurkan obat lain seperti alfa-
blockers dan antagonis Ca.
III.Krisis hipertensi, dg ciri-ciri :TD naik mendadak, gejala sakit
kepala hebat, gangguan kesadaran, epilepsi; pengobatan
dilakukan dengan injeksi i.v., obatnya : nifedipin, enalapril,
labetolol, fentolamin (alfa-blocker)
Penggolongan obat antihipertensi

1. Diuretika
2. Alfa-blockers
3. Beta-blockers
4. Obat-obat SSP
5. Antagonis kalsium
6. ACE-inhibitors & AT-II-reseptor blockers
7. vasodilator
Mekanisme kerja obat antihipertensi

1. Meningkatkan pengeluaran air dari tubuh : gol. Diuretik


(contoh : furosemida, HCT, klortalidon, spironolakton).
2. Memperlambat kerja jantung : gol. Beta-blockers (contoh :
asebutolol, atenolol, betaxolol, bisoprolol, propranolol).
3. Memperlebar pembuluh : vasodilator langsung (di/hidralazin,
minoksidil), antagonis Ca (verapamil, diltiazem, nifedipin), ACE-
inhibitors (captopril, enalapril), AT-II blockers (valsartan,
ibesartan).
4. Menstimulasi SSP : agonis alfa-2 sentral (contoh : klonidin,
moxonidin, metildopa, guanfasin dan reserpin).
5. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan
pembuluh, yaitu :
– Alfa-1-blokckes : derivat quinazolin (prazosin, doxazosin,
terazosin), urapidil.
– Alfa-1 & 2 blockers : fentolamin.
– Beta-blocker : propanolol, atenolol, metoprolol dll.
– Alfa/beta-blockers : labetolol dan carvedilol.
Efek samping obat antihipertensi
• Efek samping umum :
– Hidung mampat (akibat vasodilatasi mukosa), mulut kering,
bradycardia (kecuali vasodilator langsung : justru
tachycardia), rasa letih dan lesu, gangguan penglihatan,
mual, diare, impotensi (terutama obat SSP).
– Efek-efek tsb bersifat sementara, hilang dalam waktu 1-2
minggu. Dapat dihindari dengan pemberian dosis yang
berangsur-angsur dinaikkan sehingga penurunan TD
mendadak dapat dihindarkan, obat sebaiknya diminum
setelah makan agar kadar obat dalam plasma tidak
mendadak tinggi.
– Penghentian terapi tidak boleh mendadak tetapi berangsur-
angsur untuk mencegah bahaya naiknya TD mendadak &
kuat (rebound effect).
• Efek samping khusus :
– Hipotensi ortostatis yaitu turunnya tekanan darah
lebih kuat ketika tubuh tegak daripada dlm keadaan
berbaring terutama obat simpatolitika (alfa-
blockers).
– Depresi, terutama obat yang bekerja sentral
(reserpin, metildopa); beta blockers yang bersifat
lipofil (propranolol, alprenolol, metoprolol).
– Retensi garam dan air dg bertambahnya BB &
udema, misal antagonis Ca, reserpin, metildopa. ES
ini diatasi dg dikombinasi bersama diuretik.
– Penurunan rasio HDL : LDL, yaitu menurunkan
kadar kolesterol HDL plasma (sbg faktor pelindung
PJP) & menaikkan LDL (faktor resiko PJP).
Contoh : diuretika (gol. Tiazida, klortalidon) dan
beta-blockers yang tak kardioselektif.
• Kehamilan & laktasi

I. Diuretika
• thiazida & furosemida menimbulkan gangguan
elektrolit pada janin & kelainan darah pada
neonatus.
• Ibu hamil dapat menggunakan diuretik pada fase
terakhir kehamilan dg pengawasan ketat & dosis
sangat rendah.
• Furosemida, HCT, spironolakton dapat masuk ASI
& menghambat laktasi.

II. Alfa-blockers : data belum cukup.


III. Beta-blockers
• Ibu hamil tidak boleh menggunakan beta blockers
karena penyaluran darah melalui plasenta dikurangi
shg merugikan perkembangan janin.
• Kebanyakan beta-blockers masuk ASI (zat lipofil),
selama terapi bayi diberi susu formula.
IV. Obat dg kerja pusat/obat-obat SSP
• Metildopa : dapat digunakan ibu hamil yg hipertensi.
• Klonidin, moxonidin & metildopa : masuk ASI.
V. Antagonis – Ca
• Ibu hamil & menyusui tidak dianjurkan menggunakan
antagonis-Ca, menimbulkan hipotensi shg hypoxia pd
janin. Semua obat gol. Antagonis-Ca dapat masuk
ASI.
VI. ACE-inhibitors & AT-II-reseptor blockers
• Ibu hamil tidak boleh menggunakan ACE-inhibitors
maupun AT-II-reseptor blockers karena teratogenik
(terutama pd 6 bulan terakhir).
• Captopril & enalapril : masuk ASI (jumlah kecil); obat
lain belum cukup data.

VII. Vasodilator
• Hidralazin : aman, dapat digunakan ibu hamil.
• Dihidralazin & minoxidil : data untuk ibu hamil belum
cukup.
• (di) & hidralazin & minoxidil : mencapai ASI.
7. Antilipemika
• Kolesterol : adalah suatu zat alamiah dengat sifat fisik
serupa lemak tetapi mempunyai rumus steroida.
• Kolesterol merupakan zat esensial bagi tubuh untuk
sintesa zat-zat penting seperti membran sel, hormon
kelamin, anak ginjal, vitamin D, serta asam empedu.
Kolesterol terdapat pula dalam lemak hewani, kuning
telur, dan batu empedu.
• Absorpsi kolesterol dari usus hanya terjadi bila ada
cukup asam empedu untuk mengemulsinya.
• Setiap hari dapat diserap kira-kira 200-600 mg
kolesterol.
• Tubuh, terutama hati membentuk 700 -1000 mg
kolesterol sehari.

Anda mungkin juga menyukai