Anda di halaman 1dari 21

KELALAIAN MEDIK

FITRIA SAFTARINA
• Pada awal 1979. Suatu sore, dr. Setyaningrum menerima pasien, Nyonya Rusmini, 28, istri Kapten
Kartono yang menderita radang tenggorokan. Dokter itu langsung menginjeksi pasiennya dengan
streptomyane. Ternyata, beberapa detik kemudian, Rusmini mual, dan kemudian muntah. dr.
Setyaningrum tersadar bahwa pasiennya alergi terhadap penisilin. Sebab itu, ia segera
menyusulkan obat anti-alergi, cortison. Tapi tak ada perubahan. Karena itu, dokter kembali
memberi suntikan denadryl (juga obat antialergi). Nyonya Rusmini semakin lemas, dan tekanan
darahnya rendah sekali. Dalam keadaan gawat begitu dr. Setyaningrum segera mengirim
pasiennya ke RSU R.A.A. Soewondo, Pati, 5 km dari desa itu. Tapi pasien tidak tertolong lagi. Lima
menit setelah sampai di rumah sakit, Rusmini meninggal. Kapten Kartono kemudian melaporkan
kejadian itu kepada polisi. Hakim Pengadilan Negeri Pati, Kastolan, berkesimpulan bahwa dr.
Setyaningrum melakukan kealpaan sehingga pasiennya meninggal. Sebab, menurut hakim,
seorang dokter seharusnya menanyai pasien lebih dulu tentang kemungkinan alergi terhadap
antibiotik, dan dokter itu juga tidak melakukan tes alergi sebelum melakukan penyuntikan.
Setelah pasien alergi, tambah hakim itu, Setyaningrum tidak menolong pasiennya, misalnya
dengan memberikan cairan infus, oksigen, dan pemijatan jantung.
MALPRAKTEK
• PRAKTEK SALAH
• TINDAKAN SALAH
• ISTILAH INI DIGUNAKAN NEGARA ANGLO SAXON  COMMON LAW

KELALAIAN MEDIK
• DOLUS MEDIC
• CULPA LATA MEDIK
• NEGARA EROPA TERMASUK INDONESIA  CIVIL LAW
GUWANDI

MALPRAKTIK MEDIK

KELALAIAN MEDIK
NOTE
• PASAL 51.a  mewajibkan
dokter untuk mengikuti
standar profesi dan standar
prosedur operasional
dalam menjalankan
profesinya
• Pasal 79  diancam pidana
Kodeki Indonesia Nomor
434/Men.Kes/SK/X/1983
tentang Kodeki
pedoman perilaku yang berisi
garis-garis besar panduan
sikap dan perilaku yang
sepatutnya bagi profesi
kedokteran. Kodeki mengatur
hubungan hubungan antar
manusia yang mencakupi
kewajiban umum seorang
dokter, hubungan dokter
kepada pasien, kewajiban
dokter terhadap teman
sejawat dan kewajiban dokter
terhadap dirinya sendiri.
• KODEKI-Tahun-2012.pdf
• uu29-2004.pdf
DEFINISI (Black’s Law)

Kesalahan tindakan
keahlian, kurangnya
Perilaku salah atau Kegagalan seseorang
keahlian atau kemapuan
kurangnya keahlian menerapkan pelayanan
secara tidak bertanggung
secara tidak bertanggung professional seuai
jawab, praktek jahat,
jawab dari seorang dengan dengan keahlian
praktek terlarang atau
profesional dan keilmuan
tindakan melanggar
kesusilaan
ADAMI CHAZAWI (2007)
• Seorang dokter atau orang yang ada di bawah perintahnya dengan
sengaja atau kelalaian melakukan perbuatan (aktif ataupun pasif)
dalam praktik kedokteran pada pasiennya dalam segala tingkatan
yang melanggar standar profesi maupun melanggar hukum (Chazawi,
2007).
• Kelalaian medis etis adalah dokter melakukan suatu tindakan yang
bertentangan dengan etika kedokteran.
BENTUK KELALAIAN MEDIK

• Melakukan tindakan yang melanggar hokum atau suatu


tindakan yang tidak tepat/layak (unlawful atau improper)
MALFEASANCE
dilakukan. Ex: melakukan tindakan medis tanpa indikasi
yang memadai

• Melakukan pilihan tindakan medis yang. tepat tetapi


MISFEASANCE dilaksanakan dengan tidak tepat. Ex: melakukan tindakan
medis dengan menyalahi prosedur

• Tidak melakukan tindakan medis yang merupakan


NONFEASANCE
kewajiban bagi profesinya sebagai dokter
• Berdasarkan Pasal 39 UUPK, bahwa hubungan hukum dokter dan
pasien adalah hubungan yang berasaskan pada
kesepakatankesepakatan terapeutik mengenai suatu usaha
perawatan, atau biasa kenali sebagai perjanjian inspaningverbintenis.
• RISIKO MEDIS VS KELALAIAN MEDIS
UNSUR MALPRAKTEK (4D)

DERELICT /Breach of
DUTY DAMAGE DIRECT CAUSATION
Duty
• Adanya kewajiban • Penerpan patokan • Timbulnya kerugian • Hubungan kasusal
dokter yang tersirat pelayanan yang dapat dituntut antara pelanggaran
saat terbentuknya danpelanggarannya ganti rugi terhadap pelayanan
hubungan dokter- • Suatu pelayanan standar dengan
pasien dibawah standar kerugian yang
diadukan
A Man is the Master of his own
body
• Dokter tidak dapat melakukan tindakan
medis dengan sesuka hatinya meskipun
berdasarkan pertimbangan benar dan
pasien sangat membutuhkan kesembuhan
darinya.
• Sehingga secara nyata diperlukan adanya
pengesahan dari pihak pasien sebelum
seorang dokter melakukan suatu tindakan
apapun.
• Dibutuhkan pembuktian berupa surat
pernyataan dari pihak pasien yang dikenal
dengan nama “informed consent
(persetujuan tindakan medik)” dan
“informed refusal (penolakan tindakan
medik)”.
MEDISCHE
• bertindak dengan teliti, dan hati-hati
PROFESSIONALE menurut ukuran standar medis dari
STANDAR seorang dokter dengan kepandaian yang
rata-rata.
• Seorang dokter akan bertanggungjawab
dan dipersalahkan atas dasar profesional
negligence apabila sikap tindaknya tidak
berdasarkan standar profesi yang berlaku
umum.
• Seorang dokter dalam menjalankan
keprofesiannya itu harus mendasarkan
kepada standar yang telah berlaku, baik
itu standar profesi maupun standar
pelayanan medis.
PROFESSIONAL
MISCONDUCT

• KESENGAJAAN DAPAT DILAKUKAN


PELANGGARAN KETENTUAN ETIK, KETENTUAN
DISIPLIN PROFESI, HUKUM ADMINISTRATIF,
HUKUM PIDANA DAN PERDATA
• CONTOH: MELAKUKAN KESENGAJAAN YANG
MERUGIKAN PASIEN, “PENAHANAN” PASIEN,
PELANGGARAN WAJIB SIMPAN RAHASIA
KEDOKTERAN, ABORSI ILEGAL, EUTHANASIA,
PENYERANGAN SEKSUAL, MISPRESNTASI ATAU
FRAUD (KETERANGAN PALSU), MENGGUNAKAN
IPTEKDOK YANG BELUM TERUJI/DITERIMA,
DOKTER PRAKTEK DILUAR KOMPETENSINYA,
DOKTER PRAKTEK TANPA sSIP
STUDI KASUS
• Dugaan kasus malpraktek kembali terjadi, korbannya seorang wanita (22 tahun)
meninggal dunia tidak lama setelah menjalani operasi caesar di Rumah Sakit x di
Surabaya. Korban mengalami infeksi pada saluran urin dan kemudian menjalar ke
otak. Saat dikonfirmasi, pihak Rumah Sakit belum memberikan jawaban terkait
dugaan malpraktek ini.
• Orang tua korban dipanggil pihak Rumah Sakit terkait laporannya pada salah satu
media tentang kematian anaknya, setelah menjalani operasi caesar di Rumah
Sakit x tersebut..
• Menurut cerita ibu korban, sebelumnya korban melakukan persalinan disalah
satu praktek bidan di Surabaya. Karena kondisinya terus memburuk, korban lalu
dirujuk ke Rumah Sakit x untuk dilakukan operasi caesar.
• Operasi berjalan mulus yang ditangani oleh dokter A, dua minggu kemudian
korban kembali ke Rumah Sakit x untuk melakukan chek up. Dokter menyarankan
korban dioperasi karena diduga saluran kencingnya bocor dan korban kembali
menjalani operasi.
• Korban juga disarankan minum jamu asal Cina untuk memulihkan
tenaga. Namun kondisinya malah memburuk dan korban sempat
buang air besar bercampur darah. Melihat kondisi korban semakin
memburuk, pihak keluarga meminta dirujuk ke Rumah Sakit Dr
Soetomo Surabaya. Korban sempat dua hari dirawat di Rumah Sakit
Dr Soetomo namun dinyatakan terlambat, karena infeksi sudah
menjalar ke otak dan korban akhirnya meninggal dunia.
• Anak yang dilahirkan korbankini sudah berumur satu bulan dan
terpaksa dirawat oleh ayahnya dan kedua mertuanya.
ANALISIS

DUTY DELERICT DAMAGE DIRET CAUSATION

• DokterA melakukan • Operasi caesar yang • Terjadinya • Perlu dilakukan


operasi caesar dilakukan dokter A kebocoran pada pembuktian guna
sesuai permintaan ternyata saluran kencing dan kepastian lebih
pihak pasien menimbulkan dugaan kebocoran lanjut (melalui
kebocoran pada pada saluran usus autopsi diagnostik)
saluran kencing dan setelah operasi adanya kebocoran
dugaan kebocoran kedua. pada saluran
pada saluran usus kencing sekaligus
setelah operasi saluran usus yang
kedua menjadi penyebab
dari kematian
korban
MALPRAKTEK MEDIK DALAM OPINI PUBLIK

• MORAL ETIS SEJAK


MAHASISWA
KEDOKTERAN
• PEMBENTUKAN
MKEK
WATCH THIS

Anda mungkin juga menyukai