PERJANJIAN / KONTRAK TERAPEUTIK

1. PENDAHULUAN
- RUMAH SAKIT, DOKTER, PASIEN ADALAH TIGA SUBYEK HUKUM
YANG TERKAIT DALAM BIDANG PEMELIHARAAN KESEHATAN,
YANG MEMBENTUK HUBUNGAN MEDIK DAN HUBUNGAN HUKUM

- HUBUNGAN MEDIK DAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA RUMAH

SAKIT, DOKTER, PASIEN ADLAH HUBUNGAN YANG OBYEKNYA
PEMELIHARAAN KESEHATAN (UMUMNYA) DAN PELAYANAAN
KESEHATAN (KHUSUSNYA).

- PELAKSANAAN HUBUNGAN ANTARA KETIGANYA DIATUR DENGAN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
2. ASPEK HUKUM HUBUNGAN DOKTER – PASIEN

- HUBUNGAN DOKTER – PASIEN ADALAH HUBUNGAN ANTARA

SUBYEK HUKUM DENGAN SUBYEK HUKUM DIATUR OLEH
KAIDAH HUKUM PERDATA  HUKUM MATERIIL

- HUBUNGAN HUKUM DOKTER – PASIEN YAITU SALING SEPAKAT

UNTUK MENGIKATKAN DIRI DALAM MELAKSANAKAN
PENGOBATAN BAGI PASIEN, MAKA TERBENTUKLAH YANG
DIKENAL SEBAGAI PERIKATAN (VERBINTENIS).

- DALAM ILMU HUKUM DIKENAL DUA MACAM PERIKATAN :

a. PERIKATAN IKHTIAR ( INSPANNING VERBINTENIS )
PRESTASI YANG DIBERIKAN DOKTER ADALAH UPAYA
SEMAKSIMAL MUNGKIN
 b. PERIKATAN HASIL ( RESULTAAT VERBINTENIS )
PRESTASI YANG DIBERIKAN DOKTER BERUPA HASIL
TERTENTU.
CONTOH :

- PERIKATAN TERBENTUK BERDASARKAN PERJANJIAN ATAU

UNDANG-UNDANG.
DASAR PERIKATAN ANTARA DOKTER – PASIEN DIKENAL DENGAN
PERJANJIAN / KONTRAK TERAPEUTIK.
CONTOH :

- ATAU -- PERIKATAN ANTARA DOKTER –PASIEN TERBENTUK

ATAS DASAR UNDANG-UNDANG, YAKNI TERDAPATNYA
KEWAJIBAN HUKUM DOKTER UNTUK MENOLONG ORANG YANG
MEMERLUKAN PERTOLONGAN MEDIK.
• 3. PENGERTIAN KONTRAK TERAPEUTIK

- FRED AMEIN MEMBERIKAN DEFINISI KONTRAK :

“ KONTRAK ADALAH DI MANA PIHAK DOKTER BERUPAYA SECARA
MAKSIMAL MENYEMBUH PASIEN (INSPANINGSVERBINTENIS )
JARANG MERUPAKAN “ RESULTAATSVERBINTENIS “.

- HERMIEN HADIATI KOESWADJI MEMBERIKAN DEFINISI DENGAN

ISTILAH TRANSAKSI TERAPEUTIK YAITU : “ TRANSAKSI UNTUK
MENENTUKAN – MENCARI TERAPI YANG PALING TEPAT BAGI
PASIEN OLEH DOKTER.
DALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK TERSEBUT KEDUA BELAH
PIHAK HARUS MEMENUHI SYARAT- SYARAT TERTENTU, DAN
BILA TRANSAKSI SUDAH TERJADI MAKA KEDUA BELAH PIHAK
TERIKAT AKAN HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAIMANA YANG
TELAH DISEPAKATI OLEH KEDUANYA”.
• 4. UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM DEFINISI ;
a. SUBYEK HUKUM
b. OBYEK HUKUM
c. HAK DAN KEWAJIBAN

5. SUBYEK HUKUM :

a. TENAGA KESEHATAN :
ADALAH SETIAP ORANG YANG MENGABDIKAN DIRI DALAM
BIDANG KESEHATAN SERTA MEMILIKI PENGETAHUAN DAN /
ATAU KETRAMPILAN MELALUI PENDIDIKAN DI BIDANG
KESEHATAN YANG UNTUK JENIS TERTENTU MEMERLUKAN
KEWENANGAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN.
ADA 3 CIRI TENAGA KESEHATAN , MELIPUTI :
a. ORANG YANG MENGABDI DI BIDANG KESEHATAN
b. MEMILIKI PENGETAHUAN DAN ATAU MEMILIKI KETRAMPILAN
c. MEMILIKI WEWENANG UNTUK MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN

CIRI YANG HARUS MELEKAT PADA TENAGA KESEHATAN ADALAH MEMPUNYAI

PENGETAHUAN DAN KEWENANGAN DALAM MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN.

PENGETAHUAN YANG DIMAKSUD ADALAH PENGETAHUAN YANG BERKAITAN DENGAN

ILMU KESEHATAN.

KEWENANGAN UPAYA KESEHATAN ADALAH SUATU KEWENANGAN YANG DIBERIKAN

OLEH HUKUM KEPADA TENAGA KESEHATAN UNTUK MELAKUKAN UPAYA KESEHATAN.
• TENAGA KESEHATAN DIGOLONGKAN MENJADI DUA :
- TENAGA KESEHATAN SARJANA
- TENAGA KESEHATAN SARJANA MUDA, MENENGAH DAN RENDAH

TENAGA KESEHATAN SARJANA :

- DOKTER
- DOKTER GIGI
- APOTEKER
- SARJANA LAIN DALAM BIDANG KESEHATAN

TENAGA KESEHATAN SARJANA MUDA, MENENGAH DAN RENDAH MELIPUTI :

- DIBIDANG FARMASI : ASISTEN APOTEKER
- DIBIDANG KEBIDANAN : BIDAN
- DIBIDANG PERAWATAN : PERAWAT, FISIOTERAFIS
- DIBIDANG KESEHATAN MASYARAKAT : PENILIK KESEHATAN,
NUTRIOSIONIS
- DOKTER ADALAH :
DOKTER, DOKTER SPESIALIS LULUSAN PENDIDIKAN
KEDOKTERAN DI DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI YANG
DIAKUI OLEH PEMERINTAH INDONESIA SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

- DOKTER GIGI ADALAH :

DOKTER GIGI DAN DOKTER GIGI SPESIALIS LULUSAN
PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI BAIK DI DALAM MAUPUN
DI LUAR NEGERI YANG DIAKUI OLEH PEMERINTAH
INDONESIA SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG –
UNDANGAN.
 - PASIEN ADALAH :
SETIAP ORANG YANG MELAKUKAN KONSULTASI MASALAH
KESEHATANNYA UNTUK MEMPEROLEH PELAYANAN
KESEHATAN YANG DIPERLUKAN BAIK SECARA LANGSUNG
MAUPUN TIDAK LANGSUNG KEPADA DOKTER ATAU
DOKTER GIGI

6. OBYEK HUKUM :
UPAYA MAKSIMAL UNTUK MELAKUKAN PENYEMBUHAN TERHADAP
PASIEN.

7. HAK DAN KEWAJIBAN

KEWAJIBAN PASIEN ADALAH MEMBAYAR BIAYA ATAU JASA
TENAGA KESEHATAN / DOKTER ATAU DOKTER GIGI.

HAK PASIEN MEMPEROLEH INFORMASI

• DALAM KONTRAK TERAPEUTIK ADA 2 MACAM HAK ASASI YANG
MERUPAKAN HAK DASAR MANUSIA :
a. HAK UNTUK MENENTUKAN NASIB SENDIRI
b. HAK ATAS DASAR INFORMASI ( KETERANGAN YANG BERKAITAN
DENGAN KESEHATAN )

7. DASAR HUKUM KONTRAK TERAPEUTIK :

a. BUKU III KUHPerdata ( KETENTUAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA
- PASAL 330 KUHPdt
- PASAL 1320 KUHPdt
- PASAL 1330 KUHPdt
- PASAL 1338 KUHPdt
- PASAL 1339 KUHPdt ------- BACA !
- PASAL 1365 KUHPdt
- PASAL 1366 KUHPdt
- PASAL 1367 KUHPdt
b. UNDANG – UNDANG NO. 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN
DIUBAH DENGAN UNDANG – UNDANG NO. 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN

c. UNDANG – UNDANG NO. 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK

KEDOKTERAN

d. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 749 a / MENKES /

PER./ XII / 1989 TENTANG REKAM MEDIS / MEDICAL RECORDS

e. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 585 / Men.Kes./PER/

IX / 1989 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK.
REKAM MEDIS ( MEDICAL RECORDS )

1. PENGERTIAN REKAM MEDIS

ADALAH : “ BERKAS YANG BERISIKAN CATATAN DAN DOKUMEN
TENTANG IDENTITAS PASIEN, PEMERIKSAAN,
PENGOBATAN, TINDAKAN, DAN PELAYANAN LAIN YANG
TELAH DIBERIKAN KEPADA PASIEN “

DALAM PASAL 1 a PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 749 a/

Menkes/PER/XII/1989 YANG DIMAKSUD REKAM MEDIS / MEDICAL
RECORDS ADALAH : “ BERKAS YANG BERISI CATATAN DAN DOKUMEN
TENTANG IDENTITAS PASIEN, PEMERIKSAAN,
PENGOBATAN, TINDAKAN DAN PELAYANAN LAIN
KEPADA PASIEN PADA SARANA PELAYANAN
KESEHATAN. “
ADA TIGA UNSUR REKAM MEDIS YAITU :
- CATATAN
- DOKUMEN PASIEN’
- SARANA PELAYANAN KESEHATAN.

SARANA PELAYANAN KESEWHATAN ADALAH TEMPAT YANG DIGUNAKAN

UNTUK MENYELENGGARAKAN UPAYA KESEHATAN BAIK UNTUK
MENYELENGGARAKAN UPAYA KESEHATAN BAIK UNTUK RAWAT JALAN
MAUPUN RAWAT INAP YANG DIKELOLA OLEH PEMERINTAH DAN
SWASTA.

DASAR PENGATURAN REKAM MEDIS

1. DIATUR DALAM PASAL 46 DAN 47 UU NO. 29 TH 2004 TENTANG
PRAKTIK KEDOKTERAN

2. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 749 a/ Menkes/PER/XII/1989

TENTANG REKAM MEDIS / MEDICAL RECORDS.
 PERATURAN MENTERI KESEHATAN INI MEMUAT SANKSI BAGI
ORANG ATAU DOKTER YANG MELANGGAR REKAM MEDIS.
SANKSINYA BERUPA SANKSI ADMINISTRATIF MULAI DARI TEGURAN
LISAN SAMPAI DENGAN PENCABUTAN IZIN

ISI REKAM MEDIS

ISI REKAM MEDIS DAPAT DIKUALIFIKASIKAN MENJADI 2 :
a. REKAM MEDIS UNTUK PASIEN RAWAT JALAN
b. REKAM MEDIS UNTUK PASIEN RAWAT NGINAP

ISI REKAM MEDIS UNTUK PASIEN RAWAT JALAN MEMUAT :

a. IDENTITAS
b. ANAMNESE, YAITU RIWAYAT PENYAKIT MASA LAMPAU
c. DIAGNOSIS, YAITU PENENTUAN JENIS PENYAKIT DENGAN
MENELITI / MEMERIKSA GEJALA-GEJALANYA
d. TINDAKAN / PENGOBATAN
ISI REKAM MEDIS UNTUK PASIEN RAWAT NGINAP MEMUAT :
a. IDENTITAS
b. ANAMNESE
c. RIWAYAT PENYAKIT
d. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIK
e. DIAGNOSIS
f. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
g. TINDAKAN / PENGOBATAN
h. CATATAN PERAWATAN
i. CATATAN OBSERVASI KLINIS DAN HASIL PENGOBATAN
j. RESUME AKHIR DAN EVALUASI PENGOBATAN

HUBUNGAN REKAM MEDIS DENGAN RAHASIA KEDOKTERAN

REKAM MEDIS MEMPUNYAI HUBUNGAN YANG SANGAT ERAT
DENGAN RAHASIA KEDOKTERAN. ????
KARENA REKAM MEDIS MEMUAT RAHASIA YANG BERKAITAN
DENGAN PENYAKIT, TINDAKAN MEDIK, DAN PENGOBATAN
TERHADAP PASIEN