Anda di halaman 1dari 27

ASPEK HUKUM DAN

LEGALITAS KERJA
SEORANG NAKES
REKI USMAN, AMd.AK
DPW PATELKI BALI
Nama Pendidikan

Reki Usman Susilo R, A.Md.AK SMA1 Situbondo : 1983


D3 Analis Medis UNAIR :1988

Posisi

Pekerjaan & Organisasi :


1.Laboratorium Patologi Klinik RSUP Sanglah Denpasar Bali : 1990 - sekarang
2.Sekretris DPC PATELKI Denpasar : 2005 - 2009
3.Sekretaris DPC PATELKI Denpasar : 2009 - 2012
4.Ketua DPW PATELKI Bali : 2013 - 2017
5.Ketua DPW PATELKI Bali : 2017 – sekarang
6.Trainer Nasional Flebotomi : 2015 - sekarang
7.Pembicara Nasional Teregistrasi PATELKI (PNTP : A – 0017/06/2019)
POLA HUBUNGAN DOKTER/NAKES DENGAN
PASIEN

• Hubungan paternalistik dengan prinsip father knows


best
• Kedudukan pasien tdk sederajat dengan
dokter/nakes
• Kedudukan dokter/nakes dianggap lebih tinggi oleh
pasien, peranannya lebih penting dalam upaya
penyembuhan
• Pasien nasib sepenuhnya kepada dokter/nakes
• Horisontal kontraktual
• Dokter dan pasien sama-sama subjek
hukum mempunyai kedudukan yang
sama
• Didasarkan pada sikap saling percaya
• Mempunyai hak dan kewajiban yang
menimbulkan tanggung jawab baik
perdata atau pidana
PASIEN Nakes
1.Memperoleh informasi dan 1.Menerima Informasi
edukasi benar dan jujur
2.Yankes aman dan bermutu 2.Imbalan
3.Memilih yankes/laboratorium 3.Perlindungan hukum
4.Memperoleh akses 4.Tolak ungkap rahasia
5.Kerahasian HAK pasien
6.Informed concent terkecuali apabila
7.Menolak tindakan pasien menuntut dan
8.Menggugat dan menuntut memberi informasi kpd
9.Memperoleh Rekam medik/lab media cetak dianggap telah
10.Pengaduan atas Yankes melepaskan haknya (psl 44
11.Menolak bimbingan rohani )
12.Keluhan yankes melalui media 5.Menggugat dan menuntut
cetak dan elektronik 6. Perlindungan hukum
NAKES
PASIEN 1.Memiliki SIP/SIK
1.Memberikan informasi 2.Mengikuti St.P,SPO, etika
yg benar, lengkap dan 3.Menghormati hak pasien
jujur 4.Mengutamakan
2.Mematuhi aturan
sarana pelayanan kes
KEWAJIBAN keselamatan pasien

3.Memberikan imbalan
oTenaga kesehatan dan sarana kesehatan (sebagai
subjek hukum), memiliki tanggungjawab hukum atas
semua tindakannya dalam upaya melaksanakan tugas
profesinya, yang tidak luput dari kesalahan profesi.

oTANGGUNG JAWAB HUKUM yang berkaitan dengan


pelaksanaan profesi, masih dapat dibedakan terhadap
ketentuan-ketentuan profesional (kode etik), dan
tanggung jawab terhadap ketentuan hukum yang
meliputi hukum perdata, hukum pidana dan
administratif.
1 Dalam pelayanan kesehatan berawal dari hubungan
kepercayaan antara 2 orang atau lebih yang merupakan
subjek hukum.

2 Keputusan pasien/keluarga untuk mengunjungi


dokter/nakes guna meminta pertolongan, secara yuridis
diartikan bahwa pasien melakukan penawaran.

3 Dokter/Nakes melakukan wawancara/komunikasi dengan


pasien atau keluarga.

4 Berdasarkan informasi yg diterima oleh dokter/nakes dari


pasien tentang penyakitnya, maka si dokter akan
menyusun anamnesa.

5 Pada saat dokter/nakes bersedia dgn penyusunan


anamnesa, hal ini berarti dokter menerima atas penawaran
dari pasien tsb.
Dengan adanya penawaran dari pasien dan penerimaan dari
6 dokter/nakes, maka terjadilah kesepakatan yang merupakan
salah satu persyaratan terjadinya perjanjian.
(pasal 1320 KUHPerdt)  - Sepakat
- Cakap
- Hal tertentu

Dengan demikian dalam setiap pelayanan kesehatan terjadi


suatu perjanjian (tidak tertulis) antara pemberi dan
7 penerima pelayanan kesehatan, yang dinamakan perjanjian
terapeutik atau transaksi terapeutik (Inspanningverbintenis)

Transaksi Traupeutik merupakan hubungan


antara 2 orang atau lebih subjek hukum, yg
saling mengikatkan diri didasarkan pada sikap
saling percaya.
Pemberi Pelayanan Penerima Pelayanan
Proses
(dokter/NAKES) (Pasien)

Produsen Jasa
(Subjek Hukum) Saling Konsumen Jasa
Berkomunikasi (Subjek Hukum)

Hak dan Hak dan


Kewajiban Kewajiban
Objek
(Upaya Kesehatan)

Harus cermat dan


Hati2 Perdata

Pidana
Tanggung jawab:
-Inform concent
- Rekam Medik Administrasi
- SP, SPO, Etika
- Hukum
1. Pasien harus mengalami kerugian
2. Ada kesalahan atau kelalaian pada dokter
dan Nakes/atau Saryankes
3. Ada hubungan kausal antara kerugian dan
kesalahan
4. Perbuatan tersebut harus melanggar
hukum.
Pasal 188 ayat (3) UU No.Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan sbb :

“Tenaga Kesehatan dan fasilitas pelayanan


kesehatan yang melanggar ketentuan yg diatur
dalam UU dapat diambil tindakan administratif
berupa:
a. Peringatan secara tertulis;
b. Pencabutan izin sementara atau izin tetap.

Pasal 33 ayat (2) UU No 32 Tahun 1996


Tindakan disiplin dapat berupa
a. Teguran (lisan atau tertulis)
b. Pencabutan izin untuk melakukan upaya
kesehatan
1.Reliability (kehandalan) HARAPAN PASIEN 
- layanan yang dijanjikan dgn segera dan memuaskan
- Jadwal pelayanan tepat waktu
- Prosedur pelayanan tidak berbelit

2. Responsiveness (daya tanggap) 


- Membantu dan memberikan pelayanan dengan
tanggap
(tidak membedakan unsur SARA)
- Petugas cepat tanggap atas keluhan pasien
- Memberikan informasi yang jelas

3. Assurance (jaminan)  HARAPAN PASIEN


- Jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan
- Pengetahuan dan Keterampilan petugas/Nakes
tidak
diragukan

4. Emphaty 
- Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan
pasien
-Penerapan Disiplin ilmu
-Standar Profesi

Disiplin

-Norma Prilaku
Hukum -Aturan Hukum
Etika
JENIS
a. medik dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dokter gigi spesialis (4)

b. psikologi klinis psikologi klinis(1)

c. keperawatan berbagai jenis perawat(1)

d. kebidanan bidan(1)

e. kefarmasian apoteker, tenaga teknis kefarmasian(2)

f. kesmas epideiolog kes, promosi kes dan ilmu perilaku, pembimbing kes kerja,
administrasi dan kebijakan kes, biostatistik dan kependudukan, kes
reproduksi dan keluarga (6)

g. kesling tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog


kesehatan (3)

h. gizi nutrisionis, dietisien (2)

i. keterapian fisik fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, akupunktur (4)

j. keteknisan medis perekam medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi
pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi, penata
anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis (7)
k. teknik radiografer, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan
medik, radioterapis, ortotik prostetik (6)
biomedika
l. kestrad tenaga kesehatan tradisional ramuan, tenaga kesehatan tradisional
keterampilan (2)
Nakes adalah setiap orang yg
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
KETENTUAN serta memiliki pengetahuan dan / atau
UMUM keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan (Ps 1 a)

Nakes harus memiliki kualifikasi


KUALIFIKASI
minimum D-III (Ps 9- (11)

Nakes dikelompokkan ke dalam 11


KELOMPOK kelompok
(Ps 11-(1)
Setiap kelompok terdiri dari satu atau
lebih jenis nakes. Seluruhnya ada 35
JENIS jenis nakes
{Ps 11 –(2-13)
Amanat UU Kesehatan 36/2009 Ps 23
Ayat Ayat Ayat
Ayat
2 3 5
1

Kewenangan
Dalam Ketentuan
Nakes menyelengga mengenai
berwenang menyelenggaraka rakan yankes,
n yankes sesuai perizinan diatur
menyelenggara Nakes wajib dalam
bidang keahlian memiliki izin
kan yankes yang dimiliki Permenkes
pemerintah

Permenkes
161/2010
Penjelasan : Kewenangan yang dimaksud adalah 1796/2011
kewenangan yang diberikan berdasarkan 46/2013 ttg
pendidikannya setelah melalui proses registrasi Registrasi
dan pemberian izin dari pemerintah sesuai Nakes
dengan peraturan perundang-undangan
Agar Tenaga Kesehatan
Memperoleh Perlindungan Hukum

oWajib Melaksanakan Tugas sesuai dengan Kompetensi dan


Kewenangannya (Pasal 26 UU Nomor 36 Tahun 2014)
oSetiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib
memiliki STR (Pasal 44 UU Nomor 36 Tahun 2014)
oSetiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang
pelayanan kesehatan wajib memiliki izin (Pasal 46 UU Nomor 36 Tahun
2014)
oSetiap Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berkewajiban
untuk mematuhi Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan
Standar Prosedur Operasional (Pasal 66 UU Nomor 36 Tahun 2014)
oNakes yang diduga melakukan kelalaian, maka terlebih dahulu
harus diselesaikan melalui mediasi (pasal 29 UU NO.36/2009 ).
Ujian Akhir
Pendidikan

SERTIFIKASI REGISTRASI Lisensi

Uji SIP
STR
Kompetensi Din Kes
(pasal 21 UU No 39 Tahun 2014)
KKI-KTKI Kab/Kota
REGISTRASI adalah pencatatan
resmi terhadap Nakes yg telah Surat Tanda Registrasi
memiliki Sertifikat Kompetensi dan (STR) adalah bukti
telah mempunyai kualifikasi tertentu tertulis yang diberikan
lainnya serta diakui secara hukum oleh Menteri kepada
untuk menjalankan praktik dan/atau Tenaga Kesehatan yang
pekerjaan keprofesiannya. telah diregistrasi.

Ps 30 Permenkes 46/2013
Nakes yg belum memilki
SI/STR dan/ atau SIK/SIP yg
telah lulus ujian program
pendidikan sebelum
diberlakukan ya UKOM
sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
kepadanya diberikan STR
berdasarkan Permen ini.
25 SKP  (-)EK

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan selama 5


(lima) tahun
ALUR
EVALUASI
DATA
ANGGOT EK KEMAMPUAN
A OP adalah proses
penilaian yang
VERIFIKASI OP MEMENUHI REKOM
JLH SKP OP
dilakukan oleh OP
SYARAT SKP
bekerja sama dengan
TDK MEMENUHI MTKI terhadap
SYARAT SKP kompetensi tenaga
kesehatan yang tidak
PELAKSANAAN memenuhi kecukupan
EK
SKP sebagai syarat
untuk perpanjangan
TDK STR
HASIL EK MEMENUHI
Uji tulis MCQ dgn
SYARAT SKP
metoda CBT atau bentuk
MEMENUHI lainnya sesuai dengan
SYARAT SKP ketetapan masing-masing
OP
RE-
REKOM
REGISTRA
OP
SI STR
•Tenaga kesehatan (NAKES) dan Pasien memiliki keudukan yang sama
dimata hukum.
•Hak dan Kewajiban NAKES dan Pasien harus diketahui, dihormati
dalam pelayanan kesehatan.
•NAKES dalam melaksanakan ke profesiannya harus memegang kode
etik, Std Profesi, SOP serta memiliki SIP/SIK sebagai legalitas dan
berhak mendapat perlindungan hukum.
•Nakes dapat memperpanjang STR setiap 5 tahun. Untuk
memperpanjang STR setiap Nakes wajib memenuhi SKP melalui
program P2KB dan memperoleh rekomendasi OP selanjutnya
pengurusan SIP/SIK sebagai aspek legalitas.
•Bekerja sesuai Kompetensi (Skill,Knowledge,Attitude) dan
Kewenangan yang dimililiki NAKES dan jangan memasuki area diluar
pelayanan kesehatan yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai