Anda di halaman 1dari 32

GANGGUAN

SOMATOFORM

Pembimbing :
dr. Fatmawati, Sp.KJ

Oleh :
M. Haldian Hakir
Desy Maria Wahyuni
Definisi
– Somatoform berasal dari bahasa Yunani (soma= tubuh)
– Gangguan Somatoform
 kelompok besar dari berbagai gangguan berupa keluhan yang
berulang dengan komponen utama dari tanda dan gejalanya
adalah tubuh
 interaksi tubuh-pikiran
 PF dan Lab tidak menunjukkan adanya kelainan
Klasifikasi

Berdasarkan PPDGJ III :


– F 45.0 Gangguan Somatisasi
– F 45.1 Gangguan Somatoform Tak Terinci
– F 45.2 Gangguan Hipokondrik
– F 45.3 Disfungsi Otonomik Somatoform
– F 45.4 Gangguan Nyeri Somatoform Menetap
– F 45.8 Gangguan Somatoform Lainnya
– F 45.9 Gangguan Somatoform YTT
DSM IV : DSM V :
– Gangguan somatisasi (somatization disorder) – Somatic Symptom Disorder
– Gangguan somatisasi tidak terinci – Illness Anxiety Disorder
(undifferentiated somatoform disorder) – Conversion Disorder (Functional
– Gangguan konversi (conversion disorder) Neurological Symptom Disorder)
– Gangguan nyeri (pain disorder) – Psychological Factors Affecting Other
– Hipokondriasis (hypochondriasis) Medical Conditions
– Body Dysmorphic Disorder (BDD) – Factitious Disorder

– Gangguan somatoform yang tidak – Other Specified Somatic Symptom and


tergolongkan (somatoform disorder not Related Disorder
otherwise specified-NOS) – Unspecified Somatic Symptom and Related
Disorder
DSM V
– DSM-V menghasilkan perubahan signifikan dalam kategori
gangguan somatisasi dalam DSM-IV. Gangguan gejala somatik
menggantikan diagnosis gangguan somatisasi DSM-IV.
– Hipokondriasis, gangguan rasa nyeri, dan kelainan tubuh
dismorfik, kondisi yang tercantum dalam kategori Somatoform
Disorders di DSM-IV telah dihapus.
– Faktor psikologis yang mempengaruhi kondisi medis dan gangguan
faktisi telah ditambahkan ke kategori Somatic Symptom Disorders
pada DSM V.
F45.0 Gangguan Somatisasi

a. Adanya banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam


yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
b. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang menjelaskan keluhan-
keluhannya
c. Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga,
yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak
dari perilakunya
F45.1 Gangguan Somatoform tak
Terinci
– Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap,
akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan
somatisasi tidak terpenuhi

– Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum


jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-
keluhannya
F45.2 Gangguan Hipokondrik
Diagnosis hipokondriasis (F45.2) berdasarkan PPDGJ-III, kedua hal ini harus
ada:
a) Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik
yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan
yang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai,
ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau
perubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampai waham);
b) Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa
dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang
melandasi keluhan-keluhannya.
F45.3 Disfungsi Otonomik
Somatoform
a) Adanya gejala-gejala bangkitan otonomik
b) Gejala subjektif tambahan yang mengacu kepada sistem atau organ tertentu.
c) Preokupasi dengan dan distress mengenai kemungkinan adanya gangguan
yang serius (sering tidak begitu khas), dari sistem atau organ tertentu, yang
tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan berulang, maupun penjelasan dan
peneguhan oleh para dokter
d) Tidak terbukti adanya gangguan yang bermakna pada struktur atau fungsi dari
sistem atau organ yang dimaksud
F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform
Menetap
– Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat
dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan
fisik.

– Nyeri timbul berhubungan dengan adanya konflik emosional atau problem


psikososial yang cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam mempengaruhi
terjadinya gangguan tersebut.

– Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan, baik personal


maupun medis, untuk yang bersangkutan
F45.8 Gangguan Somatoform Lainnya

Pedoman Diagnostik :
1) Pada gangguan ini keluhan-keluhannya tidak melalui sistem saraf otonom, dan terbatas
secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem tertentu.
2) Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan.
3) Gangguan-gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok ini :
a) Tortikolis Psikogenik, dan gangguan gerakan spasmodik lainnya (kecuali
Sindrom Tourette).
b) Globus Hystericus (perasaan ada benjolan di kerongkongan yang menyebabkan
disfagia) dan bentuk disfagia lainnya.
c) Pruritus Psikogenik.
d) Dismenore Psikogenik.
e) “Teeth Grinding”.
F45.9 Gangguan Somatoform YTT

Gangguan dan gejala yang tidak memenuhi kriteria diagnostic


gangguan somatoform manapun.
– Pseudosiesis : keyakinan yang salah bahwa diri seseorang hamil
disertai tanda-tanda objektif kehamilan.
– Gangguan yang melibatkan gejala hipokondriak nonpsikotik yang
durasinya kurang dari 6 bulan.
– Gangguan yang melibatkan keluhan fisik yang tidak dapat
dijelaskan (contoh: lelah atau kelemahan tubuh) dengan durasi
kurang dari 6 bulan dan tidak disebabkan gangguan jiwa lain.
KRITERIA DIAGNOSTIK
BERDASARKAN DSM-V
Somatic Symptom Disorder

– Kelainan gejala somatik yang multiple, menyulitkan atau


mengakibatkan gangguan terhadap kehidupan sehari-hari,
terkadang hanya 1 gejala parah (umum: nyeri).
– Gejala dapat spesifik (mis., Nyeri terlokalisasi) atau relatif tidak
spesifik (mis. Kelelahan).
– Gejala-gejalanya terkadang mewakili sensasi tubuh normal atau
ketidak nyamanan yang umumnya tidak menandakan penyakit
serius.
Kriteria Diagnostik

A. Satu atau lebih gejala somatik yang menyusahkan atau mengakibatkan gangguan signifikan
terhadap kehidupan sehari-hari.
B. Pikiran, perasaan, atau perilaku yang berlebihan terkait dengan gejala somatik atau masalah
kesehatan terkait yang dimanifestasikan oleh setidaknya satu dari yang berikut:
– Pikiran yang tidak proporsional dan gigih tentang keseriusan gejala seseorang.
– Tingkat kegelisahan yang tinggi tentang kesehatan atau gejala.
– Waktu dan energi yang berlebihan untuk gejala-gejala ini atau masalah kesehatan .
C. Meskipun salah satu gejala somatik mungkin tidak ada secara terus-menerus, keadaan gejala
tetap ada (biasanya lebih dari 6 bulan).
Tetapkan jika:
– Dengan nyeri dominan (gangguan nyeri sebelumnya): Spesifikator ini untuk individu yang gejala
somatiknya sebagian besar melibatkan nyeri.

Tetapkan jika:
– Persisten: perjalanan persisten ditandai dengan gejala berat, penurunan yang nyata, dan durasi yang lama
(lebih dari 6 bulan).

Tingkat keparahan :
– Ringan: Hanya 1 dari gejala yang disebutkan dalam Kriteria B terpenuhi.
– Sedang: 2/lebih dari gejala yang ditentukan dalam Kriteria B dipenuhi.
– Berat: 2/lebih dari gejala yang ditentukan dalam Kriteria B terpenuhi, ditambah ada beberapa keluhan
somatik (atau satu gejala somatik yang sangat parah).
Illness Anxiety Disorder DSM V

Dimana seseorang menjadi mudah khawatir tentang suatu penyakit


sehingga bersikap berlebihan terhadap status kesehatan

Contoh : Memeriksakan diri berulang kali, bahkan kekhawatiran


terhadap penyakit, memengaruhi aktivitas sehari-hari.
Kriteria Diagnostik
A. Menganggap tertular /memiliki penyakit serius.
B. Gejala somatik tidak ada atau jika ada, intensitasnya ringan. Jika (+)kondisi medis lain/resti untuk mengembangkan
penyakit (adanya riwayat keluarga yang kuat) preokupasi jelas berlebihan dan tidak proporsional
C. Kecemasan yang tinggi terhadap kesehatan dan individu mudah khawatir tentang status kesehatan pribadi.
D. Seseorang melakukan perilaku yang berlebihan terhadap kesehatan/ menunjukkan penghindaran maladaptif.
E. Preokupasi telah ada ± 6 bulan, tapi penyakit spesifik yang ditakuti dapat berubah selama periode tsb
F. Preokupasi yang berhubungan dengan penyakit tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental lainnya, seperti gangguan
gejala somatik, gangguan panik, gangguan kecemasan umum, gangguan dysmorphic tubuh, gangguan kompulsif-
obsesif, atau gangguan delusi, tipe somatik.
Conversion Disorder (Functional
Neurological Symptom Disorder)
– Terdapat gejala yang tidak dapat diterangkan seperti gangguan pada fungsi
motorik dan fungsi sensorik

– Sangkaan gangguan medik / gangguan medik lain

– Diperkirakan faktor psikologik berhubungan dengan gejala / deficit

Gejala klinis : paralysis, gerakan abnormal, sulit menelan, sulit berbicara, kejang,
sensorik loss, gejala campuran
Kriteria Diagnostik

A. 1 atau lebih gejala motorik yang berubah atau fungsi sensorik.

B. Temuan klinis memberikan bukti ketidakcocokan antara gejala dan kondisi


neurologis atau medis yang dikenali.

C. Gejala atau defisit tidak dapat dijelaskan dengan gangguan medis atau mental
yang lain.

D. Gejala atau defisit menyebabkan tekanan klinis yang signifikan atau penurunan
fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya atau memerlukan evaluasi
medis.
Psychological Factors Affecting Other
Medical Conditions

– Sebuah gangguan yang didiagnosis ketika kondisi medis umum


dipengaruhi oleh faktor psikologis atau perilaku.

– Faktor-faktor tersebut dapat memicu atau memperburuk kondisi


medis, mengganggu perawatan, atau berkontribusi terhadap
morbiditas dan mortalitas.

– Faktor-faktor tersebut bukan bagian dari gangguan mental lain


(misalnya, depresi berat unipolar).
Kriteria Diagnostik
A. Ada gejala atau kondisi medis (selain gangguan mental).
B. Faktor psikologis atau perilaku mempengaruhi kondisi medis dengan salah satu cara berikut.
1. Faktor tsb telah mempengaruhi jalannya kondisi medis seperti yang ditunjukkan oleh hubungan yang
kuat antara faktor-faktor psikologis dan eksaserbasi, atau penyembuhan yang tertunda dari suatu
kondisi medis.
2. Mengganggu pengobatan/terapi kondisi medis.
3. Merupakan tambahan dari risiko kesehatan
4. Mempengaruhi patofisiologi yang mendasarinya, mempercepat atau memperburuk gejala atau
memerlukan perhatian medis.
C. Faktor-faktor psikologis dan perilaku dalam Kriteria B tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental lain
(seperti gangguan depresi mayor, gangguan stres postraumatic)
Factitious Disorder
– Factitious disorders (FD) atau gangguan buatan adalah suatu kondisi
seseorang memperlihatkan bahwa ia mempunyai penyakit fisik atau mental,
yang sebenarnya dia tidak benar sakit.

– Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, Edisi Kelima (DSM-5)


mengklasifikasikan gangguan buatan menjadi dua jenis:
– 1. Gangguan buatan yang dikenakan pada diri sendiri (FDIS)
– 2. Gangguan buatan yang dikenakan pada orang lain (FDIA)
Factitious Disorder Imposed on Self
(FDIS)

– Ditandai dengan gejala medis atau psikiatrik umum yang dipalsukan. Pasien secara
keliru merepresentasikan, mensimulasikan, atau menyebabkan gejala penyakit dan /
atau cedera pada diri mereka sendiri, bahkan tanpa adanya imbalan eksternal yang
jelas seperti perolehan finansial, perumahan, atau obat-obatan.

– Gangguan buatan yang dikenakan pada diri sendiri dibedakan dari gangguan buatan
yang terjadi pada orang lain, seperti anak kecil atau orang dewasa.

– Gangguan buatan sebelumnya disebut sebagai sindrom Munchausen.


Kriteria Diagnostik

A. Pemalsuan tanda atau gejala fisik atau psikologis, atau induksi cedera atau
penyakit, terkait dengan penipuan yang teridentifikasi.
B. Individu menampilkan dirinya sendiri kepada orang lain sebagai sakit, cacat,
atau terluka
C. Perilaku menipu terlihat jelas bahkan tanpa adanya imbalan eksternal yang
jelas
D. Perilaku ini tidak lebih baik dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti
gangguan delusional atau gangguan psikotik lainnya.
Factitious Disorder Imposed on Another (FDIA)

– Pada FDIA, seseorang bertindak seolah-olah seseorang yang dia rawat menderita
penyakit fisik atau mental padahal orang tersebut tidak benar-benar sakit.
– Orang-orang dengan FDIA bahkan rela meminta anak atau pasien menjalani tes dan
operasi yang menyakitkan atau berisiko untuk mendapatkan simpati dan perhatian
khusus yang diberikan kepada orang-orang yang benar-benar sakit dan keluarga
mereka.
– Orang dengan FDIA dapat membuat atau melebih-lebihkan gejala anak dengan
beberapa cara. Mereka berbohong tentang gejala, mengubah tes diagnostik,
memalsukan catatan medis, atau menginduksi gejala melalui berbagai cara, seperti
keracunan, mati lemas, kelaparan, dan menyebabkan infeksi.
Kriteria Diagnostik
A. Pemalsuan tanda atau gejala fisik atau psikologis, atau induksi cedera atau penyakit, pada
orang lain, terkait dengan penipuan yang teridentifikasi.

B. Individu tersebut menghadirkan individu lain (korban) kepada orang lain sebagai orang
sakit, cacat, atau terluka.

C. Perilaku menipu terlihat jelas bahkan tanpa adanya imbalan eksternal yang jelas

D. Perilaku tidak dijelaskan oleh gangguan mental lain, seperti gangguan delusional atau
gangguan psikotik lainnya.
OTHER SPECIFIED SOMATIC SYMPTOM
AND RELATED DISORDER

Gejala karakteristik somatic symptom and related disorders yang


secaara klinis menyebabkan distress yang signifikan atau gangguan
dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya
mendominasi tetapi tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk salah
satu gangguan dalam somatic symptom and related disorders.
Contoh :
1. Brief Somatic Symptom Disorder (durasi <6bulan)
2. Brief illness anxiety disorder (durasi <6 bulan)
3. Pseudocyesis
UNSPECIFIED SOMATIC SYMPTOM AND
RELATED DISORDER

Dikategorikan untuk kasus langka di mana terdapat gejala


somatik yang dominan tetapi tidak ada informasi yang cukup
untuk membuat diagnosis yang lebih spesifik.
TATALAKSANA

Psikoterapi
– Merupakan pilihan terapi utama pada pasien dengan
gangguan somatoform.
– Pasien dibantu beradaptasi dengan gejalanya,
mengekspresikan emosi yang mendasari dan membangun
strategi alternatif untuk mengekspresikan perasaannya.
– Psikoterapi bentuk lainnya, misalnya yang berorientasi pada
pandangan per individu, terapi tingkah laku, terapi kognitif,
dan hipnotis dapat membantu.
TATALAKSANA

Farmakoterapi

Pada pasien manapun dengan gangguan jiwa yang terjadi


bersamaan atau terdapat keadaan yang mendasarinya seperti
gangguan depresif atau gangguan ansietas, gangguan yang juga
ada ini harus diterapi dengan farmakoterapi yang sesuai dengan
gejala.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai