Anda di halaman 1dari 6

Nama : David M Toding

Stambuk : G 501 11 003

Kasus Hukum

Pengajaran Bioetika dan Humaniora Kedokteran

Dokter Nirelok SpAn(K), dikenal sebagai “menguasai” jaringan Rumah Sakit Swasta “Kocak” Group –
kerjasama antara pemodal asing dan lokal di kawasan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi
(Jabodetabek). Sehari-harinya, sebagai “doktertidaktetapbekerjabergiliran di 8 RS yang
tergabungdalamkelompokrumahsakittersebut, dari pukul 07.00 sampai 15.00. Associates
(sejawatsesamaspesalisanestesiologi)nya terdiri atas 8 orang yang masing-masingberada di setiap
cabang RS “Kocak” sebagai dokter tetap. Ia sebagai ketua associates tersebut karena yang paling senior.
Sesekali ia membius di luar jam kerja bila associate-nya berhalangan.

Sebagai senior, Nirelok mempunya akses kuat dalam penggunaan obat-obatan rumahsakit ia dapat
meminta obat-obat ananestetik dari depok obat, bahkan tanpa resep sekalipun. Karena ia dokter senior,
tidakada yang beranimempertanyakan pemakaian obat-obatan tersebut.

Diluar jam kerjarumahsakit, dr. Nirelok SpAn (K) membuka praktek pribadi dokter di KlinikNyeri ‘Otak-
atik” di perbatasan Jakarta-Bogor. Ia praktisi sekaligus direktur klinik tersebut. Sesungguhnya, ia tidak
ada waktu lagi berpraktik di kliniktersebut. Sehari-hari, Klinik ‘Otak-atik” dijalankan oleh kemenakannya,
doktermuda yang sebentarlagi lulus di FK Swasta dimanadr. Nirelok menjadi dosen paruh-waktu. Mirip
klinik 24 jam, kemenakannya tadi –panggil saja Koh As- berbagi praktik dengan para dokter baru, teman
sekelasnya ketika SMA dulu secara bergantian antara satu orang denganlainnya.

Hariitu, saat Nirelok sedang memberikan cek honor bulanan para dokterKlinik “Otak-atik” kepada Kod
As yang tengah praktik, datang Tuan Rusuh, seorangpasienpekerjaswasta yang sakit punggung dan perut
akibat batuk lebihdari 2 minggu tak kunjung asembuh. Seminggu sebelumnya, seharusnya Rusuh sudah
dipesan untuk control oleh Koh As, namun ia tidak datang. Koh As setelah memeriksa Rusuh
meresepkan antibiotika “Ujimoksasol-siklin” beserta antinyeri, antitusif, anti-alergi, dan anti
asma.Nirelok sempat melihat resep tersebut dan ia mengacungkan jempok ke kemenakannya. Koh As
kemudian menjelaskan ke Rusuh bahwa “Ujimolsasol-siklin” adalah antibiotic terbaru dan menurut
penelitian adalah paling ampuh saatini.Obat tadi diberikan karena dugaan infeksi penyebab batuk dan
nyeri punggungnya selamaini.Kalau mual sedikit abis minum bat ini, tarik nafas panjang dan minum the
anget, nanti sebentar hilangsendiri, ujarKoh As kepadaRusuh. Kalauadakeluhanlain, silahkan datang 3
harilagi, lanjutKoh As. Nirelok pun tersenyum, memuji kemenakannya dalam hati. Rusuh tampak
mengangguk-angguk.Lalu pasien tadi menebus reseptadi di apoteksebelah, yang juga milik klinik “Otak-
atik.”

Duaharikemudian, ketika akan mengambil laporan pembagian honor kepara dokterklinik, Nirelok
melihat Rusuh dating kembali. Saatitu yang sedang berpraktik adalah dr. Cring-cring, temanKoh As.
Rusuh mengeluh dadanya masih sesak, badan terasa panas, dan timbul bintik-bintik berisi cairan. Dr.
Cring-cring mendiagnosanya sebagai cacar air dengan kemungkinan lain ialah herpes. Rusuh diberikan
anti virus oral dan salep, sementara antibiotik yang lalu diteruskan.Nirelok pun
tersenyumpuas.“banyakistirahatya Pak,” ujar Nirelok mengulangi anjuran dr. Cring-cringkepadaRusuh.
“jangan lupa sering disabun bintik-bintiknya,” lanjutnyalagi.

Beberapa hari kemudian, muncul berita di televise bahwa Tuan Rusuh dirawat di salah satudari 8 Rumah
sakit kelompok “Kocak” karena keadaannya semakin memburuk.Dari internist yang merawatnya, Nirelok
memperoleh kabar bahwa Tuan Rusuh terkena Steven Johnson Syndrome.Kasus tersebut kini tengah
ditangani oleh pengacara ternenal dan di pelbagai media ia mengatakan bahwa Klinik “Otak-atik”
dituduh malpraktik dan akan mengajukan paradokternya kepengadilan bila tidak mau membiayai
perawatan Rusuh sampai sembuh. Sangar SH, pengacara tadi baru saja mendatangi kliniknya disertai
anak TnRusuh. “Manacatatanmediknya!” bentak Sangar sambil menggebrak meja.Dok, cepatdatang,
pinta Koh As keNirelok via handphone.“Kasihan si Cring-cring kebingungan, mau dikasih atautidak?”
lanjutnya.

Duabulankemudian, Nirelok menerima panggilan penyidik untuk menjadi saksi.Ia orang ke-3 yang
dipanggil, setelah Kararacis-petugas administrative penerima pasien, dan JengPutih-pembantu perawat,
di KlinikOtak-atik. Penyidik belum memanggil Koh As maupun Cring-cring.Belum ada yang ditetapkan
sebagai tersangka, namun dari perkara yang dilaporkan Rusuh tertera (catatanpolisi) pasal 361 jo pasal
360 KUHP. Dua minggu sebelumnya, Cring-cring dan Nirelok disomasi oleh Sangar.Atas nasehat IDI
setempat, Cring-cring maupun Nirelok tak perlu buru-buru membayar gantirugi yang diminta Sangar
sebesar Rp. 1 Milyar, di luar dari biaya perawatan Rusuh selama 1 bulan di RS.Karena tidak juga digubris
oleh mereka berdua, Sangar melaporkannya ke penyidik.“Tenangsaja Mas, yang penting kita segera
siapkan bukti-bukti bahwa kita tidak salah,” kata pengurus BP2A IDI dalam percakapan per telpon
dengan Nirelok.

Cring-cring dan Koh As hamper setiap hari dating ketempat Nirelok.“Saya mau gantung praktik.Kapok
rasanya jadi dokter. Mending jadi makela, ujarnya sedih bercampur geram merasakan gaya Sangar
menuduhnya malpraktik. Ijin praktik yang tengah diurus 3 hari sebelum kejadian, belumkeluar.“Aduh,
giman ya kalau kasus tadi menimpaku?” timpal Koh As yang juga ikut gelisah.NamaCring-cring sudah
mencuat di Koran dan wajahnya menjadi dikenal akibat TV menayangkan nya dalam acara
infotainment.Rusuh yang juga mendadak terkenal karena lepuh-lepuh nya disorot TV, sehari-hari
karyawan tetap perusahaan jasaboga.Walaupun kini telah dapat melakukan aktifitas rutinnya secara
terbatas pasca perawatan, ia terancam PHK karena majikannya menganggapnya menderita sakit yang
dapat menular ke karyawan lainnya. “Gara-gara berobat kedokter brengsek itu.Untung ada pengacara
yang mau bantu saya, “ ucapnya sampil mengepalkan tinjunya. “ini akibat salah obat,” kata Rusuh
berulang kali dalam tayangan TV tadi seraya mengutip celetuk dokter yang merawatnya pertama kali di
RS Kocak ketika menjelaskanlepuh-lepuh tubuhnya.

Beberapa minggu kemudian, ditengah badai dugaan malpraktik yang menerpaKlinik “Otak-atik,” Nirelok
tiba-tiba menerima surat pemberhentian dirinya dari Direksi RS Kocak. Alasannya cukup mengagetkan.Ia
dilaporkan beberapa dokter ahli dan piñata anestesi di luar associatesnya bahwa ia menyalahgunakan
stok morfin milih rumahsakit. “Kurang ajar tuh direksi, hanya jadi corong pemilik rumahsakit doing.
Padahal yang harus di PHK dokter Sial, yang salahmotong kaki,” gerutunya berkali-kali sekaligus
mengasosiasikan dirinya dengan dr. Sial SpB yang sama-sama staf medic RS Kocak dan tengah diadukan
pasiennya.

Rasa ketertekanan batin dr. Nirelok selama diterpa kasus tadi, tanpa disadarinya telah membuat
kambuh kedekatannya kepada barang haran yang telah dijauhinya sementak 5 tahun belakangan ini.
Malang, perbuatannya diketahui oleh para kolega dan bawahannya.Ia masih ingat, ia pernah
menandatangani pernyataan untuk tidak mengulanginya lagi di depan KomiteMedik. “Masak, aku kan
belum dipanggil (lagioleh) Komite Medik, kok harus mengundurkan diri. Kalaubegitu, Cring-cring juga
saya keluarkan dari Klinik, ujarnya berang.Surat PHK teman kemenakannya tadi langsung iatanda-
tangani. “Biar dirinya sendiri yang menanggung perkaraini, kok repot-repot.”
- Hal – Hal yang merupakan.
1. Pelanggaran Etik.
 “..Sesekali ia membius di luar jam kerja bila associate-nya berhalangan.”
Berdasarkan konteks tersebut diketahui bahwa dokter melanggar kode etik pasal 15 dimana
setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat kecuali dengan
persetuujuan atau melalui prosedur yang etis. Pada skenario dokter langsung mengambil
alih (karena senior) tanpa prosedur yang etis dan baik.

 “..meminta obat-obat ananestetik dari depok obat, bahkan tanpa resep sekalipun..”
Hal ini melanggar kode etik kedokteran pasal 3, dimana dokter tidak boleh terpengaruhi
sesuatu hal yang mengakibatkan hulangnya kemandirian profesi. Dalam hal ini dokter
mengambil obat-obatan tanpa indikasi yang jelas. Dalam kode etik kedokteran hal ini tidak
diperbolehkan.

 “..Sehari-hari, Klinik ‘Otak-atik” dijalankan oleh kemenakannya, doktermuda yang


sebentarlagi lulus di FK Swasta dimanado..”
Hal ini melanggar kode etik pasal 2 , dimana setiap dokter seharusnya melakukan profesinya
sesuai dengan standar profesi tertinggi. Dokter muda belum mempunyai SIP ataupun STR,
namun sudah dipersilahkan untuk praktek.

 “.. Koh As kemudian menjelaskan ke Rusuh bahwa “Ujimolsasol-siklin” adalah antibiotic


terbaru dan menurut penelitian adalah paling ampuh saatini..”
Hal ini melanggar kode etik pasal 6 , dimana dokter harus berhati-hati dalam memberikan
obat penemuan baru yang belum di uji betul kebenarannya , karena dapat membahayakan
kesehatan pasien.

 “..Duaharikemudian, ketika akan mengambil laporan pembagian honor kepara dokterklinik,


Nirelok melihat Rusuh dating kembali. Saat itu yang sedang berpraktik adalah dr. Cring-
cring, temanKoh As. Rusuh mengeluh dadanya masih sesak, badan terasa panas, dan timbul
bintik-bintik berisi cairan..”
Hal ini melanggar kode etik kedokteran, dimana dokter tidak boleh mengambil alih pasien,
dokter cring-cring ataupun dr.Nirelok bukanlah dokter spesialis kulit, sementara pasien
mempunyai keluhan pada kulit, dan sudah datang untuk kedua kalinya, seharusnya dokter
merujuk pada dokter yang lebih berkompeten , bukan pada dokter umum yang masi baru
dan SIP nya belum pasti ada.

 “..tanpa disadarinya telah membuat kambuh kedekatannya kepada barang haran yang telah
dijauhinya sementak 5 tahun belakangan ini..”
Dalam hal ini dokter melanggar kode etik pasal 16 , dimana doker harus memelihara
kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik. Ketika dokter menggunakan barang haram
tentu dokter tidak mampu menjaga kesehatannya.

2. Pelanggaran Hukum.
 “..Sehari-harinya, sebagai “doktertidaktetapbekerjabergiliran di 8 RS yang
tergabungdalamkelompokrumahsakittersebut, dari pukul 07.00 sampai 15.00..”
dalam hal ini dokter melanggar uu no.29 tahun 2004 pasal 37 , dimana seharusnya dokter
paling banyak melakukan praktek berdasarkan SIP di 3 tempat.

 “..ini akibat salah obat,” kata Rusuh berulang kali dalam tayangan TV tadi seraya mengutip
celetuk dokter yang merawatnya pertama kali di RS Kocak ketika menjelaskanlepuh-lepuh
tubuhnya.
Dalam hal ini dokter melakukan malpraktek dimana dokter salah dalam melakukan
pemberian obat, dan yang bertanggung jawab adalah dokter pemberi obat dan yang
mengizinkan dokter tersebut untuk praktek. Perbuatan ini melanggar UU No.29 tahun 2004
tentang prektek kedokteran pasal 29.

 Melakukan tindakan praktek tanpa adanya SIP juga merupakan pelanggaran undang-undang
No.29 tahun 2004 pasal 29 ayat 3.

 Dokter Nirelok juga memakai obat-obatan dan melanggar hokum tentang penyalahgunaan
obat-obatan terlarang.
BIOETIK .

Prinsip bioetik yang terkait dalam kasus ini adalah justice, dimana melibatkan pihak ketiga yaitu
penegak hokum dan banyaknya pelanggaran-pelanggaran dokter yang melibatkan pihak ketiga yang
membuat dokter itu sendiri di tuntut Karena tindakan malpraktek dan memperkerjakan dokter yang
belum mempunyai surat izin untuk praktek.

Anda mungkin juga menyukai