Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

KASUS
KETUBAN PECAH DINI
DISUSUN OLEH :
AFINA TSALIS MARAYA
AKBAR DITO ERLANGGA
DELA DESTIANI AJI

Pembimbing :
dr. Deni Wirhana S, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RUMAH SAKIT DAERAH WALED
PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2020
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. H
 Umur : 24 tahun
 Alamat : Cibogo, Kabupaten Cirebon
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Agama : Islam
 Pendidikan terakhir : SMA
 Status : Menikah
 Tanggal pemeriksaan : 26 April 2020
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Mulas dan keluar air-air dari jalan lahir

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Waled Kabupaten Cirebon pada tanggal 26 April 2020 pukul
15:00 WIB atas rujukan dari Puskesmas Cibogo diantar oleh bidan dengan G1P0A0 parturien aterm dengan
KPD 15 jam yang lalu. Saat datang ke Rumah Sakit, pasien mengeluhkan mulas sejak jam 01:00 dini hari
dan keluar air-air dari jalan lahir sejak pukul 00.00 malam SMRS. Keluhan tidak disertai dengan keluarnya
lendir, tidak ada darah. Gerakan janin dirasakan aktif. Tidak ada keluhan lain seperti batuk, pilek, sesak
nafas, demam, perasaan berdebar, mual, muntah, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati, BAK (+) BAB (+)
seperti biasa. Karena keluhan tersebut pasien memeriksakan diri ke PONED Cibogo kemudian dirujuk ke
RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar kota.
Riwayat Operasi
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah melakukan operasi
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal
Riwayat Penyakit Hepar : Disangkal Riwayat Menstruasi
Riwayat Penyakit Ginjal : Disangkal Menstruasi pertama saat usia 12 tahun, siklus
Riwayat Penyakit Paru : Disangkal haid teratur 28 hari, lama 5 hari
Riwayat Penyakit DM : Disangkal HPHT : 23 Juli 2019
Riwayat Penyakit Hipertensi : Disangkal HPL : 30 April 2020
Riwayat Trauma : Disangkal
Riwayat Alergi : Disangkal Riwayat Obsetri
Belum memiliki riwayat obsetri sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Ginekologi
Riwayat Penyakit Hipertensi : Disangkal Riwayat kanker, kisat ovarium, mioma uteri,
Riwayat Penyakit DM : Disangkal perdarahan pervaginam diluar menstruasi
Riwayat Penyakit Jantung : Disangkal disangkal
Riwayat Tumor atau Kanker : Disangkal
Riwayat ANC dan KB

Tidak diketahui
Riwayat Pribadi dan Sosial
Riwayat merokok dan meminum alkohol Riwayat Pernikahan
disangkal Menikah selama 2 bulan, saat menikah berusia
24 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tinggi badan : 157 cm
Berat badan : 65 kg
Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 96 x/menit
 Respirasi : 22 x/menit
 Suhu : 36,2° C
Status Generalis
Kepala Normocephal, chloasma gravidarum (-), rambut berwarna hitam dan tidak mudah rontok

Mata simetris, ca -/-, si -/-


Hidung deviasi (-) sekret (-) darah (-)
Telinga simetris, darah (-) sekret (-)
Mulut bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies (-), gusi berdarah (-)
Leher KGB membesar (-), JVP meningkat (-)
Thorax Pulmo : VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Cor : BJ I = BJ II regular, M(-) G(-)
Abdomen Cembung gravida, BU (+), nyeri tekan (-), striae (-), jejas (-)

Ekstremitas Akral hangat (+), edema (-), CRT < 2detik


STATUS OBSTETRIKUS
 Pemeriksaan fisik luar  Pemeriksaan fisik dalam
 TFU : 28 cm  V/V : Tidak ada kelainan
 DJJ : 142x/menit, reguler  Pemeriksaan Inspekulo :
 His : 1x10’x10” Tampak cairan berwarna jernih keluar dari ostium
uteri eksternum
 Palpasi
 VT :
 Leopold I :
Dinding vagina licin, portio tebal dan lunak, letak
TFU 28 cm, teraba lunak, presentasi bokong, serviks di tengah, Ø 1 cm, ketuban (-) sisa sedikit keruh,
taksiran berat janin 2635 gram kepala di H-1
 Leopold II :
 Tes Lakmus (Nitrazin) :
Punggung kanan, dan bagian kecil janin Positif (+), kertas lakmus merah berubah menjadi
teraba di kiri ibu, DJJ 142x/menit biru
 Leopold III :
 Tes pH : 8
Teraba bulat keras, presentasi kepala
 Leopold IV :
Sudah masuk PAP (divergen), Hodge I
DIAGNOSIS Medikamentosa
 IVFD D5% 500cc/8 jam
Ny. H usia 24 tahun G1P0A0 parturien aterm kala 1 fase
laten dengan ketuban pecah dini 15 jam yang lalu dan  Ampisilin 2 gr iv 3x1
Janin tunggal hidup presentasi kepala  Eritromisin 250 mg iv 3x1

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa
PROGNOSIS
 Observasi KU, TTV, DJJ, dan kemajuan persalinan
 Ad Vitam : Dubia ad Bonam
 Usulan pemeriksaan Cardiotocography (CTG)
 Ad Functionam : Dubia ad Bonam
 Usulan pemeriksaan USG
 Ad Sanationam : Dubia ad Bonam
 Konsul dokter Sp.OG untuk dilakukan terminasi
kehamilan

 
KETUBAN PECAH DINI
DEFINISI
Ketuban pecah dini (Premature Rupture of Membrane/PROM) terjadi pada pasien yang
melampaui usia kehamilan 37 minggu yang ditandai dengan pecahnya ketuban sebelum masuk
masa awal persalinan. Sedangkan, ketuban pecah sebelum waktu atau preterm premature
rupture of membrane (PPROM) yaitu pecahnya membran korioamniotik pada usia kehamilan
kurang dari 37 minggu. Spontaneous preterm rupture of the membranes (SPROM) adalah
pecahnya ketuban setelah atau dengan onset persalinan yang terjadi sebelum 37 minggu.
Ketika PROM terjadi lebih dari 18 jam sebelum persalinan, itu dianggap sebagai Prolonged
PROM dan menempatkan ibu dan janin pada peningkatan risiko infeksi.
ETIOLOGI
Secara teoritis pecahnya selaput ketuban disebabkan oleh hilangnya elastisitas yang terjadi pada
daerah tepi robekan selaput ketuban dengan perubahan yang besar. Hilangnya elastisitas selaput
ketuban ini sangat erat kaitannya dengan jaringan kolagen, yang dapat terjadi karena penipisan oleh
infeksi atau rendahnya kadar kolagen.
Sampai saat ini penyebab KPD belum diketahui secara pasti, tetapi ditemukan beberapa faktor
predisposisi yang berperan pada terjadinya ketuban pecah dini, antara lain:
1. Inkompetensia serviks
2. Peninggian tekanan intra uterin
 Trauma
 Gemelli
 Polihidramnion
 Makrosomia

3. Kelainan letak
4. Infeksi
5. Defisiensi vitamin C dan Fe
6. Faktor selaput ketuban
EPIDEMIOLOGIPrevalensi KPD menurut
WHO : 5-10% dari seluruh
kehamilan.KPD yang terjadi
pada kehamilan aterm Insiden KPD di Indonesia
sekitar 70 % , sedangkan berkisar 4,5% - 6% dari
KPD preterm sekitar 1% seluruh kehamilan
dari seluruh kasus KPD
yang terjadi

KPD dapat
berulang pada
Risiko terjadinya sekitar 90% akan kehamilan
korioamnionitis pada memasuki persalinan berikutnya sekitar
kehamilan aterm spontan dalam 24 21% -32%
dengan KPD sekitar jam setelah mereka
<10% dan akan mengalami KPD
meningkat sekitar 40% pada kehamilan
setelah 24 jam aterm.
terjadinya KPD
PATOFISIOLOGI

KPD terjadi karena ada nya kontraksi


uterus dan terjadi peregangan berulang.

Terjadinya peregangan dipengaruhi oleh


keseimbangan antara sintesis dan
degradasi komponen matriks ekstraseluler
pada selaput ketuban
Daya regang dipengaruhi oleh MMP dan TIMP

MMP : Enzim pemecah komponen TIMP : Enzim penghambat


matrika ekstraseluler di selaput ketuban aktivitas MMP

Selaput Ketuban

Tetap terjaga : TIMP > MMP


Persalinan : TIMP < MMP
Gangguan Nutrisi Infeksi

Asam Askorbat : Berperan Flora Vagina ( Streptococcus grup


dalam proses pembuatan Respon Inflamasi B, Staphylococcus aureus,
kolagen Tricomonas vaginalis)

Sitokin
Sekresi Protease -> Degradasi
Kekurangan Asam Askorbat MMP
membran
Prostaglandin
Interleukin
Tunor Nekrosis Faktor a

Ketuban Pecah
Hormon Relaxin Peningkatan aktivitas MMP

Aktivias hormon meningkat saat


mendekati proses persalinan

Merangsang faktor Peningkatan aktivitas


Peregangan selaput ketuban
prostaglandin E2 dan IL-8 pemecahan kolagen

Peningkatan aktivitas
Merangsang aktivitas MMP Pecah selaput ketuban
pemecahan kolagen
DIAGNOSIS
Dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
 Anamnesis : dapat menegakkan diagnosis sekitar 90%
 Pemeriksaan fisik : inspeksi & pemeriksaan spekulo
 Pemeriksaan penunjang : Laboratorium ( AFP, darah lengkap & kultur urinalisis, Tes pakis
dan Tes lakmus) dan pemeriksaan USG
PENTALAKSANAAN
Terdapat 2 prinsip :
 Konservatif :

Observasi ibu hamil dan janin, pengawasan tanda-tanda persalinan, pemberian


antibiotik, pemberian tokolitik, USG, pematangan paru bila ada indikasi persalinan
Aktif :
 Indikasi dilakukan penatalaksanaan aktif :10
 Pengelolaan aktif pada KPD dengan umur kehamilan 20-<26 minggu dan >34 minggu
 Ada tanda-tanda infeksi
 Timbulnya tanda tanda persalinan
 Gawat janin

 Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
 Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri jika :
 Bila skor pelvik < 5; lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil,
akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
 Bila skor pelvik > 5; induksi persalinan, partus pervaginam.
KOMPLIKASI
 Persalinan prematur
 Infeksi
 Hipoksia dan asfiksia
 Sindroma deformitas janin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai