Anda di halaman 1dari 2

STRES DALAM KEHAMILAN

Kortisol adalah hormon steroid dari golongan glukokortikoid yang diproduksi oleh sel di
dalam zona fasikulata pada kelenjar adrenal sebagai respon terhadap stimulasi hormon ACTH
yang disekresi oleh kelenjar hipofisis. Kortisol mempunyai banyak peran dalam sistem
metabolisme dalam tubuh. Kortisol secara fisiologis efektif dalam perawatan tekanan darah dan
aktivitas antiinflamasi dengan menghambat sel darah putih untuk bekerja pada respon inflamasi. 1
Prostaglandin adalah asam lemak yang terdiri atas 20 atom C dengan satu cincin berantai lima,
merupakan turunan asam arakidonat atau yang mirip asam lemak esensial, hasil metabolisme
asam linoleate.2 Hormon prostaglandin adalah hormon pencetus kontraksi atau meningkatkan
intensitas kontraksi dan bertugas untuk merangsang persalinan. Wanita memproduksi hormon ini
ketika janin siap untuk melahirkan. Dampak berkurangnya kadar hormon ini dalam tubuh
seorang ibu dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu.3
Tingkat stres maternal yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan kadar CRH pada
kehamilan. Diketahui bahwa stres kronis selama kehamilan akan mengakibatkan peningkatan
dan pelepasan hormon yang berperan dalam persalinan, diantaranya CRH, ACTH, kortisol,
esterogen, progesteron, prostaglandin, dan hormon lainnya. Stres kronis akan menstimulasi
pengaktivan HPA aksis.4

Semua proses ini yang menyebabkan persalinan preterm. Secara khusus, perubahan
tingkat produksi hormon CRH dan kortisol pada pertengahan sampai akhir kehamilan sebagai
respons terhadap stres berpengaruh terhadap penurunan hormon progesteron yang berfungsi
mempertahankan kehamilan, selanjutnya dengan terjadinya ketidakseimbangan rasio esterogen
dan progesteron, akibatnya terjadi penurunan hormon progesteron akibat kortisol yang
merangsang munculnya hormon prostaglandin yang menjadi pencetus kontraksi dan
meningkatkan intensitas kontraksi. Hal inilah yang dapat menyebabkan peningkatan risiko
kelahiran prematur.5

Satu penelitian melaporkan bahwa ada perbedaan dalam regulasi kortisol neuroendokrin
antara kelompok persalinan prematur dan persalinan jangka waktu (p <0,01). 6 Penelitian lain juga
menyatakan bahwa pematangan serviks dalam persalinan prematur adalah proses peradangan
yang terkait dengan keterlibatan kortisol dan sintesis prostaglandin. Ada terdapat hubungan
antara stres yang dirasakan dan kecemasan kehamilan dengan peningkatan CRH sebelum
kehamilan cukup bulan yang beresiko terjadinya persalinan preterm. Namun penelitian tentang
hubungan tingkat kortisol dan stres kronis terhadap persalinan preterm masih kurang.7

DAFTAR PUSTAKA
1. Funai, EF. Evans, MI. Lockwood, CJ. (2008). High Risk Obstetrics : The Requisites in
Obstetrics and Gynecology. Piladelphia: Mosby Elsevier. pp. 171-180.
2. Greenstein, B. and Wood, D. (Ed. Safitri, Amalia). (2010). At a Glance : Sistem
Endokrin Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Hal. 39-45.
3. Liu, GJ. He, JR. Kuang,YS. Fan, XJ. Li, WD. Lu, JH. Xia, XY. et al. Associations of
Maternal Prostaglandins Polymorphisms with Risk of Spontaneous Preterm Birth in
China Population. 2016. China : Molecular Medicine Reports. pp. 3607-3614.
4. Cunningham, FG. Leveno, KJ. Bloom, SL. Hauth, JC. Rouse, DJ. Spong, CY. et al.
(2014). William Obstetrics 24th edition. Jakarta : EGC.
5. Latendresse, G. and Ruiz, RJ. (2011). Maternal CRH and The Use of Selective Serotinin
Reuptake Inhibitors Independently Predict The Occurrence of Preterm Birth. USA :
National Institutes of Health Public Access. pp. 118-126.
6. Habersaat, S. Borghini, A. Faure, N. Nessi, J. Guex, MF.Pierrehumbert, B.et al. (2013).
Emotional and neuroendocrine regulation invery preterm and full-term infants.
Switzerland : European Journal of Developmental Psychology. pp. 691–706.
7. Newnham, JP. Dickinson, JE. Hart, RJ. Pennel, CE. Arrese, CA. Keelan, JA. (2014).
Strategies to Prevent Preterm Birth. Australia : Frontiers in Immunology. pp. 1-12.

Anda mungkin juga menyukai