Anda di halaman 1dari 54

Skizofrenia

 IDENTITAS PASIEN
 Nama : Nn. D
 Umur : 29 tahun
 TTL : 24 Februari 1989
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Kristen
 Alamat : Perum Argamas Barat III / 361 rt 02 rw 13 desa Argomulyo, kecamatan
Argomulyo, Salatiga
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : -
 Status Pernikahan : Belum Menikah
 IDENTITAS KELUARGA PASIEN  Nama : Ny. R
 Nama : Tn. Y  Umur :53 Tahun
 Umur : 57 Tahun  Pekerjaan : Wiraswasta
 Pekerjaan : Wiraswasta  Alamat : Perum Argamas Barat
III / 361 rt 02 rw 13 desa
 Alamat : Perum Argamas Barat
Argomulyo, kecamatan Argomulyo,
III / 361 rt 02 rw 13 desa
Salatiga
Argomulyo, kecamatan Argomulyo,
Salatiga  Hubungan : Ibu pasien
 Hubungan : Ayah pasien
 ANAMNESIS
 Keluhan Utama : bingung
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Alloanamnesis
 Saat masih smp kelas 3 saat kedua orang tuanya berjualan di pasar sapi, pasien diperintahkan ibunya
untuk membuang sampah dan pasien jatuh, kepalanya tertimpa besi tersebut. Saat itu kemudian
pasien dilarikan ke puskesmas dan pihak puskesmas mengatakan tidak apa-apa. Namun sempat dijahit.
Pihak keluarga pun bingung penyakitnya itu sebab dari jatuhnya pasien atau dari sekolah. Saat ibunya
berjualan dipasar sapi bersama suaminya, ibunya mengakui bahwa dirinya merasa kurang dalam
memberikan perhatian kepada pasien, karena terlalu sibuk berjualan. Sejak saat itu diputuskan bahwa
hanya ayah pasien yang bekerja diluar, ibu pasien hanya berjualan dirumah.
 Ibu pasien bercerita bahwa pasien sempat dirawat di solo, saat pulang dari solo kebetulan bersamaan
dengan ujian, dan pasien masihterpengaruh pengobatan sehingga tidak bisa menyelesaikan ujian.
Ayah pasien bercerita bahwa saat ini kondisi pasien sedang dalam rentang yang baik, tidak ada gejala
yang muncul. Pasien pernah menjatuhkan dirinya dari sepeda motor, ayah pasien mengatakan bahwa
saat itu pasien mendengar suara yang memerintahkan dirinya untuk menjatuhkan diri.
 Ibu pasien bercerita bahwa pasien sering mengalami halusinasi. Sampai hari
ini pasien sering berkeliling ke sekolah, dan hanya melamun dibalik pohon.
Namun pasien bisa pulang sendiri ke rumahnya. Pasien pernah pergi keluar,
membawa sepedanya kemudian ditinggal sepedanya, saat ditemukan pasien
berada di polres ngawen. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering
diperintah oleh suara-suara. Pasien sering kambuh ketika dirinya menstruasi,
saat gejalanya muncul pasien sering melotot melihat ke atas, ngomong sendiri
bahkan marah-marah. Pasien pernah dirawat selama 35 hari disolo dan
diklaten 95 hari.
 Waktu tidur pasien terkadang terganggu karena gejala yang muncul tiba-tiba.
Ibu pasien bercerita bahwa pasien pernah membeli mentega cukup banyak
dmembeli sabun kemudian dimakan. Saat ini ayah dan ibu pasien
diperintahkan bahwa pasien dilatih untuk belajar mandiri. Jika kambuh
pasien tidak bisa tidur, diajak komunikasi tidak bisa, pasien hanya mondar-
mandir, jika dipanggil pasien tidak merespon. Ketika mandi pasien harus
disuruh oleh ibunya terlebih dahulu. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-
obatan tertentu dan meminum alkohol. Pasien tidak pernah berobat di dokter
manapun kecuali dokter jiwa.
 Ibunya bercerita bahwa pasien merasa iri dengan kakaknya, pasien
menganggap bahwa kedua orang tuanya lebih menyayangi kakanya. Pasien
merasakan dibedakan.
 Autoanamnesis
 Nn. D merupakan pasien rawat jalan di rsud salatiga. Dia sering melakukan kontrol rutin. Pasien
mengatakan bahwa awal mula dari penyakitnya tersebut adalah saat masih kecil. Pasien merasa
bingung dengan keluarganya. Pasien bingung dengan agama yang dianut oleh keluarganya. Ibu
pasien dahulu menganut agama islam namun setelah sekian lama, ibu pasien berpindah keyakinan
dengan agama yang dianut oleh suaminya. Hal itulah yang membuat pasien menjadi bingung
hingga pasien mengalami halusinasi.
 Selain hal tersebut pasien juga bercerita bahwa dahulu ketika kelas 3 sma dirinya pernah ditunjuk
untuk mengikuti olimpiade matematika, dirinya pun bingung harus bagaimana lantaran kesulitan
dalam mengerjakan soal tersebut. Sampai akhirnya pasien mengalami gangguan pikiran.
 Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan kakanya. Namun dalam satu rumah itu
mereka memiliki keyakinan yang berbeda. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab
gangguan yang dialami pasien. Yang pasien inginkan adalah adanya keserasian dalam beragama.
Pasien menginginkan kedua orang tuanya untuk meyakini agama yang dianutnya karena menurut
pasien agama tersebut adalah yang terbaik.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat kondisi medis umum : riwayat trauma kepala (+)
 Riwayat gangguan psikiatri : tidak ditemukan
 Riwayat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif : tidak ada
 Riwayat Pribadi :
 Prenatal dan perinatal
 Pasien lahir normal ditolong oleh dokter di Rumah sakit. Kehamilan cukup bulan, pasien sehat dan
tidak menderita kelainan apapun. Tidak mengkonsumsi alkohol dan zat lain selama kehamilan.
 Masa kanak-kanak awal (sampai usia 3 tahun)
 Saat masih anak-anak ibu pasien mengatakan bahwa interaksi dengan dirinya baik. Tidak ada
orang lain yang turut mengasuh pasien, pengasuhan sepenuhnya dilakukan oleh ibu pasien. Ibu
pasien mengatakan bahwa tidak memiliki masalah pada masa kanak-kanaknya. Gizi yang diberikan
oleh orang tuanya cukup, pasien meminum ASI sampai berusia 2 tahun. Riwayat imunisasi
lengkap. Ibu pasien mengaku bahwa tidak memiliki masalah kesehatan pada masa kanak-
kanaknya. ibunya mengatakan jika pasien perkembangan dan pertumbuhannya tergolong cepat,
pasien bisa berbicara pada usia 12 bulan dan berjalan pada usia 11 bulan. Dahulu saat pasien
masih kecil orang tua pasien tidak menerapkan toliet trainning. Pasien tidak memiliki kebiasaan
menghisap jempol, menggigit kuku dan membenturkn kepala. Pasien merupakan seseorang yang
pemalu dan pendiam ketika masih kecil.
 Masa kanak –kanak pertengahan (usia 3 – 11 tahun)
 Pasien pertama kali bersekolah saat usia 7 tahun. Pasien termasuk anak yang
bersemangat bila berangkat sekolah. Pasien tidak memiliki teman dekat
ketika masuk usia kanak-kanak pertengahan karena sebagian besar waktunya
dihabiskan bersama dengan kakaknya. Pasien merupakan anak yang cepat
menguasai membaca dan menulis. Perkembangan intelektual pasien cukup
baik.
 Masa kanak – kanak akhir (pubertas – remaja )
 Hubungan sosial : Pada masa ini hubungan pasien dengan teman sebayanya baik,
aktivitas berkelompok pasien dapat mengikuti. Pasien merupakan anak yang mudah
bergaul. Pasien memiliki 2 teman dekat. Pasien lebih memilih menjadi pengikut
daripada pemimpin.
 Riwayat sekolah : hubungan dengan guru-guru saat bersekolah baik. Mata pelajaran
favorit pasien adalah matematika. Pasien aktif dalam kegiatan disekolah. Pasien
suka bersosialisasi. Prestasi belajar pasien bagus, pernah mendapatkan bintang
kelas dan mendapatkan rangking 1 saat kenaikan kelas. Pasien ingin melanjutkan
kuliah namun terkendala penyakitnya. Pasien tidak memiliki masalah gangguan
belajar. Pasien tidak pernah melakukan kenakalan remaja seperti merokok, minum
alkohol dan membolos. Pasien tidak pernah berpacaran dan berkencan selama
masa sekolah ini karena jatuh cinta pertama adalah dengan suaminya.
 Masa dewasa :
 Riwayat pekerjaan
 Pasien belum pernah bekerja. Saat ini pasien hanya dipekerjakan oleh orang tuanya. Diberi uang
ketika membantu orang tuanya.
 Riwayat hubungan dan perkawinan
 Pasien berstatus belum menikah. Pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki ketika masih
SMA.
 Riwayat militer :
 Pasien tidak memiliki riwayat kemiliteran
 Riwayat pendidikan
 Pasien menempuh pendidikan sampai tamat SMA. Pasien bersekolah di SMA 2. Prestasi pasien selalu
diatas rata-rata. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Mata pelajaran yang disukai adalah matematika.
Pasien terpilih menjadi wakil sekolah dalam olimpiade matematika tingkat nasional saat masih SMA.
 Agama :
 Pasien adalah seorang nasrani, yang taat dalam melakukan kegiatan ibadah. Pasien rutin datang ke gereja.
 Aktivitas social :
 Pasien merupakan pribadi yang umum seperti orang biasanya. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
tetangganya. Seringkali teman pasien datang untuk berkunjung ke rumah pasien
 Situasi kehidupan terkini :
 Saat ini pasien tinggal bersama dengan ayahnya, ibunya dan kakak perempuannya.
 Riwayat pelanggaran hukum :
 Pasien tidak pernah memiliki riwayat hukum, pasien tidak pernah berhubungan dengan hukum.
 Riwayat Seksual :
 Pasien belajar tentang seks sendiri. Pasien tidak pernah mengalami pelecehan seksual
 Mimpi dan Fantasi :
 Pasien bercita-cita ingin menjadi guru. Dahulu pasien ingin melanjutkan kuliahnya di jurusan matematika,
namun terkendala dengan penyakitnya. Jika bisa diulang kembali pasien ingin kuliah.
 PEMERIKSAAN SATUS MENTAL
 Deskripsi Umum
 Penampilan :
 Seorang wanita berusia 29 tahun tampak sesuai umur, badan berisi, kulit sawo matang, cara
berpakaina rapi, kesan gizi baik, rambut rapi, muka gembira, perawatan diri baik dan
kooperatif.
 Perilaku dan aktivitas psikomotor :
 Selama proses anamnesa pasien mau duduk bersebelahan dengan pewawancara. Pasien duduk
tenang tidak gelisah , aktif menjawab dan terkadang menangis ketika bercerita.
 Sikap terhadap pemeriksa :
 Kooperatif, setiap pertanyaan dijawab oleh pasien, pasien terbuka, menjelaskan setiap
jawaban yang disampaikan.
  
 Mood dan Afek  Persepsi :
 Mood : Mood eutimia  Baik, namun ketika kambuh muncul
halusinasi.
 Afek : afek serasi  kondisi ketika
nada emosi selaras dengan ide,  Pikiran
pikiran, atau gaya bicara yang  Bentuk pikir : non realistik
menyertai
 Isi pikir : waham paranoid (+),
 Keserasian afek : sesuai
thought control
 Pembicaraan :  Arus : koheren
 Kualitas : pasien lancer dalam
menjawab pertanyaan, informasi yang
diberikan cukup jelas, volume suara
terdengar jelas, artikulasi jelas.
 Kuantitas : banyak bericara, blocking
(-)
 Sensorium dan Kognisi
 Kesadaran : compos mentis
 Orientasi dan daya ingat :
 Orientasi
 Waktu : baik, saat ditanya pagi, siang atau sore dan saat ini pukul berapa pasien bisa
menjawab
 Tempat : baik, pasien dapat menjelaskan dimana dia berada sekarang
 Orang : baik, pasien dapat menjelaskan siapa dokter yang merawatnya.
 Situasi : baik, pasien tahu bahwa dirinya sedang diwawancarai
 Memori
 Jangka pendek : baik, pasien dapat menyebutkan apa yang ia makan saat sarapan, dan
aktivitas sebelum diwawancarai
 Jangka menengah : pasien mampu mengingat  Pasien dapat membedakan antara handphone
kejadian beberapa hari yang lalu, ketika dan remot , pasien dapat menyebutkan 5
teman - temannya berkunjung kerumahnya. nama buah dengan awalan huruf b
 Jangka panjang : pasien dapat menceritakan  Intelegensi dan kemampuan informasi
pengalaman – pengalaman ketika dia masih
bersekolah dahulu mulai dari sd, smp hingga
 Pendidikan terakhir pasien adalah SMA
sma  Pasien mengetahui lokasi danau toba
 Konsentrsi dan perhatian  Bakat kreatif
 Konsentrasi : baik  Pasien memiliki kecerdasan yang sangat baik,
 Perhatian : baik pernah mengikuti lomba matematika saat
masih SMP
 Kemampuan membaca dan menulis
 Kemampuan menolong diri sendiri
 Baik , pasien mampu membaca dan menulis
 Baik, pasien mampu dalam perawatan dirinya
 Kemampuan visuospasial sehari-hari.
 Pasien dapat menyalin suatu gambar
 Pikiran abstrak
 Pengendalian Impuls
 Pengendalian impuls pasien cukup, selama wawancara pasien terlihat kooperatif mau
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Pasien tidak menolak kontak mata
 Daya nilai dan Tilikan
 Daya nilai : penilaian pasien tentang norma – norma social cukup baik terhadap keluarga
dan lingkungan sekitar rumah. Pasien tahu apa yang harus dilakukannya dalam situasi
tertentu.
 tilikan : pasien sadar dan paham akan penyakit yang dideritanya serta tahu penyebab
dari penyakitnya  tilikan derajat 6 , pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi
dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
 Reliabilitas
 Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya karena memberikan jawaban dengan jelas
dan keterangan yang tidak berubah-ubah
 DIAGNOSIS
 Dari hasil autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status psikiatri menunjukkan pasien
mengalami gangguan kecemasan atau General Anxietas Disorder (GAD) dengan diagnosis multi
axial berupa :
 Axis I : Skizofrenia Hebrefenik (F 20.0)
 DD: Episode depresi berat dengan gejala psikotik (F 32.3)
 Axis II: Ciri Kepribadian Campuran (F 61.6)
 Axis III : Tidak ditemukan diagnosis axis III
 Axis IV :
 Masalah berkaitan dengan primary support group “keluarga”
 Axis V :
 70 – 61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi secara umum
masih baik
 PENATALAKSANAAN  Psikoterapi supportif : bertujuan untuk
memperkuat mekanisme defens pasien
 Farmakologi : terhadap tekanan / stressor, meningkatkan
 THP 2 mg (2 x 1) kepercayaan diri pasien untuk bergaul dengan
lingkungan sekitar
 TFP 5mg (2 x 1)
 Psikoterapi rekonstruktif : bertujuan
 Clozapin 25 mg (2 x 1) membangun kembali kepercayaan diri pasien.
 Lorazepam 2 mg (1 x ½ )  PROGNOSIS
 Non farmakologi :  Ad vitam : dubia et bonam
 Edukasi pasien tentang kondisinya saat ini dan  Ad functionam : dubia et bonam
pengobatan yang sedang dijalankan.
Memotivasi pasien agar mampu mengatasi dan  Ad sanationam : dubia et bonam
mengendalikan dirinya ketika kecemasan
datang.
 Terapi berorientasi keluarga : memberi
pengertian kepada keluarga pasien agar
kluarga pasien selalu memberikan dukungan
kepada pasien, senantiasa berada disamping
pasien agar pasien tidak cemas dan selalu
 Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY adalah faktor keturunan dan
stresor psikososial dari masalah hubungan interpersonal dan faktor keluarga.
Diharapkan kepada Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY, meningkatkan promosi
kesehatan berupa promosi kesehatan mental, psiko edukatif baik untuk
penderita skizofrenia, keluarga maupun masyarakat. Hal ini untuk menambah
pengetahuan dan dapat meminimalisir kekambuhan serta stigma negatif
masyarakat kepada penderita skizofrenia
Definisi
Sindroma klinik yang ditandai oleh
psikopatologi berat dan beragam.
Mencakup aspek kognisi, emosi,
persepsi dan perilaku. Awitan biasanya
Skizofrenia sebelum usia 25 tahun, berlangsung
Skizo = pecah seumur hidup.
Frenia = Merupakan sekelompok gangguan
kepribadian psikotik dengan gangguan dasar pada
kepribadian, distorsi proses pikir, waham
yang aneh, gangguan persepsi, afek yang
abnormal  kesadaran pasien baik,
kapasitas intelektual biasanya tidak
terganggu .
Etiologi
• Seseorang memiliki kecenderungan menderita
Genetik skizofrenia bila terdapat anggota keluarga yang juga
menderita gangguan tersebut.

Biokimia
• Dopamin , Serotonin , Norepinefrine , GABA,
Asetilkolin

• Disfungsi pada area otak tertentu  ventrikel


Neuropatologi serebral, sistem limbik, korteks prefrontal, thalamus.
Etiologi  biokimia (dopamin)

Aktivitas dopaminergik yang berlebihan  merupakan


penyebab skizofrenia.

Khasiat obat antipsikotik terkait dengan adanya antagonisme terhadap


reseptor dopamin D2 dan zat / obat yang meningkatkan aktivitas
dopaminergik, bersifat psikomimetik

Yang paling terlibat adalah : jaras dopmainergik, mesolimbik, dan


mesokortikal  yang merupakan proyeksi dari badan – badan sel
di mid brain
Etiologi  biokimia (serotonin)
 Aktivitas
serotonin yang berlebihan dianggap mendasari
munculnya gejala – gejala positif dan negatif.
Etiologi  biokimia (norepinephrine)
 Anhedonia, hilangnya kemampuan untuk merasakan kesenangan
sering didapatkan pada penderita skizofreniadan diduga
disebabkan oleh  degenerasi neuronal pada “norephinephrine
reward neural system”
Etiologi  biokimia (GABA)

 Neuron GABAnergik mempunyai sifat inhibitif dan meregulasi


aktivitas dopamin  hilangnya GABAnergik yang inhibitf 
meningkatkan aktivitas neuron dopaminergik  hilangnya neuron
GABAnergik di hipokampus  penderita skizofrenia
Etiologi  biokimia (asetilkolin dan nikotin)
 Pemeriksaan post mortem, didapatkan berkurangnya reseptor
muskarinik pada kaudatus, putamen, hipokampus, dan beberapa bagian
otak prefrontal  reseptor-reseptor tersebut berperan terhadap fungsi
kognitif yang sering terganggu pada penderita skizofrenia
Tanda dan gejala
Premorbid Prodromal
1. kepribadian skizoid, skizotipal yang ditandai dengan 1. Gangguan somatik : nyeri kepala, nyeri punggung,
sifat pendiam, pasif, introvert. nyeri otot, dan masalah pencernaan
2. anak : hanya punya sedikit teman 2. Gangguan fungsi sosial
3. remaja : tidak punya sahabat, tidak punya pacar, 3. Gangguan pekerjaan dan kegiatan pribadi
menghidari olahraga kelompok dan lebih suka menonton 4. Mulai mengembangkan pikiran-pikiran aneh
tv, mendengarkan musik, serta bermain game daripada menyangkut tema yang bersifta abstrak, filosofis,
terlibat dalam aktivitas sosial religi
5. Perilaku yang aneh, afek yang abnormal, isi
pembicaraan aneh, punya ide-ide dan pengalaman
persepsi yang aneh.
Gejala positif dan negatif

Gangguan asosiasi, pikiran Gangguan perasaan (afek


(inkoherensi), tumpul, respon minimal),
Waham, Gangguan hubungan sosial
Halusinasi, (menarik diri, pasif, apatis),
Gangguan perasaan (tidak Gangguan proses pikir
sesuai dengan situasi), (lambat, terhambat),
Perilaku aneh atau tidak Isi pikiran yang stereotip dan
terkendali (disorganized) tidak ada inisiatif, perilaku
yang sangat terbatas dan
cenderung menyendiri (abulia
Pemeriksaan Status Mental

• 1. Penampilan • 1. Halusinasi
Deskripsi • 2. Perilaku dan aktivitas
umum psikomotor Persepsi • 2. Ilusi
• 3. Sikap terhadap pemeriksa

• 1. Mood • 1. Proses dan


Mood dan bentuk pikir
afek
• 2. Afek Pikiran
• 3. Keserasian otak
2. Isi pikir
••Kesadaran, orientasi
dan daya ingat,
konsentrasi dan
perhatian,
• 1. Karakteristik gaya bicara Sensorium kemampuan membaca
Pembicaraan •
2. Banyak bicara, cerewet, dan dan menulis,
fasih, pendiam kemampuan
kognisi visuospasial, pikiran
abstrak, intelegensi,
bakat, kemampuan
menolong diri sendiri.
Pengendalian • Kemampuan pasien mengontrol impuls
seksual, agresi dan impuls lainnya 
impuls membahayakan diri sendiri atau orang lain

Daya nilai • 1. Daya nilai : apakah pasien memahami akibat dari


perbuatan yang dilakukannya
dan tilikan • 2. Tilikan : tingkat kesadaran pasien terhadap penyakitnya

• Menilai sejauh mana pasien dapat dipercaya dan


Reliabilitas kemampuan pasien untuk melaporkan keadaannya secara
akurat atau jujur
Deskripsi umum

 Penampilan pasein : dapat sangat berantakan (tidak rapi, tidak mandi), menjerit-jerit,
teragitasi hingga orang yang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam dan imobil
 Perilaku : dapat menjadi teragitasi atau kasar yang disebabkan karena respon terhadap
halusinasi.  Pada stupor katatonik, perilaku pasien tampak seperti tidak bernyawa
dan memperlihatkan tanda membisu, negativisme dan kepatuhan otomatis
Mood, perasaan dan afek

 Gejala afektif yang umum pada skizofrenia : menurunnya responsivitas emosional


yang cukup parah sehingga disebut sebagai anhedonia serta emosi yang tidak tepat dan
sangat aktif seperti kemarahan, kebahagiaan dan ansietas yang ekstrim
 Afek datar atau tumpul : disebabkan karena skizofrenia sendiri atau karena efek
samping
 Afek tak serasi
 Afek labil
Gangguan persepsi

 Halusinasi : halusinasi yang paling umum adalah halusinasi auditorik (mendengar


suara-suara yang mengancam, bersifat cabul, menuduh, menghina atau mendengar 2
atau lebih suara yang membicarakan pasien)
 Ilusi : mis interpretasi panca indera terhadap objek
 Depersonalisasi : perasaan asing terhadap diri sendiri
 Derealisasi : perasaan asing terhadap lingkungan sekitar
Gangguan pikiran
 Gangguan proses pikir
 Asosiasi longgar : ide tidak nyambung, ide melompat dari satu topik ke
topik yang lain yang tidak nyambung
 Pemasukan berlebihan : pikiran dimasuki informasi yang tidak relevan
 Neologisme : pembentukan kata-kata baru
 Terhambat : pembicaraan tiba-tiba berhenti dan disambung beberapa saat
kemudian biasanya dengan topik lain
 Kang asosiasi : pemilihan kata selanjutnya berdasarkan bunyi kata yang
baru saja diucapkan, dan bukan isi pikirnya
 Gangguan isi pikir  berupa waham .
 Beberapa jenis waham yang biasa ditemukan adalah waham kejar, waham
kebesaran , waham rujukan, penyiaran pikiran, penyisipan pikiran
Sensorium dan kognisi
 Orientasi : biasanya orientasi tempat dan waktu. Pasien skizofrenia terkadang memberikan jawaban bizzare
terhadap pertanyaan tentang orientasi, misalnya saya adalah nabi, ini surga dan sekarang tahun 35 masehi
 Memori : biasanya baik
Daya nilai dan tilikan

 Pasien skizofrenia memiliki tilikan yang buruk terhadap kaparahan


gangguannya
KLASIFIKASI SKIZOFRENIA
 F 20.0 SKIZOFRENIA PARANOID
 F 20.5 SKIZOFRENIA RESIDUAL
 F 20.6 SKIZOFRENIA SIMPLEKS
 F 20. 8 SKIZOFRENIA LAINNYA
 F 20. 9 SKIZOFRENIA YTT
F 20.1 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
1. Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
2. Untuk pertama kalinya ditegakkan pada usia remaja (15-25) tahun
3. Kepribadian premorbid, ciri khas: pemalu, dan senang menyendiri (solitary), namun tidak
harus demikian untuk menentukan diagnosis
4. Pengamatan kontinu 2-3 nulan lamanya :
a. Perilaku tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diramalkan, serta mannerisme, ada
kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary) dan perilaku menunjukkan hampa tujuan
dan hampa perasaan
b. Afek pasien dangkal (shallow), dan tidak wajar (inappropiate), sering disertai oleh cekikikan
(giggling), atau perasaan puas diri (self satisfied), senyum sendiri (self absorbed smilling) /
sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli
secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondriakal dan keluhan yang diulang-ulang
(reiterated phrases)
c. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren
Kriteria diagnosis menurut PPDGJ III

Delusion of control
Thought echo
Delusion of influence
Thought insertion or withdrawal
Harus ada sedikitnya Delusion of passivity
1 gejala berikut ini
Thought broadcasting yang amat jelas (dan Delusional perception
biasanya 2 gejala
atau lebih bila
gejala-gejala itu
kurang tajam atau
kurang jelas)
Waham – waham menetap
Halusinasi auditorik
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus
selalu ada secara jelas
Gejala-gejala
Gejala-gejala “negatif”
“negatif” seperti
seperti
Halusinasi
Halusinasi yang
yang menetap
menetap dari
dari sikap
sikap sangat apatis, bicara yang
sangat apatis, bicara yang Arus pikiran yang terputus
panca
panca indera
indera baik
baik oleh
oleh waham
waham jarang,
jarang, dan
dan respon
respon emosional
emosional
yang
yang mengambang
mengambang maupun
maupun yang
yang yang (break) atau mengalami
setengah yang menumpul
menumpul atauatau tidak
tidak wajar,
wajar,
setengah berbentuk
berbentuk tanpa
tanpa biasanya yang mengakibatkan sisipan
kandungan biasanya yang mengakibatkan
kandungan afektif
afektif yang
yang jelas,
jelas, penarikan (interpolation)yang
ataupun penarikan diri
diri dari
dari pergaulan
pergaulan
ataupun disertai
disertai oleh
oleh ide-ide
ide-ide sosial
berlebihan sosial dan menurunnya kinerja
dan menurunnya kinerja berakibat inkoherensi atau
berlebihan (over-valued
(over-valued ideas)
ideas) sosial,
yang sosial, tetapi hrus jelas bahwa
tetapi hrus jelas bahwa pembicaraan yang tidak
yang menetap,
menetap, atau
atau apabila
apabila semua
terjadi semua haha tersebut
tersebut tidak
tidak
terjadi selama
selama berminggu2
berminggu2 atau
atau disebabkan relevan atau neologisme
berbulan2 disebabkan oleh
oleh depresi
depresi atau
atau
berbulan2 terus
terus menerus
menerus medikasi neuroleptika
medikasi neuroleptika

Perilaku katatonik seperti


keadaan gaduh gelisah
(excitement), posisi tubuh
tertentu atau fleksibilitas
cerea , negativisme, dan
stupor
 Adanya gejala tersebut telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau
lebih .
Alur diagnosis gangguan skizofrenia
Penatalaksanaan
Farmakoterapi • Anti psikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2

Terapi • Mencakup berbagai metode untuk meningkatkan


kemampuan sosial, kecukupan diri, keterampilan praktis,
psikososial dan komunikasi interpersonal pada pasien skizofrenia

Terapi kejang
• Bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa
psikosis akut  pasien skizofrenia yang tidak berespon
listrik terhadap obat-obatan dapat membaik dengan terapi
kejang listrik
Obat antipsikosis golongan 1 (APG-1) ANTI PSIKOSIS TIPIKAL

 Mekanisme kerja :
1. Sebagai dopamine reseptor antagonist. APG-1 memblokade dopamin pada reseptor pasca sinamptik neuron di
otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif
2. APG-1 potensi rendah (contoh: chlorpromazine) lebih bersifat sedasi sehingga lebih efektif untuk pasien yang
lebih agitatif
 Penggolongan obat APG-1 :
 1. golongan phenotiazine :
 a. Rantai aliphatic : chlorpromazine
 b. Rantai piperazine : pherpenazine
c. Rantai piperidine : thioridazine
2. Golongan buthyropenon : haloperidol
3. Golongan diphenyl-butyl-piperidine : pimozide
Beberapa obat APG-1 dan dosisnya
No Jenis obat Merek dagang Sediaan Dosis anjuran

1. Chlorpromazine Chlorpromazine Tab 25 ; 100 mg 150-600 mg / hari

2. Haloperidol Haloperidol Tab 0,5 ; 1,5 ; 5 mg 5 – 15 mg / hari

3. Pimozide Orap forte tab 4 mg 2-4 mg / hari


Obat antipsikosis golongan 2 (APG-2)
ANTIPSIKOSIS ATIPIKAL
 Obat APG-2  untuk mengontrol gejala positif dan negatif, obat ini memiliki efikasi yang lebih baik
dan efek samping yang minimal
 Mekanisme kerja APG-2 :
 Sebagai serotonin- dopamine reseptor antagonis (SDA). Obat ini berafinitas terhadap “dopamine D2
reseptor” dan “serotonin 5 HT2 reseptor” sehingga bermanfaat untuk gejala positif dan negatif
 Penggolongan obat APG-2
 1. golongan benzamide : sulpiride
 2. golongan dibenzodiazepin : clozapine
 Golongan benzisoxazol : risperidone
Beberapa obat APG-2 dan dosisnya
No Jenis obat Merek dagang Sediaan Dosis anjuran

1. Sulpiride Dogmatil forte Ampul 100 mg/2cc tab 200 3-6 amp / hari
mg (i.m)

2. Clozapine Clozaril Tab 25; 100 mg 25-100 mg/hari

3. Risperidone Risperidone Tab 1;2;3 mg 2-6 mg / hari


Prognosis
Prognosis baik Prognosis buruk
Awitan lambat Awitan usia muda

Faktor presipitasi jelas Tidak ada faktor presipitasi

Awitan akut Awitan insidius

Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid baik Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid buruk

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif) Perilaku autistik atau menarik diri

Riwayat keluarga dengan gangguan mood Riwayat keluarga dengan skizofrenia

Sistem pendukung baik Sistem pendukung buruk


DAFTAR PUSTAKA
 1. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa dari PPDGJ III dan DSM 5
 2. Buku Psikiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa) Modul III Gangguan Psikiatri. Sub Modul II.3-9. kolegium
psikiatri indonesia 2008
 3. Buku Panduan Praktis Pengguanaan Klinis Obat Psikotropik
 4. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2 Kaplan & Sadock Halaman 147
 5. Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2 Kaplan & Sadock . Halaman 169-173 (gangguan psikotik)
 6. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa
2011.

Anda mungkin juga menyukai