IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. D
Umur : 29 tahun
TTL : 24 Februari 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Perum Argamas Barat III / 361 rt 02 rw 13 desa Argomulyo, kecamatan
Argomulyo, Salatiga
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Status Pernikahan : Belum Menikah
IDENTITAS KELUARGA PASIEN Nama : Ny. R
Nama : Tn. Y Umur :53 Tahun
Umur : 57 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Perum Argamas Barat
III / 361 rt 02 rw 13 desa
Alamat : Perum Argamas Barat
Argomulyo, kecamatan Argomulyo,
III / 361 rt 02 rw 13 desa
Salatiga
Argomulyo, kecamatan Argomulyo,
Salatiga Hubungan : Ibu pasien
Hubungan : Ayah pasien
ANAMNESIS
Keluhan Utama : bingung
Riwayat Penyakit Sekarang :
Alloanamnesis
Saat masih smp kelas 3 saat kedua orang tuanya berjualan di pasar sapi, pasien diperintahkan ibunya
untuk membuang sampah dan pasien jatuh, kepalanya tertimpa besi tersebut. Saat itu kemudian
pasien dilarikan ke puskesmas dan pihak puskesmas mengatakan tidak apa-apa. Namun sempat dijahit.
Pihak keluarga pun bingung penyakitnya itu sebab dari jatuhnya pasien atau dari sekolah. Saat ibunya
berjualan dipasar sapi bersama suaminya, ibunya mengakui bahwa dirinya merasa kurang dalam
memberikan perhatian kepada pasien, karena terlalu sibuk berjualan. Sejak saat itu diputuskan bahwa
hanya ayah pasien yang bekerja diluar, ibu pasien hanya berjualan dirumah.
Ibu pasien bercerita bahwa pasien sempat dirawat di solo, saat pulang dari solo kebetulan bersamaan
dengan ujian, dan pasien masihterpengaruh pengobatan sehingga tidak bisa menyelesaikan ujian.
Ayah pasien bercerita bahwa saat ini kondisi pasien sedang dalam rentang yang baik, tidak ada gejala
yang muncul. Pasien pernah menjatuhkan dirinya dari sepeda motor, ayah pasien mengatakan bahwa
saat itu pasien mendengar suara yang memerintahkan dirinya untuk menjatuhkan diri.
Ibu pasien bercerita bahwa pasien sering mengalami halusinasi. Sampai hari
ini pasien sering berkeliling ke sekolah, dan hanya melamun dibalik pohon.
Namun pasien bisa pulang sendiri ke rumahnya. Pasien pernah pergi keluar,
membawa sepedanya kemudian ditinggal sepedanya, saat ditemukan pasien
berada di polres ngawen. Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering
diperintah oleh suara-suara. Pasien sering kambuh ketika dirinya menstruasi,
saat gejalanya muncul pasien sering melotot melihat ke atas, ngomong sendiri
bahkan marah-marah. Pasien pernah dirawat selama 35 hari disolo dan
diklaten 95 hari.
Waktu tidur pasien terkadang terganggu karena gejala yang muncul tiba-tiba.
Ibu pasien bercerita bahwa pasien pernah membeli mentega cukup banyak
dmembeli sabun kemudian dimakan. Saat ini ayah dan ibu pasien
diperintahkan bahwa pasien dilatih untuk belajar mandiri. Jika kambuh
pasien tidak bisa tidur, diajak komunikasi tidak bisa, pasien hanya mondar-
mandir, jika dipanggil pasien tidak merespon. Ketika mandi pasien harus
disuruh oleh ibunya terlebih dahulu. Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-
obatan tertentu dan meminum alkohol. Pasien tidak pernah berobat di dokter
manapun kecuali dokter jiwa.
Ibunya bercerita bahwa pasien merasa iri dengan kakaknya, pasien
menganggap bahwa kedua orang tuanya lebih menyayangi kakanya. Pasien
merasakan dibedakan.
Autoanamnesis
Nn. D merupakan pasien rawat jalan di rsud salatiga. Dia sering melakukan kontrol rutin. Pasien
mengatakan bahwa awal mula dari penyakitnya tersebut adalah saat masih kecil. Pasien merasa
bingung dengan keluarganya. Pasien bingung dengan agama yang dianut oleh keluarganya. Ibu
pasien dahulu menganut agama islam namun setelah sekian lama, ibu pasien berpindah keyakinan
dengan agama yang dianut oleh suaminya. Hal itulah yang membuat pasien menjadi bingung
hingga pasien mengalami halusinasi.
Selain hal tersebut pasien juga bercerita bahwa dahulu ketika kelas 3 sma dirinya pernah ditunjuk
untuk mengikuti olimpiade matematika, dirinya pun bingung harus bagaimana lantaran kesulitan
dalam mengerjakan soal tersebut. Sampai akhirnya pasien mengalami gangguan pikiran.
Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan kakanya. Namun dalam satu rumah itu
mereka memiliki keyakinan yang berbeda. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab
gangguan yang dialami pasien. Yang pasien inginkan adalah adanya keserasian dalam beragama.
Pasien menginginkan kedua orang tuanya untuk meyakini agama yang dianutnya karena menurut
pasien agama tersebut adalah yang terbaik.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat kondisi medis umum : riwayat trauma kepala (+)
Riwayat gangguan psikiatri : tidak ditemukan
Riwayat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif : tidak ada
Riwayat Pribadi :
Prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal ditolong oleh dokter di Rumah sakit. Kehamilan cukup bulan, pasien sehat dan
tidak menderita kelainan apapun. Tidak mengkonsumsi alkohol dan zat lain selama kehamilan.
Masa kanak-kanak awal (sampai usia 3 tahun)
Saat masih anak-anak ibu pasien mengatakan bahwa interaksi dengan dirinya baik. Tidak ada
orang lain yang turut mengasuh pasien, pengasuhan sepenuhnya dilakukan oleh ibu pasien. Ibu
pasien mengatakan bahwa tidak memiliki masalah pada masa kanak-kanaknya. Gizi yang diberikan
oleh orang tuanya cukup, pasien meminum ASI sampai berusia 2 tahun. Riwayat imunisasi
lengkap. Ibu pasien mengaku bahwa tidak memiliki masalah kesehatan pada masa kanak-
kanaknya. ibunya mengatakan jika pasien perkembangan dan pertumbuhannya tergolong cepat,
pasien bisa berbicara pada usia 12 bulan dan berjalan pada usia 11 bulan. Dahulu saat pasien
masih kecil orang tua pasien tidak menerapkan toliet trainning. Pasien tidak memiliki kebiasaan
menghisap jempol, menggigit kuku dan membenturkn kepala. Pasien merupakan seseorang yang
pemalu dan pendiam ketika masih kecil.
Masa kanak –kanak pertengahan (usia 3 – 11 tahun)
Pasien pertama kali bersekolah saat usia 7 tahun. Pasien termasuk anak yang
bersemangat bila berangkat sekolah. Pasien tidak memiliki teman dekat
ketika masuk usia kanak-kanak pertengahan karena sebagian besar waktunya
dihabiskan bersama dengan kakaknya. Pasien merupakan anak yang cepat
menguasai membaca dan menulis. Perkembangan intelektual pasien cukup
baik.
Masa kanak – kanak akhir (pubertas – remaja )
Hubungan sosial : Pada masa ini hubungan pasien dengan teman sebayanya baik,
aktivitas berkelompok pasien dapat mengikuti. Pasien merupakan anak yang mudah
bergaul. Pasien memiliki 2 teman dekat. Pasien lebih memilih menjadi pengikut
daripada pemimpin.
Riwayat sekolah : hubungan dengan guru-guru saat bersekolah baik. Mata pelajaran
favorit pasien adalah matematika. Pasien aktif dalam kegiatan disekolah. Pasien
suka bersosialisasi. Prestasi belajar pasien bagus, pernah mendapatkan bintang
kelas dan mendapatkan rangking 1 saat kenaikan kelas. Pasien ingin melanjutkan
kuliah namun terkendala penyakitnya. Pasien tidak memiliki masalah gangguan
belajar. Pasien tidak pernah melakukan kenakalan remaja seperti merokok, minum
alkohol dan membolos. Pasien tidak pernah berpacaran dan berkencan selama
masa sekolah ini karena jatuh cinta pertama adalah dengan suaminya.
Masa dewasa :
Riwayat pekerjaan
Pasien belum pernah bekerja. Saat ini pasien hanya dipekerjakan oleh orang tuanya. Diberi uang
ketika membantu orang tuanya.
Riwayat hubungan dan perkawinan
Pasien berstatus belum menikah. Pernah menjalin hubungan dengan seorang laki-laki ketika masih
SMA.
Riwayat militer :
Pasien tidak memiliki riwayat kemiliteran
Riwayat pendidikan
Pasien menempuh pendidikan sampai tamat SMA. Pasien bersekolah di SMA 2. Prestasi pasien selalu
diatas rata-rata. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Mata pelajaran yang disukai adalah matematika.
Pasien terpilih menjadi wakil sekolah dalam olimpiade matematika tingkat nasional saat masih SMA.
Agama :
Pasien adalah seorang nasrani, yang taat dalam melakukan kegiatan ibadah. Pasien rutin datang ke gereja.
Aktivitas social :
Pasien merupakan pribadi yang umum seperti orang biasanya. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
tetangganya. Seringkali teman pasien datang untuk berkunjung ke rumah pasien
Situasi kehidupan terkini :
Saat ini pasien tinggal bersama dengan ayahnya, ibunya dan kakak perempuannya.
Riwayat pelanggaran hukum :
Pasien tidak pernah memiliki riwayat hukum, pasien tidak pernah berhubungan dengan hukum.
Riwayat Seksual :
Pasien belajar tentang seks sendiri. Pasien tidak pernah mengalami pelecehan seksual
Mimpi dan Fantasi :
Pasien bercita-cita ingin menjadi guru. Dahulu pasien ingin melanjutkan kuliahnya di jurusan matematika,
namun terkendala dengan penyakitnya. Jika bisa diulang kembali pasien ingin kuliah.
PEMERIKSAAN SATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Penampilan :
Seorang wanita berusia 29 tahun tampak sesuai umur, badan berisi, kulit sawo matang, cara
berpakaina rapi, kesan gizi baik, rambut rapi, muka gembira, perawatan diri baik dan
kooperatif.
Perilaku dan aktivitas psikomotor :
Selama proses anamnesa pasien mau duduk bersebelahan dengan pewawancara. Pasien duduk
tenang tidak gelisah , aktif menjawab dan terkadang menangis ketika bercerita.
Sikap terhadap pemeriksa :
Kooperatif, setiap pertanyaan dijawab oleh pasien, pasien terbuka, menjelaskan setiap
jawaban yang disampaikan.
Mood dan Afek Persepsi :
Mood : Mood eutimia Baik, namun ketika kambuh muncul
halusinasi.
Afek : afek serasi kondisi ketika
nada emosi selaras dengan ide, Pikiran
pikiran, atau gaya bicara yang Bentuk pikir : non realistik
menyertai
Isi pikir : waham paranoid (+),
Keserasian afek : sesuai
thought control
Pembicaraan : Arus : koheren
Kualitas : pasien lancer dalam
menjawab pertanyaan, informasi yang
diberikan cukup jelas, volume suara
terdengar jelas, artikulasi jelas.
Kuantitas : banyak bericara, blocking
(-)
Sensorium dan Kognisi
Kesadaran : compos mentis
Orientasi dan daya ingat :
Orientasi
Waktu : baik, saat ditanya pagi, siang atau sore dan saat ini pukul berapa pasien bisa
menjawab
Tempat : baik, pasien dapat menjelaskan dimana dia berada sekarang
Orang : baik, pasien dapat menjelaskan siapa dokter yang merawatnya.
Situasi : baik, pasien tahu bahwa dirinya sedang diwawancarai
Memori
Jangka pendek : baik, pasien dapat menyebutkan apa yang ia makan saat sarapan, dan
aktivitas sebelum diwawancarai
Jangka menengah : pasien mampu mengingat Pasien dapat membedakan antara handphone
kejadian beberapa hari yang lalu, ketika dan remot , pasien dapat menyebutkan 5
teman - temannya berkunjung kerumahnya. nama buah dengan awalan huruf b
Jangka panjang : pasien dapat menceritakan Intelegensi dan kemampuan informasi
pengalaman – pengalaman ketika dia masih
bersekolah dahulu mulai dari sd, smp hingga
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA
sma Pasien mengetahui lokasi danau toba
Konsentrsi dan perhatian Bakat kreatif
Konsentrasi : baik Pasien memiliki kecerdasan yang sangat baik,
Perhatian : baik pernah mengikuti lomba matematika saat
masih SMP
Kemampuan membaca dan menulis
Kemampuan menolong diri sendiri
Baik , pasien mampu membaca dan menulis
Baik, pasien mampu dalam perawatan dirinya
Kemampuan visuospasial sehari-hari.
Pasien dapat menyalin suatu gambar
Pikiran abstrak
Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien cukup, selama wawancara pasien terlihat kooperatif mau
menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Pasien tidak menolak kontak mata
Daya nilai dan Tilikan
Daya nilai : penilaian pasien tentang norma – norma social cukup baik terhadap keluarga
dan lingkungan sekitar rumah. Pasien tahu apa yang harus dilakukannya dalam situasi
tertentu.
tilikan : pasien sadar dan paham akan penyakit yang dideritanya serta tahu penyebab
dari penyakitnya tilikan derajat 6 , pasien menyadari sepenuhnya tentang situasi
dirinya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan.
Reliabilitas
Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya karena memberikan jawaban dengan jelas
dan keterangan yang tidak berubah-ubah
DIAGNOSIS
Dari hasil autoanamnesis, alloanamnesis dan pemeriksaan status psikiatri menunjukkan pasien
mengalami gangguan kecemasan atau General Anxietas Disorder (GAD) dengan diagnosis multi
axial berupa :
Axis I : Skizofrenia Hebrefenik (F 20.0)
DD: Episode depresi berat dengan gejala psikotik (F 32.3)
Axis II: Ciri Kepribadian Campuran (F 61.6)
Axis III : Tidak ditemukan diagnosis axis III
Axis IV :
Masalah berkaitan dengan primary support group “keluarga”
Axis V :
70 – 61 Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi secara umum
masih baik
PENATALAKSANAAN Psikoterapi supportif : bertujuan untuk
memperkuat mekanisme defens pasien
Farmakologi : terhadap tekanan / stressor, meningkatkan
THP 2 mg (2 x 1) kepercayaan diri pasien untuk bergaul dengan
lingkungan sekitar
TFP 5mg (2 x 1)
Psikoterapi rekonstruktif : bertujuan
Clozapin 25 mg (2 x 1) membangun kembali kepercayaan diri pasien.
Lorazepam 2 mg (1 x ½ ) PROGNOSIS
Non farmakologi : Ad vitam : dubia et bonam
Edukasi pasien tentang kondisinya saat ini dan Ad functionam : dubia et bonam
pengobatan yang sedang dijalankan.
Memotivasi pasien agar mampu mengatasi dan Ad sanationam : dubia et bonam
mengendalikan dirinya ketika kecemasan
datang.
Terapi berorientasi keluarga : memberi
pengertian kepada keluarga pasien agar
kluarga pasien selalu memberikan dukungan
kepada pasien, senantiasa berada disamping
pasien agar pasien tidak cemas dan selalu
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian
skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY adalah faktor keturunan dan
stresor psikososial dari masalah hubungan interpersonal dan faktor keluarga.
Diharapkan kepada Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY, meningkatkan promosi
kesehatan berupa promosi kesehatan mental, psiko edukatif baik untuk
penderita skizofrenia, keluarga maupun masyarakat. Hal ini untuk menambah
pengetahuan dan dapat meminimalisir kekambuhan serta stigma negatif
masyarakat kepada penderita skizofrenia
Definisi
Sindroma klinik yang ditandai oleh
psikopatologi berat dan beragam.
Mencakup aspek kognisi, emosi,
persepsi dan perilaku. Awitan biasanya
Skizofrenia sebelum usia 25 tahun, berlangsung
Skizo = pecah seumur hidup.
Frenia = Merupakan sekelompok gangguan
kepribadian psikotik dengan gangguan dasar pada
kepribadian, distorsi proses pikir, waham
yang aneh, gangguan persepsi, afek yang
abnormal kesadaran pasien baik,
kapasitas intelektual biasanya tidak
terganggu .
Etiologi
• Seseorang memiliki kecenderungan menderita
Genetik skizofrenia bila terdapat anggota keluarga yang juga
menderita gangguan tersebut.
Biokimia
• Dopamin , Serotonin , Norepinefrine , GABA,
Asetilkolin
• 1. Penampilan • 1. Halusinasi
Deskripsi • 2. Perilaku dan aktivitas
umum psikomotor Persepsi • 2. Ilusi
• 3. Sikap terhadap pemeriksa
Penampilan pasein : dapat sangat berantakan (tidak rapi, tidak mandi), menjerit-jerit,
teragitasi hingga orang yang terobsesi tampil rapi, sangat pendiam dan imobil
Perilaku : dapat menjadi teragitasi atau kasar yang disebabkan karena respon terhadap
halusinasi. Pada stupor katatonik, perilaku pasien tampak seperti tidak bernyawa
dan memperlihatkan tanda membisu, negativisme dan kepatuhan otomatis
Mood, perasaan dan afek
Delusion of control
Thought echo
Delusion of influence
Thought insertion or withdrawal
Harus ada sedikitnya Delusion of passivity
1 gejala berikut ini
Thought broadcasting yang amat jelas (dan Delusional perception
biasanya 2 gejala
atau lebih bila
gejala-gejala itu
kurang tajam atau
kurang jelas)
Waham – waham menetap
Halusinasi auditorik
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus
selalu ada secara jelas
Gejala-gejala
Gejala-gejala “negatif”
“negatif” seperti
seperti
Halusinasi
Halusinasi yang
yang menetap
menetap dari
dari sikap
sikap sangat apatis, bicara yang
sangat apatis, bicara yang Arus pikiran yang terputus
panca
panca indera
indera baik
baik oleh
oleh waham
waham jarang,
jarang, dan
dan respon
respon emosional
emosional
yang
yang mengambang
mengambang maupun
maupun yang
yang yang (break) atau mengalami
setengah yang menumpul
menumpul atauatau tidak
tidak wajar,
wajar,
setengah berbentuk
berbentuk tanpa
tanpa biasanya yang mengakibatkan sisipan
kandungan biasanya yang mengakibatkan
kandungan afektif
afektif yang
yang jelas,
jelas, penarikan (interpolation)yang
ataupun penarikan diri
diri dari
dari pergaulan
pergaulan
ataupun disertai
disertai oleh
oleh ide-ide
ide-ide sosial
berlebihan sosial dan menurunnya kinerja
dan menurunnya kinerja berakibat inkoherensi atau
berlebihan (over-valued
(over-valued ideas)
ideas) sosial,
yang sosial, tetapi hrus jelas bahwa
tetapi hrus jelas bahwa pembicaraan yang tidak
yang menetap,
menetap, atau
atau apabila
apabila semua
terjadi semua haha tersebut
tersebut tidak
tidak
terjadi selama
selama berminggu2
berminggu2 atau
atau disebabkan relevan atau neologisme
berbulan2 disebabkan oleh
oleh depresi
depresi atau
atau
berbulan2 terus
terus menerus
menerus medikasi neuroleptika
medikasi neuroleptika
Terapi kejang
• Bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa
psikosis akut pasien skizofrenia yang tidak berespon
listrik terhadap obat-obatan dapat membaik dengan terapi
kejang listrik
Obat antipsikosis golongan 1 (APG-1) ANTI PSIKOSIS TIPIKAL
Mekanisme kerja :
1. Sebagai dopamine reseptor antagonist. APG-1 memblokade dopamin pada reseptor pasca sinamptik neuron di
otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif
2. APG-1 potensi rendah (contoh: chlorpromazine) lebih bersifat sedasi sehingga lebih efektif untuk pasien yang
lebih agitatif
Penggolongan obat APG-1 :
1. golongan phenotiazine :
a. Rantai aliphatic : chlorpromazine
b. Rantai piperazine : pherpenazine
c. Rantai piperidine : thioridazine
2. Golongan buthyropenon : haloperidol
3. Golongan diphenyl-butyl-piperidine : pimozide
Beberapa obat APG-1 dan dosisnya
No Jenis obat Merek dagang Sediaan Dosis anjuran
1. Sulpiride Dogmatil forte Ampul 100 mg/2cc tab 200 3-6 amp / hari
mg (i.m)
Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid baik Riwayat sosial, seksual, pekerjaan premorbid buruk
Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif) Perilaku autistik atau menarik diri