Anda di halaman 1dari 78

CASE BASED DISSCUSION

ILMU KESEHATAN KOMUNITAS


“Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik”

Disusun oleh :
Ni Putu Selly Octaviani W (42170138)
Anggreina (42170141)
DATA KLINIS PERORANGAN DAN EVIDENS DASAR

• Area upaya puskesmas : Pemeriksaan Klinis dan Pembinaan Keluarga


• Judul Kasus : Depresi Berat Dengan Gejala Psikotik

04 Februari 2019

Waktu

Anamnesis dan 05 Februari 2019


Pemeriksaan
Fisik
Rumah pasien dusun Dusun
Tempat Caben RT 002, Sumbermulyo,
Bambanglipuro, Bantul.
IDENTITAS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
IDENTITAS KELUARGA
Usia : 50 tahun
Nama : Tn. R
Tanggal Lahir : 23 April 1969
Usia : 30 tahun
Agama : Islam
Tanggal Lahir : 11 September 1989
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pekerjaan : Penjual LPG
Pendidikan : SD
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Caben RT 002, Sumbermulyo,
Hubungan dgn pasien: Anak kedua pasien
Bambanglipuro, Bantul
Kunjungan 1 : 04 Februari 2019
Kunjungan 2 : 05 Februari 2019
ANAMNESIS
Keluhan utama : Murung, tidak mau makan, tidak bisa tidur
Riwayat penyakit sekarang
1. Autoanamnesis
Seorang perempuan, usia 50 tahun, mengenakan kaos dan celana pendek, menyediri di
kamar dengan lampu dimatikan. Pasien mengatakan sudah 3 bulan tidak mau makan karena
merasa tidak lapar.
Pasien mengaku semakin lama semakin merasa malas untuk melakukan semua aktivitas
karena badannya terasa lemas. Selain tidak mau makan dan merasa lemas, pasien juga sulit
masuk tidur, setelah bisa tidur pasien selalu terbagun dengan suara-suara kecil dan tidak bisa
kembali tidur.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
1. Autoanamnesis
Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah bisa merasa senang dan tertawa.
Setiap hari pasien hanya tidur di kamar. Pasien sudah tidak tertarik untuk melakukan
hobby nya seperti memasak, ngumpul bersama tetangga dan menjadi kader posyandu
lansia. Pasien sekarang merasa sudah malas dan tidak bisa melakukan apapun.
Pasien menyangkal pernah mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang tidak
bisa didengar atau dilihat orang lain, pasien mengatakan tidak pernah.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
1. Autoanamnesis
Pasien mengaku merasa bersalah karena dulu pasien selalu memikirkan
semua masalah sehingga sekarang pasien sakit seperti ini. Pasien merasa putus
asa dengan keadaannya saat ini yang tidak kunjung sembuh padahal sudah
melakukan kontrol rutin 1 bulan sekali ke PKU Muhamadiyah dan sudah
minum obat setiap hari, namun tidak ada perubahan dan tidak kunjung sembuh.
Pasien mengatakan badannya semakin terasa lemas dan semakin tidak bisa tidur.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Tn. R mengatakan pasien tidak mau makan dan tidak bisa tidur sejak 3 bulan yang
lalu. Pasien selalu menyendiri di kamar dan tidak mau keluar. Pasien merupakan salah satu
kader posyandu di Dusun Caben dan aktif di kegiatan sosial kampung, tetapi sejak 3 bulan
ini pasien tidak mau melakukan kegiatan di luar rumah karena merasa minder jika bertemu
dengan tetangga sekitar.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Awalnya pasien hanya terlihat murung, berdiam diri di dalam kamar dan hanya mau
makan sedikit-sedikit, itupun harus di bujuk. Menurut Tn. R saat di kamar, pasien selalu
diam dengan pandangan kosong, jika di panggil tidak menyahut.
Lama -kelamaan keadaan pasien semakin memburuk, pasien tidak merespon jika
diajak berbicara, tidak mau makan, tidak mau melakukan aktivitas apapun termaksud
mandi dan mengurus diri.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Pasien pernah mengalami hal yang sama pada November 2017. Saat itu
pasien selalu diam dan menyendiri di kamar. Hal tersebut diakibatkan, pasien
banyak pikiran karena saat itu anak pasien sedang berjualan di Cikampek tetapi
kadang usaha anak pasien menurun dan hal itu menjadi pikiran pasien.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Pasien diperiksakan ke Puskesmas Bambanglipuro dan dirujuk ke poliklinik
kejiwaan di PKU Muhammadiyah. Selain itu, pasien juga dibawa oleh keluarga
ke orang pintar dan ke Kyai untuk berobat dan didoakan.
Saat ini menurut Tn. R penyebab kambuhnya pasien dikarenakan pasien
memiliki banyak pikiran sejak 8 bulan terakhir.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Pasien ditipu, uang yang sudah lama dikumpulakan untuk naik haji di bawa
kabur, pasien menjual sawah dan toko sotonya demi membiayai pernikahan Tn.
R, dan pasien gagal membangun dapur rumah nya karena tidak memiliki cukup
uang sehingga akhirnya pasien merasa frustasi.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Menurut Tn.R, sebelum sakit pasien merupakan pribadi yang ceria, mudah
bergaul dan ramah terhadap semua orang. Pasien memiliki pendirian yang kuat,
keras kepala, dan cenderung perfectionis, moody, segala yang telah direncanakan
harus tercapai. Pasien juga sangat jarang menceritakan masalah nya dan suka
memendamnya sendiri.
ANAMNESIS
Riwayat penyakit sekarang
2. Alloanamnesis
Saat ini menurut Tn.R, pasien sudah rutin kontrol dan rutin minum obat
selama 3 bulan namun belum ada perbaikan, pasien sudah 3x berencana ingin
bunuh diri dan 2mgg yang lalu pasien mau menyayat pergelangan tangan kirinya
dengan silet.
ANAMNESIS
Riwayat Gangguan Sebelumnya
• Riwayat Gangguan Psikiatri
November 2017 : Menyendiri, lemas, selalu diam, diperiksakan ke
Puskesmas Bambanglipuro dan PKU Muhammadiyah

November 2018 : Menyendiri, selalu diam, tidak mau makan, tidak bisa
tidur, diperiksakan ke Puskesmas Bambanglipuro dan PKU Muhammadiyah
ANAMNESIS
Riwayat Gangguan Medik Riwayat Gangguan Neurologik Riwayat Penggunaan zat
• Riw. Asma : Disangkal • Riw. Sakit Kepala lama: Disangkal • Riw. Merokok : Disangkal
• Riw. Hipertensi : Disangkal • Riw. Trauma kepala : Disangkal • Riw. Alkohol : Disangkal
• Riw. DM : Disangkal • Riw. Kejang : Disangkal • Riw. NAPZA : Disangkal
• Riw. Alergi : Disangkal
ANAMNESIS
Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat penyakit serupa (+) anak pertama pasien
• Riwayat HT(-) DM (-)
• Riwayat alergi (-)
FAMILY LIFE CYCLE

• Pasien tinggal dalam serumah bersama suami, anak kedua dan menantu.
• Jumlah keseluruhan yang tinggal dirumah adalah 4 orang
• Pasien lebih dekat dengan anak laki-lakinya, hubungan pasien kurang baik
dengan menantunya.
FAMILY LIFE CYCLE
Genogram
Keterangan:

: Perempuan

: Laki – laki
: Meninggal
: Cerai
: Tinggal 1 rumah
: Pasien
FAMILY SCREEM
• Social
Hubungan pasien dengan anggota keluarga kurang baik khususnya pada
menantu perempuan dari anak keduanya, terbukti saat kunjungan, pasien tidak
pernah berinteraksi dengan menantunya dan ketika dikonfirmasi pada menantu,
menantu juga mengatakan hubungannya kurang akrab dengan pasien.
FAMILY SCREEM
• Social
Sebelum sakit  pasien aktif menjadi kader posyandu lansia dan sering
berkumpul dengan tetangga
Setelah sakit  pasien cenderung pendiam dan senang menyendiri di kamar
yang gelap dan tertutup.
FAMILY SCREEM
• Culture : pasien berlatar belakang suku Sunda dan tinggal di Cikampek.
• Religious : Pasien berserta keluarganya menganut agama Islam, masih sholat 5
waktu tidak mengeluhkan adanya kendala dalam menjalankan ibadah.
FAMILY SCREEM
• Education
Pendidikan terakhir pasien yaitu SD. Pasien dan keluarganya memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai penyebab, faktor resiko dan penganganan
pada gangguan kejiwaan khususnya depresi berat.
FAMILY SCREEM
• Ekonomi
Pasien bekerja sebagai petani, suami pasien bekerja sebagai penjual siomay, anak
ke 2 pasien bekerja sebagai penjual gas LPG dan menantu pasien tidak bekerja.
Pasien merupakan keluarga yang kurang dalam hal perekonomian.
FAMILY SCREEM
• Medical
Pasien dan keluarganya memiliki jaminan kesehatan berupa Kartu Indonesia Sehat.
Namun suami pasien lebih setuju pasien menjalani pengobatan alternative seperti
melakukan rukiyah dibandingkan pengobatan di rumah sakit.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 04 Februari 2019 di rumah pasien : Caben RT 002,
Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul.

Status Generalis
Keadaan Umum: Sedang
Kesadaran : CM (EVM 4/5/6)
Tanda Vital : Tekanan darah : 120/80
Nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 18 kali/menit
Suhu : 36,7 oC
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalis
• Kepala : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), deformitas (-), reflex pupil (+/+)
• Leher : pembesaran kelenjar getah bening (-/-), peningkatan JVP (-)
• Thorax : Cor : S1 dan S2 tunggal, regular, suara tambahan jantung (-)
• Pulmo : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronki (-/-)
• Abdomen : supel, bising usus 8x/menit, timpani di semua lapang perut, nyeri tekan (-)
• Ekstremitas: CRT < 2 detik, oedema (-)
• Gangguan Khusus : -
PEMERIKSAAN FISIK
Status Neurologis
• Refleks fisiologis : biseps (+/+), triceps (+/+), patella (+/+), achiles (+/+)
• Refleks patologis : hoffman (-/-), tromner (-/-), babinski (-/-)
• Kekuatan otot : 5 5
5 5
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Deskripsi Umum :
• Penampilan : Seorang perempuan, penampilan sesuai usia, perawatan diri baik
• Perilaku dan aktivitas Psikomotorik : Hipoaktif, sering menyendiri
• Pembicaraan
Kuantitas : Sedikit dan Terbatas
Kualitas : Pasif, remming, blocking, intonasi datar, volume pelan, artikulasi jelas, miskin pembicaraan
• Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
• Kesadaran
Kuantitatif : Kompos Mentis GCS E4V5M6
Kualitatif : Berubah
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• Alam Perasaan • Gangguan Persepsi
Mood : depresi Halusinasi :-
Afek : depresi Ilusi :-
Keserasian : serasi Depersonalisasi :-
Empati : tidak dapat dirabarasakan Derealisasi :-
• Proses Pikir
Bentuk Pikir : Tidak realistik
Isi Pikir : Waham bersalah
Arus Pikir : Remming, blocking, miskin pembicaraan
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Kesadaran Kognisi Daya Ingat Pikiran Abstrak : baik
• Orientasi • Segera : baik Visuospasial : baik
Waktu : baik • Pendek : baik Konsentrasi : terganggu
Tempat : baik • Panjang : baik Perhatian : terganggu
Orang : baik
Situasi : baik
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
• Daya Nilai
Nilai Sosial : Terganggu
Uji Daya Nilai : Baik
• Tilikan diri : Derajat 2
• Taraf Kepercayaan : Dapat Dipercaya
• Daftar Masalah
• Organobiologik : Tidak Ada
• Psikologik : Gangguan afek, gangguan proses pikir
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
• Axis I : F32.3 Depresi Berat dengan Gejala Psikotik
• Axis II : Ciri Kepribadian Anankastik
• Axis III : Tidak ada diagnosis
DIAGNOSA BANDING
• Axis IV : Masalah ekonomi
• F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresi
• Axis V : GAF 50-41 Berat dengan Gejala Psikotik
• F 25.1 Gangguan Skizoafektif Tipe Depresi
TATALAKSANA
Medikamentosa Non Medikamentosa
Terhadap pasien:
Clozapin 2x25mg
• Motivasi pasien agar minum obat teratur dan rajin kontrol
Fluoxetine 2x20mg • Membantu pasien agar dapat kembali melakukan aktivitas sehari-hari
secara bertahap.
Terhadap keluarga
• Memberi penjelasan dan pengertian pada keluarga mengenai gangguan
yang diderita pasien
• Menyarankan keluarga agar selalu mendukung, mendampingi dan
memberi suasana kondusif bagi penyembuhan pasien.
TATALAKSANA
PLANNING JANGKA PENDEK
• Memberikan terapi yang tepat
• Menurunkan gejala negative, psikotik, gangguan tidur dan depresi
• Mencegah terjadinya bunuh diri
• Memantau apakah terapi berhasil yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan.
• Memastikan saat dirumah pasien selalu minum obat dengan teratur dengan
menunjuk anggota keluarga sebagai pengawas minum obat.
• Memotivasi keluarga pasien untuk memondokkan pasien di RSJ.
TATALAKSANA
PLANNING JANGKA PANJANG
Mengedukasi keluarga untuk:
• Melibatkan pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari sehingga kualitas hidup pasien dapat
meningkat.
• Ikut membantu pemulihan kondisi pasien dengan cara menciptakan lingkungan yang
mendukung bagi proses penyembuhan pasien.
• Membina hubungan rasa saling percaya dan membantu pasien untuk mengekspresikan
perasaannya.
• Mengenai kegawatdaruratan kejiwaan: bila terjadi gaduh gelisah, mengamuk dan ingin bunuh
diri.
DATA KUNJUNGAN RUMAH
RIWAYAT PERSONAL SOSIAL
• Riwayat pendidikan : Pasien merupakan tamatan SD
• Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Saat ini, pasien tinggal
bersama suami, anak kedua dan menantunya. Hubungan pasien dengan anggota
keluarga kurang baik khusnya pada menantu perempuan dari anak keduanya,
terbukti saat kunjungan, pasien tidak pernah berinteraksi dengan menantunya
dan ketika dikonfirmasi pada menantu, menantu juga mengatakan hubungannya
kurang akrab dengan pasien.
RIWAYAT PERSONAL SOSIAL
• Riwayat aktivitas sehari-hari
Sebelum sakit  kegiatan pasien memasak dan menjual soto, kadang
bekerja sebagai petani di sawah, aktif menjadi kader posyandu lansia, dan sering
berkumpul dengan tetangga
Setelah sakit  pasien menjadi malas melakukan kebiasaannya. Pasien
menjadi pendiam dan senang menyendiri di kamar yang gelap dan tertutup.
RIWAYAT PERSONAL SOSIAL
• Riwayat ekonomi
- Pasien saat ini merupakan ibu rumah tangga.
- Sebelum sakit  pasien berjualan soto dan kadang bekerja sebagai petani.
- Suami  penjual siomay
- Anak kedua  penjual gas LPG
- Menantu pasien  tidak bekerja
Pasien merupakan keluarga yang kurang dalam hal perekonomian.
PROFIL KELUARGA

Umur
Nama Kedudukan L/P Pendidikan Pekerjaan
(Tahun)

Bp. A Bapak L 55 SD Pedagang

Ny. S Ibu P 50 SD IRT

Ny. T Anak ke I L 32 SMA Pedagang

Tn. R Anak ke II P 30 SMA Pedagang


RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN

Keadaan Rumah
• Letak/lokasi
Rumah pasien beralamat di dusun Caben RT 2, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul.
• Bentuk rumah
 Bangunan rumah permanen dengan luas kira – kira 10 x 6 meter.
 Bangunan satu lantai terdiri dari 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1 ruang
keluarga.
 Bangunan rumah dicat setengah bagian rumah
 Lantai rumah bagian depan sudah dilapisi keramik sedangkan bagian belakang berupa cor-coran
 Atap rumah menggunakan genting.
RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN

• Kondisi rumah
 Rumah tersebut dihuni oleh pasien, suami pasien, anak laki-laki dan menantu perempuan.
 Rumah pasien memiliki 1 pintu utama, 1 pintu samping, 2 jendela kaca di kamar depan, 2
jendela di kamar belakang, ventilasi di setiap ruangan.
 Di teras rumah terdapat Mushola yang digunakan untuk masyarakat umum.
RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN

• Kondisi rumah
 Ruang tamu tampak terang karena cahaya matahari dapat masuk.
 Kondisi kamar berukuran 2,5 x 2,5 meter dan tidak pengap karena ada ventilasi dan jendela.
 Kamar mandi berada di samping ruang keluarga.
 Di dekat kamar mandi terdapat sebuah sumur yang tidak ditutup.
 Tempat cuci pakaian berada di depan kamar mandi.
 Dapur berada di belakang ruang keluarga.
 Dinding dapur menggunakan anyaman bambu dan kain, lantai dapur menggunakan cor-
coran.
RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN

• Kondisi kamar mandi


 Kamar mandi pasien terletak bersebelahan dengan sumur.
 Lantai kamar mandi berupa cor-coran.
 Bak mandi menggunakan ember.
 WC menggunakan jenis leher angsa.
Kondisi kamar mandi keseluruhan cukup bersih.
• Sumber Air
 Sumber air berasal dari sumur terletak di luar rumah.
 Sumur disemen tetapi bagian atasnya tidak ditutup.
 Kualitas air nya bersih dan layak untuk digunakan.
Dapat dikatakan kualitas air yang digunakan pasien beserta keluarganya sudah
baik.
RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN

• Pembuangan air limbah


 Septitank berada di sebelah kamar mandi jaraknya kurang lebih 5 meter dari rumah
pasien.
 Bentuk pembuangan limbah sudah tertanam dan tertutup semen sehingga limbah
rumah tangga tidak menimbulkan bau.
RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN

Kondisi Lingkungan Sekitar Rumah


• Lingkungan rumah pasien dikelilingi rumah warga.
• Di sisi kiri, kanan dan belakang rumah pasien adalah rumah warga lain.
• Di depan rumah pasien adalah jalan dan setelah jalan terdapat kebun yang
ditanami pisang.
RIWAYAT RUMAH DAN LINGKUNGAN
Jawaban
No. Indikator / Pertanyaan
Ya Tidak
1 Persalinan ditolong oleh tenaga Ada Balita Ditolong Nakes
kesehatan Tidak ditolong Nakes
Tidak ada Balita Ya
2 Pemberian Asi eksklusif pada bayi Ada bayi usia 0- 6 Eksklusif
usia 0 - 6 bulan bulan Tidak Eksklusif

Tak ada bayi usia 0- 6 bulan Ya


3 Menimbang berat badan balita setiap Ada bayi/balita Ditimbang
bulan Tidak ditimbang
Tak ada bayi/balita Ya
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan Ya
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya
6 Menggunakan jamban sehat Ya
7 Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di rumah dan lingkungannya Ya

8 Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari Ya


9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga Tidak
10 Tidak Merokok Tidak
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Gangguan jiwa atau gangguan mental :


Sindrom atau pola perilaku atau psikologik seseorang yang secara klinik
cukup bermakna dan yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala
penderitaan (distress) atau hendaya (impairment / disability) di dalam satu atau
lebih fungsi yang penting dari manusia

(PPDGJ III)
DEFINISI

Depresi :
Gangguan mental yang ditandai dengan munculnya gejala penurunan
mood, kehilangan minat terhadap sesuatu, perasaan bersalah, gangguan
tidur atau nafsu makan, kehilangan energi, dan penurunan konsentrasi.

WHO, 2016
KAJIAN EPIDEMIOLOGI
10 Besar Penyakit di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018

3766
3358
2628
2088
1395
856 734 712 709
Nasofaringitis Hipertensi Diabetes mellitus Myalgia Dispepsia Faringitis akut Sakit kepala Diare dan Schizophrenia,
akut (common esensial (primer) non-dependen gastroenteritis unspecified
cold) insulin tanpa yang diduga
komplikasi berasal dari
infeksi

Gambar 1. Diagram 10 besar penyakit Puskesmas Bambanglipuro tahun 2018


KAJIAN EPIDEMIOLOGI
Jumlah Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018
70 63
60
50
40
30
20
20
11 10
7 8 6
10 5 3 4
1 1
0
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober NovemberDesember

Gambar 2. Jumlah Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018
KAJIAN EPIDEMIOLOGI
KUNJUNGAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI PUSKESMAS
BAMBANGLIPURO TAHUN 2018 BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Laki - Laki Perempuan

39%

61%
KAJIAN EPIDEMIOLOGI
Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018
Berdasarkan Usia
45
39
40
35 33
29
30
25
20 15
15 12
10
10
5
0
16 - 20 21 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 > 60
Gambar 4. Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018 Berdasarkan Usia
KAJIAN EPIDEMIOLOGI
Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018

35% 31%

34%

Mulyodadi Sidodadi Sumbermulyo


Gambar 5. Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018 Berdasarkan Wilayah
KAJIAN EPIDEMIOLOGI
Mulyodadi Sidodadi
12 11 7 6
10 6
8 5 4 4 4 4
4 3
6
4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 2
4 3 3 2
2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1
0 0

Sumbermulyo
6
5 5
5
4 4 4
4
3 3 3 3 3 3 3
3
2
2
1 1 1 1
1
0
Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di Puskesmas Bambanglipuro Tahun 2018
Berdasarkan Diagnosis
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Mulyodadi Sidodadi Sumbermulyo


ETIOLOGI
Faktor Biologis
Serotonin

Disregulasi Norepinefrin
biogenik amin
Faktor Jalur dopamin mesolimbic
mengalami disfungsi
Disregulasi Dopamin
neuroendokrin (Kaplan, et al, 2010).
Reseptor dopamin D1
hipoaktif pada depresi.
ETIOLOGI

Faktor Psikososial Stressor psikososial “Keadaan atau peristiwa yang menyebabkan


perubahan dalam kehidupan seseorang,  orang
itu terpaksa beradaptasi untuk menanggulanginya”

Tidak mampu

Timbul  stres, cemas dan depresi.


FAKTOR RISIKO

Usia Jenis kelamin Pendidikan Status Pernikahan

• Usia muda • 2x lebih besar • 2x tingkat • ≠ memiliki


• Onset rata-rata=  wanita pendidikan hubungan
pertengahan 20 sekolah dasar interpersonal
an yang erat seperti
bercerai/berpisah
Gejala Klinis
Konsentrasi ↓

Perhatian ↓
Afek depresif
Harga diri & kepercayaan
diri ↓
Gejala Mayor Anenergy Gejala Minor
Rasa bersalah + Tak
berguna
Anhedonia
Gangguan Tidur

Gangguan makan
• 2 Mayor + 2 Minor
Gg. Depresi Ringan • ≠ gejala berat
• Episode ± 2mgg

• 2 Mayor + 3-4 Minor


KLASIFIKASI Gg. Depresi Sedang • Episode ± 2mgg
• Kesulitan u/ aktivitas sehari

• 3 Mayor + ≥ 4 Minor
Gg. Depresi Berat • Episode ± 2mgg
• ≠ mampu aktivitas sehari
ANALISA KASUS DAN DETERMINAN
Pasien wanita berusia 50thn, tinggal di Dusun Caben, RT002, dilaporkan ibu dukuh ke puskesmas karena
murung, mengurung diri di kamar & berniat bunuh diri. Keluahan sejak ± 8 bulan terakhir, pasien tidak
mau dibawa ke puskesmas  meminta pihak puskesmas berkunjung ke rumah pasien

Pasien tidak bisa merasa senang & tertawa. Setiap hari hanya tidur di kamar & tidak tertarik untuk
melakukan hobby  memasak, ngumpul bersama tetangga & menjadi kader posyandu lansia. Pasien
menyangkal pernah mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang tidak bisa didengar atau dilihat
orang lain.

Pasien merasa bersalah dan putus asa dengan keadaannya saat ini. Menurut anak pasien, sebelum sakit
pasien merupakan pribadi yang ceria, mudah bergaul dan ramah terhadap semua orang. Pasien memiliki
pendirian yang kuat, keras kepala dan cendrung perfeksionis, moody, segala yang telah direncanakan harus
tercapai. Pasien juga sangat jarang menceritakan masalah nya dan suka memendamnya sendiri.
Pemeriksaan status mental
• Seorang wanita, tampak berpenampilan sesuai usianya dengan perawatan diri cukup.
• Psikomotor hipoaktif, kesadaran kualitatif berubah, kuantitas pembicaraan sedikit dan terbatas, kualitas
pembicaraan: remming, blocking, intonasi menurun, volume pelan, artikulasi jelas, pasif, miskin pembicaraan. Mood
depresi, afek depresi, serasi, empati tidak dapat diraba rasakan, pada proses pikir didapatkan bentuk non realistik,
isi: waham bersalah, arus pikir: remming & blocking. Konsentrasi, perhatian, nilai sosial terganggu, tilikan derajad 2
dan informasi keseluruhan dari pasien dapat dipercaya

Pasien sudah di rujuk ke RS PKU Muhamadya Bantul, sudah kontrol rutin selama 3 bulan dan rutin minum obat setiap
hari. Obat yang diberikan Haloperidol 5mg, Triheksilphenidil 2mg, Amitriptilin 25mg, Valisanbe 5mg diracik menjadi 1
kapsul, diminum 1x sehari
Faktor Pejamu (Host) Penyebab Penyakit Lingkungan (Environment)
(Agent)

Kepribadian tertutup, Konflik dengan keluarga


suka memendam semua menantu dari anak
masalahnya sendiri, pertama dan dengan
ANALISA tidak mampu mengelola menantu dari anak
DETERMINAN stress, dan memiliki kedua
kecemasan yang Genetik  anak
berlebihan pertama Ny.S pernah Konflik dengan tetangga
mengalami hal serupa
Host sadar bahwa sakit Lingkungan daerah
yang diderita akibat tempat tinggal pasien
selalu memikirkan sepi  interaksi sosial
masalah berlarut-larut. dengan tetangga sangat
kurang
STRATEGI DAN PROGRAM PENANGAN
NO Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan Masalah Terpilih
1 Kurangnya pengetahuan dan  Kurangnya sosialisasi tentang  Membentuk kader terkait kesehatan kejiwaan.  Sosialisasi mengenai kesehatan
kesadaran masyarakat tentang kesehatan kejiwaan  Membuat program puskesmas seperti kejiwaan melalui brosur/
gangguan jiwa  Belum optimal dalam upaya kelompok saling bantu untuk membicarakan poster, pertemuan masyarakat
pembinaan pasien dan keluarga dan memecahkan masalah terkait kesehatan desa, dan memberikan edukasi
mengenai gangguan jiwa. kejiwaan mengenai kesehatan kejiwaan di
 Sarana pembinaan yang masih  Mensosialisasikan mengenai gangguan masyarakat.
minim. kejiwaan untuk menambah wawasan
 Kurangnya SDM dan masyarakat agar masyarakat memahami dan
komitmen. mengetahui pengertian, penyebab, faktor
 Masih adanya stigma di resiko, gejala, upaya pencegahan dan upaya
masyarakat mengenai ODGJ menangani kasus gangguan kejiwaan.
 Menyediakan sarana pembinaan seperti
poster maupun brosur yang mudah
dimengerti masyarakat mengenai kesehatan
kejiwaan.
 Kerjasama antara dalam hal ini ke pasien,
keluarga, masyarakat dengan tenaga
kesehatan dalam hal penanganan kasus
gangguan jiwa.
STRATEGI DAN PROGRAM PENANGAN
NO Pemecahan Masalah
Prioritas Masalah Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
Terpilih
2 Monitoring masalah gangguan  Kesadaran pasien dan keluarga  Meningkatkan upaya pembinaan ke Home visit atau home care
kejiwaan secara berkala mengenai kepatuhan minum pasien dan keluarganya mengenai pasien dan keluarganya
obat dan kontrol rutin masih kepatuhan minum obat dan kontrol
kurang rutin
 Penilaian klinis berkala dan monitoring
gangguan kejiwaan
3Kurangnya pengetahuan untuk  Kurangnya kesadaran dan  Memberikan pelatihan kepada kader Pembinaan kader jiwa dari
mengambil keputusan dalam penerimaan dari keluarga terkait cara untuk melakukan dusun lain kepada kader yang
mencari pertolongan atau terhadap ODGJ pendekatan kepada keluarga ODGJ agar sudah ada di Dusun Caben
bantuan kesehatan  Kurangnya perhatian keluarga keluarga mau menerima dan mampu (kader lansia dan balita) terkait
dengan kesehatan kejiwaan
dalam menciptakan menciptakan lingkungan yang sehat bagi
lingkungan yang sehat bagi ODGJ
ODGJ
 Tidak ada kader jiwa di Dusun
Caben
SARAN UNTUK PUSKESMAS
• Memanfaatkan kader yang ada untuk diberi pelatihan mengenai kesehatan kejiwaan dan cara untuk melakukan
pendekatan kepada keluarga ODGJ agar keluarga mau menerima dan mampu menciptakan lingkungan yang sehat
bagi ODGJ.
• Membuat program puskesmas seperti kelompok saling bantu untuk membicarakan dan memecahkan masalah
terkait kesehatan kejiwaan.
• Mensosialisasikan mengenai gangguan kejiwaan untuk menambah wawasan masyarakat.
• Menyediakan sarana pembinaan seperti poster maupun brosur yang mudah dimengerti masyarakat mengenai
kesehatan kejiwaan.
REFLEKSI
• Setelah melakukan kunjungan:
• Pengetahuan keluarga masih kurang mengenai penyakit yang diderita pasien, terutama upaya
mencari pengobatan terhadap pasien.
• Keluarga masih terikat pada stigma masyarakat sehingga sempat tidak mengijinkan kami
untuk memberikan penyuluhan mengenai kesehatan kejiwaan.
REFLEKSI
• Setelah melakukan penyuluhan:
• Karena msalah kejiwaan masih sangat stigma di masyarakat, kami merubah tema penyuluhan kami yaitu bertema
CERDIK dan masyarakat sangat antusias.
• Pengetahuan masyarakat terkait kesehatan kejiwaan masih sangat kurang.
• Sebelum mengakhiri penyuluhan warga sangat antusias bertanya dan sharing tentang masalah-masalah terkait
kejiwaan yang terjadi di sekitar mereka dan melaporkan ada beberapa warga Caben yang masuk kriteria
gg.jiwa menyarankan untuk melapor ke puskesmas agar segera ditindak lanjuti.
REFLEKSI

Kami sebagai dokter muda sangat bersyukur karena diberi kesempatan untuk terjun langsung ke
masyarakat untuk memberikan promosi kesehatan, sehingga ini dapat menjadi pengalaman berharga
bagi kami.
DAFTAR PUSTAKA
• American Psychological Association.2016.Depression.Accessed 10 February 2019. www.apa.org
• Maramis, W.F., 2013. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press.
• Maslim, R., 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.
• National Institute of Mental Health.2016. Depression Basics.Accessed 10 February 2019.
www.nimh.nih.gov
• Sadock, B.J., 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
• World Health Assosiation.2018.Depression. Accessed 10 February 2019. www.who.int
• Yusuf, A., Fitryasari, P.K. and Nihayati, H.E., 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
LAMPIRAN
LINGKUNGAN DAN KONDISI RUMAH PASIEN Kunjungan 1 (04 Februari 2019)
LAMPIRAN
LINGKUNGAN DAN KONDISI RUMAH PASIEN Kunjungan 2 (05 Februari 2019)
LAMPIRAN
Penyuluhan Kesehatan kejiwaan (10 Februari 2019)
Uraian pelaksaan kegiatan:
Tempat : Dusun Caben RT001, Sumbermulyo
Waktu : Minggu, 10 Februari 2019, pukul 16.00-18.30 WIB
Acara : Penyuluhan Kesehatan Kejiwaan
Dokter muda : Ni Putu Selly OW, Anggreina

Anda mungkin juga menyukai