Anda di halaman 1dari 52

Presentasi Kasus

“Multiple Fracture Os Costa Dextra dan Fracture Os Tibia Et Fibula


Sinistra

Rima Nur Annisa


1813020017
Pembimbing :
dr. Ita Rahmawati., Sp.Rad
Identitas Pasien
• Nama : Tn. S
• Umur : 45 tahun
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Alamat : Morangan 04/10. Suruh
• Pekerjaan : Buruh Bangunan
• Agama : Islam
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Rwayat Penyakit Dahulu
Sekarang
• Pasien mengeluh
• Nyeri dada kanan nyeri dada kanan • Riwayat keluhan
setelah tertimpa serupa sebelumnya
tembok dengan tinggi disangkal
3 meter yang akan di • Riwayat penyakit DM
runtuhkan saat disangkal
bekerja. Pasien juga • Riwayat penyakit
mengelukan sesak,
nyeri pada kaki kiri hipertensi disangkal
dan pinggang kanan. • Riwayat penyakit
Pasien tidak jantung disangkal
mengeluhkan pusing, • Riwayat penyakit
nyeri kepala, mual, asma disangkal
muntah, dan mimisan
disangkal. Pasien juga
tidak pingsan setelah
kejadian. BAB dan Bak
tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Keluarga pasien tidak ada yang mengalami
kejadian serupa. Riwayat penyakit DM, hipertensi,
alergi, dan sakit jantung pada keluarga disangkal.

Riwayat Personal Sosial


• Pasien sehari hari bekeja sebagai buruh bangunan.
• Pasien makan 3 kali sehari dan minum cukup.
• Pasien merokok
• Pasien tidak mengkonsumsi alcohol
• Pasien memiliki asuransi kesehatan BPJS kelas III
Pemeriksaan Fisik
• Kesan Umum : Pasien tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
• Vital Signs
• Tekanan Darah : 168/85 mmHg
• Nadi : 62x/menit reguler
• Frekuensi Napas : 22x/menit
• Suhu : 36,7oC
• SpO2 : 98%
• Pemeriksaan Fisik
• Kepala
– Mata : Sklera Ikterik (-/-), Conjungtiva Anemis (-/-), reflek
cahaya pupil (+/+)
– Hidung : Septum deviasi (-), rhinorhea (-/-)
– Telinga : Deformitas (-), otorhea (-/-)
– Leher :
– Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
– Deviasi trakea (-)
– Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
 Thorax :
Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris
Jaringan parut (-) Massa (-)

Auskultasi Suara dasar vesikuler (+++/+)


Wheezing (-/-)
Ronkhi (-/-)

Perkusi Hipersonor/Sonor, nyeri ketok (+/-)

Palpasi Vocal fremitus (↓/+)

 Ekstremitas :
 Abdomen :
Superior Inferior
Inspeksi Warna kulit normal
Asites (-) Akral dingin (-/-) (-/-)
Jaringan parut (-)
Edema (-/-) (-/+)
Benjolan (-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Auskultasi BU (+) N
Ulkus (-/-) (-/-)
Perkusi Timpani, nyeri ketok (-)
Pucat (-/-) (-/-)
Palpasi Nyeri tekan (-)
Mc burney sign (-) Look= deformitas (-/-) (-/+)
Rovsing sign (-)
Feel= Nyeri tekan (-/-) (-/+)
Blumberg sign (-)
Defans muscular (-) Krepitasi (-/-) (-/+)

Move= Rom terbatas


ASSESMENT (1)
• Trauma thorax supect os fraktur costa
• Supect fraktur os tibia fibula sinistra

PLAN (1)
• O2 NRM 10 lpm
• Collar neck
• Bidai cruris sinistra
• Terapi farmakologis
• Pemeriksaan darah lengkap osmotik (DLO)
• Rontgen thorax, shoulder joint dextra, pelvis, cruris sinistra, angkle joint
sinistra, dan USG abdomen
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium tanggal 8 desember2019
Hasil Nilai Normal Satuan

Hematologi

Leukosit 13.98 4,5 – 11 10∧3/UL

Eritrosit 4.30 4,5-6,5 10∧6/UL

Hemoglobin 13.2 13-18 g/dl

Hematokrit 36.6 40-52 %

MCV 85.1 80-96 Fl

MCH 30.7 28-33 Pg

MCHC 36.1 33-36 g/dl

Trombosit 176 150-450 10∧3/UL

Gol. Darah O

PT 14.6 11-18 Detik

APTT 39.9 27-42 Detik

Imuno/Serologi

HbsAg Negatif Negatif

Hitung Jenis

Eosinofil 0.2 2-4 %

Basofil 0.1 0-1 %

Limfosit 11.8 25-60 %

Monosit 2.0 2-8 %

Neutrofil 85.9 50-70 %


Hasil Pemeriksaan rontgen thorax dan shoulder
joint dextra HASIL :
• Hemithorax dextra tampak lebih opaq dari sinistra
dengan pelebaran pleural space dextra dengan
meniscus sign (+)
• Tak tampak area lusensi tanpa corakan vesikuler di
kedua pulmo
• Diafragma sinistra licin
• Cor, CTR <0.56
• Tampak multiple discontinuitas pada costa III-IV
dextra pars lateralis, aposisi kurang dan discontinuitas
pada costa V-VI dextra, aposisi baik.
• Tampak discontinuitas pada margo lateralis os
scapula dextra dengan penyempitan AC joint dextra
• Caput humeri berada dalam fossaglenoidea dextra

KESAN :
• Multiple fracture pada costa III-IV dextra pars
lateralis, aposisi kurang dan fracture pada costa V-VI
dextra, aposisi baik dan fracture os scapula dextra
dengan contusio pulmo disertai suspact
hematothorax dextra.
• Tak tampak gambaran pneumothorax dextra
• Besar cor dalam batas normal
• Tak tampak dislokasi shoulder joint dextra
Hasil Pemeriksaan rontgen HASIL :
thorax AP view, inspirasi cukup, • Corakan bronchovasculer di kedua pulmo dalam
batas normal
kondisi foto keras • Tak tampak area lusensi tanpa corakan vesikuler di
kedua pulmo
• Tak tampak opasitas di hemithorax dextra yang
melebarkan pleural space dextra dengan meniscus
sign (+)
• Diafragma dextra samae, sinistra licin
• Cor, CTR <0.56
• Tampak multiple discontinuitas pada costa 3-4 dextra
pars lateralis, aposisi kurang dan discontinuitas pada
costa 5-6 dextra, aposisi baik dan costa 8 dextra pars
posterior.
• Tampak discontinuitas pada margo lateralis os
scapula dextra dengan suspect hematothorax dextra.
• Tampak terpasang WSD dengan ujung WSD di
proyeksi SIC 8-9 dextra pars posterior.

KESAN :
• Multiple fracture pada costa 3-4-5-6 dan 7 dextra,
aposisi cukup dan fracture os scapula dextra dengan
suspact hematothorax dextra.
• Tak tampak gambaran pneumothorax dextra
• Besar cor dalam batas normal
• Terpasang WSD dengan ujung WSD di proyeksi SIC 8-9
dextra pars posterior.
Hasil pemeriksaan Foto Cervical AP/lateral,
HASIL :
• Tak tampak soft tissue swelling
• Kelengkungan baik
• Aligment baik, tak tampak
listhesis
• Struktur dan trabekulsi tulang
baik
• Corpus dan pedicle intact
• Tak tampak osteophyt, maupun
subchondral sclerotic.
• Tak tampak discontinuitas pada
sietema tulang yang
tervisualisasi
• Discus intervertebralis normal

KESAN :
• Tak tampak fraktur , kompresi,
maupun listesis pada C1-C5
Hasil pemeriksaan foto pelvis AP
Hasil :
• Fascies aticularis tampak licin
• Trabekulasi tulang dalam batas
normal
• Tak tampak diskontiniutas pada
sistema tulang yang
tervisualisasi
• Caput femur berada dalam
fossa acetabulum
• Tak tampak penyempitan jint
space
• Skinner dan Shenton line
relatife simetris

KESAN :
• Pelvis tak tampak kelaian
• Tak tampak fraktur pada sitema
tulang yang tervisualisasi
• Tak tampak dislokasi hip joint
bilateral
Hasil pemeriksaan foto cruris
HASIL :
sinistra, AP dan lateral view (9 • Tampak soft tissue swelling regio
Desember 2019) cruris inferior sinistra
• Trabekulasi tulang baik
• Facies articulasi licin
• Joint space tak melebar /
menyempit.
• Tampak discontinuitas kominutif end
distas tibia sinistra dan shaft tibia
pars tertia distal dengan minimal
displacement.
• Tampak discontinuitas kompleta tipe
obliq shaft fibula sinistra parstertia
distal dengan displacement dan
angulasi.
• Tak tampak lukasi sendi.

KESAN :
• Fraktur komunitif end distas tibia
sinistra dan shaft tibia pars tertia
distal dengan minimal displacement.
• Fraktur komunitif tipe obliq shaft
fibula sinistra parstertia distal
dengan displacement dan angulasi.
Hasil pemeriksaan foto
angkle joint sinistra HASIL :
• Tampak soft tissu swelling regio
angkle sinistra
• Tampak discontinuits comminutif
pada os tibia sinistra pars tertia
distal, cum contractionum.
• Tampak discontinuits comminutif
pada os fibula sinistra pars tertia
distal, cum contractionum.
• Tak tampak luksasi sendi.

KESAN :
• Complete fracture os tibia fibula
sinistra pars tertiadistalis, cum
contractionum dengan soft tissu
swelling regio angkle sinistra.
• Tak tampak dislokasi angkle joint
sinistra.
Hasil pemeriksaan foto cruris
sinistra post OP ORIF (12 HASIL :
• Tak tampak soft tissue swelling
Desember 2019) • Tampak discontinuitas os tibia/ fibula
sinistra 1/3 distal
• Tak tampak spur dan fissura
• Tak tampak dislokasi angkle join sinistra
• Tak tampak lesi litik, porotik dan
sklerotik
• Epifisis tulang sudah menutup dan
menyatu sempurna
• Trpasang plate and screws pada os
tibia/ fibula sinistra 1/3 distal

KESAN :
• Post reposisi fraktur os tibia/fibula
sinistra 1/3 distal dengan pemasangan
plate and screws
• Hsil reposisi baik
• Belum tampak pertumbuhan callus
• Belum remodelling
ASSESMENT (2)
• Fracture os costa 3-4-5-6 dan 8 dextra
• Fracture os scapula dextra
• Fraktur komunitif os tibia sinistra 1/3 distal
• Fraktur komunitif os fibula sinistra 1/3 distal
• Supect hemotothorax dextra

PLAN (2)
• Pro ORIF os tibia et fibula sinistra

DIAGNOSIS KERJA
• Fracture os costa 3-4-5-6 dan 7 dextra
• Fracture os scapula dextra
• Fraktur komunitif os tibia sinistra 1/3 distal
• Fraktur komunitif os fibula sinistra 1/3 distal
• Supect hemotothorax dextra
TERAPI
Farmakologi
• Ringer Lactate 500 ml solution infus 20 tpm
• Ceftriaxone 1 gram injeksi /12 jam
• Omeprazole injeksi /12 jam
• Ketorolac 30 mg injeksi /8 jam
• Rontgen thorax dan shoulder joint dextra.
• Rontgen pelvis
• Rontegen cruris sinistra dan angkle joint sinistra
• USG abdomen
• EKG

Pembedahan
• ORIF os tibia et fibula sinistra
TINJAUAN PUSTAKA
I. FRAKTUR COSTA
Anatomi
• FRAKTUR COSTA
• Definisi
• Fraktur adalah terputusnya hubungan atau
kontinuitas struktur tulang. Fraktur costa
adalah terputusnya kontinuitas struktur tulang
pada tulang costa.1
KLASIFIKASI

Menurut jumlah costa yang mengalami fraktur dapat


dibedakan:
• 1) Fraktur simple, fraktur hanya pada 1 costa.
• 2) Fraktur multiple, fraktur terdapat pada lebih dari 1 costa.

Menurut jumlah fraktur pada setiap costa dapat


dibedakan:
• 1) Fraktur segmental, garis patah lebih dari satu tetapi tidak
behubungan.
• 2) Fraktur simple, garis patah hanya satu.
• 3) Fraktur comminutif, Garis patah lebih dari satu atau saling
berhubungan.
KLASIFIKASI
Menurut letak fraktur dibedakan :
• 1) Superior (costa 1-3 )
• 2) Median (costa 4-9)
• 3) Inferior (costa 10-12 ).

Menurut posisi dibedakan:


• 1) Anterior
• 2) Lateral
• 3) Posterior.
• Pada beberapa kasus timbul fraktur campuran, seperti pada kasus
Flail chest, dimana pada keadaan ini terdapat fraktur segmental, 2
costa atau lebih yang letaknya berurutan.
Foto thorax PA dan lateral, (pasien berusia 45 tahun laki-laki),
mengalami fraktur pada costa 4-6 anterior, tidak mengalami
pergeseran. Tidak terdapat pneumothorax atau abnormalitas lainnya.
Foto thorax PA dan Lateral (pasien usia 50 tahun, laki-laki) menunjukkan adanya
fraktur multipel pada costa 6-8 posterolateral (thorax sinistra) dan terdapat
pergeseran.4
Foto thorax PA (pasien usia 55 tahun, laki-laki), menunjukkan adanya
fraktur pada costa 8-10 dan pneumothorax pada thorax kanan.
Foto thorax PA (Pasien usia 55 tahun, wanita) mengalami fraktur costa 3-8 dan mengalami
pergeseran, serta terlihat adanya pneumothorax pada thorax kanan dan efusi pleura. (Foto kanan,
setelah dilakukan pemasangan drainase thorax).
II. FRAKTUR TIBIA FIBULA
Etiologi
Penyebab fraktur cruris diantaranya :
• Trauma langsung: Benturan pada tulang mengakibatkan ditempat tersebut.
Trauma • Trauma tidak langsung: Titik tumpu benturan dengan terjadinya fraktur
berjauhan.

Fraktur Patologis • Fraktur disebabkan karena proses penyakit seperti osteoporosis, kanker tulang
dan lain-lain.

Degenerasi • Terjadi kemunduran patologis dari jaringan itu sendiri : usia lanjut

Spontan • Terjadi tarikan otot yang sangat kuat seperti olah raga.
Klasifikasi

Jenis Fraktur :

• Fraktur / patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami
Fraktur komplet : pergeseran dari posisi normal.

Fraktur tidak • Fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang.
komplet :
• Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi fragmen frakturnya
Fraktur tertutup : tidak menembus jaringan kulit.

• Fraktur yang disertai kerusakan kulit pada tempat fraktur (Fragmen


Fraktur terbuka : frakturnya menembus kulit), dimana bakteri dari luar bisa menimbulkan
infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)
Klasifkasi Fraktur Terbuka
(Gustillo – Anderson)
Jenis khusus fraktur :
Manifestasi Klinis

Nyeri terus
menerus dan
bertambah
beratnya Deformitas
sampai
fragmen tulang
diimobilisasi.

Pemendekan
Krepitasi.
tulang
Klasifikasi yang sering dan meluas dipakai
sekarang adalah klasifikasi Schatzker:
A. I : Fraktur split kondiler lateral
B. II : Fraktur split/depresi lateral
C. III: Depresi kondiler lateral
D. IV: Fraktur split kondiler medial
E. V : Fraktur bikondiler
F. VI: Fraktur kominutif
Gambaran radiologis CT potongan coronal
menunjukkan fraktur kondiler tibia dengan
depresi terpencil dari kondiler lateral tibia
. A) Fraktur kondiler tibia dengan split dan terpisah di lateral. (B) Fraktur kondiler tibia
direduksi dengan menggunakan buttress plate dan screw untuk mengembalikan
kongruensi sendi.
Fraktur Diafisis Tibial
Orthopaedic Trauma Association (OTA) membagi
fraktur diafisis tibia berdasarkan pemeriksaan
radiografi, terbagi 3 grup, yaitu: simple, wedge dan
kompleks. Masing–masing grup terbagi lagi menjadi
3 yaitu:

Tipe simple, • spiral, oblik, tranversal.


terbagi 3:

Tipe wedge, • spiral, bending, dan fragmen.


terbagi 3

Tipe kompleks, • spiral, segmen, dan iregular.


terbagi 3:
Klasifikasi fraktur

Gambar . (A) Fraktur OTA tipe B.Ini adalah fraktur terbuka Gustilo tipe IIIb. (B) Fraktur ini dipasang
dengan locked intramedullary nail. Foto lateral menunjukkan OTA tipe II dengan hilangnya tulang.
Fraktur tidak menyatu, dan pertukaran nailing dilakukan 5 bulan setelah kecederaan. (C) 4 bulan
setelah pertukanran nailing, fraktur menyatu dan area yang hilang tulang telah terisi tanpa bone
grafting.
Gambar 12. A) Fraktur stress pada seorang atlit
Gambar 11. Fraktur diafisis tibia muda. (B) Perhatikan sklerosis dan pelebaran
dan fibula dengan pergeseran cortical berikut penyembuhan tulang.
lateral 100%.
Gambar 13. (A) Fraktur OTA tipe A. Ini adalah fraktur bifokal, di
mana terdapat fraktur bimaleolus pergelangan kaki selain fraktur
diafisis; 5% dari fraktur tibia adalah bifokal, dan kombinasi dari
pergelangan kaki dan fraktur diafisis yang paling biasa terjadi. (B)
Fraktur diafisis ditangani dengan pemasangan locked intramedullary
nail, dan fraktur pergelangan kaki ditangani dengan teknik AO
konvensional.
Fraktur Distal Tibia
Tipe A • fraktur maleolus di bawah sindesmosis

• fraktur maleolus lateralis yang bersifat oblik disertai avulsi maleolus medialis
Tipe B dimana sering disertai dengan robekan dari ligamen tibio fibular bagian
depan

• fraktur fibula di atas sindesmosis dan atau disertai avulsi dari tibia disertai
Tipe C fraktur atau robekan pada maleolus medialis. Pada tipe C terjadi robekan
pada sindesmosis. Jenis tipe C ini juga dikenal sebagai fraktur Duyuptren.
Gambar 16. Gambaran radiologi fraktur distal tibia
Gambar 17. Gambaran radiologi fraktur pergelangan kaki
PENUTUP
 
PEMBAHASAN

Fraktur adalah terputusnya hubungan atau kontinuitas struktur


Pemeriksaan Penunjang Kasus
tulang. Fraktur costa adalah terputusnya kontinuitas struktur
tulang pada tulang costa.
• Rontgen Shoulder Dextra AP (terdapat
Anamnesa Kasus multiple fraktur costa dan fraktur
• Pasien mengeluhkan nyeri pada dada kanan dan kaki kiri dan scapula)
keterbatasan pada kaki kiri. • Rontegen Cervical AP/lateral (dbn)
• Nyeri tangan kanan atas dirasakan setelah tertimpa oleh • Rontgen Pelvis (dbn)
runtuhan tembok setinggi 3 meter. • Rontegen Cruris Sinistra (fraktur
Anamnesa Teori
• Gejala klinis pada fraktur yang biasanya didapatkan pada tibia/fibula 1/3 distal )
anamnesa: • Rontegen angkle joint sinistra (dbn)
• Pasien datang dengan suatu trauma atau terdapat riwayat • Laboratorium Darah
trauma.
Ditemukan gejala fraktur berupa pembengkakan, nyeri dan
sering ditemukan deformitas misalnya penonjolan tulang keluar
kulit.
Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan:
Pada pemeriksaan fisik: Pemeriksaan Radiologis
Inspeksi:
• Terdapat perubahan posisi anggota gerak, dimana terdapat
• Fracture os costa 3-4-5-6 dan
tonjolan pada bagian tungkai kaki bawah akibat patah tulang. 8 dextra
• Ekspresi wajah terlihat kesakitan akibat menahan nyeri • Fracture os scapula dextra
• Terdapat luka pada daerah trauma
Palpasi: • Fraktur komunitif os tibia
• Nyeri tekan (+) sinistra 1/3 distal
• Krepitasi (+) Pergerakan:
• Setiap pergerakan akan menyebabkan nyeri. Penderita tidak • Fraktur komunitif os fibula
mampu menggerakkan kaki kiri yang cedera . sinistra 1/3 distal
• Ada keterbatasan/ketidakmam puan dalam melakukan suatu
gerakan. • Supect hemotothorax dextra
Kesimpulan
Telah dilaporkan pasien pria Tn. S dengan usia 45 tahun dengan keluhan utama nyeri pada dada
kanan. Dari hasil pemeriksaan fisik pada regio thorax dextra didapatkan adanya nyeri tekan dan
hasil pemeriksaan fisik pada region cruris sinistra adanya nyeri tekan, krepitasi dan pergerakan
terbatas. Kemudian dilakukan pemeriksaan radiologi yang didapatkan adanya :
• Fracture os costa 3-4-5-6 dan 8 dextra
• Fracture os scapula dextra
• Fraktur komunitif os tibia sinistra 1/3 distal
• Fraktur komunitif os fibula sinistra 1/3 distal
• Supect hemotothorax dextra
. Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penujang ditegakkan diagnosa
tersebut dan dilakukan tindakan ORIF (Open Reduction And Internal Fixation).
Terima
kasih...

Anda mungkin juga menyukai