Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PSIKIATRI

GANGGUAN CEMAS YTT

Disusun oleh:
Sri Ruciningsih

1320 221 148

Dokter Pembimbing:
Dr. Mardi Susanto, Sp. KJ (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN


PSIKIATRI RSUP PERSAHABATAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UPN VETERAN
JAKARTA 2014

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. AF

Usia

: 70 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Islam

Pendidikan

: S1 FISIP

Pekerjaan

: Pensiunan PNS

Alamat

: Jakarta

RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Agustus
2014, pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin
dan meminta resep karena obat sudah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan meminta
resep karena obat habis. Saat ini pasien mengatakan terdapat keluhan susah
tidur, karena memikirkan masalah yang ada dalam keluarganya. Pasien
mengatakan bahwa kakak pasien yang pertama baru saja meninggal dunia dan
diikuti dengan ponakannya, pasien mengatakan bahwa menantu ketiga dari
almarhum kakaknya ingin menguasai harta yang dimiliki oleh almarhum
kakak pasien. Pasien mengaku merasa tidak tenang dan jengkel dengan
menantu ketiga almarhum kakaknya sehingga tidur pasien akhir-akhir ini
terganggu. Pasien mengatakan kadang pasien bermimpi aneh-aneh dalam
2

tidurnya bila sebelum tidur pasien mengingat masalah tersebut. Pasien


mengatakan rajin meminum obatnya dan rajin untuk kontrol. Pasien
mengatakan lupa tahun pengobatannya di RS Persahabatan dan pasien merasa
kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya. Bila obat sudah hampir habis
pasien langsung datang ke rumah sakit untuk kontrol atau kadang jika
obatnya bisa di beli di apotik pasien akan membelinya.
Keluhan yang dirasakan oleh pasien ini juga ditimbulkan dengan adanya
masalah di dalam keluarga pasien. Dimana pasien adalah anak ketiga dari 5
bersaudara. Kondisi kakak kedua dan adik pasien sedang sakit dan
membutuhkan biaya sedangkan kakak pertama pasien baru saja meninggal
kemudian disusul oleh keponakan pasien. Pasien mengatakan bahwa menantu
ketiga dari almarhum kakak pasien ingin menguasai harta yang telah
ditinggalkan oleh almarhum kakak pasien. Pasien mengatakan tidak setuju
dengan hal itu, pasien menginginkan harta warisan tersebut dibagi rata karena
menurut pasien berdasarkan hukum-hukum islam sang menantu tersebut tidak
berhak akan harta tersebut. Pasien mengatakan ingin memperjuangkan hakhaknya karena ingin membantu kakak kedua pasien yang sedang sakit.
Namun sejak masalah itu terjadi pasien merasa sering cemas sampai
mengganggu tidur pasien, sehingga pasien merasa tidak bersemangat lagi
seperti sebelumnya. Pasien mengatakan aktif dalam berorganisasi, pasien
sering berkumpul bersama dengan teman-teman pasien yang merupakan
pensiunan pns di BKKBN, pasien juga aktif dalam kegiatan posyandu. Pasien
mengatakan jika sedang berkumpul dengan teman-teman pasien maka pasien
tidak mengingat akan masalah perebutan harta warisan tersebut, namun jika
pasien sendiri pasien sering memikirkan masalah tersebut hingga membuat
pasien khawatir. Pasien sering menelpon 2 keponakan pasien yang nomer 1
dan 2. Pasien mengatakan khawatir karena akhir-akhir ini keponakan
keponakan tersebut mulai mengacuhkan telpon darinya, selain itu pasien
merasa bahwa menantu ke-3 dari almarhum kakaknya menghasut mereka
untuk menjauhi pasien.
3

Di bagian psikiatri pasien diberikan pengobatan berupa psikofarmaka dan


psikoterapi. Selama pasien merasakan cemas, pasien menyangkal melihat
bayangan-bayangan, pasien menyangkal mencium bau-bauan yang tidak
dirasakan oleh orang lain, menyangkal mendengar bisikan-bisikan dan
menyangkal pada tubuhnya seperti ada yang merayap.
Disamping itu, pasien juga menyangkal bahwa pikirannya serasa diambil
oleh sesuatu atau dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan tertentu, juga
menyangkal bahwa pikirannya terbaca/ diketahui oleh orang lain serta
menyangkal bahwa jika menonton berita di televisi, penyiarnya menghina
dirinya. Selain itu, pasien tidak merasakan adanya kehilangan mood,
kehilangan energi dan afek depresif seperti sedih. Selain itu pasien juga tidak
merasakan adanya gejala perasaan gembira yang berlebihan, aktivitas fisik
dan mental yang berlebihan. Pasien mengaku istirahat tidur sedikit terganggu,
teruma bila mengingat perdebatan antara dirinya dan menantu ketiga
almarhum kakaknya.
Pasien mengatakan sering beribadah dan aktif mengikuti pengajian,
dalam satu minggu pasien hanya 2 hari yaitu pada senin dan rabu tidak ada
jadwal pengajian. Dan pasien mengatakan untuk masalah yang dihadapinya
sekarang pasien meminta pendapat ke tiga ulama dari ketiga masjid dan
mereka memberikan solusi untuk membantu permasalah pasien, namun
pasien berfikir ulang karena menurut pasien jika pasien meminta orang
tersebut untuk mengurusnya maka pasien harus menyediakan uang transport,
makan dll. Oleh sebab itu, pasien hanya meminta pendapat dari masingmasing ustad saja. Pasien juga enggan untuk mengikuti ajakan menantu
ketiga dari almarhum kakaknya tersebut untuk menempuh jalur hukum
karena menurut pasien yang seharusnya menyelesaikan permasalah ini adalah
berdasarkan hukum agama yaitu agama islam berdasarkan surat an-nisa.
Menurut pengakuan pasien, selama pasien sakit ataupun sebelum pasien
sakit, pasien tidak didapatkan riwayat trauma di daerah kepala. Pasien juga
4

tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang (NAPZA) dan minuman


beralkohol hingga saat ini.
Pasien mengatakan bahwa riwayat pendidikannya sangat baik ditempuh
dari SD,SMP,SMA dan S1 FISIP. Pasien mengatakan dahulu bekerja sebagai
PNS di Kantor BKKBN namun sekarang pasien sudah pensiun. Selama
menempuh pendidikan pasien mengatakan tidak pernah tinggal kelas dan
mampu bersosialisasi dengan teman-temanya. Pasien memiliki 1 orang suami
yang baru saja meninggal sekitar tahun 2010 dan 1 orang anak laki-laki yang
sudah bekerja sebagai IO tetapi belum menikah. Pasien hanya tinggal
bersama 1 anak di rumah milik sendiri. Pasien mengaku bahwa hubungan
pasien dengan anaknya sangat baik.
Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh dan
dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja hingga
dewasa pasien memiliki kemampuan yang baik untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk kehidupan ekonomi
pasien saat ini pasien mengatakan cukup. Pasien mendapatkan uang dari
pensiunan PNS almarhum suaminya dan uang pensiunan PNS dari dirinya
selain itu, pasien memiliki satu kamar kost untuk disewakan karena pasien
merasa sepi jika ditinggal anaknya bekerja.
Saat ini harapan pasien, pasien mengaku hanya ingin menantu ketiga dari
almarhum kakak pasien tidak berbelok dari ajaran islam mau membagi harta
sesuai ajaran islam, pasien berharap menantu ketiga dari almarhum kakaknya
bisa terbuka untuk menjabarkan harta apa saja yang alarhum kakak pasien
miliki, dan pasien meminta supaya cucu-cucunya tetap diajak bersilaturahmi
dengan pasien.
Aktivitas pasien sehari-hari sebagai ibu rumah tangga yaitu mengurus
rumah. Jika pasien berada di rumah, pasien selalu aktif dalam kegiatan sosial
di lingkungan rumahnya seperti pengajian atau kumpul dengan ibu-ibu di

sekitar rumahnya dan juga POSYANDU. Pasien juga aktif mengikuti


olahraga senam di asrama haji.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Sempat ada keluahan yang sama sebelumnya.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien mengatakan memiliki riwayat kolesterol (hiperkolesterolnemia).
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif/Alkohol
Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif dan minuman beralkohol.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat prenatal
Pasien dilahirkan dalam proses persalinan secara normal, cukup bulan dan
tidak ada penyulit selama masa kandungan dan proses persalinan.
2. Riwayat masa kanak-kanak dan remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai usia sebagaimana anak seusianya
sehingga pasien tidak ada gangguan pertumbuhan dalam masa
perkembangannya. Pasien mampu bersosialisasi. Tidak ada gangguan
dalam pertumbuhan dan perkembangan.

3. Riwayat pendidikan

Pasien merupakan lulusan S1 FISIP dan riwayat pendidikan pasien dari


SD,SMP, SMA dan Kuliah baik. Pasien tidak pernah tinggal kelas dan
prestasinya baik.
4. Riwayat pekerjaan
Pasien dulu bekerja sebagai PNS di kantor BKKBN dan sekarang pasien
sudah pensiun. Untuk pekerjaan pasien sekarang adalah ibu rumah tangga
biasa dan pasien mengatakan aktif dalam posyandu, aktif dalam pengurus
organisasi pensiunan di kantor nya.
5. Riwayat agama
Pasien beragama Islam dan mengaku rajin dalam menjalankan ibadahnya.
Pasien juga aktif dalam mengikuti pengajian dalam satu minggu hanya 2
hari pasien libur untuk mengaji.
6. Aktivitas sosial
Aktivitas pasien sehari-hari sebagai ibu rumah tangga yaitu mengurus
rumah. Jika pasien berada di rumah, pasien selalu aktif dalam kegiatan
sosial di lingkungan rumahnya seperti pengajian atau kumpul dengan ibuibu di sekitar rumah dan juga posyandu.
E. Hubungan dengan keluarga
Hubungan pasien dengan anak baik namun dengan menantu ketiga dari
almarhum kakak pasien buruk sejak permasalahan warisan yang ditinggalkan
oleh almarhum kakak pasien.
F. Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki gejala serupa seperti pasien.

G. Riwayat Situasi Sosial Sekarang


7

Pasien adalah seorang pensiunan PNS. Dahulu, pasien bekerja di kantor


BKKBN. Selama menempuh pendidikan pasien mengatakan tidak pernah
tinggal kelas. Pasien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara dan memiliki 1
orang anak laki-laki yang belum menikah. Saat ini, pasien baru menempati
rumah hanya dengan anak sematawayangnya dan ada satu kamar kostan yang
sengaja pasien sewakan. Sumber pendapatan didapat dari uang pensiunan
dirinya dan almarhum suaminya dan juga dari satu kamar kost. Dan biaya
pengobatan selama ini didapat dari ASKES. Secara ekonomi dirasakan cukup
untuk menghidupi kehidupan sehari-hari.
H. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya
Saat ini harapan pasien, pasien mengaku hanya ingin menantu ketiga dari
almarhum kakak pasien tidak berbelok dari ajaran islam mau membagi harta
sesuai ajaran islam, pasien berharap menantu ketiga dari almarhum kakaknya
bisa terbuka untuk menjabarkan harta apa saja yang alarhum kakak pasien
miliki, dan pasien meminta supaya cucu-cucunya tetap diajak bersilaturahmi
dengan pasien
III.

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan usia 70 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian
cukup rapi, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran

Kesadaran umum

: Compos mentis

Kesadaran psikiatri

: Tidak terganggu karena pasien tidak

memiliki waham dan halusinasi


3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
8

Cara berjalan

: Baik

Aktifitas psikomotor

:Pasien kooperatif, tenang, kontak mata

baik, tidak ada gerakan involunter dan dapat menjawab pertanyaan


dengan baik.
4. Pembicaraan

Kuantitas

: Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter

dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.

Kualitas

: Bicara spontan, volume bicara normal, artikulasi

jelas dan pembicaraan terarah dan dapat dimengerti


5. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien kooperatif
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Biasa-biasa saja.
2. Afek

: Luas

3. Keserasian

: Mood dan afektif serasi

4. Empati

: Pemeriksa tidak dapat merasakan perasaan pasien saat ini

C. Fungsi Intelektual/ Kognitif


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum, dan kecerdasan
a. Taraf Pendidikan
Pasien mengatakan menempuh pendidikan dari tingkat SD sampai S1.
Prestasi pasien selama menempuh masa pendidikan cukup baik.
b. Pengetahuan umum

Baik, karena pasien adalah seorang lulusan S1 FISIP UI dan bekerja


sebagai PNS di kantor BKKBN.
2. Daya konsentrasi dan imajinasi
Baik, pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai
dengan selesai. Ketika ditanya 100-7 pasien dapat menjawab dengan cepat
dan ketika ditanya 93-7 pasien menjawabnya dengan benar walau tidak
secepat pertanyaan pertama dan begitu juga dengan 86-7 dan 73-7.
3. Orientasi

Waktu

: Baik, pasien mengetahui waktu saat berobat menjelang

siang hari

Tempat

: Baik, pasien mengetahui dia sedang berada di poliklinik

psikiatri RS. Persahabatan

Orang

: Baik, pasien mengetahui pemeriksa adalah dokter

Situasi

: Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang berobat

4.

Daya ingat

Daya ingat jangka panjang


Baik, pasien masih dapat mengingat dengan baik hal-hal tentang masa
pendidikannya dan saat pasien bekerja.

Daya ingat jangka pendek


Baik, pasien datang ke RS Persahabatan menggunakan angkutan
umum.

Daya ingat segera


10

Baik, pasien dapat menyebutkan kembali 5 nama buah yang


diucapkan pemeriksa secara berurutan walaupun ada sedikit tersendat.

Akibat hendaya daya ingat pasien


Tidak terdapat hendaya daya ingat pasien saat ini.

Pikiran abstrak
Baik, pasien mengerti perbedaan dan persamaan jeruk dan bola

Bakat kreatif
Pasien memiliki hobi bersosialisasi.

Kemampuan menolong diri sendiri


Baik, pasien dapat mengerjakan segala sesuatunya sendiri dan mampu
mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi

: Tidak terdapat halusinasi.

Ilusi

: Tidak terdapat ilusi.

2. Depersonalisasi dan derealisasi


Depersonalisasi

: Tidak terdapat depersonalisasi.

Derealisasi

: Tidak terdapat derealisasi.

E. Proses Pikir
1. Arus Pikir

Produktivitas

:Baik, pasien dapat menjawab spontan bila diajukan

pertanyaan oleh dokter.


11

Kontinuitas

: Baik, koheren.

Hendaya

: Tidak terdapat hendaya bahasa pada pasien.

2. Isi Pikiran

Preokupasi

: Tidak ada.

Gangguan pikiran

: Tidak terdapat waham maupun gagasan

mirip waham.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan
baik.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial : Baik, pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya dengan baik.
2. Uji Daya Nilai : Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien
bertemu seorang anak kecil yang menangis di pinggir jalan karena terpisah
dari ibunya di suatu mall, tindakan yang akan pasien lakukan adalah
menolong anak tersebut dan melaporkan ke bagian informasi agar dapat
bertemu kembali dengan ibunya.
3. Penilaian realitas : Tidak terdapat gangguan penilaian realitas.
H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini
pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga
pasien rutin kontrol ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.

I. Tilikan/ Insight
12

Tilikan derajat 5, tilikan intelektual: pasien mengakui bahwa dirinya sakit dan
tahu bahwa penyebabnya dalah perasaan irasional atau ganggua-gangguan
yang dialami, tetapi tidak memakai pengetahuan tersebut untuk pengalaman di
masa datang.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa.

IV.

PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
1. Keadaan umum

: Baik

2. Tanda vital
- Tekanan darah

: 130/90 mmHg

- Frekuensi nadi

: 88 x/menit

- Frekuensi napas

: 20 x/menit

- Suhu

: Afebris

3. Bentuk badan

: Kesan dalam batas normal

4. Sistem kardiovaskular

: Tidak ada kelainan

5. Sistem muskuloskeletasl : Tidak ada kelainan


6. Sistem gastrointestinal

: Tidak ada kelainan

7. Sistem urogenital

: Tidak ada kelainan

8. Gangguan khusus

: hiperkolesterolnemia
13

b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal

2. Saraf motorik

: Kesan dalam batas normal

3. Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal

4. Susunan saraf vegetatif : Tidak ada kelainan

V.

5. Fungsi luhur

: Tidak ada kelainan

6. Gangguan khusus

: Tidak ada kelainan

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien seorang perempuan usia 70 tahun datang untuk kontrol dan obatnya
sudah habis.

Pasien mengutarakan rasa cemas dan kesal serta tidur pasien terganggu
karena pasien bermasalah dengan keluarganya yaitu menantu ke tiga dari
kakak pasien yang telah wafat.

Saat ini pasien merasa lebih baik bila minum obat karena pasien merasa
cocok dengan obat yang diberikan oleh dokter.

Pasien tidak di dapatkan riwayat trauma di daerah kepala

Fungsi kognitif pada pasien baik, begitu pula dengan pengendalian impuls
masih baik.

Orientasi waktu, tempat, orang dan situasi baik.

Pasien tidak mengkonsumsi zat psikoaktif (NAPZA) dan minuman


beralkohol.

14

Selama pasien merasakan cemas dan merasa sedih tersebut, pasien


menyangkal melihat bayangan-bayangan, pasien menyangkal mencium baubauan yang tidak dirasakan oleh orang lain, menyangkal mendengar bisikanbisikan dan menyangkal pada tubuhnya seperti ada yang merayap.

Pasien menyangkal bahwa pikirannya serasa diambil oleh sesuatu atau


dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan tertentu, pasien juga menyangkal bahwa
pikirannya terbaca/diketahui oleh orang lain serta menyangkal bahwa jika
menonton berita di televisi, penyiarnya menyindir dirinya.

Pasien menyangkal adanya kehilangan mood, kehilangan energi dan afek


depresif seperti sedih. Selain itu pasien juga menyangkal adanya gejala
perasaan gembira yang berlebihan, aktivitas fisik dan mental yang
berlebihan.

Pasien mengaku istirahat tidur kurang baik sejak menghadapi masalah


pembagian harta dengan menantu ke tiga kakaknya yang telah wafat. Pasien
mengatakan sering beribadah dan bila ada masalah pasien lebih sering tidur.

Pasien mempunyai gangguan cemas karena takut menghadapi menantu ke


tiga dari almarhum kakak pasien. Pasien merasa cemas jika pasien tidak
mendapatkan hak-hak dalam pembagian harta.

Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh dan
dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja hingga
dewasa pasien memiliki kemampuan yang baik untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pasien adalah anak ketiga dari 5 bersaudara dan merupakan anak yang patuh
kepada orang tuanya.

Pasien lulusan S1 FISIP , Selama menempuh pendidikan pasien mengatakan


tidak pernah tinggal kelas.

15

Keadaan umum baik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan adanya


kelainan, namun pasien mengaku memiliki hiperkolesterolnemia.

Pasien adalah seorang pensiunan PNS dan membuka 1 buah kamar kostan.

Saat ini pasien tinggal di rumah nya sendiri dengan anak semata wayangnya.
Sumber pendapatan pasien didapat dari pensiuanan dirinya dan pensiunan
suaminya serta dari 1 kamar kostan yang disewakan oleh pasien.

Secara ekonomi masih dirasakan cukup untuk menghidupi kehidupan


sehari-hari. Untuk pengobatannya selama ini, pasien menggunakan ASKES.

Aktivitas pasien sehari-hari saat ini sebagai ibu rumah tangga yaitu
mengurus rumah.

Jika pasien berada di rumah, pasien selalu aktif dalam kegiatan sosial di
lingkungan rumahnya seperti pengajian atau kumpul dengan ibu-ibu
disekitar rumahnya dan posyandu.

Pasien mampu bersosialisasi dengan tetangganya dengan baik. Pasien juga


aktif dalam organisasi perkumpulan pensiunan di kantornya.

Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.

VI.

FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan
pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan
timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan
menderita gangguan jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan disfungsi
otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental organik (F.0).
16

Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif, maka


pasien ini bukan menderita gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif atau alkohol (F.1).
Pada pasien ini tidak ditemukan adanya gangguan dalam menilai realitas yang
ditandai adanya halusinasi dan waham, sehingga pasien ini dikatakan bukan
menderita gangguan psikotik (F.2).
Pada pasien ini tidak ditemukan mood yang meningkat, aktivitas fisik dan
pembicaraan meningkat, maka pasien ini bukan pasien mania. Pasien juga
tidak mengalami mood yang menurun, kehilangan minat dan kegembiraan,
penurunan aktivitas fisik, maka pasien ini bukan menderita gangguan
depresi. Karena pasien ini bukan menderita mania dan depresi, maka pasien
ini bukan menderita gangguan perasaan (F.3).
Pada pasien memiliki masalah, yang menimbulkan kecemasan dan
kegelisahan, maka ada gangguan neurotik, gangguan somatoform, dan
gangguan yang berkaitan dengan stress (F.4). Pada pasien ditemukan
gejala yang tidak khas dari gangguan cemas maka, pasien ini menderita
gangguan YTT (F41.9).
b. Diagnosis Aksis II
Tumbuh kembang normal, sebelum sakit pasien bisa berinteraksi dan
bersosialisasi dengan orang lain sebagaimana orang normal lainnya maka pada
pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien juga dapat menyelesaikan
pendidikan hingga kuliah S1 FISIP maka pada pasien tidak terdapat retardasi
mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan tidak ada tanda-tanda
retardasi mental, maka pada aksis II tidak ada diagnosis.
c. Diagnosis Aksis III
Pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan
kelainan.

Namun

pasien

(hiperkolesterolnemia),

maka

mengatakan
pada

memiliki

aksis

III

riwayat
pasien

kolesterol
menderita

hiperkolesterolnemia.
d. Diagnosis Aksis IV
17

Pasien merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Kakak kedua pasien sakit
dan membutuhkan biaya, kakak pertama pasien sudah meninggal dan disusul
dengan keponakan pasien dari kakak pertamanya juga meninggal. Pasien
mengatakan terdapat perebutan harta warisan, menurut pasien menantu ketiga
dari amarhum kakak pasien ingin menguasai harta tersebut. Sedangkan pasien
ingin memperjuangkan hak-hak kakak pasien dan dirinya serta adik-adiknya.
Pasien berfikir ingin memperjuangkan hak-hak tersebut untuk biaya pengobatan
kakak pasien yang kedua yang sedang sakit. Pasien tinggal bersama 1 orang anak
kandung laki-lakinya yang belum menikah. Untuk pemenuhan kebutuhan seharihari dari penghasilan pensiunan dirinya dan suaminya serta dari satu buah kamar
kostan dan untuk biaya pengobatan pasien selama ini didapatkan dari akses
asuransi berupa ASKES.

Maka pada aksis IV pada pasien ini masalah

keluarga (perebutan harta warisan) dan biaya pengobatan kakak kedua


pasien.
e. Diagnosis Aksis V
Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll. Maka aksis V didapatkan GAF Scale 80
71.
VII.

EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I

: Gangguan cemas ytt

Aksis II

: Tidak ada diagnosis

Aksis III

: hiperkolesterolnemia

Aksis IV

: masalah keluarga (perebutan harta warisan) dan biaya untuk


kakak kedua pasien yang sedang sakit

Aksis V
VIII.

: GAF scale 80-71

DAFTAR PROBLEM
Organobiologik

: Tidak ada
18

Masalah psikologis

Gangguan cemas juga karena menantu ketiga dari almarhum kakak pasien

ingin menguasai semua harta yang ditinggalkan oleh almarhum kakak


pasien. Pasien merasa bahwa didalam pembagian harta tersebut masih ada
bagian untuk dirinya dan untuk kakaknya kedua serta adiknya.
Sosioekonomi

pasien memiliki penghasilan yang cukup untuk kehidupan

sehari- hari dari uang pensiunan, namun menurut pasien uang tersebut tidak
mencukupi jika harus digunakan untuk membantu kakak kedua pasien yang
sedang sakit.
IX.

PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien

Pasien patuh minum obat dan rutin kontrol ke poliklinik

Pasien mempunyai keinginan untuk sembuh.

Respon terhadap pengobatan baik.

Keluarga mendukung pasien untuk sembuh.

Keluhan pasien sudah sangat berkurang.

b. Prognosis ke Arah Buruk

Perjalanan penyakit sudah berlangsung lama ( namun pasien lupa tahun


berapa )

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkan prognosis pasien adalah :


Ad vitam

: bonam.

Ad functionam : dubia ad bonam.


Ad sanationam : dubia ad bonam.
X.

TERAPI
19

a. Psikofarmaka
Fluosetin 1x 5 mg malam hari
b. Psikoterapi
Pada pasien :
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti berdoa, zikir
dan sholat.
Jalan-jalan
Sharing dengan orang terdekat atau yang dipercaya jika sedang ada hal-hal
yang dianggap mengganggu.
Pada keluarga :
Memberikan perhatian dan dukungan semangat kepada pasien.
Tidak membebankan untuk menjadi orang yang mewakili kakak atau adikadik pasien dalam pembagian harta warisan

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
20

2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.

21

Anda mungkin juga menyukai