Disusun oleh:
Sri Ruciningsih
Dokter Pembimbing:
Dr. Mardi Susanto, Sp. KJ (K)
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. AF
Usia
: 70 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: S1 FISIP
Pekerjaan
: Pensiunan PNS
Alamat
: Jakarta
RIWAYAT PSIKIATRI
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 Agustus
2014, pukul 10.00 WIB di Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan.
A. Keluhan Utama
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RS Persahabatan untuk kontrol rutin
dan meminta resep karena obat sudah habis.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri untuk kontrol rutin dan meminta
resep karena obat habis. Saat ini pasien mengatakan terdapat keluhan susah
tidur, karena memikirkan masalah yang ada dalam keluarganya. Pasien
mengatakan bahwa kakak pasien yang pertama baru saja meninggal dunia dan
diikuti dengan ponakannya, pasien mengatakan bahwa menantu ketiga dari
almarhum kakaknya ingin menguasai harta yang dimiliki oleh almarhum
kakak pasien. Pasien mengaku merasa tidak tenang dan jengkel dengan
menantu ketiga almarhum kakaknya sehingga tidur pasien akhir-akhir ini
terganggu. Pasien mengatakan kadang pasien bermimpi aneh-aneh dalam
2
3. Riwayat pendidikan
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien perempuan usia 70 tahun, tampak sesuai dengan usia, berpakaian
cukup rapi, perawatan diri baik, warna kulit sawo matang.
2. Kesadaran
Kesadaran umum
: Compos mentis
Kesadaran psikiatri
Cara berjalan
: Baik
Aktifitas psikomotor
Kuantitas
Kualitas
: Luas
3. Keserasian
4. Empati
Waktu
siang hari
Tempat
Orang
Situasi
4.
Daya ingat
Pikiran abstrak
Baik, pasien mengerti perbedaan dan persamaan jeruk dan bola
Bakat kreatif
Pasien memiliki hobi bersosialisasi.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi
Halusinasi
Ilusi
Derealisasi
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas
Kontinuitas
: Baik, koheren.
Hendaya
2. Isi Pikiran
Preokupasi
: Tidak ada.
Gangguan pikiran
mirip waham.
F. Pengendalian Impuls
Baik, pasien dapat mengendalikan dirinya dan melakukan wawancara dengan
baik.
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial : Baik, pasien mampu bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya dengan baik.
2. Uji Daya Nilai : Baik, karena ketika diberikan perumpamaan jika pasien
bertemu seorang anak kecil yang menangis di pinggir jalan karena terpisah
dari ibunya di suatu mall, tindakan yang akan pasien lakukan adalah
menolong anak tersebut dan melaporkan ke bagian informasi agar dapat
bertemu kembali dengan ibunya.
3. Penilaian realitas : Tidak terdapat gangguan penilaian realitas.
H. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Kehidupannya
Menurut penilaian pemeriksa sebagai dokter terhadap pasien yaitu saat ini
pasien sadar bahwa dia sakit dan memiliki keinginan untuk sembuh sehingga
pasien rutin kontrol ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
I. Tilikan/ Insight
12
Tilikan derajat 5, tilikan intelektual: pasien mengakui bahwa dirinya sakit dan
tahu bahwa penyebabnya dalah perasaan irasional atau ganggua-gangguan
yang dialami, tetapi tidak memakai pengetahuan tersebut untuk pengalaman di
masa datang.
J. Taraf Dapat Dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat
dipercaya, karena pasien dapat menilai realita dan konsisten terhadap setiap
pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa.
IV.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
1. Keadaan umum
: Baik
2. Tanda vital
- Tekanan darah
: 130/90 mmHg
- Frekuensi nadi
: 88 x/menit
- Frekuensi napas
: 20 x/menit
- Suhu
: Afebris
3. Bentuk badan
4. Sistem kardiovaskular
7. Sistem urogenital
8. Gangguan khusus
: hiperkolesterolnemia
13
b. Status Neurologis
1. Saraf Kranial
2. Saraf motorik
3. Sensibilitas
V.
5. Fungsi luhur
6. Gangguan khusus
Pasien seorang perempuan usia 70 tahun datang untuk kontrol dan obatnya
sudah habis.
Pasien mengutarakan rasa cemas dan kesal serta tidur pasien terganggu
karena pasien bermasalah dengan keluarganya yaitu menantu ke tiga dari
kakak pasien yang telah wafat.
Saat ini pasien merasa lebih baik bila minum obat karena pasien merasa
cocok dengan obat yang diberikan oleh dokter.
Fungsi kognitif pada pasien baik, begitu pula dengan pengendalian impuls
masih baik.
14
Pasien lahir secara normal dan cukup bulan, sejak kecil pasien diasuh dan
dibesarkan oleh orang tuanya sendiri. Masa kanak-kanak, remaja hingga
dewasa pasien memiliki kemampuan yang baik untuk berinteraksi dan
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Pasien adalah anak ketiga dari 5 bersaudara dan merupakan anak yang patuh
kepada orang tuanya.
15
Pasien adalah seorang pensiunan PNS dan membuka 1 buah kamar kostan.
Saat ini pasien tinggal di rumah nya sendiri dengan anak semata wayangnya.
Sumber pendapatan pasien didapat dari pensiuanan dirinya dan pensiunan
suaminya serta dari 1 kamar kostan yang disewakan oleh pasien.
Aktivitas pasien sehari-hari saat ini sebagai ibu rumah tangga yaitu
mengurus rumah.
Jika pasien berada di rumah, pasien selalu aktif dalam kegiatan sosial di
lingkungan rumahnya seperti pengajian atau kumpul dengan ibu-ibu
disekitar rumahnya dan posyandu.
Pada pasien didapatkan gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
dalam sosial, pekerjaan, sekolah dll.
VI.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan pada pasien terdapat kelainan
pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna yang dapat menyebabkan
timbulnya distress dan disabilitas dalam fungsi sehari-hari maka pasien dikatakan
menderita gangguan jiwa.
a. Diagnosis Aksis I
Pada pasien ini tidak terdapat kelainan fisik yang menyebabkan disfungsi
otak, sehingga pasien ini bukan gangguan mental organik (F.0).
16
Namun
pasien
(hiperkolesterolnemia),
maka
mengatakan
pada
memiliki
aksis
III
riwayat
pasien
kolesterol
menderita
hiperkolesterolnemia.
d. Diagnosis Aksis IV
17
Pasien merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Kakak kedua pasien sakit
dan membutuhkan biaya, kakak pertama pasien sudah meninggal dan disusul
dengan keponakan pasien dari kakak pertamanya juga meninggal. Pasien
mengatakan terdapat perebutan harta warisan, menurut pasien menantu ketiga
dari amarhum kakak pasien ingin menguasai harta tersebut. Sedangkan pasien
ingin memperjuangkan hak-hak kakak pasien dan dirinya serta adik-adiknya.
Pasien berfikir ingin memperjuangkan hak-hak tersebut untuk biaya pengobatan
kakak pasien yang kedua yang sedang sakit. Pasien tinggal bersama 1 orang anak
kandung laki-lakinya yang belum menikah. Untuk pemenuhan kebutuhan seharihari dari penghasilan pensiunan dirinya dan suaminya serta dari satu buah kamar
kostan dan untuk biaya pengobatan pasien selama ini didapatkan dari akses
asuransi berupa ASKES.
EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Aksis II
Aksis III
: hiperkolesterolnemia
Aksis IV
Aksis V
VIII.
DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
: Tidak ada
18
Masalah psikologis
Gangguan cemas juga karena menantu ketiga dari almarhum kakak pasien
sehari- hari dari uang pensiunan, namun menurut pasien uang tersebut tidak
mencukupi jika harus digunakan untuk membantu kakak kedua pasien yang
sedang sakit.
IX.
PROGNOSIS
a. Prognosis ke Arah Baik
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit serupa dengan
pasien
: bonam.
TERAPI
19
a. Psikofarmaka
Fluosetin 1x 5 mg malam hari
b. Psikoterapi
Pada pasien :
Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa seperti berdoa, zikir
dan sholat.
Jalan-jalan
Sharing dengan orang terdekat atau yang dipercaya jika sedang ada hal-hal
yang dianggap mengganggu.
Pada keluarga :
Memberikan perhatian dan dukungan semangat kepada pasien.
Tidak membebankan untuk menjadi orang yang mewakili kakak atau adikadik pasien dalam pembagian harta warisan
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Ajar Psikiatri . FK UI. Jakarta. 2003.
20
2. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Cetakan
pertama. PT. Nuh Jaya. Jakarta. 2001.
3. Maslim, Rusdi. Dr. Sp.KJ. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. PT.
Nuh Jaya. Jakarta. 2007.
21