Preseptor :
Elly Marliyani, dr., SpKJ., MKM
Presentan :
Zulfian Firdaus 12100117022
Fitria Dewi Lestari 12100117115
Aldi Yuseli Hidayat 12100117149
Pasien datang ke RSJ Cisarua diantar oleh keluarga dengan tujuan untuk
melakukan rehabilitasi napza. Pasien datang karena diberi pilihan untuk
berhenti menggunakan zat-zat terlarang atau cerai oleh isterinya, dan
akhirnya pasien memilih untuk berhenti menggunakan zat-zat terlarang.
Pasien mengatakan terakhir menggunakan zat terlarang kemarin dengan zat
yang digunakan adalah alcohol, ganja, benzodiazepine, dan sabu yang
digunakan secara bersamaan. Pasien mengatakan saat datang tidak marah-
marah, mendengar hal-hal yang tidak bisa didengar orang lain, melihat hal-
hal yang tidak bisa dilihat orang lain, pikiran bunuh diri ataupun seperti ada
yang memasukkan sesuatu ke pikirannya.
Pada hari pertama pasien di rehabilitasi, pasien merasakan mendengar
suara-suara istri nya yang meneriakkan untuk bercerai, pasien juga melihat
pasien dan anaknya datang ke kamar pasien dan menunjukkan surat-surat
cerai dan meminta pasien untuk menandatanganinya. Pasien juga mual
muntah, keringat dingin, kram otak dan kesemutan pada otak sebelah saja.
Pasien megeluhkan gejala ini selama 4 hari di detox di RSJ.
Pada sekitar tahun 2008 saat SMA, pasien dikenalkan dengan minuman
beralkohol oleh teman-temannya. Pasien mengatakan mengkonsumsi alcohol
hanya jika bersama teman-temannya. Pasien mengatakan efek yang muncul
saat mengkonsumsi alcohol adalah rasa percaya diri, namun pasien juga
mengalami muntah jika kebanyakan minum alcohol. Pasien mengatakan
minum alcohol 1 kali dalam seminggu. Pasien menghentikan konsumsi alcohol
sejak 2 tahun terakhir karena memiliki masalah pada lambungnya.
Pasien mengatakan pertama kali menggunakan zat-zat
terlarang tersebut pada tahun 2009 yaitu adalah ganja. Pasien
mendapatkan ganja tersebut dari temannya sebagai hadiah.
Awalnya pasien diberikan 1 linting ganja yang digunakan sendiri
dengan cara dihisap dan pasien merasa nyaman setelah
menggunakan zat tersebut. Setelah itu pasien beberapa kali
membeli sendiri ganja dari bandar karena merasakan efek
menyenangkan ganja seperti merasa lepas, bebas pkiran, nafsu
makan meningkat, tidur lebih nyenyak. Pasien mengatakan dapat
membeli 5- linting ganja setiap minggu yang habis dipakai untuk 3-
4 hari, pasien mengatakan hampir memakai ganja setiap hari baik
sedang senang maupun stress.
Pasien mengatakan pernah menggunakan sabu juga ketika berada di
batam. Pasien mendapatkan sabu dari bandar langsung. Pasien
mengenal sabu pada tahun 2010 dengan pertama kali mencoba 100mg
yang dihisap dan dihabiskan dalam sehari. Pasien mengenal pertama kali
sabu dari teman kerjanya yang rata-rata hampir semua pemakai sabu.
Pasien semakin hari mulai meningkatan dosis sabu nya dan bisa membeli
sampai dengan 1g-2g untuk dipakai sendiri saja. Pasien memakai sabu
setiap hari sebelum bekerja, hal itu menurut pasien membuat pasien
menjadi berenergi, bersemangat, dan happy sepanjang hari, namun
pasien juga jadi merasakan sulit tidur, gelisah,lemas,marah-marah, bingung
sehari setelah pasien memakai sabu. Namun pasien mengatakan nafsu
makan menjadi menurun semenjak menggunakan sabu, berat badan
pasien pernah mencapai 39kg.
Pasien sempat melanjutkan jenjang pendidikannya di UNIKOM Bandung
selama 1 tahun, pasien mulai mengenal zat benzodiazepine (alprazolam dan
riclonal) yang dikenalkan oleh teman-teman kampusnya. Pasien
mendapatkan zat ini melalui dokter klinik dengan berpura-pura sulit tidur dan
cemas lalu mendapatkan alprazolam sebanyak 20 tablet yang dipakai 2
tablet dalam sehari. Ketika pasien tidak mendapatkan zat melalui dokter
pasien sering membeli langsung dengan resep palsu ataupun meminta
kepada temannya. Pasien merasa tenang dan perasaan nyaman setelah
menggunakan zat ini. Tapi pasien juga merasakan sulit tidur dan berhalusinasi.
Pasien mengatakan ini bukan kali pertamanya masuk kedalam rehabilitasi.
Pasien pernah masuk ke RSJ Cisarua pada tahun 2015 bulan maret selama 2
minggu namun dijemput paksa oleh keluarga dan putus rehabilitasi namun
dilanjutkan dengan terapi sedot darah melalui kaki dengan darah yang
dikeluarkan sebanyak 2 gelas air mineral. Setelah itu pasien tidak melakukan
rehabilitasi medik lagi. Setelah terapi ini pasien tidak mengonsumsi zat-zat
terlarang selama ½ tahun. Pada pertengahan tahun 2015 pasien mulai lagi
mengonsumsi zat-zat terlarang.
RIWAYAT PRIBADI
1. MASA DI KANDUNGAN DAN SEKITAR PERSALINAN
Tidak diketahui
2. MASA BAYI DAN KANAK-KANAK
Pada masa bayi tidak diketahui.
Saat masa kanak-kanak pasien tidak mendapatkan kekerasan secara verbal dan
fisik.
3. MASA REMAJA
Pasien kadang mengonsumsi alkohol sebanyak 1x dalam seminggu dengan jumlah
1 botol , atau mengonsumsi alkohol apabila sedang bermain dengan teman-
temannya sekitar tahun 2008. Pasien mengkonsumsi obat-obatan terlarang pada
tahun 2009.
RIWAYAT SOSIAL KELUARGA
Hubungan pasien dengan kedua orang tua baik.
Hubungan pasien dengan istri dan kedua anaknya baik.
FUNGSI KELUARGA SAAT INI :
- Pasien tidak memiliki masalah dengan kedua orangtua nya dan
keluarganya.
RIWAYAT PSIKIATRIK DAN PENGOBATAN PADA KELUARGA :
- Paman pasien juga seorang pengguna zat-zat terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
3. Roman muka : biasa
4. Kontak / raport : +/ adequate
5. Orientasi :
- Tempat : baik
- Waktu : baik
- Orang : baik
5. Ingatan
- Remote : baik
- Recent : baik
- Recent past : baik
6. Perhatian : baik
7. Presepsi
- Ilusi : (-)
- pseudohalusinasi : (-)
- Halusinasi : Auditory (-) , Tactile (-) , Gustatory (-), Olfactory (-),
visual (-)
8. Pikiran
- Bentuk : realistic
- jalan : koheren
- Isi : Thought insertion (-), thought witdrawl (-), Thought
broadcasting (-), Waham kejar (-) , Waham kendali (-), waham kebesaran (-),
idea of reference (-)
9. Emosi
- Mood : Eutimik
- Afek : Luas
10. Wawasan terhadap penyakit: tilikan derajat 6
11. Tingkah laku : Normoaktif
12. Bicara : Normal, kecepatan normal, artikulasi jelas
13. Dekorum :
- kebersihan : baik
- sopan santun : baik
- kooperatif : baik
Psikodinamika
Psikofarmaka
- Alprazolam 2 mg 1dd1
- Clozapine 25 mg 1dd1
Psikoterapi
Psikoterapi individual
Konseling parental
Rehabilitasi
Group psycotheraphy
Prognosis
Golongan narkotika
1. Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai
potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh :
heroin/putauw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh :
kodein).
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I,
yaitu ;
Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain - Ganja
atau kanabis, marihuana, hashis - Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta
kokain, daun koka.
Golongan psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sidroma
ketergantungan digolongkan menjadi 4 golongan yaitu :
1. Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi,
shabu, LSD).
2. Psikotropika Golongan II :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin,
metilfenidat atau ritalin).
3.Psikotropika Golongan III :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
4. Psikotropika Golongan IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
-Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu.
-Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil
koplo dan lain-lain.
-Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
Pemakai psikotropika yang berlangsung lama tanpa
pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam
penyakit serta kelainan fisik kelainan fisik maupun psikis si pemakai,
tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Zat adiktif lainnya
Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1.Minuman berakohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat
pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan
minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1-5% (Bir)
b. Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman
anggur)
c. Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW,
Manson House, Johny Walker, Kamput.)
2. Inhalansia
Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang
sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
INTOKSIKASIS ALKOHOL
Bukan merupakan kondisi yang ringan. Intoksikasi yang parah dapat menyebabkan koma,
depresi pernapasan, dan kematian baik karena depresi pernapasan atau karena aspirasi
muntah. Beratnya gejala intoksikasi alkohol berhubungan secara kasar dengan konsentrasi
alkohol dalam darah, yang mencerminkan konsentrasi alkohol didalam otak.
Pada onset intoksikasi beberapa orang menjadi lebih suka berbicara dan berkelompok,
menarik diri dan cemberut, yang lainnya suka berkelahi. Beberapa pasien menunjukan labilitas
mood dengan episode tertawa dan menangis yang saling berganti (intermiten)
INHALANT
Obat inhalant merupakan hidrokarbon volatil yang menguap pada suhu
ruangan dan akan terhirup melalui hidung atau mulut yang kemudian
akan masuk ke aliran darah melalui rute transpulmonari. Zat ini umum
ditemukan pada produk rumah tangga Yaitu;
Pelarut (lem) atau bahan adesive
Propelan (contoh : sprai cat aerosol, hair spray dan krim cuku)
Thinners ( contoh: untuk cat )
Bensin
DIAGNOSIS
Inhalant intoksikasi
Adanya perilaku maladaptif dan setidaknya 2 gejala. Status intoksikasi sering
dikarakteristikan dengan apatis, penurunan interaksi sosial dan okupasi, gangguan
pengambilan keputusan, impulsif atau agresif, mual, anoreksia, nistagmus, penururan
refleks dan diplopia. Dosis yang tinggi dan lamanya pajanan dapat menyebabkan
seseorang menjadi stupor atau tidak sadar. Seseorang yang menggunakan inhalan
biasanya memiliki ruam disekitar hidung dan mulut; aroma nafas yang tidak biasa;
adanya residu substansi inhalan pada wajah,tangan atau pakaian pengguna; iritasi
pada mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru pengguna.
Inhalant Intoksikasi Delirium
Delirium dapat diinduksi oleh efek inhalan. Jika delirum merupakan hasil dari gangguan
perilaku yang berat, pengobatan jangka pendek dapat dilakukan dengan dopamine
receptor agonist seperti haloperidol. Inhalant-Induced Persisting Dementia
Inhalant-Induced Psychotic Disorder
Inhalant-Induced Mood Disorder Dan Inhalant-Induced Anxiety Disorder
Other Inhalant-Induced Disorder
TOBACCO RELATED DISORDERS
Definisi
Penyalahgunaan tembakau adalah salah satu yang paling umum, mematikan,
dan mahal. Ini juga merupakan salah satu yang paling diabaikan, khususnya,
karena meskipun ada penelitian terbaru yang menunjukkan kesamaan antara
ketergantungan tembakau dan gangguan penggunaan zat lainnya,
ketergantungan tembakau berbeda dari ketergantungan zat lainnya dengan
cara yang unik, tembakau tidak menyebabkan masalah perilaku; oleh karena itu,
beberapa orang yang bergantung pada tembakau mencari atau dirujuk untuk
perawatan pengobatan psikiatris. tembakau adalah obat legal dan kebanyakan
orang yang menghentikan penggunaan tembakau telah melakukannya tanpa
perawatan. jadi pandangan umum, tetapi keliru, adalah bahwa, tidak seperti
alkohol dan obat-obatan terlarang lainnya, kebanyakan perokok tidak
memerlukan pengobatan.
DIAGNOSIS
Gangguan Penggunaan Tembakau
DSM-5 termasuk diagnosis untuk gangguan penggunaan tembakau yang dicirikan
oleh keinginan, penggunaan yang terus-menerus dan berulang, toleransi, dan
penarikan jika tembakau dihentikan. Ketergantungan pada tembakau
berkembang dengan cepat, mungkin karena nikotin bertindak melindungi
sistem dopaminergik di daerah tegmental ventral, sistem yang sama
dipengaruhi oleh kokain dan amfetamin. Perkembangan ketergantungan
ditingkatkan oleh faktor sosial kuat yang mendorong seseorang untuk merokok
di beberapa tempat dan oleh pengaruh kuat dari iklan perusahaan tembakau.
Orang cenderung merokok jika orang tua atau saudara mereka merokok.
Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan diatesis genetik terhadap
ketergantungan tembakau. Kebanyakan orang yang merokok ingin berhenti
dan mencoba berkali-kali untuk berhenti tetapi tidak berhasil.
Tobacco Withdrawal
DSM-5 tidak memiliki kategori diagnostik untuk keracunan tembakau, tetapi ia
memiliki kategori diagnostik untuk nicotine withdrawal. Gejala withdrawal
dapat berkembang dalam 2 jam setelah menghisap rokok terakhir; mereka
umumnya mencapai puncaknya dalam 24 hingga 48 jam pertama dan dapat
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Gejala umum termasuk
keinginan yang kuat untuk tembakau, ketegangan, iritabilitas, kesulitan
berkonsentrasi, mengantuk dan kesulitan tidur paradoks, penurunan denyut
jantung dan tekanan darah, peningkatan nafsu makan dan berat badan,
penurunan kinerja motorik, dan peningkatan ketegangan otot. Sindrom ringan
dari tembakau withdrawal dapat muncul ketika seorang perokok beralih dari
rokok biasa ke nikotin rendah.
PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Jasmaniah
Hal – hal yang dapat diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Cardiovascular : sub bakterial endokarditis, kardiomiopati alkoholik
2. Pulmonar dan traktus respiratorius: depresi pernapasan, apneu, anoxia, fibrosis
pulmoner, granuloma benda asing, iritasi mukosa hidung (kokain)
3. Tractus gastrointestinal : konstipasi (opiat), gastritis, pankreatitis, perlemakan hati,
hepatitis, sirosis (alkohol)
4. Tractus urinarius & sistem reproduksi : infeksi, gangguan fungsional seksual, pada
wanita hamil bisa menimbulkan kecacatan pada bayi
5. Dermatologik : abses, selulitis, needle tracks (bekas suntikan ), reaksi alergi
6. Hematopoitik : depresi sumsum tulang
1. Endokrin : hipogonadisme (opiat, alkohol), hipoglikemi
(alkohol)
2. Muskuloskeletal : rhabmyolitis akut (heroin), myopati
alkoholik, fraktur
3. Neurologik: kejang (overdosis opiat, halusinogen, putus
zat sedatif/hipnotik, gangguan kesadaran, sindroma
Wernicke-Korsakoff (alkohol), polineuropati (alkohol)
4. Lain-lain : AIDS (jarum tidak steril)
Kejiwaan
Gangguan persepsi, daya pikir, daya ingat, kemampuan belajar,
daya kreasi, emosi, gangguan prilaku. Pada keadaan lebih lanjut bisa
menyebabkan gangguan psikotik (organik, fungsional), tindakan
kekerasan, bunuh diri, sindroma amotivasi (ganja).
Sosial
Produktivitas kerja/sekolah menurun, pengendalian diri menurun,
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif.sehingga
menimbulkan gangguan kehidupan dalam keluarga/sosial.
GEJALA KLINIS
Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara
umum dapat digolongkan sebagai berikut :
-Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, curiga
-Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat,
kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
-Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair, menguap
terus menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi,
kejang, kesadaran menurun.
-Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum
suntik).
Perubahan Sikap dan Perilaku
-Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
-Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk
dikelas atau tempat kerja.
-Sering berpergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi
tahu lebih dulu.
-Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu
dengan anggota keluarga lain dirumah.
-Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga,
kemudian menghilang.
-Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri
atau milik keluarga, mencuri, mengomengompas terlibat tindak kekerasan
atau berurusan dengan polisi.
-Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap
bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh rahasia.
diagnosis
Berdasarkan PPDGJ III dan DSM 5
tatalaksana