Anda di halaman 1dari 73

Case Report Session

Preseptor :
Elly Marliyani, dr., SpKJ., MKM

Presentan :
Zulfian Firdaus 12100117022
Fitria Dewi Lestari 12100117115
Aldi Yuseli Hidayat 12100117149

SMF ILMU KESEHATAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RUMAH SAKIT JIWA CISARUA BANDUNG
2018
IDENTITAS PASIEN

 Nama Lengkap : Tn. Olga K


 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 27 tahun
 Alamat : Padalarang
 Pendidikan : SMK
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Status Menikah : Menikah
 Agama : Islam
 Tanggal Pemeriksaan : 26 September 2018
 Informasi didapat dari : Pasien
KELUHAN UTAMA

Menggunakan alkohol, ganja, sabu, dan


benzodiazepine
ANAMNESIS

Pasien datang ke RSJ Cisarua diantar oleh keluarga dengan tujuan untuk
melakukan rehabilitasi napza. Pasien datang karena diberi pilihan untuk
berhenti menggunakan zat-zat terlarang atau cerai oleh isterinya, dan
akhirnya pasien memilih untuk berhenti menggunakan zat-zat terlarang.
Pasien mengatakan terakhir menggunakan zat terlarang kemarin dengan zat
yang digunakan adalah alcohol, ganja, benzodiazepine, dan sabu yang
digunakan secara bersamaan. Pasien mengatakan saat datang tidak marah-
marah, mendengar hal-hal yang tidak bisa didengar orang lain, melihat hal-
hal yang tidak bisa dilihat orang lain, pikiran bunuh diri ataupun seperti ada
yang memasukkan sesuatu ke pikirannya.
Pada hari pertama pasien di rehabilitasi, pasien merasakan mendengar
suara-suara istri nya yang meneriakkan untuk bercerai, pasien juga melihat
pasien dan anaknya datang ke kamar pasien dan menunjukkan surat-surat
cerai dan meminta pasien untuk menandatanganinya. Pasien juga mual
muntah, keringat dingin, kram otak dan kesemutan pada otak sebelah saja.
Pasien megeluhkan gejala ini selama 4 hari di detox di RSJ.
Pada sekitar tahun 2008 saat SMA, pasien dikenalkan dengan minuman
beralkohol oleh teman-temannya. Pasien mengatakan mengkonsumsi alcohol
hanya jika bersama teman-temannya. Pasien mengatakan efek yang muncul
saat mengkonsumsi alcohol adalah rasa percaya diri, namun pasien juga
mengalami muntah jika kebanyakan minum alcohol. Pasien mengatakan
minum alcohol 1 kali dalam seminggu. Pasien menghentikan konsumsi alcohol
sejak 2 tahun terakhir karena memiliki masalah pada lambungnya.
Pasien mengatakan pertama kali menggunakan zat-zat
terlarang tersebut pada tahun 2009 yaitu adalah ganja. Pasien
mendapatkan ganja tersebut dari temannya sebagai hadiah.
Awalnya pasien diberikan 1 linting ganja yang digunakan sendiri
dengan cara dihisap dan pasien merasa nyaman setelah
menggunakan zat tersebut. Setelah itu pasien beberapa kali
membeli sendiri ganja dari bandar karena merasakan efek
menyenangkan ganja seperti merasa lepas, bebas pkiran, nafsu
makan meningkat, tidur lebih nyenyak. Pasien mengatakan dapat
membeli 5- linting ganja setiap minggu yang habis dipakai untuk 3-
4 hari, pasien mengatakan hampir memakai ganja setiap hari baik
sedang senang maupun stress.
Pasien mengatakan pernah menggunakan sabu juga ketika berada di
batam. Pasien mendapatkan sabu dari bandar langsung. Pasien
mengenal sabu pada tahun 2010 dengan pertama kali mencoba 100mg
yang dihisap dan dihabiskan dalam sehari. Pasien mengenal pertama kali
sabu dari teman kerjanya yang rata-rata hampir semua pemakai sabu.
Pasien semakin hari mulai meningkatan dosis sabu nya dan bisa membeli
sampai dengan 1g-2g untuk dipakai sendiri saja. Pasien memakai sabu
setiap hari sebelum bekerja, hal itu menurut pasien membuat pasien
menjadi berenergi, bersemangat, dan happy sepanjang hari, namun
pasien juga jadi merasakan sulit tidur, gelisah,lemas,marah-marah, bingung
sehari setelah pasien memakai sabu. Namun pasien mengatakan nafsu
makan menjadi menurun semenjak menggunakan sabu, berat badan
pasien pernah mencapai 39kg.
Pasien sempat melanjutkan jenjang pendidikannya di UNIKOM Bandung
selama 1 tahun, pasien mulai mengenal zat benzodiazepine (alprazolam dan
riclonal) yang dikenalkan oleh teman-teman kampusnya. Pasien
mendapatkan zat ini melalui dokter klinik dengan berpura-pura sulit tidur dan
cemas lalu mendapatkan alprazolam sebanyak 20 tablet yang dipakai 2
tablet dalam sehari. Ketika pasien tidak mendapatkan zat melalui dokter
pasien sering membeli langsung dengan resep palsu ataupun meminta
kepada temannya. Pasien merasa tenang dan perasaan nyaman setelah
menggunakan zat ini. Tapi pasien juga merasakan sulit tidur dan berhalusinasi.
Pasien mengatakan ini bukan kali pertamanya masuk kedalam rehabilitasi.
Pasien pernah masuk ke RSJ Cisarua pada tahun 2015 bulan maret selama 2
minggu namun dijemput paksa oleh keluarga dan putus rehabilitasi namun
dilanjutkan dengan terapi sedot darah melalui kaki dengan darah yang
dikeluarkan sebanyak 2 gelas air mineral. Setelah itu pasien tidak melakukan
rehabilitasi medik lagi. Setelah terapi ini pasien tidak mengonsumsi zat-zat
terlarang selama ½ tahun. Pada pertengahan tahun 2015 pasien mulai lagi
mengonsumsi zat-zat terlarang.
RIWAYAT PRIBADI
1. MASA DI KANDUNGAN DAN SEKITAR PERSALINAN
Tidak diketahui
2. MASA BAYI DAN KANAK-KANAK
Pada masa bayi tidak diketahui.
Saat masa kanak-kanak pasien tidak mendapatkan kekerasan secara verbal dan
fisik.
3. MASA REMAJA
Pasien kadang mengonsumsi alkohol sebanyak 1x dalam seminggu dengan jumlah
1 botol , atau mengonsumsi alkohol apabila sedang bermain dengan teman-
temannya sekitar tahun 2008. Pasien mengkonsumsi obat-obatan terlarang pada
tahun 2009.
RIWAYAT SOSIAL KELUARGA
 Hubungan pasien dengan kedua orang tua baik.
 Hubungan pasien dengan istri dan kedua anaknya baik.
FUNGSI KELUARGA SAAT INI :
- Pasien tidak memiliki masalah dengan kedua orangtua nya dan
keluarganya.
RIWAYAT PSIKIATRIK DAN PENGOBATAN PADA KELUARGA :
- Paman pasien juga seorang pengguna zat-zat terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK

 Kesadaran compos mentis, pasien tampak sakit ringan


 Tanda vital :
- Temperatur : tidak dilakukan
- Nadi : tidak dilakukan
- Respirasi : tidak dilakukan
- Suhu : tidak dilakukan
 Status interna : tidak dilakukan
Status Psikiatri

1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
3. Roman muka : biasa
4. Kontak / raport : +/ adequate
5. Orientasi :
- Tempat : baik
- Waktu : baik
- Orang : baik
5. Ingatan
- Remote : baik
- Recent : baik
- Recent past : baik
6. Perhatian : baik
7. Presepsi
- Ilusi : (-)
- pseudohalusinasi : (-)
- Halusinasi : Auditory (-) , Tactile (-) , Gustatory (-), Olfactory (-),
visual (-)
8. Pikiran
- Bentuk : realistic
- jalan : koheren
- Isi : Thought insertion (-), thought witdrawl (-), Thought
broadcasting (-), Waham kejar (-) , Waham kendali (-), waham kebesaran (-),
idea of reference (-)
9. Emosi
- Mood : Eutimik
- Afek : Luas
10. Wawasan terhadap penyakit: tilikan derajat 6
11. Tingkah laku : Normoaktif
12. Bicara : Normal, kecepatan normal, artikulasi jelas
13. Dekorum :
- kebersihan : baik
- sopan santun : baik
- kooperatif : baik
Psikodinamika

Pasien seorang laki-laki berusia 27 tahun sudah menikah


dan memiliki 2 anak. Pasien memiliki kondisi ekonomi yang
mencukupi dan memiliki teman di lingkungan pekerjaan
yang bergaya hidup bebas dan tidak terkontrol
menggunakan zat-zat yang dilarang. Orang tua pasien
sibuk, sehingga kurang berkomunikasi dengan pasien.
Pasien menggunakan zat-zat terlarang berupa alkohol,
ganja, sabu, dan benzodiazepine sejak tahun 2009. Pasien
hampir setiap hari memakai zat-zat tersebut terutama
sabu yang membuat pasien semakin bersemangat,
bertenaga, dan senang untuk melakukan pekerjaannya.
Diagnosis Multi Axial

Axis 1 F19.22 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat


multiple dan penggunaan zat psikoaktif lainnya kini dalam pengawasan klinis
dengan terapi pemeliharaaan atau dengan pengobatan zat pengganti.
Axis 2 Tidak ada Diagnosa
Axis 3 Gastritis
Axis 4 Masalah primary support group (kurangnya komunikasi orang tua dan
anak), masalah lingkungan (pasien sering mendapatkan dorongan untuk
memakai zat-zat terlarang dari teman-temannya)
Axis 5 70 – 61 (beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik)
Management

Psikofarmaka
- Alprazolam 2 mg 1dd1
- Clozapine 25 mg 1dd1

Psikoterapi
 Psikoterapi individual
 Konseling parental
 Rehabilitasi
 Group psycotheraphy
Prognosis

Quo ad vitam : Ad Bonam


Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
BAHAN PSIKOAKTIF(NAPZA)
DEFINISI

NAPZA adalah bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam tubuh


manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak atau sistem
saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik,
psikis dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan
(adiksi) serta ketergantungan (dependensi).
 Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan
berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan
khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif.
 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai kehilangan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
 Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
 Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah,
semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai
pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim
syaraf pusat, seperti: Alkohol yang mengandung ethyl etanol,
inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang
menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh
minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya
dihisap.
Klasifikasi napza

 Golongan narkotika
1. Narkotika Golongan I :
Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai
potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan, (Contoh :
heroin/putauw, kokain, ganja).
2. Narkotika Golongan II :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan
terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan (Contoh : morfin, petidin).
3. Narkotika Golongan III :
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam
terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan (Contoh :
kodein).
Narkotika yang sering disalahgunakan adalah Narkotika Golongan I,
yaitu ;
Opiat : morfin, herion (putauw), petidin, candu, dan lain-lain - Ganja
atau kanabis, marihuana, hashis - Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta
kokain, daun koka.
Golongan psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sidroma
ketergantungan digolongkan menjadi 4 golongan yaitu :
1. Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi,
shabu, LSD).
2. Psikotropika Golongan II :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam
terapi, dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta menpunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan . ( Contoh amfetamin,
metilfenidat atau ritalin).
3.Psikotropika Golongan III :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan (Contoh : pentobarbital, Flunitrazepam).
4. Psikotropika Golongan IV :
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan (Contoh : diazepam, bromazepam, Fenobarbital,
klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo,
Rohip, Dum, MG).
Psikotropika yang sering disalahgunakan antara lain :
-Psikostimulansia : amfetamin, ekstasi, shabu.
-Sedatif & Hipnotika (obat penenang, obat tidur): MG, BK, DUM, Pil
koplo dan lain-lain.
-Halusinogenika : Iysergic acid dyethylamide (LSD), mushroom.
Pemakai psikotropika yang berlangsung lama tanpa
pengawasan dan pembatasan pejabat kesehatan dapat
menimbulkan dampak yang lebih buruk, tidak saja menyebabkan
ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam
penyakit serta kelainan fisik kelainan fisik maupun psikis si pemakai,
tidak jarang bahkan menimbulkan kematian.
Zat adiktif lainnya
Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar yang disebut Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1.Minuman berakohol
Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan syaraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan
sebagai campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat
pengaruh obat/zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan
minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1-5% (Bir)
b. Golongan B : kadar etanol 5-20%, (Berbagai jenis minuman
anggur)
c. Golongan C : kadar etanol 20-45 %, (Whiskey, Vodca, TKW,
Manson House, Johny Walker, Kamput.)
2. Inhalansia
Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang
sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau
Pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :

1. Golongan Depresan (Downer)


Adalah jenis NAPZA yang berfungsi mengurangi aktifitas
fungsional tubuh. Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang,
pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan tidak sadarkan diri.
Golongan ini termasuk Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein),
Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan tranquilizer (anti cemas)
dan lain-lain.
2. Golongan Stimulan (Upper)
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan
meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk golongan
ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi), Kafein, Kokain.
3. Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang
bersifat merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan
daya pandang yang berbeda sehingga seluruh perasaan dapat
terganggu. Golongan ini tidak digunakan dalam terapi medis.
Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
JENIS-JENIS NAPZA
1. OPIOID
Diperoleh dari buah tanaman Papaver Somniferum yang getahnya
bila dikeringkan akan menjadi opium mentah. Opioida dibagi dalam
tiga golongan besar yaitu :
a. Opioida alamiah (opiat): morfin, opium, kodein
b. Opioida semi sintetik : heroin/putauw, hidromorfin
c. Opioida sintetik : meperidin, propoksipen, metadon
 Penyalahgunaan Opioid
Gangguan penggunaan opioid adalah pola penggunaan maladaptif
dari obat opioid, yang menyebabkan gangguan atau distres yang
signifikan secara klinis dan terjadi dalam periode 12 bulan.
Intoksikasi Opioid
1. Pemakaian opioid yang belum lama
2. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis (misalnya euphoria awal diikuti oleh apati, disforia, agitasi, atau
retardasi psikomotor, gangguan pertimbangan, atau gangguan fungsi
sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama atau segera setelah
pemakaian opioid
3. Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis
berat) dan satu (atau lebih) tanda berikut, yang berkembang selama,
atau segera setelah pemakaian opioid
 Mengantuk atau koma
 Bicara cadel
 Gangguan atensi atau daya ingat
4. Gejala tidak karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain.
Putus Opioid
2. kokain

Efek utamanya adalah penghambatan kompetitif ambilan kembali


dopamin oleh transporter dopamin sehingga meningkatkan
konsentrasi dopamin dalam celah sinaps dan meningkatkan aktivasi
reseptor dopamin tipe 1 dan 2. Kokain juga menghambat ambilan
katekolamin utama lainnya yaitu katekolamin dan serotonin. Kokain
juga menurunkan aliran darah ke otak dan menurunkan penggunaan
glukosa. Kokain memiliki kualitas adiktif yang kuat.
Intoksikasi kokain
1. Pemakaian kokain yang belum lama
2. Perilaku maladaptif
3. Dua atau lebih tanda berikut :
 takikardia atau bradikardia
 dilatasi pupil
 peninggian atau penurunan tekanan darah
 berkeringat atau menggigil
 mual atau muntah
 tanda-tanda penurunan berat badan
 agitasi atau retardasi psikomotor
 kelemahan otot-depresi pernafasan-nyeri dada atau aritmia jantung
 konfusi- kejang- diskinesia-distonia atau koma
4. Gejala bukan dari kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain.
Putus kokain
1. Penghentian atau penurunan pemakaian kokain yang telah lama
2. Mood disforik dan dua atau lebih perubahan fisiologis berikut yang
berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah kriteria 1 :
 Kelelahan
 Mimpi yang tidak menenangkan
 Insomnia dan hipersomnia
 Peningkatan nafsu makan
 Retardasi atau agitasi psikomotor
3. Gejala dalam kriteria 2 menyebabkan penderitan secara bermakna secra
klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi lainnya
4. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum dan
tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain.
3. KANABIS
Ganja adalah obat psikoaktif keempat yang paling umum digunakan di
kalangan orang dewasa di Amerika Serikat, setelah kafein, alkohol, dan
nikotin. Ganja diperoleh dari tanaman Cannabis sativa yang telah digunakan
di Cina, India, dan Timur Tengah selama sekitar 8.000 tahun, terutama untuk
serat dan sekunder untuk sifat obatnya. Bentuk ganja yang paling kuat
berasal dari puncak berbunga dari tanaman atau dari kering, hitam-coklat,
getah resin dari daun, yang disebut sebagai hashish atau hash. Tanaman
ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dicincang, dan digulung menjadi
rokok (biasa disebut 'sendi'), yang kemudian diasap.
Intoksikasi kanabis

1. Pemakaian kanabis yang belum lama


2. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis yang berkembang segera setelah pemakaian kanabis
3. Dua atau lebih tanda berikut yang berkembang dalam 2 jam pemakaian
kanabis :
 Injeksi konjungtiva
 Peningkatan nafsu makan
 Mulut kering
 Takikardia
 Gejala bukan dari kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan
oleh gangguan mental lain.
4. Amfetamin
Amphetamine klasik memiliki efek primernya dengan menyebabkan pelepasan
katekolamin terutama dopamin dari terminal prasinaptik. Efek tersebut terutama
kuat pada neuron dopaminergik yang keluar dari area segmental ventralis
kekorteks serebral dan area limbik.
Ada dua jenis amfetamin :
MDMA (methylene dioxy methamphetamin), mulai dikenal sekitar tahun 1980
dengan nama Ekstasi atau Ecstacy. Nama lain : xtc, fantacy pils, inex, cece, cein,
Terdiri dari berbagai macam jenis antara lain : white doft, pink heart, snow white,
petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul.
Methamfetamin ice, dikenal sebagai SHABU. Nama lainnya shabu-shabu. SS,
ice, crystal, crank. Cara penggunaan : dibakar dengan menggunakan kertas
alumunium foil dan asapnya dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol
kaca yang dirancang khusus (bong).
Intoksikasi amphetamin
1. Pemakaian amphetamin atau zat yang berhubungan yang belum lama terjadi
2. Perilaku maladapif atau perubahan perilaku yang bermakna secara klinis yang berkembang selama atau
segera setelah pemakaian amphetamin atau zat yang berhubungan
3. Dua atau lebih hal berikut yang berkembang selama atau segera setelah pemakaian amphetamin atau
zat yang berhubungan :
Takikardia atau bradikard
Peninggian atau penurunan tekanan darah
Berkeringat atau menggigil
Mual atau muntah
Tanda-tanda penurunan berat badan
Agitasi atau retardasi psikomotor
Kelemahan otot, depresi pernafasan, nyeri dada dan aritmia jantung
Konfusi, kejang, diskinesia, distonia
4. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain.
Putus amfetamin
1. Penghentian amphetamine yang telah lama atau berat
2. Mood disforik dan dua atau lebih perubahan fisiologis berikut yang
berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari setelah kriteria :
 Kelelahan
 Mimpi yang gamblang dan tidak menyenangkan
 Insomnia atau hipersomnia
 Peningkatan nafsu makan
 Retardasi atau agitasi psikomotor
3. Gejala dalam kriteria 2 menyebabkan penderitaan bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi lainnya
4. Gejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain.
5. HALUSINOGEN

Halusinogen bersifat simpatomimetik dan menyebabkan hipertensi,


takikardi, hipertermi, dan dilatasi pupil. Efek fisiologisnya bervariasi dari
yang ringan sampai halusinasi berat. Umumnya hanya terjadi
halusinasi ringan.
Pada pemakaian halusinogen, persepsi menjadi lebih kuat dari
biasanya. Warna menjadi lebih kaya daripada sebelumnya atau
dipertajam, musik lebih menonjol secara emosional, dan pembauan
dan pengecapan meningkat. Terjadi sinestesia; warna terdengar dan
suara terlihat. Terdapat perubahan dalam persepsi waktu dan ruang.
Halusinasi biasanya adalah visual, seringkali bentuk dan gambar
geometric, tetapi kadang-kadang didapatkan juga halusinasi raba
dan dengar.
Intoksikasi Halusinogen
Kriteria diagnosis
1. Pemakaian halusinogen yang belum lama
2. Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis (misalnya kecemasan atau depresi yang nyata, ideas of reference,
ketakutan kehilangan pikiran, ide paranoid, gangguan pertimbangan,
atau gangguan fungsi sosial atau pekerjaan)
3. Perubahan persepsi yang terjadi dalam keadaan terjaga penuh dan
sadar (misalnya penguatan persepsi subjektif, depersonalisasi, derealisasi,
ilusi, halusinasi, sinestesia) yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian halusinogen
4. Dua (atau lebih) tanda berikut yang berkembang selama atau segera
setelah pemakaian halusinogen : dilatasi pupil, takikardi, berkeringat,
palpitasi, pandangan kabur, tremor, inkoordinasi
5. Gejala bukan karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain
6. SEDATIVE, HIPNOTIC, ANXIOLYTIC-
RELATED DISORDER
Tiga kelompok besar dari obat-obatan pada kelas ini yaitu benzodiazepin,
barbiturat dan barbiturate-like substance.
Benzodiacepin
Contoh benzodiazepin yaitu diazepam, flurazepam, oxazepam, dan
klordiazepoksid. Benzodiazepin umum digunakans sebagai anticemas,
hipnotik, antiepilepsi dan anastesi, umum juga digunakan untuk withdrawal
karena alkohol.
Barbiturat
Obat yang termasuk ke golongan barbiturat yaitu secobarbital,
pentobarbital, dan secobarbital-amobarbital umum dijumpai pada
pengedar obat-obatan. Barbital dan phenobarbital merupakan obat long-
acting dengan waktu paruh 12-24 jam. Amobarbital merupakan barbiturat
dengan intermediate-acting dengan waktu paruh 6-12 jam.
Barbiturat-like substance
Obat yang sering disalahgunakan yaitu methaqualone, namun sudah
tidak lagi ditemui. Individu usia muda sering menggunakan substansi
ini karena dipercayai dapat meningkatkan kepuasan seksual.
Biasanya dikonsumsi sebanyak 1-2 tablet (300 mg/ tablet) untuk
menghasilkan efek yang diinginkan.
Intoksikasi Sedatif-Hipnotik-Ansiolitik

Kriteria diagnosis untuk intoksikasi Sedatif-Hipnotik-Ansiolitik


1. Pemakaian sedatif, hipnotik, ansiolitik yang belum lama
2. Perilaku maladaptive atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis (misalnya
perilaku seksual atau agresif yang tidak semestinya, labilitas mood, gangguan pertimbangan,
gangguan fungsi sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian hipnotik, sedatif, atau ansiolitik
3. Satu (atau lebih) tanda berikut, berkembang selama, atau segera setelah pemakaian
hipnotik, sedatif, atau ansiolitik:
 bicara cadel
 inkoordinasi
 gaya berjalan tidak mantap
 nistagmus
 gangguan atensi atau daya ingat
 stupor atau koma
4. Gejala tidak karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain.
Putus Obat
1. Penghentian (atau penurunan) pemakaian sedatif, hipnotik, atau ansiolitik yang telah lama dan
berat
2. Dua (atau lebih) berikut yang berkembang dalam beberapa jam sampai beberapa hari
setelah kriteria
 hiperaktivitas otonomik (misalnya berkeringat atau denyut nadi >100)
 peningkatan tremor tangan
 insomnia
 mual atau muntah
 halusinasi atau ilusi lihat, taktil, atau dengar yang transient
 agitasi psikomotor
 kecemasan
 kejang grand mal
3. Gejala dalam kriteria 2 menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau
gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain
4. Gejala tidak karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
mental lain.
overdosis
1. Benzodiazepin
Rasio dari dosis letal ke dosis efektif adalah sekitar 200 hingga 1 atau lebih tinggi.
Bahkan ketika dosis terlalu tinggi (lebih dari 2 g) biasanya digunakan dalam
upaya bunuh diri, gejala yang timbul hanya mengantuk, lesu, ataxia,
kebingungan, dan depresi ringan dari tanda-tanda vital pengguna. Namun saat
benzodiazepin digunakan bersamaan dengan sedative dan hipnotik lain, dapat
menimbulkan kematian.
2. Barbiturat
Barbiturat mematikan jika digunakan secara berlebihan karena dapat
menginduksi depresi pernapasan. Overdosis barbiturat ditandai dengan koma,
henti napas, kegagalan kardiovaskular, dan kematian. Rasio dosis lethal ke dosis
efektif antara 3: 1 dan 30: 1.
3. Barbiturate-like substance
Overdosis methaqualone dapat mengakibatkan kegelisahan, delirium, hiponia,
kejang, dan dalam dosis yang sangat tinggi dapat menyebabkan kematian.
ALKOHOL
Definisi
Merupakan molekul organik yang memiliki gugus –OH (hidroksil) yang melekat pada atom
karbon jenuh.
Penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol sejauh ini adalah gangguan berhubungan
dengan penyalahgunaan zat yang sering dilakukan (alcohol-related disorders). Alkoholisme
merupakan sebutan bagi penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol .

INTOKSIKASIS ALKOHOL
Bukan merupakan kondisi yang ringan. Intoksikasi yang parah dapat menyebabkan koma,
depresi pernapasan, dan kematian baik karena depresi pernapasan atau karena aspirasi
muntah. Beratnya gejala intoksikasi alkohol berhubungan secara kasar dengan konsentrasi
alkohol dalam darah, yang mencerminkan konsentrasi alkohol didalam otak.
Pada onset intoksikasi beberapa orang menjadi lebih suka berbicara dan berkelompok,
menarik diri dan cemberut, yang lainnya suka berkelahi. Beberapa pasien menunjukan labilitas
mood dengan episode tertawa dan menangis yang saling berganti (intermiten)
INHALANT
Obat inhalant merupakan hidrokarbon volatil yang menguap pada suhu
ruangan dan akan terhirup melalui hidung atau mulut yang kemudian
akan masuk ke aliran darah melalui rute transpulmonari. Zat ini umum
ditemukan pada produk rumah tangga Yaitu;
Pelarut (lem) atau bahan adesive
Propelan (contoh : sprai cat aerosol, hair spray dan krim cuku)
Thinners ( contoh: untuk cat )
Bensin
DIAGNOSIS
 Inhalant intoksikasi
Adanya perilaku maladaptif dan setidaknya 2 gejala. Status intoksikasi sering
dikarakteristikan dengan apatis, penurunan interaksi sosial dan okupasi, gangguan
pengambilan keputusan, impulsif atau agresif, mual, anoreksia, nistagmus, penururan
refleks dan diplopia. Dosis yang tinggi dan lamanya pajanan dapat menyebabkan
seseorang menjadi stupor atau tidak sadar. Seseorang yang menggunakan inhalan
biasanya memiliki ruam disekitar hidung dan mulut; aroma nafas yang tidak biasa;
adanya residu substansi inhalan pada wajah,tangan atau pakaian pengguna; iritasi
pada mata, hidung, tenggorokan dan paru-paru pengguna.
 Inhalant Intoksikasi Delirium
Delirium dapat diinduksi oleh efek inhalan. Jika delirum merupakan hasil dari gangguan
perilaku yang berat, pengobatan jangka pendek dapat dilakukan dengan dopamine
receptor agonist seperti haloperidol. Inhalant-Induced Persisting Dementia
 Inhalant-Induced Psychotic Disorder
 Inhalant-Induced Mood Disorder Dan Inhalant-Induced Anxiety Disorder
 Other Inhalant-Induced Disorder
TOBACCO RELATED DISORDERS

Definisi
Penyalahgunaan tembakau adalah salah satu yang paling umum, mematikan,
dan mahal. Ini juga merupakan salah satu yang paling diabaikan, khususnya,
karena meskipun ada penelitian terbaru yang menunjukkan kesamaan antara
ketergantungan tembakau dan gangguan penggunaan zat lainnya,
ketergantungan tembakau berbeda dari ketergantungan zat lainnya dengan
cara yang unik, tembakau tidak menyebabkan masalah perilaku; oleh karena itu,
beberapa orang yang bergantung pada tembakau mencari atau dirujuk untuk
perawatan pengobatan psikiatris. tembakau adalah obat legal dan kebanyakan
orang yang menghentikan penggunaan tembakau telah melakukannya tanpa
perawatan. jadi pandangan umum, tetapi keliru, adalah bahwa, tidak seperti
alkohol dan obat-obatan terlarang lainnya, kebanyakan perokok tidak
memerlukan pengobatan.
DIAGNOSIS
 Gangguan Penggunaan Tembakau
DSM-5 termasuk diagnosis untuk gangguan penggunaan tembakau yang dicirikan
oleh keinginan, penggunaan yang terus-menerus dan berulang, toleransi, dan
penarikan jika tembakau dihentikan. Ketergantungan pada tembakau
berkembang dengan cepat, mungkin karena nikotin bertindak melindungi
sistem dopaminergik di daerah tegmental ventral, sistem yang sama
dipengaruhi oleh kokain dan amfetamin. Perkembangan ketergantungan
ditingkatkan oleh faktor sosial kuat yang mendorong seseorang untuk merokok
di beberapa tempat dan oleh pengaruh kuat dari iklan perusahaan tembakau.
Orang cenderung merokok jika orang tua atau saudara mereka merokok.
Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan diatesis genetik terhadap
ketergantungan tembakau. Kebanyakan orang yang merokok ingin berhenti
dan mencoba berkali-kali untuk berhenti tetapi tidak berhasil.
 Tobacco Withdrawal
DSM-5 tidak memiliki kategori diagnostik untuk keracunan tembakau, tetapi ia
memiliki kategori diagnostik untuk nicotine withdrawal. Gejala withdrawal
dapat berkembang dalam 2 jam setelah menghisap rokok terakhir; mereka
umumnya mencapai puncaknya dalam 24 hingga 48 jam pertama dan dapat
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan. Gejala umum termasuk
keinginan yang kuat untuk tembakau, ketegangan, iritabilitas, kesulitan
berkonsentrasi, mengantuk dan kesulitan tidur paradoks, penurunan denyut
jantung dan tekanan darah, peningkatan nafsu makan dan berat badan,
penurunan kinerja motorik, dan peningkatan ketegangan otot. Sindrom ringan
dari tembakau withdrawal dapat muncul ketika seorang perokok beralih dari
rokok biasa ke nikotin rendah.
PENYALAHGUNAAN NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah satu atau


beberapa jenis NAPZA secara berkala/ teratur diluar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, pikiran, dan
fungsi sosial.
 Cenderung memberontak dan menolak
etiologi
otoritas
 Cenderung memiliki gangguan jiwa lain
(komorbiditas) seperti depresi, cemas,
psikotik, kepribadian disosial.
Faktor Individu  Perilaku menyimpang dari aturan atau
norma yang berlaku
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA
 Rasa kurang percaya diri (low self-
dimulai atau terdapat pada masa confidence), rendah diri dan memiliki citra
remaja, sebab remaja yang sedang diri negatif (low self-esteem)
mengalami perubahan biologik, psikologik  Sifat mudah kecewa, cenderung agresif
maupun sosial yang pesat merupakan dan destruktif
individu yang rentan untuk
 Mudah murung, pemalu, pendiam
menyalahgunakan NAPZA. Anak atau
remaja dengan ciri-ciri tertentu  Mudah merasa bosan dan jenuh
mempunyai risiko lebih besar untuk  Keingintahuan yang besar untuk
menjadi penyalahguna NAPZA. mencoba atau penasaran
 Keinginan untuk bersenang-senang (just
for fun)
 Keinginan untuk mengikuti mode, karena
dianggap sebagai lambang
 Keperkasaan dan kehidupan modern.
 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan
baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat.
Faktor keluarga, terutama faktor orang tua yang ikut menjadi
penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna
NAPZA antara lain adalah :
a. Lingkungan Keluarga
 Komunikasi orang tua dengan anak kurang baik/efektif
 Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga
 Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi, DLL
b. Lingkungan Sekolah
 Sekolah yang kurang disiplin
 Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
 Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
c. Lingkungan Teman Sebaya
 Berteman dengan penyalahguna
 Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar
d. Lingkungan Masyarakat/Sosial
 Lemahnya penegakan hukum
 Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung
TARAF PENYALAHGUNAAN
 Pemakaian Coba-coba
Pemakaian coba-coba (experimental use) yaitu pemakaian NAPZA yang tujuannya ingin
mencoba, untuk memenuhi rasa ingin tahu. Sebagian pemakai berhenti pada tahap ini, dan
sebagian lain berlanjut pada tahap lebih berat.
 Pemakaian Sosial/Rekreasi
Pemakaian sosial/rekreasi (social use/recreational use) yaitu pemakaian NAPZA dengan
tujuan bersenang-senang pada saat rekreasi atau santai. Sebagian pemakai tetap bertahan
pada tahap ini, namun sebagian lagi meningkat pada tahap yang lebih berat
 Pemakaian Situasional
Pemakaian situasional (situational use) yaitu pemakaian pada saat mengalami keadaan
tertentu seperti ketegangan, kesedihan, kekecewaan, dan sebagainya, dengan maksud
menghilangkan perasaan-perasaan tersebut.
 Penyalahgunaan
Penyalahgunaan (abuse) yaitu pemakaian sebagai suatu pola penggunaan yang bersifat
patologik/klinis (menyimpang) yang ditandai oleh intoksikasi sepanjang hari, tak mampu
mengurangi atau menghentikan, berusaha berulang kali mengendalikan, terus
menggunakan walaupun sakit fisiknya kambuh.
DAMPAK PENYALAHGUNAAN

1. Jasmaniah
Hal – hal yang dapat diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Cardiovascular : sub bakterial endokarditis, kardiomiopati alkoholik
2. Pulmonar dan traktus respiratorius: depresi pernapasan, apneu, anoxia, fibrosis
pulmoner, granuloma benda asing, iritasi mukosa hidung (kokain)
3. Tractus gastrointestinal : konstipasi (opiat), gastritis, pankreatitis, perlemakan hati,
hepatitis, sirosis (alkohol)
4. Tractus urinarius & sistem reproduksi : infeksi, gangguan fungsional seksual, pada
wanita hamil bisa menimbulkan kecacatan pada bayi
5. Dermatologik : abses, selulitis, needle tracks (bekas suntikan ), reaksi alergi
6. Hematopoitik : depresi sumsum tulang
1. Endokrin : hipogonadisme (opiat, alkohol), hipoglikemi
(alkohol)
2. Muskuloskeletal : rhabmyolitis akut (heroin), myopati
alkoholik, fraktur
3. Neurologik: kejang (overdosis opiat, halusinogen, putus
zat sedatif/hipnotik, gangguan kesadaran, sindroma
Wernicke-Korsakoff (alkohol), polineuropati (alkohol)
4. Lain-lain : AIDS (jarum tidak steril)
Kejiwaan
Gangguan persepsi, daya pikir, daya ingat, kemampuan belajar,
daya kreasi, emosi, gangguan prilaku. Pada keadaan lebih lanjut bisa
menyebabkan gangguan psikotik (organik, fungsional), tindakan
kekerasan, bunuh diri, sindroma amotivasi (ganja).
Sosial
Produktivitas kerja/sekolah menurun, pengendalian diri menurun,
gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif.sehingga
menimbulkan gangguan kehidupan dalam keluarga/sosial.
GEJALA KLINIS
Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara
umum dapat digolongkan sebagai berikut :
-Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel),
apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, curiga
-Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat,
kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
-Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair, menguap
terus menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air sehingga malas mandi,
kejang, kesadaran menurun.
-Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap
kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos, terhadap bekas
suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada pengguna dengan jarum
suntik).
Perubahan Sikap dan Perilaku
-Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah, sering
membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
-Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk
dikelas atau tempat kerja.
-Sering berpergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa memberi
tahu lebih dulu.
-Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu
dengan anggota keluarga lain dirumah.
-Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh keluarga,
kemudian menghilang.
-Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi tak
jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri
atau milik keluarga, mencuri, mengomengompas terlibat tindak kekerasan
atau berurusan dengan polisi.
-Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap
bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh rahasia.
diagnosis
Berdasarkan PPDGJ III dan DSM 5
tatalaksana

Tujuan dari terapi dan rehabilitasi


 Abstinensia atau menghentikan sama sekali penggunaan NAPZA
 Pengurangan frekuensi dan keparahan relaps
 Memperbaiki fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial
prognosis

 Kesuksesan 1 tahun setelah terapi 40-80% (WHO). Menurut


Allgulander ketergantungan padaa sedativa-hipnotika 84%
kembali memakai dalam 4-6 tahun setelah perawatan. Menurut
Cassiman (Belgia) hasil positif dalam 2 tahun setelah perawatan
pertama 10-30% (stabilisasi sampai 80% pada kasus-kasus yang
punya kontak dengan program terapi selama 2 tahun).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai