Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn K DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:

HALUSINASI PENDENGARAN

DI RUANG MALGOVA RSUD INDRAMAYU

Nama mahasiswa : NURLAELI

NIM : R220416037

Ruang : Malgova

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien

Nama : Tn. K

Umur : 38 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki


Suku : Jawa
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Ujung Jaya
No. RM : 066076
Tanggal Masuk : 10 Desember 2022
Tanggal Pengkajian : 13 Desember 2022

Identitas Penanggung Jawab:

Nama : Tn. T

Umur : 60 tahun

Alamat : Ujung Jaya

Hubungan dengan klien : Ayah


B. Alasan Masuk

Sebelum masuk rumah sakit ± 10 hari klien bingung, menyendiri, gelisah, sering bicara
sendiri, sulit tidur, bicara kacau dan sering memarahi anggota keluarga terutama ibunya.
Klien dulu pernah di rawat di RSUD Indramayu sebanyak 1x. Klien sekarang sering
mendengar suara laki-laki yang mengancam ingin membunuhnya. Klien merasa ada
sesuatu yang berbeda, tidak mau bergaul dengan teman, pendiam, dan sering menyendiri.

C. Faktor Predisposisi

Klien pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu sebanyak 1 kali di RSUD
Indramayu tetapi kurang berhasil dikarenakan setelah obat habis klien tidak mau kontrol.
Klien tidak pernah mengalami aniaya fisik dan aniaya seksual. Keluarga tidak ada yang
mempunyai riwayat gangguan jiwa. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
yaitu bercerai dengan istrinya.

D. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36ºC
Respirasi : 20 x/menit
b. Ukur
TB : 154 cm
BB : 70 kg
E. Psikososial
1. Genogram
Klien tinggal serumah bersama Ibu, ayah dan adiknya. Klien merupakan anak
pertama dari tiga bersaudara.
Keterangan:

= laki-laki

= klien

= perempuan

= garis keturunan

2. Konsep Diri
a. Gambaran diri
Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak di sukai, klien juga tidak
memiliki cacat tubuh. Klien menerima semua anggota tubuhnya.
b. Identitas
Pasien menyadari dia seorang laki-laki, berusia 38 tahun sudah pernah menikah
dan bercerai dengan istrinya.. Dan mempunyai 2 adik perempuan.
c. Peran Diri
Pasien adalah seorang laki-laki yang sudah menikah dan anggota masyarakat.
Sebelum sakit pasien masih bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Yaitu
membantu kedua orang tua dan adik-adiknya dirumah. Selama sakit pasien hanya
melakukan kegiatan yang ada di rumah sakit sebagai pasien.
F. Status Mental
1. Alam perasaan: Pasien merasa sedih dan putus asa karena bercerai dengan istrinya.
2. Persepsi: Pasien mengatakan mendengar suara yang ingin membunuhnya saat pasien
sendirian, dan frekuensi munculnya suara itu tidak pasti pada saat pasien sendirian
dan frekuensi munculnya suara itu tidak pasti pada saat pasien sendirian.
3. Proses Pikir: Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
4. Isi Pikir: Pasien merasa ketika mendegar suara yang mengancam ingin
membunuhnya
5. Penampilan: pasien berpenampilan tidak rapi
6. Aktifitas motorik: pasien tampak lesu
7. Afek: pasien tampak datar
8. Interaksi saat wawancara: pasien cukup mudah di ajak berbicara,kontak mata kurang
9. Tingkat kesadaran pasien disorientasi waktu
10. Memori: pasien mengalami gangguan daya ingat jangka Panjang
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung: pasien mudah beralih,kurang konsentrasi
12. Kemampuan penilaian: pasien mengalami gangguan ringan untuk menilai sesuatu
13. Daya tilik diri: pasien masih mengingkari penyakit yang di derita
G. kebutuhan persiapan pulang
Pasien bisa makan, BAK/BAB, mandi dan berpakaian pasien membutuhkan bantuan
minimal. Untuk istirahat, lama tidur siang 2 jam, tidur malam 8 jam, minum obat
membutuhkan bantuan minimal. Aktivitas di rumah pasien diharapkan bisa menjaga
kerapihan rumah dan ketika keluar rumah pasien bisa menemani ibunya berbelanja.
H. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan jika ada masalah memendam sendiri, dan tidak mau menceritakan
masalah tersebut kepada orang lain karena berfikir masalah tersebut adalah masalah
pribadinya dan memilih untuk berdiam diri.
Diagnosa keperawatan: Koping individu inefektif
I. Masalah Psikososial Dan Lingkungan.
- Masalah dengan dukungan kelompok: pasien jarang ikut terlibat dalam kegiatan
kelompoknya.
- Masalah dengan lingkungan: jarang bergaul dan lebih suka dirumah.
- Masalah dengan Pendidikan: hanya sekalah sampai SMP karena tidak ada biaya.
- Masalah dengan keluarga: tidak ada masalah.
- Masalah dengan ekonomi: tidak memiliki masalah dengan ekonominya.
- Masalah dengan pelayanan Kesehatan: tidak ada masalah dengan pelayanan
kesehatannya.
J. Aspek Medis
Diagnasa medis : Halusinasi
Terapi Medis : Risperidone = 2 × 2 mg/12 jam
Trihexipenidil = 2 × 2 mg/12 jam
Chlorpromazine = 3 × 100 mg/8 jam
II. ANALISA DATA

Tanggal Data Senjang Masalah TTD


Keperawatan
13-12- DS: pasien mengatakan mendengar suara yang Gangguan persepsi
2022 mengancam dirinya. sensori: halusinasi
DO: pasien suka menyendiri, pasien merenung dengar
14-12- DS: pasien mengatakan dibawa kesini karena Resiko tinggi
2022 habis memukul ibunya. kekerasan.
DO: -
14-12- DS: pasien mengatakan dalam lingkungan Kerusakan interaksi
2022 masyarakat pasien jarang bergaul. sosial
Pasien selama diRSUD jarang berkomunikasi
dengan pasien yang lain.
DO: pasien menyendiri, jarang bercakap dengan
orang lain.
III. POHON MASALAH
Resiko tinggi kekerasan (effect) Distress spiritual

Defisit aktivitas Gangguan persepsin sensori: Gangguan proses piker


Halusinasi dengar (core problem)

Kerusakan Koping individu & keluarga Ketidakefektifan


Interaksi sosial inefekti (Causa) penatalaksanaan regimen
(causa) terapeutik (causa)
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan Persepsi Sensori: halusinasi pendengaran.
b. Resiko tinggi kekerasan.
c. Kerusakan interaksi sosial
V. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal Diagnose Perencanaan


Keperawata Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
n
13-12- Gangguan Pasien mampu: Setelah 2x -Bantu pasien Halusinasi
2022 persepsi - Mengenali pertemuan pasien mengenal teratasi.
sensori: halusinasi yang dapat halusinasi
halusinasi dialaminya menyebutkan: -Latih mengontrol
dengar - Mengontrol - waktu situasi dan halusinasi
halusinasinya perasaan. dengan cara
- Mampu menghardik
memperagakan
cara mengontrol
halusinasi Bantu pasien
Resiko untuk
14-12- tinggi Pasien mampu: Setelah dilakukan mengontrol Resiko
2022 kekerasan - Mengontrol intervensi pasien emosinya kekerasan
emosi dapat: menurun
- Mengatur dan atau
mengontrol berkurang.
emosinya Bantu pasien
Kerusakan untuk memulai
14-12- interaksi Pasien mampu: Setelah dilakukan komunikasi dan Interaksi
2022 sosial - Berinteraksi intervensi pasien interaksi dengan social
dengan orang dapat: orang lain. menjadi
lain - Berkomunikasi dan lebih baik.
berinteraksi dengan
orang lain.
IV. IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI EVALUASI
13-12-2022 jam 09.00 wib S: pasien mengatakan mendengar suara-suara
DS: pasien mengatakan mendengar suara-suara yang mengancam dirinya.
yang mengancam dirinya. O: - pasien mau mengungkapkan perasaannya.
DO: pasien suka menyendiri, pasien merenung. - Pasien bisa menjelaskan
Gangguan persepsi sensori: halusinasi dengar. halusinasinya
Tindakan: membina hubungan saling percaya, A: - pasien mampu membina hubungan saling
mengenalkan halusinasi pada pasien. percaya.
- Pasien dapat menjelaskan cara
14-12-2022 jam 09.00 wib mengontrol halusinasinya.
DS: pasien mengatakan dibawa kesini karena P: lanjutkan intervensi
habis memukul ibunya.
DO: - S: pasien mengatakan dibawa kesini karena habis
Resiko tinggi kekerasan. memukul ibunya.
Tindakan: membantu pasien mengontrol emosi. O: -
A: pasien mampu mengontrol emosinya.
14-12-2022 jam 09.00 wib P: lanjutkan intervensi
DS: pasien mengatakan dalam lingkungan
masyarakat pasien jarang bergaul.
Pasien selama di RSUD jarang berkomunikasi
dengan pasien yang lain. S: pasien mengatakan dalam lingkungan
DO: pasien menyendiri, jarang bercakap dengan masyarakat pasien jarang bergaul.
orang lain. Pasien selama di RSUD jarang berkomunikasi
Kerusakan interaksi social. dengan pasien yang lain.
Tindakan: membantu pasien untuk berinteraksi O: pasien mampu berkomunikasi dengan orang
dengan orang lain. lain.
A: pasien mampu berinteraksi social.
P: lanjutkan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai