Durasi suara 3 menit, suara muncul sebanyak 5x sehari Durasi suara 2 menit, suara muncul sebanyak 2x atau
lebiih dalam sehari.
Tn. P merasa sedih karena kangen keluarga Pada Tn. D merasa sedih karena kangen keluarga,
terutama ibu dan keponakannya di rumah, pasien terlihat lesu namun dari segi afek emosi datar, dan
terlihat lesu namun dari segi afek emosi sesuai saat susah diajak bercanda.
diajak bercanda bisa menanggapi dan ikut tertawa.
Tn. D dari pembicaraan lambat dan pelan, sulit
Pada Tn. P peneliti menemukan data pembicaraan untuk berkonsentrasi, tidak dapat mempertahankan
Pasien jelas, nada bicara keras dan cepat, dapat kontak mata dengan lawan bicara.
mempertahankan kontak mata dengan lawan bicara.
Sedangakan Tn. D mengatakan hal yang sama yaitu
Tn. P mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan
di lingkungan masyarakat, tetapi saat dirawat masyarakat, saat di RS pun tampak membatasi
pasien mampu mengikuti kegiatan dengan baik. interaksi dengan orang lain.
Rencana keperawatan
Rencana tindakan keperawatan antara lain bangun hubungan saling percaya (menyapa pasien, memperkenalkan diri, menanyakan nama
lengkap dan nama panggilan kesukaan menanyakan perasaan pasien), menjelaskan tujuan, kontrak waktu, dan tempat pertemuan, observasi
perilaku verbal dan non verbal terkait halusinasi, identifikasi kembali isi, jenis, waktu, frekuensi serta respons pasien terhadap halusinasi,
validasi kontrol halusinasi yang sudah dilakukan pasien, libatkan dalam aktivitas terjadwal yang dapat mengalihkan perhatian dan
halusinasinya, evaluasi nonverbal mengenai upaya yang telah dilakukan pasien.
Implementasi dan Evaluasi
Hari ke-1 (10 Mei 2022)
Implementasi dimulai pukul 09.00 WIB, peneliti memulai dengan membina hubungan saling percaya, menjelaskan tujuan, kontrak waktu, dan
tempat pertemuan meminta Tn. P dan Tn. D untuk mengisi kuisioner PSYRATS untuk mengetahui skor sebelum dilakukan tindakan bercakap-
cakap, observasi perilaku verbal dan non verbal terkait halusinasi, identifikasi kembali isi, jenis, waktu, frekuensi serta respons pasien
terhadap halusinasi, melatih mengontrol halusinasi dengan menghardik, prinsip 5 benar obat, bercakap- cakap (melatih cara bercakap-cakap
dengan orang lain ketika di RS), dan melakukan aktivitas, berikan reinforcement yang sesuai setelah pasien melakukan suatu hal yang positif.
Evaluasi
Tn. P didapatkan hasil skor kuisioner 28, Pasien mau menceritakan halusinasi yang dialami, halusinasi masih muncul, Pasien belum dapat
mempraktikkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara baik. Perencanaan: Latih Pasien mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
Tn. D didapatkan hasi; skor kuisioner 26, Pasien mau menceritakan halusinasi yang dialami, halusinasi masih muncul, Pasien belum dapat
mempraktikkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara baik. Perencanaan: latih Pasien mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
• Hari ke-2 (11 Mei 2022)
Memulai implementasi pada Tn. P dan Tn. D pukul 08.00 diawali dengan menyapa, menanyakan perasaan hari
ini, menanyakan kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini, menjelaskan tujuan, kontrak waktu, tempat dan
topik yang telah disetujui sebelumnya dengan membimbing dan melatih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap (bercakap- cakap dengan orang lain ketika di pasar), meminta pasien untuk mengulang apa
yang telah diajarkan, berikan reinforcement yang sesuai setelah pasien melakukan suatu hal yang positif,
memvalidasi perasaan, kemudian membuat rencana tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya.
Evaluasi
Pada Tn. P halusinasi tidak muncul saat evaluasi, Pasien belum mampu menerapkan mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap secara maksimal. Perencanaan: evaluasi dan validasi cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Tn. D halusinasi tidak muncul saat evaluasi, pasien belum mampu menerapkan mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap secara maksimal, pasien lebih sering menyendiri dan belum dapat memulai bercakap-cakap
dengan orang lain. Perencanaan: evaluasi dan validasi cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain.
• Hari ke-3
Memulai implementasi pada Tn. P dan Tn. D pukul 08.00 diawali dengan menyapa, menanyakan perasaan hari
ini, menanyakan kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini, menjelaskan tujuan, kontrak waktu, tempat dan
topik yang telah disetujui sebelumnya dengan membimbing dan melatih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap (bercakap- cakap dengan orang lain ketika di kendaraan umum), meminta pasien untuk
mengulang apa yang telah diajarkan, berikan reinforcement yang sesuai setelah pasien melakukan suatu hal
yang positif, memvalidasi perasaan, kemudian membuat rencana tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya.
Evaluasi
Tn. P belum dapat menerapkan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara baik dan benar, Pasien
lebih memilih terdiam daripada memulai mengobrol dengan orang lain, tetapi jika ada orang yang mengajak
Pasien mengobrol selalu menjawab dan kooperatif, durasi suara sudah berkurang menjadi kurang lebih 2
menit, hari ini baru mendengar 1x setelah mencuci piring. Perencanaan: evaluasi dan validasi cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Tn. D belum dapat menerapkan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap secara baik dan benar, pasien
lebih memilih terdiam daripada memulai mengobrol dengan orang lain, tetapi jika ada orang yang mengajak
Pasien mengobrol selalu menjawab dan kooperatif, durasi suara sudah berkurang menjadi kurang lebih 1 menit
hari ini baru mendengar tadi setelah makan siang. Perencanaan: evaluasi dan validasi cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
• Hari ke-4
Memulai implementasi pada Tn. P dan Tn. D pukul 08.00 diawali dengan menyapa, menanyakan perasaan hari
ini, menanyakan kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini, menjelaskan tujuan, kontrak waktu, tempat dan
topik yang telah disetujui sebelumnya dengan membimbing dan melatih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap (bercakap- cakap dengan orang lain ketika di rumah), meminta pasien untuk mengulang apa
yang telah diajarkan, berikan reinforcement yang sesuai setelah pasien melakukan suatu hal yang positif,
memvalidasi perasaan, kemudian membuat rencana tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya.
Evaluasi
Pada Tn. P dapat menerapkan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap tetapi belum maksimal, pasien
sudah berani memulai obrolan dengan orang lain, pada saat sebelum tidur mendengar suara-suara lalu
mengalihkannya dengan mengajak ngobrol teman sekamarnya. Perencanaan: evaluasi dan validasi cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
Pada Tn. D Pasien sudah dapat menerapkan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap tetapi belum
maksimal, sudah berani memulai obrolan dengan orang lain. Perencanaan: evaluasi dan validasi cara
mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
• Hari ke-5
Memulai implementasi pada Tn. P dan Tn. D pukul 08.00 diawali dengan menyapa, menanyakan perasaan hari
ini, menanyakan kegiatan apa saja yang telah dilakukan hari ini, menjelaskan tujuan, kontrak waktu, tempat dan
topik yang telah disetujui sebelumnya dengan membimbing dan melatih cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap (cara bercakap-cakap dengan orang lain ketika melakukan kegiatan di masyarakat), meminta
pasien untuk mengulang apa yang telah diajarkan, berikan reinforcement yang sesuai setelah pasien melakukan
suatu hal yang positif, setelah melakukan tindakan bercakap-cakap Pasien diminta untuk mengisi kuisioner
PSYRAT untuk mengetahui skor Pasien setelah dilakukan tindakan aktivitas bercakap-cakap.
Evaluasi
Pada Tn. P halusinasi tidak muncul saat evaluasi, frekuensi dan durasi waktu munculnya halusinasi berkurang.
Perencanaan: melaporkan kondisi Pasien dan mengembalikan Pasien ke perawat bangsal untuk melanjutkan
intervensi. Hasil skor PSYRATS 12.
Sedangkan Tn. D : halusinasi tidak muncul ketika evaluasi. Perencanaan: melaporkan kondisi pasien dan
mengembalikan pasien ke perawat bangsal untuk melanjutkan intervensi. Hasil skor PSYRATS 14.
Pembahasan
Pengkajian yang peneliti lakukan untuk mendapatkan data subjektif dan data objektif dari Pasien yaitu melalui
observasi, wawancara langsung dengan Tn. P dan Tn.D, didapatkan dari catatan keperawatan dan menggunakan
kuesioner Psychotic Symptom Rating Scales (PSYRATS) untuk mengetahui bagaimana kondisi pasien tentang
halusinasi yang dialami, saat peneliti melakukan pengkajian awal dan digunakan untuk mengevaluasi skor pada
pasien apakah terjadi penurunan gejala halusinasi setelah diberikan tindakan atau tidak. Berdasarkan data yang
didapat dari pengkajian, peneliti menegakkan diagnosa perubahan persepsi sensori halusinasi dan akan fokus
mengatasi masalah keperawatan tersebut dengan intervensi yang telah ditentukan yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain. Dari observasi yang didapatkan dari Tn. P yaitu menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan
bercakap-cakap, pasien mengatakan perasaannya lebih baik, dapat berkomunikasi dengan orang lain secara baik,
sedangkan pada Tn. D mengatakan perasaannya lebih baik, lebih kooperatif, tampak lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan ruangan dan mulai berani memulai percakapan dengan orang lain. Hasil dari kuesioner PSYRATS pada
pasien Tn. P dan Tn. D menunjukkan penurunan skor intensitas halusinasi yaitu Tn. P dari skor 28 menjadi 12
sedangkan Tn. D dari skor 26 menjadi 14, kedua pasien mengalami penurunan dalam frekuensi, durasi, lokasi,
keyakinan asal suara, isi, intensitas, dan ketidakmampuan mengandalikan suara. Hal itu menunjukkan bahwa dengan
dilakukannya tindakan keperawatan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap terjadi penurunan dari
halusinasi berat menjadi halusinasi sedang, perhatian pasien terhadap realita meningkat dan intensitas halusinasi
menurun. Hal itu sesuai dengan pendapat Yosep (2016) bahwa manfaat aktivitas ini adalah untuk mencegah
halusinasi timbul. Bercakap-cakap adalah salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi dan
mengendalikan diri pada pasien halusinasi pendengaran sehingga frekuensi dan intensitas terjadinya halusinasi
berkurang. Penelitian Fresa (2017) menyatakan bahwa dengan bercakap-cakap dapat meningkatkan kemampuan
pasien dalam mengendalikan suara. Begitupula dengan penelitian yang dilakukan oleh Apriliani dan Widiani (2020)
bahwa aktivitas bercakap-cakap dapat meningkatkan keyakinan asal suara yang pasien alami tidak nyata.
Keterbatasan
• Selama dilakukan asuhan keperawatan peneliti mengalami keterbatasan dalam melakukan asuhan keperawatan
pada pasien yaitu kondisi lingkungan yang seringkali ramai dan terkadang pasien lain ikut dalam kegiatan yang
menyebabkan kurangnya konsentrasi pasien dalam melakukan aktivitas bercakap-cakap.
Kesimpulan
Data yang diperoleh peniliti menggunakan kuisioner PSYRATS sebelum dilakukan tindakan pada Tn. P
menghasilkan skor 28 sedangkan Tn. D menghasilkan skor 26. Evaluasi hasil tindakan mengotrol halusinasi
dengan bercakap-cakap yang telah diimplementasikan selama 5 hari pada Tn. P dan Tn. D didapatkan hasil
penurunan intensitas halusinasi Tn. P dari skor 28 menjadi 12 kemudian Tn. D dari skor 26 menjadi 14. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tindakan bercakap-cakap berpengaruh baik terhadap cara mengontrol halusinasi.
Saran
Saran yang peneliti tujukan untuk perawat dan rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perawat
Perawat dapat menerapkan tindakan bercakap-cakap pada pasien halusinasi pendengaran secara lebih maksimal, dan menggunakan format kuesioner PSYRATS
untuk memperkuat dalam menentukan tingkat halusinasinya.
Diharapkan rumah sakit dapat mempertimbangkan dalam melakukan tindakan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap terhadap pasien yang memiliki
diagnosa lain yaitu isolasi sosial.