Lailyfadlilatul@gmail.com
ABSTRAK
Stroke adalah penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan gangguan fungsi otak akibat
adanya kerusakan atau kematian jaringan otak karena berkurang atau tersumbatnya aliran darah dan oksigen ke otak.
Aliran darah ke otak dapat berkurang karena pembuluh darah otak yang mengalami penyempitan, penyumbatan, atau
pendarahan karena pecahnya pembuluh darah tersebut. Kecemasan terjadi karena adanya penurunan fungsi tubuh pada
pasien stroke sehingga mempengaruhi akivitas sehari-hari. Guided imagery atau imajinasi terpimpin yaitu suatu teknik
yang dilakukan menggunakan imajinasi individu dengan imajinasi yang terarah untuk mrngurangi kecemasan.Metode
studi kasus dengan menggunakan rancangan one group pretest posttest. Subjek pada studi kasus ini yaitu dua pasien
stroke yang mengalami kecemasan ringan hingga sedang yang tidak mengalami masalah penurunan pendengaran,
gangguan konsentrasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar kuisiooner Hamilton Anxiery Rating Scale dan
standar prosedur terapi guide imagery. Studi kasus ini pada responden I dilakukan pada tanggal 28 Juni 2021 dan
responden II dilakukan pada tanggal 5 Juli 2021. Penerapan guide imagery dilakukan setiap satu kali sehari selama 3
hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan skor kecemasan, pada subjek I terjadi perubahan dari skor 24
atau kecemasan sedang menjadi 20 atau kecemasan ringan. Sementara subjek II terjadi perubahan dari skor 15 atau
kecemasan ringan menjadi 10 atau tidak ada kecemasan. Studi kasus ini menunjukkan adanya perubahan skor
kecemasan sebelum dan setelah dilakukan guide imagery. Penerapan guide imgery menurunkan kecemasan pada
pasien stroke.
ABSTRACT
Stroke is a cerebrovascular disease (brain blood vessels) which is characterized by: with impaired brain function due
to damage or death of brain tissue due to reduced or blocked blood flow and oxygen to the brain. Blood flow to the
brain can reduced because the blood vessels of the brain are narrowed, blocked, or bleeding due to the rupture of the
blood vessel. Anxiety occurs due to decreased function body in stroke patients so that it affects daily activities. Guided
imagery or Guided imagination is a technique that uses an individual’s imagination to directed imagination to reduce
anxiety. Case study method using one group pretest design posttest. The subjects in this case study were two stroke
patients who experienced mild anxiety to moderate who do not experience hearing loss problems, impaired
concentration. The instrument used is the Hamilton Anxiery Rating Scale questionnaire sheet and the standard guided
imagery therapy procedures. This case study on respondent I was conducted on 28 June 2021 and respondent II will
be held on July 5, 2021. Guide imagery is implemented once a day for 3 days. The results showed a change in anxiety
scores, in subject I occurred a change from a score of 24 or moderate anxiety to 20 or mild anxiety. While Subject II
there was a change from a score of 15 or mild anxiety to 10 or none worry. This case study shows a change in anxiety
scores before and after guided imagery was carried out. The application of guide imgery reduces anxiety in stroke
patients.
\
PENDAHULUAN emboli, hipoperfusi, vaskulitis dan statis
Stroke atau serebrovasculer accident vena yang dapat mempengaruhi pembuluh
adalah gangguan pasukan darah otak yang otak dan akhirnya menyebabkan stroke
dapat terjadi akibat beberapa kondisi (Turanjanin, 2012). Stroke adalah penyakit
patologis termasuk aterosklerosis, thrombosis, serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang
47
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 47-52 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946
ditandai dengan gangguan fungsi otak akibat Beberapa tanda dan gejala penyakit stroke
adanya kerusakan atau kematian jaringan otak diantaranya adalah seorang akan mengalami
akibat berkurang atau tersumbatnya aliran kehilangan fungsi gerak, biasanya mengalami
darah dan oksigen ke otak. Aliran darah ke kelemahan atau kelumpuhan pada salah satu
otak dapat berkurangkarena pembuluh darah bagian tubuhnya. Kehilangan fungsi indra perasa,
otak mengalami penyempitan, penyumbatan, mudah merasa capek dan sulit tidur karena nyeri
atau pendarahan akibat pecahnya pembuluh pada bagian kepala, gangguan proses berfikir,
darah tersebut (Lili Indrawati, 2016). Di daya ingat dan kemampuan berbicara menurun,
Amerika dan Negara berkembang seperti serta kehilangan indra perasa baik yang bersifat
Indonesia CVD atau stroke berperan sebagai sementara maupun menetap. Bahkan dapat
peneybab utama dari disabilitas kronis dan kehilangan kesadarannya, gejala stroke ini terjadi
penyebab kematian (Satyanegara, 2014). Di lebih dari 24 jam (Adika, 2013).
Indonesia stroke merupakan penyebab Hasil penelitian Amila dan Evarina
kematianyang paling utama dan terbesar. Sembiring 2020 dengan judul “Slow Stroke
Terdapat kurang lebih 500.000 penduduk Back Massage (SSBM) dan Kecemasan Pasien
Indonesia yang mengalami stroke Stroke” didapatkan bahwa stroke menyebabkan
(Yuyun,2015). gangguan motorik, gangguan komunikasi verbal,
Menurut World Health Organization gangguan persepsi, kerusakan fungsi kognitif
(WHO) terdapat 15 juta orang menderita stroke dan gangguan psikologis dan disfungsi kandung
setiap tahun. Sekitar 5 juta dari mereka yang kemih. Stroke dapat menyebabkan kelumpuhan,
meninggal dunia dan 5 juta orang lainnya terutama pada sisi yang terkrna, timbul nyeri dan
menderita cacat permanen. Secara keseluruhan sublokasi pada bagian terssebut, pola jalan yang
insiden stroke per 1.000 orang yang berusia di salah. Akibatnya kecemasan terjadi karena
atas 55 tahun berkisar antara 4,2 -6,5. adanya penurunan fungsi tubuh pada pasien
Terdapat perbedaan prevalensi stroke di stroke sehingga mempengaruhi akivitas sehari-
beberapa negara di dunia. Hal itu menandakan hari (Kustiawan & Hasriani, 2014).
ada pengaruh faktor genetik dan lingkungan Dampak psikologis yang di rasakan individu
(Liebeskind, 2014). Faktor resiko terjadinya dengan kecemasan adalah cenderung khawatir
stroke dapat dibedakan menjadi dua yaitu atau takut secara berlebihan dengan hal- hal tidak
berdasarkan faktor yang dapat dimodifikasi dan menyenangkan yang belum tentu terjadi., seperti
tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat ketika individu merasa cemas jika tiba-tiba stroke
dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin dan suku kembali sedangkan individu berada di keramaian.
atau ras. Seseorang yang berusia lebih dari 55 Individu akan menghabiskan banyak waktu
tahun lebih beresiko terkena dua kali lipat untuk untuk khawatir mengenai hal-hal yang belum
mengalami stroke, laki-laki dipercaya lebih tentu terjadi dan kemudian merencanakan
beresiko mengalami stroke walaupun beberapa bagaimana cara untuk menghindari hal-hal
penelitian tidak mengidentifikasi ini. Faktor tersebut. Selanjutnya karena terlalu sibuk dengan
resiko yang dapat dimodifikasi diantaranya masalah yang belum tentu terjadi, maka individu
hipertensi, penyakit kardiovaskuler, merokok, akan mengesampingkan permasalahan-
obesitas, kolesterol tinggi, diabetes melitus, permasalahan yang nyata, sehingga individu
konsumsi alcohol dan penggunaan kontrasepsi akan menjadi ceroboh dan bingung. Akibatnya
oral (hormonal) (Mary A Nies & Melanie individu sering tidak bekerja secara efektif
McEwen). Riskendes 2018 menunjukkan karena terlalu sibuk memikirkan hal yang belum
prevalensi penyakit tidak menular mengalami tentu terjadi dan akan semakin cemas. Selain itu
kenaikan jika dibandingkan dengan riskendes terdapat juga perasaan tidak tenang, gugup dan
2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal adanya kegiatan motorik yang tidak bertujuan,
kronik, diabetes mellitus, dan hipertensi seperti jari kaki ataupun tangan yang mengetuk-
(Kesehatan et al.,, 2019). Prevalensi penyakit ngetuk dan sangat kaget terhadap suara yang
stroke meningkat dari tahun 2013 yaitu 7% terjadi tiba-tiba (Amelia, 2018).
menjadi 10,9 % pada tahun 2018 (Kemenkes, Terdapat hubungan timbal balik antara
2018). dampak fisik dan psikis individu yang
mengalami kecemasan, seperti dampak fisik
48
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 47-52 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946
yang menyebabkan pola tidur berkurang, yang penyakitnya, merasa gelisah akan penyakitnya
akhirnya dapat berdampak ke psikis yaitu akibat dan takut penyakitnya tak kunjung sembuh. Hal
kurang tidur, individu akan menjadi lebih mudah tersebut berdampak pada pola tidur karena
marah dan sulit berkonsentrasi. Kecemasan pikiran Tn.K yang tidak tenang dan jantung yang
dapat menyebabkan peningkatan darah, denyut berdebar-deebar. Hal yang dilakukan Tn.K pada
jantung dan tingkat respirasi (Wahyuningsih, saat cemas yaitu tarik napas dalam. Responden
Nugroho & Mu’ah, 2011). kedua Tn. S ( 67 tahun) mengalami kecemasan
Seseorang yang mengalami kecemasan ada karena
beberapa cara yang dapat di lakukan untuk tangan dan kirinya yang sulit digerakkan.
mengurangi kecemasan diantaranya, pertama Merasa cemas dan takut kondisinya tidak
mengetahui penyebab timbulnya kecemasan itu kunjung membaik, mudah berkeringat dan
terjadi, yang ke dua adalah mengajarkan pada gemetaran. Mengalami kesulitan tidur karena
pasien relaksasi dan distraksi untuk pikiran yang khawtir akan penyakitnya yang
meningkatkan kontrol diri dan mengurangi tidak sembuh. Hal yang dilakukan Tn.untuk
kecemasan (Laksono, 2015). Ada beberapa cara mengatasi kecemasan yaitu napas dalam. Setelah
yang di lakukan agar dapat menurunkan dilakukan pengukuran kecemasan pada kedua
kecemasan, antara lain dengan cara melakukan responden dengan menggunakan HARS
nafas dalam, relaksasi dzikir (Perwitaningrum, didapatkan skala kecemasan Tn. K yaitu 24
Prabandari, & Sulistyarini, 2016), mendengarkan menunjukkan kecemasan sedang dan Tn.S 15
musik dan guided imagery (Rahmayati, 2010). menunjukkan kecemasan ringan. Berdasarkan
Guided imagery atau imajinasi terpimpin latar belakang di atas, penulis mengangkat karya
merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan tulis ilmiah berjudul “ Penerapan Guide Imagery
menggunakan imajinasi individu yaitu dengan Untuk Mengatasi Kecemasan Pada Pasien Stroke”
imajinasi yang terarah unruk mengurangi
kecemasan. Menurut penelitian yang dilakukan METODE PENELITIAN
oleh Afdila manfaat guided imagery yaitu Metode studi kasus dengan menggunakan
sebagai intervensi perilaku untuk menurunkan rancangan one group pretest posttest. Subjek
kecemasan, stress dan nyeri (Afdila, 2016). pada studi kasus ini yaitu dua pasien stroke
Hasil penelitian Deswita dkk 2014 yang yang mengalami kecemasan ringan hingga
berjudul “Pengaruh teknik relaksasi imajinasi sedang yang tidak mengalami masalah
terbimbing (Guided Imagery) terhadap penurunan pendengaran, gangguan
pemenuhan kebutuhan tidur anak usia sekolah di konsentrasi. Instrumen yang digunakan
ruang rawat inap anak RSUD Prof. Dr. Ma. adalah lembar kuisiooner Hamilton Anxiery
Hanafiah SM Batusangkar” menunjukkan Rating Scale dan standar prosedur terapi guide
bahwa guided imagery diantaranya dapat imagery. Studi kasus ini pada responden I
menurunkan kecemasan, kontraksi otot dan dilakukan pada tanggal 28 Juni 2021 dan
memfasilitasi tidur. responden II dilakukan pada tanggal 5 Juli
Salah satu indikasi seseorang diberikan 2021. Penerapan guide imagery dilakukan
guided imagery adalah seseorang yang setiap satu kali sehari selama 3 hari.
mengalami kecemasan. Guide imagery ini dapat
diberikan pada pasien yang mengalami HASIL DAN PEMBAHASAN
kecemasan tetapi tidak dalam kondisi mengalami Tabel 12. Perbedaan penurunan tingkat
masalah penurunan pendengaran, gangguan kecemasan pada Tn. K dan Tn. S sebelum
konsentrasi, tidak mengalami trauma pada hal dan sesudah diberikan guide imagery
yang akan dibayangkan ( Febri Anggun L, 2019).
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti Nama Hari ke Sebelum Sesudah Keterangan
pada bulan Oktober 2020 didapatkan dari 2 Tn. K Hari ke 1 24 24 cemas sedang
responden di Kelurahan Krapyak yang
mengalami kecemasan karena penyakit stroke. Hari ke 2 24 22 cemas sedang
Responden pertama yaitu Tn. K(65 tahun), hal Hari ke 3 22 20 cemas ringan
yang dirasakan adalah kecemasan. Kecemasan
Tn. S Hari ke 1 15 15 Cemas ringan
muncul pada saat ini karena pasien khawatir akan
49
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 47-52 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946
50
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 47-52 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946
51
Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan Vol. 6 No.1 Januari 2022, Halaman 47-52 p-ISSN 2356-3079
e-ISSN 2685-1946
52