Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ‘'TEORI
IMOGENE KING”

Terimakasi kami ucapkan juga kepada dosen yang telah memberikan kesempakan bagi
kami untuk mengerjakan tugas ini, sehingga kami menjadi lebih mengerti dan memahami
tentang Teori Imogene King.

Maka begitu pula dengan makalah ini yang telah kami berusaha akan tetapi kami
menyadari bahwa masih banyak kesalahan, kekurangan, dalam makalah ini dan kami
berharap maka ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..………………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Tujuan ……………..……..……………………………………………….…2
1. Tujuan Umum…..………………………………………………….…...2
2. Tujuan Khusus …………………………………………………….......2

BAB II PEMBAHASAN…..……………………………………………………….3

A. Latar belakang teori dari Imogene King…………………………………3


B. Konsep teori dan defenisi teori dari Imogene King…………………… 7
C. Asumsi teori dari Imogene King…………………………………………..8
D. Pencapaian teori dari Imogene King……………………………………..9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………12

A. Kesimpulan………………………………………………………………….13

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imogene King lahir pada tahun 1923. Imogene King meraih diploma dalam ilmu
keperawatan dari st. John’s Hospital of Nursing di st. Louis tahun 1945. Menjadi
perawat kantor, perawat sekolah, perawat karyawan dan perawat pribadi. Tahun 1948
menerima Bachelor’s of Science in Nursing Education dari st. Louis University, meraih
gelar Doctor of Education bidang pendidikan dari Teacher’s College, Universitas
Columbia di New York tahun 1961. Meraih gelar Ph.D, dari Southern Illinois
University di tahun 1980.Tahun 1961-1966, menjabat sebagai associate professor ilmu
keperawatan di Universitas Loyola, Chicago. Dalam rentang waktu tersebut bukunya
Toward a Theory for Nursing:  General Concepts of Human Behavior
dikonseptualisasikan. Antara 1966 dan 1968 menjabat sebagai asisten kepala penelitian
Grants Branch, divisi keperawatan dalam departemen kesehatan, pendidikan dan
kesejahteraan. Dari tahun 1968-1972 menjabat sebagai kepala sekolah keperawatan di
The Ohio State University, Columbus. Manuskrip buku pertamanya “Toward a Theory
For Nursing: General Concepts of Human Behaivor” telah dikirimkan ke penerbit dan
di publikasikan 1972 menjabat pada tahun 1971. Iakembali ke Chicago tahun sebagai
profesor di program Loyola University. Tahun 1978-1980 menjabat sebagai koordinator
penelitian klinik keperawatan di Loyola Medical Center, Departemen
Keperawatan.Tahun 1972-1975 menjadi anggota The Defense Advisory Committee on
Women in the Services di departemen pertahanan. Tahun 1980 ia pindah ke Tampa,
Florida. Manuskrip buku keduanya “A Theory For Nursing: System, Cocepts, Process”
dikirimkan ke penerbit bulan Juni 1980 dan di terbitkan tahun 1981 (Alligood, 2013;
McEwen&Wills, 2010).
Imogene King dikenal dengan ” interakting systems framework and Theory of
Goal Attainment ”, yaitu adanya interaksi antara perawat dan pasien pada pelaksanaan
asuhan keperawatan. Hubungan interaksi antara perawat dan pasien membawa pada
pencapaian tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dari teori Imogrne King (1971, 1981,
1987) berfokus pada interaksi tiga sistem yakni, sistem personal (individu), sistem

1
interpersonal (kelompok seperti perawat-pasien), dan sistem sosial (misalnya sistem
pendidikan,sistem layanan kesehatan).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang konsep dan teori dari Imogene
King.
2. Tujuan Khusus
1) .Mempelajari latar belakang teori dari Imogene King.
2) .Mempelajari konsep teori dan defenisi teori dari Imogene King.
3) . Mempelajari asumsi konsep dan teori dari Imogene King.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.Latar belakang teori dari Imogene King

 King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu- ilmu perilaku
terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta
alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi
yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja
konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori
ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja
konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara
konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus
pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu
individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya.

Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang


dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia”
(General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui
penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka
Kerja Konseptual Keperawatan’’ (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada
tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut: a). Gambaran yang
sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan, b).
Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi
keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori
keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”. Pada suatu pertemuan King
mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang
dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: Personal
systems (individuals), Interpersonal systems (groups), dan social systems (keluarga, sekolah,
industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic
Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan
concern terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang

3
dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya
kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide- ide. Menurut King
sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu,
kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi
pada pencapaian tujuan (Goal Attainment).

Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi,
transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King
merupakan model teori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur,
diskusi, penelitian dan lain-lain. Makna King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian
konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang
diperkuat oleh dua metode: a). Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui
riset, b). Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan
pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment.

Kecukupan Logis (Logical Adeguacy) Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada
setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka
dan dinamis.Teori ini cukup adekuat dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh
beberapa riset. Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis
perawatan klien dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan
tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program
pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus
terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan. Perawat-
perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai
pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment)
dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil
mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan.Teori ini merupakan
hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam
desain kurikulum pendidikan keperawatan Generalisasi (Generalizability). Teori pencapaian
tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar phenomena
dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada
keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat. Contohnya: Klien koma,
bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri dan parsimony. Konsep-konsep dari teori
pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek

4
dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas. Teori ini dapat memprediksi suatu
kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hypothesis dalam penelitian.

B.Konsep teori dan defenisi teori dari Imogene King

Berikut skema tentang Model Konsep Sistem Kerangka Terbuka King:

a. Sistem personal ( individu)

Individu berada dalam sistem personal. Konsep yang perlu dipahami dalam
sistem personal antara lain :

1. Gambaran diri (body image)


Adalah Persepsi tentang diri individu sendiri dan persepsi orang lain
tentang dirinya.
2. Pertumbuhan dan perkembangan ( growth & devolepment )

5
Perubahan yang terjadi pada individu secara terus menerus baik secara
seluler, molekuler dan tingkatan-tingkatan aktivitas perilaku yang kondusif
untuk menolong individu bergerak ke arah kedewasaan. Pertumbuhan dan
perkembangan dapat menggambarkan suatu proses dalam kehidupan
dimana terjadi peningkatan potensinya untuk mencapai aktualisasi diri.
3. Persepsi (perception)
Persepsi adalah menyalurkan energi dari lingkungan dan
mengelompokkannya melalui informasi, penyimpanan informasi dan
menyampaikannya dalam bentuk tingkah laku yang jelas. Persepsi adalah
proses organisasi, interpretasi dan transformasi data yang diingatnya
melalui perasaan.
Persepsi: adalah representasi individu terhadap gambaran realita, seperti
kesadaran diri terhadap object, orang-orang dan kejadian.
4. Diri sendiri (self)
Merupakan pemikiran dan perasaan yang berkaitan dengan personalitas
seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi
pandangannya terhadap siapa jati dirinya. Diri sendiri termasuk berbagai
hal, sistim dari ide/ gagasan, sikap, nilai dan komitmen-komitmen. Diri
sendiri adalah lingkungan subjektif seseorang secara keseluruhan. Hal ini
merupakan pusat yang istimewa dari pengalaman dan signifikansi. Diri
sendiri menunjukkan dunia seseorang pada bagian dalam yang dibedakan
dari dunia luar yang terdiri dari orang lain dan berbagai hal. Diri sendiri
adalah individu seperti yang dikenal sebagai individu, adalah ketika kita
mengatakan "aku" (Jersild, 1952, p. 10 dalam Tomey & Alligood, 2006).
5. Ruang (space)
Ruang (space) ditandai dengan karakteristik universal. Semua orang
mempunyai beberapa konsep personal yang bergantung pada hubungan
dengan situasi, dimensi, area, jarak, waktu dan tanggapan yang berdasar
pada persepsi masing-masing individu. Ruang ( space) dapat juga diartikan
sebagai batasan tegas dari fisik dan perilaku yang ditampakkannya.
6. Waktu
King menggambarkan waktu sebagai jangka waktu antar peristiwa satu
dengan peristiwa yang lainnya dan dipengaruhi oleh pengalaman masing-

6
masing individu, sehingga peristiwa yang satu dengan yang lain akan saling
berhubungan.

b.Sistem Interpesonal

Sistem interpersonal dibentuk ketika dua atau lebih individu saling


berhubungan, pembentukan oleh dua orang atau tiga orang. Interaksi perawat
dan pasien adalah satu jenis dari sistim interpersonal. Keluarga, sebagai
kelompok kecil, dapat dipertimbangkan sebagai sistem interpersonal. Dalam
sistim interpersonal diperlukan satu pemahaman tentang konsep komunikasi,
interaksi, peran, stres dan transaksi.

1. Komunikasi
Komunikasi didefinisikan sebagai proses pemberian informasi dari
individu satu ke individu yang lain secara langsung maupun tidak
langsung. Komunikasi merupakan komponen interaksi. Termasuk
didalamnya perubahan tanda-tanda non verbal dan simbol-simbol antara
perawat – klien dengan lingkungan merupakan komunikasi.
2. Interaksi
Interaksi merupakan suatu proses persepsi dan komunikasi antara individu
dengan lingkungan dan antara individu yang satu dengan individu yang
lain, diwujudkan dengan perilaku verbal dan diarahkan untuk mencapai
tujuan. Setiap individu yang berinteraksi dipengaruhi oleh perbedaan-
perbedaan dalam pengetahuan, tujuan, pengalaman terdahulu dan persepsi.
3. Peran
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan dari individu yang
memiliki peraturan yang menjelaskan hak dan kewajiban. Jika harapan
peran berbeda dan tidak sesuai dengan yang terjadi, dapat menimbulkan
konflik. Dan hal ini berdampak pada penurunan keefektifan asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat.
4. Stres
Stres adalah tingkatan yang dinamis dalam interaksi individu –
lingkungan. Stres melibatkan perpindahan energi dan informasi antara
individu – lingkungan untuk pengaturan dan pengendalian stressor.

7
Peningkatan stres dalam interaksi individu dapat mempersempit bidang
persepsi dan menurunkan kerasionalan. Peningkatan stres juga
berpengaruh terhadap intervensi keperawatan yang diberikan pada pasien.

5. Transaksi
Transaksi didefinisikan sebagai maksud dari interaksi untuk mencapai
tujuan tertentu.

c. Sistem Sosial
Sistem yang saling berinteraksi secara menyeluruh yang terdiri dari
kelompok masyarakat, dikenal sebagai sistem sosial. Kegiatan keagamaan,
bidang pendidikan dan sistem pelayanan kesehatan adalah contoh-contoh
dari sistem sosial. Pengaruh perilaku terhadap pertumbuhan dan
perkembangan individu yang berada dalam keluarga ekstended di
masyarakat adalah contoh lain dari pengaruh sistem sosial. Di dalam sistem
sosial, penting untuk memahami otoritas konsep, pengambilan keputusan,
organisasi, status.
1. Otoritas (autority )
Merupakan proses transaksi yang aktif dalam pengalaman seseorang
untuk memahami nilai yang berpengaruh, legitimasi dan menerimanya
sebagai posisi dalam organisasi berkaitan dengan otoritasnya.
2. Pengambilan keputusan ( decision making)
Adalah perubahan dan proses yang disengaja melalui proses memilih
sesuai dengan tujuan dengan mengidentifikasi aktivitas yang mungkin
dilakukan oleh individu atau group untuk mencapai tujuan.
3. Organisasi ( organization )
Dibentuk oleh individu yang memiliki peran yang diharapkan sesuai
dengan posisinya. Orang tersebut akan menggunakan berbagai sumber
untuk mencapai tujuan baik personal maupun organisasi.
4. Status
Status adalah hubungan seseorang di dalam grupnya dengan anggota
lainnya dalam satu grup atau grup yang satu dengan grup yang lainnya.

C. Asumsi Teori dari Imogene King


8
Imogene M. King mengasumsikan model konsep dan teori keperawatan secara
eksplisit maupun implisit.
a. Asumsi Eksplisit
 Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkunganya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.
 Individu adalah sosial, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi
pada kegiatan waktu.
 Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai
klien serta perawat
 Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi,
berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi
kehidupannya, kesehatan, dan pelayanan komunitas dan menerima atau
menolak keperawatan.
 Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan
informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk
membantu mereka membuat atau mengambil keputusan.
 Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan
mungkin tidak sama.
b. Asumsi Implisit
 Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
 Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam
pembuatan atau pengambilan keputusan.
 Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
 Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan
kesehatan.
Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King

a). Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara


klien dan perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan
menjalankannya, terjadi transaksi dan tujuan dicapai.

b). Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal)
ataukelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwa
atau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan.

9
c). Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk
melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim;
suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-
menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber
yang optimum.

d). Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem


sosial dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang
memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti
rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri.

Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) :

Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan


dengan tujuan kesehatan untuk manusia. Individu merupakan anggota
masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima, mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan
hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.

1. Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-


tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.
2. Klien memiliki hak asasi dalam menerima informasi, berpartisipasi
dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan,
kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk
menolaknya.
3. Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada
individumencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi
informasi.
4. Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima
pelayanan kesehatan.
5. Klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan.
6. Klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan.

Pencapaian Teori dari Imogene M. King

Pada tahun 1971 King memperkenalkan suatu model konseptual yang terdiri atas tiga
sistem yang saling berinteraksi. Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem
interaksi yang dinamis-personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan
teori pencapaiantujuan (King,1981 dalam Christensen J.P, 2009).

Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena merekaterutama berhubungan


dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkandalam sistim interpersonal karena
menekankan pada interaksi antara duaorang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem
sosial karenamereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalamsistim
yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey & Alligood,2006). Dalam interpersonal

10
sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatuarea (space). Menurut King, intensitas dari
interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan
keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995):

1. Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai


sistemterbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi
denganlingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat,
mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi,
menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai
dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada
tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan
memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri,
gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.

2. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konseptentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.

Dalam teori pencapaian tujuannya, King (1981;149)


memberikan Proposisi berikut, yang memperlihatkan dan
menggambarkan hubungan konsep-konsep King.

1. Jika terdapat kekuatan perseptual dalam interaksi perawat-klien maka


akan terjadi transaksi.
2. Jika perawat dan klien melakukan transaksi, maka tujuan akan dicapai.

3. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi kepuasan.

4. Jika tujuan dicapai, maka akan terjadi askep yang efektif.

5. Jika transaksi dibuat dalam interaksi perawat-klien, maka tumbuh


kembang akan meningkat.

6. Jika harapan peran dan performa peran yang dirasakan oleh perawat
danklien sesuai, maka akan terjadi transaksi.

7. Jika konflik peran dialami oleh perawat atau klien atau oleh
keduanya,maka akan menimbulkan stress dalam interaksi perawat-klien.

11
8. Jika perawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
mengomunikasikan informasi yang sesuai kepada klien, maka akan
terjadi penyusunan tujuan dan pencapaian tujuan bersama.
Proposisi dalam teori pencapaian tujuan oleh King ini dapat digambarkan dalam skema
dibawah ini :

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
King mendukung kemajuan pengetahuan ilmu keperawatan melalui pengembangan
kerangka sistemnya yang saling berinteraksi dan teori pencapaian tujuan, dengan
mengutamakan pencapaian tujuan, atau outcome (hasil), dari hubungan perawat –
pasien. King menyediakan suatu kerangka dan sudah menunjukkan kegunaannya dalam
keperawatan baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Keperawatan
berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk
membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses

12
interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dank klien berbagi
informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Perry, Potter. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Tomey and Alligood.(2006). Nursing Theories and Their Work.6th edition. St. Louis: Mosby.
Kozier, Barbara. (2011). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 7
Volume 1. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai