Disusun Oleh
Kelompok II
Tingkat 4C Keperawatan
UNIVERSITAS YATSI MADANI
Jl. Arya Santika No.40 A, Bugel, Margasari, Karawaci Kota Tangerang
Telp : (021) 55726558/55725974 Fax : (021) 22252518
i
Email : stikesyatsi@yahoo.com
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puji syukur atas ke hadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu dan semaksimal mungkin dalam tugas mata kuliah
Keperawatan Kritis
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah mendukung, membantu, memberi masukan dan
memfasilitasi penyusunan makalah ini sehingga berjalan dengan lancar.
Diantaranya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya.
2. Drs. Trisan Jaya, Msi. M.M, Selaku Rektor Universitas Yatsi Madani
3. Machmud Igbal Syam, SE., MM Selaku Kepala BPMU
4. Lastri Mei Winarni, S.ST., M.Keb Selaku Kepala Bagian Sistem Penjaminan
Mutu Internal
5. Ns. Febi Ratna Sari, S.Kep.,M.Kep. Selaku Kepala Bagian Sistem Penjaminan
Mutu Eksternal
6. Ns. Rina Puspita Sari, S.Kep. M.Kep. Sp. Kom Kepala Program Studi S1
Keperawatan
7. Ns. Meynur Rohmah, S.Kep., M. Kes Sekretaris Program Studi S1 Keperawatan
8. Ns. Achmad Abdul Lutfbis S.Kep,. S.H,. M.Kep selaku Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Kritis
9. Teman-teman yang telah mendukung pembuatan makalah ini, dan Semua pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran,
kritik dan masukan sebagai penyempurnaan kedepannya agar lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah wawasan kita dalam mempelajari Keperawatan Gawat Darurat.
ii
Tangerang, 24 oktober 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN
A. Konsep Teori3
a. Populasi
b. Rentang 4
c. Gangguan Me
d. ntal (mental di
e. sorder)4
f. Penyakit cacat/disabilitas6
g. Tunawisma/glandangan7
h. Asuhan Keperawatan8
A. Kesimpulan23
B. Saran23
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan miastenia gravis
2. Untuk mengetahui apa etiologi miastenia gravis
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi miastenia gravis
4. Untuk mengetahui apa aja klasifikasi miastenia gravis
5. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis miastenia gravis
6. Untuk mengetahui apa aja penatalaksanaan miastenia gravis
7. Untuk mengetahui bagaimana pathway miastenia gravis
8. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang miastenia gravis
9. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan miastenia gravis
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Myasthenia Gravis (MG) adalah kelainan autoimun kronik dari transmisi neuromuscular yang
menyebabkan kelemahan otot. Myasthenia Gravis berasal dari Bahasa Yunani “Myasthenia” yang berarti
kelemahan otot, dan Bahasa Latin “Gravis” yang artinya berat. Istilah myasthenia gravis berarti kelemahan
otot yang berat (Hughes, 2005 dalam Tugasworo, 2021).
Miastenia Gravis ditandai oleh suatu kelemahan abnormal dan progresif pada otot rangka yang
dipergunakan secara terus-menerus dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas. Bila penderita
beristirahat, maka tidak lama kemudian kekuatan otot akan pulih kembali. Penyakit ini timbul karena
adanya gangguan dari sinaps transmission atau pada neuromuscular junction (Lisak, 2018; Hassan &
Yasawy, 2017; Sathasivam, 2014).
B. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini adalah:
1. Kelainan autoimun: direct mediated antibody, kekurangan AChR, atau kelebihan kolinesterase
2. Genetik: bayi yang dilahirkan oleh ibu MG
Faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya miastenia gravis adalah:
a. Infeksi (virus)
b. Pembedahan
c. Stress
d. Perubahan hormonal
e. Alkohol
f. Obat-obatan:
C. Patofisiologi
Wang, et al (2018) membagi patofisiologi MG menjadi 4 jalur mekanisme, yaitu :
a. Defek transmisi neuromuskular
7
Kelemahan otot rangka timbul akibat menurunnya faktor keselamatan pada proses transmisi
neuromuskular. Faktor keselamatan adalah perbedaan potensial pada motor endplate dan potential
threshold yang dibutuhkan untuk menimbulkan potensial aksi dan akhirnya merangsang kontraksi
serabut otot. Menurunnya potensial pada motor endplate timbul akibat menurunnya reseptor
asetilkolin.
b. Autoantibodi
Autoantibodi yang paling sering ditemukan pada MG adalah antibodi terhadap reseptor asetilkolin
(AChR) nikotinik pada otot rangka. Antibodi AChR akan mengaktifkan rangkaian komplemen yang
menyebabkan trauma pada post-sinaps permukaan otot.
c. Patologi timus
Abnormalitas timus sering ditemukan pada pasien MG. Sekitar 10% pasien MG terkait dengan
timoma. Sebagian besar timoma memiliki kemampuan untuk memilih sel T yang mengenali AChR dan
antigen otot lainnya. Selain timoma, ditemukan juga hiperplasia timus folikular pada pasien MG tipe
awitan dini dan atropi timus pada pasien MG dengan awitan lambat.
d. Defek pada sistem imun
MG adalah gangguan autoimun terkait sel T dan diperantarai sel B. Produksi autoantibodi pada AChR
MG membutuhkan bantuan dari sel T CD4+ (Sel T helper). Mereka akan menyekresikan sitokin
inflamasi yang menginduksi reaksi autoimun terhadap self-antigen dan akhirnya mengaktifkan sel B.
D. Klasifikasi
Menurut oscerman penyakit myasthenia Gravis dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1. Kelas I : myasthenia ocular.
- Ptosis dan diphlopia (penglihatan ganda )
- Ringan, tidak menimbulkan kematian.
2. Kelas II A : myasthenia umum ringan dengan lambat.
- Berkembangan
- Tidak gawat.
- Responsis terhadap otot.
- Tingkat kematian rendah.
3. Kelas II B : myasthenia umum sendang.
8
- Beberapa skeletal dan bulbar rusak.
- Tidak gawat.
- Kurang respon terhadap obat-obatan.
- Mortalitas rendah
4. Kelas III : myasthenia fluminan.
- Perkembangan penyakit cepat dengan terjadi krisis resporatory.
- Reaksi terhadap obat tidak baik.
- Terjadinya thyoma tinggi.
- Mortalitas tinggi.
5. Kelas IV : myasthenia berat akhir.
- Berkembang selama 2 tahun dari ke kelas I ke kelas II.
- Tidak baik dalam merespon pengobatan.
- Mortalitas tinggi.
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis myasthenia meliputi gravis meliputi :
1. Kelelahan
2. Wajah tanpa ekspresi.
3. Kelemahan secara umum, khususnya pada wajah, rahang, leher, lengan, tangan
dan atau tungkai. Kelemahan meningkat pada saat pergerakan.
4. Kesulitan dalam mengangkat lengan diatas kepala atau meluruskan jari.
5. Kesulitan menelan
6. Kesulitan mengunyah.
7. Kelemahan, nada tinggi suara lembut.
8. Ptosis dari satu atau kedua kelopak mata.
9. Kelumpuhan okular.
10. Diplopia.
11. Ketidakmampuan berjalan dengan tumit, namun berjalan denga jari kaki.
12. Kekuatan makin menurun sesuai dengan perkembangan.
13. Inkontinensia stress.
9
F. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis klien myasthenia gravis meliputi :
1. Pembedahan.
2. Plasmapharesis.
3. Thymectomy.
4. Tracheosthomy
5. Ventilasi mekanik/terapi oksigen.
6. Terapi fisik.
7. Terapi okupasi.
8. Obat-obatan : Anticholinesterase, kortikosteroid, hormon pituitary.
9. Dukungan nutrisi.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes darah dikerjakan untuk menebtukan kadar antibody tertentu didalam scrum
2. Pemeriksaan Neurologis melibatkan pemeriksaan otot dan reflex. MG dapat menyebabkan pergerakan
mata abnormal, ketidakmampuan untuk menggerakkan mata secara normal, dan kelopak mata turun.
Untuk memeriksa kekuatan otot lengan dan tungkai, pasien diminta untuk mempertahankan posisi
melawan resistansi selama beberapa periode.
3. Foto thorax X-Ray dan CT-Scan dapat dilakukan untuk mendeteksiadanya pembesaran thymoma, yang
umum terjadi pada MG Pemeriksaan Tensilon sering digunakan untuk mendiagnosis MG.
4. Electromyography (EMG) menggunakan elektroda untuk merangsang otot dan mengevaluasi fungsi
otot. Kontraksi otot yang semakin melemah menandakan adanya MG.
H. Pathway
10
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus
Tn.A usia 45th masuk ke ugd rsud dr
Soetomo dengan keluhan susah nafas, dada terasa berat dan gelisah. Hasil pengkajian didapatkan Tn.A menderita
demam sudah 3hari yg lalu kemudian kaki tidak bisa digerakkan , Td : 130/80 mmHg, N:85x/mnt, S:37’c ,
Rr:24x/mnt
A. Analisa Data
11
No. Data Etiologi Diagnosa Keperawatan
DS : Pasien mengeluh susah napas Hambatan upaya Pola napas tidak efektif
1.
dan pasien mengatakan dada napas (D.0005)
terasa berat Kategori : Fisiologi
Sub kategori : respirasi
DO:
Td : 130/80 mmHg,
N:85x/mnt,
S:37’c ,
Rr:24x/mnt
12
DS :Pasien mengeluh kaku, kaki Kekakuan Sendi Gangguan imobilitas fisik
3.
sulit bisa di gerakkan (D0054)
Kategori : fisiologis
DO : Refleks ekstremitas menurun Subkategori : aktivitas /
istirahat
13
B. Diagnosa Keperawatan Prioritas
C. Intervensi Keperawatan
14
prosedur pemantauan
- Informasikan hasil
pemantauan,jika perlu.
Kolaborasi :
Edukasi :
N IMPLEMENTASI EVALUASI
O
Terapeutik :
Mngedukasi :
TERAPI OKSIGEN
Mengobservasi :
Terapeutik :
Mengedukasi :
Mengkolaborasi :
19
- mengajarkan mobilisasi sederhana yang harus di
lakukan
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Miastenia gravis adalah kelemahan otot yang cukup berat myasthenia gravis dapa
mempengaruhi orang orang disegala umur. Namunlebih sering terjadi kepada
wanita sehingga kita sebagai perawat harus dimana terjadi kelemahan otot – otot
secara cepat dengan lambatnya pemulihan bisa menentukan diagnose keperawatan
pada pasien dengan miastenia gravis serta perlu melakukan beberapa tindakan dan
asuhan kepada pasien dengan masalah tersebut.
B. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai calon tenaga kesehatan yang professional khususnya keperawatan, kita
di tuntut untuk mempelajari materi materi sesuai di bidangnya, dalam hal ini
yaitu keperawatan kritis agar melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan
mempersiapkan diri dengan baik sebelum melakukan tindakan agar tidak
terjadi kesalahan yang fatal. Dengan itu di harapkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan bagi pembacanya.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan dukungan kepada pasien dan menganjurkan pasien
maupun keluarga untuk tidak putus asa pada kemungkinan terburuk yang
akan terjadi, serta menganjurkan pasien untuk melakukan terapi yang
dianjurkan, selain itu perawat harus juga memperhatikan personal hygiene
untuk mengurangi dampak yang terjadi pada saat memberikan pelayanan
kesehatan pada penderita miastenia gravis
DAFTAR PUSTAKA
Hassan, A., Yasawy, Z.M. (2017). Myasthenia Gravis: Clinical management issues
before, during and after pregnancy. Sultan Qaboos University Med J, 17, (3), 259-
267. DOI : 10.18295/squmj.2017.17.03.002
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Widagdo wahyu, S.KP, M. Kep, Sp. Kom Dkk. 2008. Asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan system persarafan.. Jakarta : TIM