Disusun Oleh :
DWI FEBRIYANTI
2314314901006
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN
PROFESI NERS
Oleh :
DWI FEBRIYANTI
2314314901006
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
(kelemahan otot pernafasan) ditandai dengan pola nafas abnormal
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai
dengan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuskuler ditandai dengan disartria
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
ditandai dengan mengungkapkan perubahan gaya hidup
5. Resiko cedera berhubungan dengan disfungsi autoimun.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
No SLKI SIKI
Keperawatan
1 Pola napas tidak Setelah dilakukan asuhan Manajemen jalan nafas ( 010111)
Efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 jam, O:
dengan hambatan diharapkan pola nafas klien membaik - Monitor pola nafas
upaya nafas dengan criteria hasil : - Monitor bunyi nafas
(kelemahan otot - Tekanan ekspirasi meningkat T:
pernafasan) ditandai dengan skala 4/5 - Posisikan semifowler/fowler
dengan pola nafas - Tekanan inspirasi meningkat - Berikan oksigen
abnormal dengan skala 4/5 E:
- Dispnea menurun dengan - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
skala 4/5 kontraindikasi
- Frekuensi nafas 4/5 K:
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi
Berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, O:
kelemahan ditandai diharapkan toleransi aktivitas - Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
dengan merasa tidak meningkat dengan criteria hasil : mengakibatkan kelelahan
nyaman setelah - Kemudahan dalam melakukan - Monitor kelelahan fisik dan emosional
beraktivitas aktivitas sehari- hari 4/5 T:
- Keluhan lelah menurun dengan - Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
skal 4/5 - Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
- Dispnea setelah aktivitas dapat berpindah atau berjalan
menurun dengan skala 4/5 E:
- Perasaaan lemah menurun - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
dengan skala 4/5 - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
- Frekuensi nafas membaik kelelahan
dengan skala 4/5 K:
-
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
mengontrol asupan makanan
3 Gangguan komunikasi Setelah dilakukan asuhan Promosi komunikasi devisit bicara
verbal berhubungan keperawatan selama 3x 24jam, (13492)
dengan gangguan diharapkan komunikasi verbal klien O:
neuromuskuler meningkat dengan criteria hasil : - Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume
ditandai dengan - Aktivitas yang tepat meningkat dan diksi bicara
disartria dengan skala 4/5 - Identifikasi perilaku emosional dan fisik
sebagai bentuk komunikasi
- Strategi untuk
T:
menyeimbangkan aktivitas dan
- Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan
istirahat meningkat dengan (missal berdiri didepan pasien, bicaralah dengan
skala 4/5 perlahan sambil menghindari teriakan,
- Teknik menyederhanakan dengarkan dengar seksama)
pekerjaan meningkat dengan - Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan
skala 4/5 bantuan
- Pembatasan aktivitas menurun - Berikan dukungan psikologis
E:
dengan skala 4/5
- Anjurkan berbicara perlahan
- Factor-faktor yang
meningkatkan
- pengeluaran energy menurunn
dengan skala 4/5
4 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan asuhan Manajemen gangguan makan (03111)
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24jam, O:
perubahan fungsi diharapkan berat badan membaik - Monitor asupan dan keluarnya makanan dan
tubuh ditandai dengan dengan kriteria hasil: cairan serta kebutuhan kalori
mengungkapkan - Berat badan membaik dengan T:
perubahan gaya hidup skala 4/5 - Timbang berat badan secara rutin
- Indeks massa tubuh membaik - Rencanakan program pengobatan untuk
dengan skala 4/5 perawatan dirumah ( missal medis, konseling )
- Tebal lipatan kulit membaik - Diskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas
dengan skala 4/5
fisik yang sesuai
- Lakukan kontrak perilaku ( missal target berat
badan, tanggung jawab perilaku)
E:
- Ajarkan pengaturan diet yang tepat
- Ajarkan keterampilan koping untuk penyelesaian
masalah perilaku makan
K:
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang target berat
badan dan kebutuhan kalori serta pilihan
makanan
5 Resiko cedera Setelah dilakukan asuhan Pencegahan cedera
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam, O:
disfungsi autoimun diharapkan resiko cidera meningkat - Identifikasi area lingkungan yang menyebabkab cedera
dengan criteria hasil : T:
- Kelemahan fisik meningkat - Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
dengan skala 4/5 lingkungan ruang rawat (missal penggunaan
- Kemudahan akses kamar tempat tidur, penerangan ruangan, telephone, dan
mandi meningkat dengan skala lokasi kamar mandi)
4/5 - Sediakan pispot atau urinal untuk eleminasi dan
- Ketersediaan perangkat bantu tempat tidur, jika perlu
meningkat dengan skala 4/5 - Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau
- Diskusikan mengenai alat bantu mobalitas yang
sesuai (misal tongkat atau alat bantu jalan
- Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat
mendampingi pasien
E:
Jelaskan intervensi pencegahan jatuh ke pasien
dan keluarga
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah disusun pada tahap perencanaan (intervensi). Proses pelaksanaan
implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi. Tujuan
implementasi adalah melaksanakan hasil dari rencana keperawatan
untuk selanjutnya di evaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan
pasien dalam periode yang singkat, mempertahankan daya tahan
tubuh, mencegah komplikasi, dan menemukan perubahan sistem
tubuh.
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan perbandingan
yang sistematik pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses
penilaian, pencapaian, tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan. Evaluasi keperawata meliputi data subjek, data objek,
assesmment, dan planing
DAFTAR PUSTAKA
Kamarudin .S, (2019). Miastenia Gravis. Jurnal Kesehatan Anak. 1(1), 63-71
Listia, M., Kalay, M., Kurnia, D., Pahria, T., Harun, H., Herliani, Y. K., &
Fitriana, E. (2020). Studi Kasus: Status Pernafasan Pada Pasien Myasthenia
Gravis di Ruang Azalea RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Perawat
Indonesia, 4(1), 272-284.
Salsabila, K., Mutiara, H., & Hanriko, R. (2023). Miastenia Gravis: Etiologi,
Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Penegakkan Diagnosis dan
Tatalaksana. Medical Profession Journal of Lampung, 13(1), 115-122.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Yusup, I. M. (2019). Plasma Exchange (PE) sebagai Pilihan Pertama Terapi pada
Krisis Myasthenia dengan Hemodinamik Stabil. Majalah Anestesia &
Critical Care, 37(1), 13-21.