Anda di halaman 1dari 11

DIAGNOSTIK DAN TERAPI

MYASTHENIA GRAVIS
KELOMPOK 2
1.Ni Made Mita Lestari (203213206)
2.Dewa Ayu Putu Seri Yunita Dewi (203213208)
3.Ida Ayu kade Intan Cahyani (203213211)
4.Putu Diah Lestari (203213227)
5.Ni Made Udiyani Lestari (203213234)
6.I Putu Agus Artawan (203213235)
A. Defisi Myasthenia Gravis

Myasthenia gravis atau selanjutnya disingkat MG merupakan suatu penyakit autoimun dari neuromuscular junction (NMJ)
yang disebabkan oleh antibodi yang menyerang komponen dari membran postsinaptik, mengganggu transmisi
neuromuskular, dan menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot rangka (Choirunnisa, Zanariah, Saputra, & Karyanto, 2016).

B. Etiologi Mysthenia Gravis

Penyebab miastenia gravis masih belum diketahui secara pasti diduga kemungkinan terjadi karena gangguan atau destruksi
reseptor asetilkolin (Acetyl Choline Receptor) pada persimpangan neuromuskular akibat retraksi autoimun. Etiologi dari
penyakit ini adalah:
1. Autoimun: direct mediated antibody
2. Virus
3. Pembedahan
4. Stres
5. Alkohol
6. Tumor mediastinum
7. Obat-obatan
C. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala klien myasthenia gravis meliputi:
1. Kelelahan
2. Wajah tanpa ekspresi
3. Kelemahan secara umum, khususnya pada wajah, rahang, leher, lengan, tangan dan atau tungkai. Kelemahan
meningkat pada saat pergerakan.
4. Kesulitan dalam menyangkut lengan diatas kepala atau meluruskan jari.
5. Kesulitan mengunyah
6. Kelemahan, nada tinggi, suara lembut
7. Ptosis dari satu atau kedua kelopak mata
8. Kelumpuhan okular
9. Diplopia
10.Ketidakseimbangan berjalan dengan tumit; namun berjalan dengan jari kaki
11.Kekuatan makin menurun sesuai dengan perkembangan
12.Inkontinensia stress
13.Kelemahan pada sphincter anal
14.Pernapasan dalam, menurun kapsitas vital, penggunaan otot-otot aksesori.
D. Klasifikasi Mysthenia Gravis
1. 1Kelompok I Myasthenia Okular
2. Kelompok II Myasthenia Umum
3. Myasthenia umum berat
4. Myasthenia Gravis bisa juga diklasifikasikan dengan lebih singkat dan sederhana menjadi

E. Diagnosis Myastenia Gravis

Penegakan diagnosis miastenia gravis, dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut (Ngoerah, 1991):
1. Penderita ditugaskan untuk menghitung dengan suara yang keras.
2. Penderita ditugaskan untuk mengedipkan matanya secara terus-menerus
3. Uji Tensilon (edrophonium chloride), disuntikkan 2 mg tensilon secara intravena, bila tidak terdapat
reaksi maka disuntikkan lagi sebanyak 8 mg tensilon secara intravena
4. Uji Prostigmin (neostigmin), pada tes ini disuntikkan 3 cc atau 1,5 mg prostigmin merhylsulfat secara
intramuskular (bila perlu, diberikan pula atropin ¼ atau ½ mg).
5. Uji Kinin, diberikan 3 tablet kinina masing-masing 200 mg, 3 jam kemudian diberikan 3 tablet lagi
(masing-masing 200 mg per tablet).
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis pasti ada beberapa cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Anti-Asetilkolin Reseptor Antibodi
b. Antistriated Muscle (Anti-SM) Antibody
c. Anti-Muscle-Specific Kinase (Musk) Antibodies
d. Antistriational Antibodies

2. Imaging
a. Chest x-ray (foto roentgen thorak), dapat dilakukan dalam posisi anteroposterior dan lateral.
b. Chest Ct-scan untuk mengidentifikasi thymoma pada semua kasus miastenia gravis, terutama
pada penderita dengan usia tua.
c. MRI pada otak dan orbita sebaiknya tidak digunakan sebagai pemeriksaan rutin.
3.Pendekatan Elektrodiagnostika
a.Repetitive Nerve Stimulation (RNS),
b.Single-fiber Electromyography (SFEMG),

G. Penatalaksanaan Myastenia Gravis


4.Terapi Nonfarmakologi
a.Menjaga kondisi untuk tidak kelelahan dalam melakukan pekerjaan dan menjaga kondisi untuk tidak stres.
b.Mencegah untuk tidak terjadinya penyakit infeksi pada pernafasan
c.Istirahat yang cukup
d.Pada Miastenia gravis dengan ptosis, yaitu dapat diberikan kacamata khusus yang dilengkapi dengan pengait kelopak mata

2.Terapi Farmakologi
a.Piridostigmin bromide
b.Kortikosteroid
c. Timektomi
d.Azathioprine
e. Plasmaferesis
f. Siklosporin
g.Imunoglobulin Intravena
H. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien miastenia gravis antara lain:
1. Bisa timbul krisis miastenik atau krisis cholinergic akibat terapi yang tidak diawasi
2. Pneumonia
3. Bullous death
4. Disfagia
Kesimpulan
Miastenia gravis adalah penyakit yang menyerang hubungan antara sistem saraf (nervus) dan sistem otot
(muskulus). Penyakit miastenis gravis ditandai dengan kelemahan dan kelelahan pada beberapa atau
seluruh otot, di mana kelemahan tersebut diperburuk dengan aktivitas terus menerus atau aktivitas yang
dilakukan berulang-ulang. Miastenia gravis adalah penyakit autoimun yang menyerang neuromuskular
juction ditandai oleh suatu kelemahan otot dan cepat lelah akibat adanya antibodi terhadap reseptor
asetilkolin (AchR) sehingga jumlah AchR di neuromuskular juction berkurang. Pada umur 20-30 tahun
Miastenia gravis lebih banyak dijumpai pada wanita. Sementara itu diatas 60 tahun lebih banyak pada pria
(perbandingan ratio wanita dan pria adalah 3:2). Diagnosis Miastenia gravis dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang khas, tes antikolinesterase, EMG, serologi untuk antibodi AchR dan
CTScan atau MRI toraks untuk melihat adanya timoma
ANY QUESTION ?
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai