Anda di halaman 1dari 11

MYASTHENIA

GRAVIS
Ns. Dewi Nur Puspita Sari, S.Kep
DEFINISI
● Miastenia gravis (kelemahan otot yang parah) adalah
merupakan suatu penyakit gangguan autoimun yang
mengganggu sistem sambungan saraf (synaps) atau
neuromuscular junction berfungsi secara tidak normal
dan menyebabkan kelemahan otot menahun.

● Pada penderita miastenia gravis, sel antibodi tubuh atau


kekebalan akan menyerang sambungan saraf yang
mengandung acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmiter
yang mengantarkan rangsangan dari saraf satu ke saraf
lainnya.
KLASIFIKASI

1. Kelompok I Myasthenia Okular


2. Kelompok II Myasthenia Umum

■ Myasthenia umum ringan

■ Myasthenia umum sedang

■ Myasthenia umum berat


- Fulminan akut
- Lanjut
ETIOLOGI

● Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang


menyerang reseptor acetylcholine belum diketahui.
Secara teoritis, gangguan ini dapat disebabkan oleh
reaksi autoimun atau gangguan pada aktivitas
neurotransmiter. 

● penyebab lain adalah adanya kemungkinan peranan


kelenjar thymus. Hubungan antara kelenjar thymus dan
Myasthenia Gravis masih belum sepenuhnya dimengerti.
Para ilmuwan percaya bahwa kelenjar thymus mungkin
memberikan instruksi yang salah mengenai produksi
antibodi reseptor asetilkolin sehingga malah menyerang
transmisi neuromuskular
Next…
Pada banyak kasus, faktor penyebab penyakit Myasthenia
Gravis ini masih bersifat idiopatik atau belum jelas. Namun,
ada beberapa faktor yang diduga memicu penyakit ini,
Misalnya :
● Antibodi AChR
● Obat-obatan, antara lain: antibiotik (aminoglycosides, ampicillin), Beta-
adrenergic receptor blocking agents, Lithium, Procainamide,
Verapamil, Quinidine, Chloroquine, anticholinergics dan timolol.
Penicillamine, obat ini diduga memicu penyakit-penyakit autoimun
termasuk myasthenia gravis
PATOFISIOLOGI
Dalam kasus Myasthenia Gravis terjadi penurunan jumlah
Acetyl Choline Receptor(AChR). Kondisi ini mengakibakan
Acetyl Choline(ACh) yang tetap dilepaskan dalam jumlah
normal tidak dapat mengantarkan potensial aksi menuju
membran post-synaptic. Kekurangan reseptor dan kehadiran
ACh yang tetap pada jumlah normal akan mengakibatkan
penurunan jumlah serabut saraf yang diaktifkan oleh impuls
tertentu sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot
terganggu dan menyebabkan kelemahan dan kelelahan otot
otot rangka akibat defisiensi reseptor asetilkolin pada
sambungan neuromuskular.
MANIFESTASI KLINIS
Myasthenia gravis ditandai dengan kelemahan pada otot, yang
memburuk ketika digerakkan dan membaik ketika beristirahat,
Kemudian kelemahan otot menjalar ke otot-otot okular,fascial
dan otot-otot bulbar dala rentang minggu sampai bulan, gejala
ini sering menjadi gejala awal dari penyakit ini.

○ Kelopak mata turun sebelah atau layu (asimetrik ptosis)

○ Penglihatan ganda

○ Kelemahan otot pada jari-jari, tangan dan kaki

○ Gangguan menelan

○ Gangguan bicara

○ Dan gejala berat berupa melemahnya otot pernapasan (respiratory paralysis),


DIAGNOSIS MG

Diagnosa Myasthenia Gravis pada awalnya didasarkan pada


gambaran klinis, Selain dengan melihat gambaran klinis, ada
beberapa test yang dapat dilakukan untuk diagnose penyakit
ini. Test-test yang dapat dilakukan itu antara lain :

1. Test Wartenberg
2. Test Edrophonium Chloride (Tensilon)
3. Test Single Fiber Electromyography (EMG)
4. Test Darah
5. Computed Tomography Scan (CT Scan) atau Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
6. Pulmory Function Test (Test Fungsi Paru-Paru)
PENATALAKSANAAN
Myasthenia Gravis bisa dikontrol dengan beberapa terapi
Yang ada, yang dirasakan cukup efektif untuk membantu para
penderita. Terapi-terapi tersebut bisa berupa :
1. Obat-obatan :

○ Anticholinesterase

○ Corticosteroid dan Immunosuppressant


2. Tindakan medis :

○ Immunoglobulin

○ Plasmapheresis

○ Thymectomy
KOMPLIKASI

● Gagal nafas
● Krisis miastenik dan Krisis cholinergic akibat
terapi yang tidak diawasi
● Penggunaan steroid yang lama:
○ Osteoporosis, katarak, hiperglikem
○ Gastritis, penyakit peptic ulcer
○ Pneumocystis carinii
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai