Anda di halaman 1dari 15

MIASTENIA

GRAVIS
Pengertian

■ Miastenia Gravis berarti kelemahan otot yang parah sehingga mengalami


kelelahan
■ MG merupakan penyakit autoimun yang dimanifestasikan adanya kelemahan
dan kelelahan otot akibat dari menurunnya jumlah dan efektifitas reseptor
acethycoline ( Ach) pada persambungan antar neuron ( neuromuskuler junction)
■ Myasthenia gravis dalam bahasa Latin dan Yunani berarti kelemahan otot yang
(grave) buruk.
■ Mg merupakan gangguan yang mempengaruhi transmisi neurotransmiter pada
otot tubuh secara volunter
Etiologi

■ Penyebab tdk diketahui pasti


■ MG menyerang semua umur
■ Wanita > pria
■ Insiden 0,4 per 100.000
■ Prevalence 0,5-5,00 per 100.000
APA ITU MYASTHENIA GRAVIS?
Myasthenia Gravis (MG)

Produksi antibodi secara berlebihan sehingga


banyak organ tubuh yang terserang.

Kondisi otot rangka yang lemah.

Otot yang paling sering terserang adalah otot sekitar


wajah dan wilayah mata.
Patofisiologi

■ Ketidakmampuan impuls saraf melalui otot pada


neuromuskuler junction
■ Terjadi gangguan dalam konduksi neromuskuler dimana asetil
kolin yang diperlukan sbg neurotransmiter kurang
pembentukannya terganggu pelepasannya, cepat terurai oleh
enzim asetil kolinesterase, rusaknya reseptor sehingga tidak
dapat menimbulkan potensial aksi
Tanda dan Gejala
1. Gangguan pada mata diplopia ( pandangan ganda ), ptosis (kelemahan kelopak
mata)
2. Gangguan pada otot wajah  kesulitan mengunyah , menelan dan berbicara
3. Kelemahan pada otot wajah palatal dan pharing  kemampuan menelan menurun
( resiko aspirasi )
4. Kelemahan otot leher
5. Kelemahan otot pernapasan
6. Terjadinya krisis miastenia  karena kekurangan asetil kolin, ketergantungan obat,
emosi dan stres fisik, infeski /pembedahan
7. Terjadinya krisis kolinergik  karena kelebihan asetil kolin sebagai akibat overdosis
pengobatan toksik pemberian asetil kolin
Tanda dan gejala krisis
Krisis miastenia :
■ Meningkatnya tekanan darah
■ Takikardia
■ Gelisah
■ Ketakutan
■ Meningkatnya sekresi bronkial, air mata dan keringat
■ Kelemahan otot umum
■ Kehilangan reflek batuk
■ Kesulitan bernapas, menelan dan berbicara
■ Penurunan output urine
Faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya MG
1. Pengobatan
- obat-obatan antikolinesterase
- Laksative
- Transquilizer atau sedatif
- Potasium depleting diuretic
- Antibiotik  aminoglikosid, tetrasiklin, polimskin, antiaritmia
2. Alkohol
3. Perubahan hormonal
4. Stres
5. Infeksi
6. Perubahan suhu/ temperatur
7. Panas
8. Pembedahan
Klasifikasi MG
Menurut osseman MG diklasifikan mjd:
- Kelas I  miastenia okular
■ Hanya merangsang otot-otot okular ptosis, diplopia
■ Tidak hanya menimbulkan kematian
- Kelas II  miastenian umum ringan
■ Awitan lambat, biasanya pd mata kemudian menyebar ke otot rangka
■ Tdk gawat, respon thd obat baik, kematian rendah
- Kelas III  miastenia umum sedang
■ Menyerang beberapa otot skeletal dan bulbar
■ Kesulitan mengunyah, menelan
■ Respon terhadap obat berkurang, angka kematian rendah
■ Kelas III  miastenia fulminan akut
- Perkembangan penyakit cepat, disertai krisis pernafasan
- Respon terhadap obat buruk
- Terjadinya thyoma tinggi dan angka kematian tinggi
■ Kelas IV  miastenia berat lanjut
- Berkembang selama 2 tahun dari kelas I ke kelas II ( perlahan atau tiba-tiba )
- Respon pengobatan kurang dan kematian tinggi
Komplikasi

■ Krisis miastenia
■ Krisis kolinergik
■ Pneumonia
■ Sepsis
■ Komplikasi akibat immobilisasi
Test Diagnosis
1. X-ray, CT scan Dada  mengetahui adanya Thymoma
2. Tensilon Test ( Edrofonium klorida)  menyuntikan 1-2 mg tensilon IV 
memindahkan transmisi impuls sambungan mioneural 30 setelah injeksi ( terjadi
peningkatan kekuatan otot)
3. Test Westenberg  pasien diminta menatap benda diatas bidang kedua mata tanpa
berkedip. Pasien MG kelopak mata yang terkena akan ptosis.
4. Test prostigmin  prostigmin 0,5-1,0 mg dicampur 0,1 mg atropin sulfas IM atau SC.
Positif bila da perbaikan kekuatan otot
5. Elektromyogram  mengetahui kontraksi otot
6. Antobodi anti reseptor asetil kolin  meningkat
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum
- Pemenuhan kebutuhan nutrisi
- Aktifitas fisik dan pencegahan komplikasi
- Penggunaan ventilator jika ada indikasi
2. Pengobatan
- Plasmaferesis : pengganti plasma 3-8 x
- Antikolinisterase :pirisdogtigmin 30-120 mg per oral tiap 3 jam  meningkatkan konsentrasi
asetilkolin
- Steroid : prednison
- Imunosupresan : azatioprin
3. Pembedahan
- Timektomi : pengangkatan kelenjar thymus
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai