Anda di halaman 1dari 25

Makalah Falsafah dan Teori Keperawatan

Konsep Philosophy Nursing dan Konsep Grand Theory

Oleh :

KELOMPOK 1

1. Dewa Ayu Agung Yuspita Dewi (193223111)


2. Ni Kadek Sukraeni Pebreyanti (193223068)
3. I Komang Suastika (193223119)
4. Putu Pertiwi Ratna Dewi (193223159)
5. Luh Putu Nita Meliandari (193223127)
6. Ni Putu Mia DeviHapsari (193223142)
7. Ni Wayan Novia Kristina (193223151)
8. Ni Putu Diah Kusumasari (193223145)
9. Ni Kadek Ayu Dian Indrayani (193223132)
10. Dewa Kadek Gangga Persia (193223112)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
Tahun 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Om swastiastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Ynag Maha Esa karena berkat rahmatnya kami

dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Konsep Philosophy Nursing dan Konsep Grand

Theory” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tuga mata kuliah

Falsafah dan Teory Keperawatan.

Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang

telah membantu kami dalam penyusunan tugas ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan dan

pengetahuan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari semua pihak, guna kesempurnaan laporan kasus ini. Akhir kata kami berharap agar makalah

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 20 September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................2
C. Tujuan ....................................................................................................................2
D. Manfaat ..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Konsep Phylosophy Nursing .......................................................................................3
1. Definisi Phylosophy Nursing ..................................................................................3
2. Teori Phylosophy Nursing menurut ahli keperawatan.............................................3
3. Komponen Keperawatan .........................................................................................8
4. Dasar- dasar tentang teori Watson ..........................................................................11
5. Penerapan teori Jean Watson...................................................................................11
B. Konsep Teori Grand Theory........................................................................................13
1. Definisi Grand Theory ..........................................................................................14
2. Hubungan dengan teori lain ..................................................................................14
3. Kriteria Grand Theory............................................................................................14
4. Pengelompokan Grand Theory..............................................................................15
BAB III PENUTUP..................................................................................................................19
A. Kesimpulan ..................................................................................................................19
B. Saran ............................................................................................................................20
Daftar Pustaka..........................................................................................................................21

iiiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan pola pikir, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada

tuntutan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas

termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung

oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa

penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan

berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Teori keperawatan menyediakan sebuah perspektif tentang cara mendefinisikan

perawatan, menggambarkan siapa yang diberikan perawatan, kapan perawatan akan

dibutuhkan, serta mengidentifikasi batas dan tujuan kegiatan terapeutik dalam perawatan.

Perkembangan teori keperawatan diawali pada tahun 1950 an, saat perawat mulai

menyadari bahwa ilmu pengetahuan keperawatan perlu disusun dalam suatu kerangka

kerja yang sistematis, meskipun setiap teori umumnya merujuk pada suatu fenomena

yang spesifik, tetapi dapat digunakan pada lingkup yang lebih luas.

Teori keperawatan di klasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai

dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang paling

konkrit. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan konsep philosophy Nursing dari teori

yang termasuk dalam philosophy nursing dan konsep Grand Theory dan teori yang

termasuk dalam grand theory .

iv
1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam makalah ini yaitu

1. Bagaimanakah konsep Phylosophy nursing dari teori yang termasuk dalam

philosophy nursing ?

2. Bagaimanakah konsep Grand Theory ?

3. Teori apa saja yang termasuk ke dalam grand theory?

C. Tujuan penulisa

1. Mengetahui konsep philosophy nursing dan teori yang termasuk di dalamnya

2. Mengetahui konsep Grand Theory dan teori yang termasuk di dalamnya.

D. Manfaat Penulisan

Mampu memahami konsep Philosophy nursing dan konsep dari Grand Theory serta

dapat diimplementasikan dalam praktik keperawatan.

v2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Phylosophy Nursing

1. Definisi Filosofi Keperawatan

Filosopi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang

perawat sebagai pedoman untuk berfikir, mengambil keputusan dan bertindak atau

berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat

– sakit. Filosofi memberikan suatu pandangan yang unik tentang praktik keperawatan,

tentang fenomena yang menjadi fokus perhatian disiplin keperawatan dan nilai-nilai

yang diyakini perawat dalam melakukan praktik keperawatan (Fawcett, 2012).

Filosofi akan mempengaruhi bagaimana akademisi menampilkan tindakannya,

bagaimana mereka menginterpretasikan tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana

mereka memandang ilmu dan pengetahuan tersebut. Dalam perkembangan ilmu

pengetahuan, filosofi berguna untuk menginformasikan kepada anggota disiplin ilmu

dan masyarakat umum tentang nilai dan keyakinan tertentu yang dianut oleh disiplin

tersebut (Tomey & Alligood, 2010).

2. Teori Philosophy Nursing menurut Tokoh Keperawatan

a. FlorenceNightingale

Teori Nightingale mengutamakan fokus pada lingkungan dalam

penerapannya. Walaupun secara pernyataan tidak pernah menyebutkan

lingkungan, ia menggambarkan lingkungan dengan mendefinisikan

tentang ventilasi, kehangatan, cahaya / penerangan, makanan, kebersihan

vi
3
dan suara. Nightingale tidak secara khusus membedakan lingkungan

pasien dengan aspek fisik, psikologis dan sosial, tetapi dari tulisan-tulisan

yang ada, ia memberi penekanan pada lingkungan fisik. Lingkungan sehat

dilihat dalam situasi rumah sakit, rumah tinggal dan kondisi fisik

pemukiman. Lima komponen penting lingkungan yang sehat menurut

Nightingale meliputi udara bersih, air bersih,  pembuangan air yang

efisien, kebersihan ruangan dan pencahayaan. Selanjutnya, komponen

lainnya yang didefinisikan oleh teori Nightingale adalah  petty

management (Nightingale, 1969), dimana perawat memiliki kendali

terhadap lingkungan secara fisik dan administratif. Perawat perlu

mengontrol lingkungan untuk melindungi  pasien dari ancaman fisik dan

psikologis. Nightingale juga yakin bahwa perawat akan tetap bertanggung

jawab terhadap lingkungan walaupun ia tidak ada di ruangan, karena ia

telah menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain yang bekerja disana

saat ia tidak ada di tempat, hal ini menunjukkan sebenarnya proses

pendelegasian sudah ada pada  jaman Nightingale ( Kurdi, 2012)

b. Jean Watson

Watson (1979) melakukan pendekatan yang unik dalam filosofi

keperawatan untuk pertama kalinya, yaitu dalam karyanya “Nursing: The

Philosophy and Science of Caring”. Watson mengarahkan caring sebagai

inti dalam praktik keperawatan. Dalam filsafat keilmuan menurut Watson,

dia menetapkan  posisi keilmuan bagi manusia dalam hubungan antar

manusia dari sudut pandang keperawatan dan menentukan sepuluh faktor

vii
4
kreatif untuk memandu penerapannya dalam praktek keperawatan (Etty,

2013). Caring antar personal adalah pendekatan yang diusulkan untuk

mencapai keterhubungan di mana perawat dan pasien berubah secara

bersama-sama. Penekanan pada harmoni dari kesatuan dalam tubuh,

pikiran dan jiwa, serta  penyakit dipandang sebagai ketidakharmonisan,

sehingga perawat dan pasien harus  berpartisipasi secara bersama-sama

sampai tercapai keharmonisan antara tubuh, pikiran dan jiwa. Teori

Watson telah digunakan untuk mendukung konseptualisasi praktek umum

(Chambers, 1998) dan praktik keperawatan jiwa (Tilley, 1995) dan yang

terkini adalah untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan rheumatoid

arthritis (Nyman & Lutzen, 1999).

c. Banner

Benner (1984) memberikan pandangan filosofis mengenai praktek

keperawatan yang  berfokus pada bagaimana pengetahuan praktek

diperoleh dan bagaimana  perkembangannya dari waktu ke waktu. Dalam

hal ini, karya Benner dapat dipandang sebagai  personal knowing

(pembelajaran pribadi) menggunakan pola Carper (1978). Penelitian

interpretatif beliau mengarah pada gambaran kemajuan perawat dari orang

baru menjadi ahli keperawatan dan kesadaran pentingnya caring dalam

keperawatan. Karya Benner telah digunakan untuk menuntun pengujian

inovasi dan perubahan praktek keperawatan. Sebagai contoh, filosofi

Benner dipakai untuk menguji ancaman terhadap kelangsungan

keperawatan pada individual yang kritis (Walsh, 1997). Sementara itu

viii
5
Alcock (1996) menggunakan karya Benner untuk mempelajari praktek

keperawatan tingkat lanjut dari sudut pandang administratif. Hal serupa

dilakukan oleh Dunn (1997) yang menggunakan karya Benner untuk

menguji praktek keperawatan lanjut di literatur keperawatan. Baru-baru

ini, Benner, Hooper-Kyriakidis, dan Stannard (1999) mempublikasikan

buku dengan judul Clinical Wisdom and Intervention in Critical Care : A

Thinking in Action Approach.

d. Katie Erikson

Konsep dasar teori :

1) C a r i t a s

Mengandung makna cinta dan kemurahan hati,merupakan motif dasar dari

ilmu caring, artinya bahwa keyakinan, harapan dan cinta dicapai dengan

perantaraan caring melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan dan

pembelajaran

2) C a r i n g C o m m u n i o n

Mengandung konteks pengertian dari caring dan menjadi struktur yang

menentukan realitas caring, yang terdiri dari intensitas dan vitalitas yaitu

kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan, kejujuran dan toleransi.

Caring communion adalah apa yang menyatukan dan mengikat

individu/manusia tersebut sehingga membuat caring itu berarti.

3) T i n d a k a n c a r i n g

Merupakan suatu seni/cara menjadikan sesuatu yang kurang special

menjadi sangat special

ix
6
4) E t i k a C a r i t a t i v e C a r i n g

Etika caring menitik beratkan pada hubungan dasar antara pasien dan

perawat dimana saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-batasan

etika yang jelas. Sikap yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan

pendekatan yaitu tanpa ada prasangka dan tetap melihat manusia sebagai

makhluk yang bermartabat.

5) M a r t a b a t

Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan martabatpasien.Ada

dua jenis martabat, yaitu martabat yang mutlak dan martabat yang relatif.

Martabat yang relative dipengaruhi/ dapat diperoleh dari budaya.

6) M e n e r i m a p a n g g i l a n / u n d a n g a n / i n v i t a s i

Perawat datang mengunjungi pasien dan memberikan tindakan perawatan

atas  permintaan atau undangan dari pasien/keluarga sendiri.

7) Penderitaan

Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan, dan

kehidupan. Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit dimana

pasien mengalami  penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.

Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana kadang pasien

mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan, kurang

dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas,

adanya kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa.

8) P e n d e r i t a a n m a n u s i a

x7
Keadaan yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami sakit dimana

pada saat itu ia memikul penderitaan  

9) R e k o n s i l i a s i

Merupakan suatu bentuk drama dari penderitaan dimana seseorang yang

menderita ingin memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi

kesempatan untuk mencapai rekonsoliasi/kedamaian. 

10) Budaya caring 

 Merupakan konsep dimana Erikson menggunakan lingkungan berdasar

pada elemen  budaya sebagai tradisi, ritual dan nilai-nilai dasar. Budaya

yang berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos. Bila suatu communion

muncul berdasarkan etos, budaya menjadi lebih menarik. Budaya caring

menunjukkan sikap tanggap terhadap manusia, martabat dan kesuciannya

dalam membentuk tujuan communion (Desi, 2017)

3. Komponen Keperawatan

Nilai-nilai yang mendasari konsep keperawatan menurut Jean Watson meliputi:

a. Kemanusiaan (Human Beeing)

Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang

lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara,

menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit.

Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang kompleks

yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai sempurna, karena

bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna, tetapi dalam fungsi

perkembangannya dia  harus selalu  beradaptasi dengan  lingkungan  sosialnya.

xi
8
Jika  adaptasi  tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi konflik (terutama konflik

psikososial) yang berdampak pada terjadinya krisis disepanjang  kehidupannya.

Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan, agar dapat ditanggulangi.

b. Kesehatan

Meskipun WHO telah menyatakan bahwa sehat adalah keadaan positif fisik,

mental, sosial, Watson percaya bahwa faktor lain perlu dilibatkan. Watson

menambahkan tiga elemen yaitu :

1) Level yang tinggi dari seluruh fisik, mental, dan fungsi sosial.

2) Tingkat pertahahan adaptif umum dari fungsi harian.

3) Tidak adanya penyakit (atau adanya usaha yang mengarah supaya tidak ada).

Watson menjelaskan bahwa secara tradisional dinamakan perawatan kesehatan

adalah mitos. Dinamakan perawatan kesehatan, diagnosa penyakit, perawatan

penyakit, dan resep obat adalah perawatan medis. Perawatan kesehatan yang

sebenarnya berfokus pada gaya hidup, kondisi sosial, dan lingkungan. Watson

menambahkan bahwa sehat mengarah pada kesatuan dan harmoni dalam pikiran,

badan dan jiwa.Watson percaya individu sebaiknya menjelaskan kondisi

kesehatan atau penyakit, sejak dia menujukkan pandangan sehat sebagai keadaan

subjektif dalam pikiran orang.

c. Lingkungan sosial

Watson menyatakan bahwa merawat dan keperawatan itu ternyata sangat

dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang

saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak diturunkan dari generasi

xii
9
ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari kebudayaan profesi sebagai suatu

koping yang unik terhadap lingkungan.

d. Keperawatan

Menurut Watson, keperawatan  fokusnya lebih pada promosi kesehatan,

pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan keadaan fisik.

Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati penyakit.

Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari  dua area, yaitu: masalah

penanganan  stress dan penanganan konflik. Hal ini dapat menunjang tersedianya

perawatan kesehatan yang holistik, yang dia percayai dapat menjadi pusat dari

praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson mengatakan bahwa kondisi

sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi terhadap kondisi

kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu berkomitmen

terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek,

dan riset keperawatan.Ada 10 faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan,

antara lain :

1) Membentuk sistem nilai humanistic altruistic.

2) Membangkitkan rasa percaya dan harapan.

3) Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri, maupun kepada orang lain.

4) Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan pasien (helping trust)

5) Meningkatkan intuisi dan peka terhadap ekspresi perasaan baik positif,

maupun negatif.

6) Menggunakan metoda ilmiah “problem solving” yang sistematik untuk

mengambil keputusan.

xiii
10
7) Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.

8) Memberi dukungan/support, melindungi, dan membantu memperbaiki kondisi

mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.

9) Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan manusia.

10) Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki pasien.

4. Dasar – dasar tentang teori Watson

Beberapa bagian dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut :

a. Asuhan keperawatan dilakukan secara interpersonal yaitu antar manusia.

b. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor terapeutik yang menghasilkan

kepuasan pada kebutuhan manusia.

c. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan

perkembangan individu dan keluarga.

d. Respon asuhan keperawatan tidak hanya menerima seseorang sebagaimana

mereka sekarang, tetapi juga hal – hal yang mungkin terjadi nantinya.

e. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan

perkembangan potensi dan memberi keleluasaan bagi seseorang untuk memilih

kegiatan yang terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.

f. Asuhan keperawatan lebih bersifat menyehatkan daripada mengobati.

g. Praktik asuhan merupakan pusat keperawatan.

5. Penerapan Teori Jean Watson

Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,

evaluasi.

a. Pengkajian

xiv
11
Kegiatan ini meliputi observasi, identifikasi serta peninjauan masalah. Pengkajian

didasarkan atas tingkatan kebutuhan dasar yang dibagi dalam 4 tingkatan yaitu :

1) Kebutuhan tingkat rendah (biofisik), yang terdiri dari kebutuhan nutrisi dan

cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi.

2) Kebutuhan tingkat rendah (psikofisik), meliputi kebutuhan aktifitas dan

kebutuhan seksual.

3) Kebutuhan tingkat tinggi (psikososial), meliputi kebutuhan untuk berprestasi

dan kebutuhan untuk diakui sebagai anggota kelompok.

4) Kebutuhan tertinggi (kebutuhan interpersonal dan intraperson, meliputi

kebutuhan untuk aktualisasi diri.

b. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu pendekatan konseptual untuk memecahkan suatu

masalah, karena perencanaan yang baik dapat memecahkan masalah. Perencanaan

membantu menentukan bagaimana suatu variable dapat diuji atau di ukur.

c. Pelaksanaan

Implementasi merupakan tindakan langsung dari rencana intervensi dalam proses

implementasi juga berlangsung proses pengumpulan data.

d. Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu metode dan proses menganalisa data serta menilai

pengaruh intervensi yang telah diberikan. Selain itu yang termasuk dalam proses

ini adalah interpretasi hasil, kriteria hasil yang dicapai secara umum.

xv
12
B. Konsep Grand Theory

1. Definisi Grand Theory

Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang

luas, kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-

konsep umum yang relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya dan

hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Grand theory menegaskan fokus

global dengan boardperspective dari praktik keperawatan dan pandangan

keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan (Fawcett &

DeSanto-Madeya, 2012)

Grand theory disebut juga konseptual model, dalam hal ini termasuk

Nursing Conceptual Models dan Nursing Theories. Nursing Conceptual Models

adalah konsep - konsep dan hubungan yang melihat secara spesifik dari fenomena

dari keperawatan. Nursing Theories mendeskripsikan, menjelaskan atau

memprediksikan hubungan antara konsep-konsep dalam fenomena keperawatan.

Nursing teori dikembangkan dari berbagai level abstraksi. Nursing Theories yang

berada dalam level yang sama dengan Grand theory memiliki tingkat keabstrakan

yang mendekati Nursing Conceptual Models yang menjadi acuan pengembangan

nursing teori ini. Oleh karena itu ada beberapa literatur yang menyamakan

Nursing Theories dan Nursing Conceptual Models (Alligood, 2013).

Teori pada level ini lebih focus dalam menjawab pertanyaan praktisi

keperawatan yang spesifik, seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi

keluarga, tempat tinggal klien, kondisi kesehatan, dan peran perawat (Alligood,

2002). Contohnya : Teori Roy (Manusia sebagai system yang adaptif) berasal dari

xvi
13
Roy Adaptation Model, “Human Being” Martha Rogers, “Health as Expanding

Consciosness” Margaret Newman, “ Theory of Human Becoming” Rosemarie

Rizzo Parse. Grand Theory dapat menyediakan dasar bagi middle range

theory.Contohnya teori “Self Care Defisit” Orem adalah middle range theory

dengan self care sebagai grand theory, dan model adaptasi Roy dengan konsep

manusia adalah system adaptif sebagai middle range theory (Setiawan, 2014).

2. Hubungan dengan Teori Lain

Grand theory atau di dalam Alligood disebut dengan Nursing Conceptual Model

dan Nursing Theories apabila dibandingkan dengan level teori diatasnya yaitu

meta theory, grand theory memiliki konsep yang lebih spesifik dari pada meta

theory yang berfokus pada pengembangan ilmu atau teori. Grand theory juga

mempunyai tingkat abstraksi yang lebih rendah dari meta theory. Namun, kedua

teori ini belum dapat dibuat definisi operasional sehingga tidak bisa secara

langsung dilakukan uji empiris pada kedua teori tersebut (McEwen & Wills,

2011). Teori pada level ini lebih focus dalam menjawab pertanyaan praktisi

keperawatan yang spesifik, seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi

keluarga, tempat tinggal klien, kondisi kesehatan dan peran perawat. Contohnya :

Teory Roy (manusia sebagai system yang adaptif) berasal dari Roy Adaptation

Model (Setiawan, 2014).

3. Kriteria Grand Theory

Grand theory mempunyai beberapa kriteria yang membedakannya dengan level

teori lainnya, menurut McEwen & Wills (2011) dan Alligood (2013)

xvii
14
a) grand theory mempunyai ruang lingkup yang luas, karena grand theory

memiliki sudut pandang yang umum dan komperhensif yang

memperhatikan seluruh aspek dan respon manusia.

b) grand theory memiliki tingkat abstraksi yang cukup besar sehingga

kurang mampu diterapkan langsung pada penelitian.

c) grand theory masih general dan belum terfokus pada area yang spesifik

pada salah satu respon manusia.

d) grand theory tidak dapat langsung digunakan dalam uji empirik, hal ini

dikarenakan grand theory masih memiliki konsep yang sangat abstrak

sehingga tidak dapat disusun kedalam definisi operasional.

4. Pengelompokan Grand Theory

Menurut Alligood (2013) grand theory dikelompokan berdasarkan scoop atau

ruang lingkup teori, yaitu conceptual model theory dan nursing theory. Sedangkan

menurut Mcewen dan Will (2011) grand theory dikelompokan berdasarkan

paradigm keperawatan dengan analisa akan memudahkan perawat untuk

memahami grand theory sesuai dengan sudut pandang dan kebutuhan.

a. Pengelompokan Grand Theory menurut Alligood

Berikut ini teori yang termasuk dalam Grand Theory menurut Alligood adalah

1) Conseptual Model Theory

(a) Myra E. Levine : The Conservation Model

(b) Martha E. Rogers: Unitary Human Being

(c) Dorathea E. Orem : Self-Care Deficit Theory of Nursing

xviii
15
(d) Imogene M. King: Conceptual System and Middle-Range Theory of

Goal Attainment

(e) Betty Neuman: System Model

(f) Sister Calista Roy: Adaptation Model

(g) Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model

2) Nursing Theory

(a) Anne Boykin and Savina O. Schoenhofer: The Theory of Nursing as

Caring: A Model for Transforming Practice

(b) Afaf Ibrahim Meleis: Transitions Theory

(c) Nola J. Pender: Health Promotion Model

(d) Madeleine M. Leininger: Culture Care Theory of Diversity and

Universality

(e) Margaret A. Newman: Health as Expanding Consciousness

(f) Rosemarie Rizzo Parse: Humanbecoming

(g) Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, Mary Ann P. Swain: Modeling

and Role-Modeling

(h) Gladys L. Husted and James H. Husted: Symphonological Bioethical

Theory.

b. Pengelompokan Grand Theory menurut Melanie

Pengelompokan Grand Theory menurut Melanie dibagi menjadi tiga kategori.

Pembagian ini berdasarkan paradigma atau sudut pandang keperawatan. Hal

ini dipilih untuk mempermudah dalam mempelajari teori yang telah

xix
16
dikelompokan sesuai dengan area atau kekhususanny. Adapun pembagiannya

sebagai berikut

1) Grand Theory based on human need theory

(a) Florence Nightingale: Nursing: What It Is and What It Is Not

(b) Virginia Henderson: The Principles and Practice of Nursing

(c) Faye G. Abdellah: Patient-Centered Approaches to Nursing

(d) Dorothea E. Orem: The Self-Care Deficit Nursing Theory

(e) Dorothy E. Jhonson: Behavioral System Model

(f) Betty Neuman: System Model

Menurut Alligood (2013) terdapat tiga teori yang baru atau tidak disebutkan

sebagai grand theory, yaitu: Florence Nightingale: Nursing: What It Is and

What It Is Not; Virginia Henderson: The Principles and Practice of Nursing

dan Faye G. Abdellah: Patient-Centered Approaches to Nursing. Teori

Virginia Henderson dan Faye G. abdellah dalam Alligood (2013)

dikelompokkan ke dalam Nursing Theoristsof Historical Significance karena

kedua theorist tersebut dinilai mempunyai kontribusi besar terhadap

perkembangan pengetahuan keperawatan pada saat pre paradigm.

Teori Florence Nightingale dalam Alligood (2013) dikelompokkan

pada Meta theory karena teori Florence dianggap telah memberikan

kontribusi bagi perkembangan ilmu keperawatan dengan cara memberikan

arah bagi disiplin ilmu keperawatan itu sendiri, serta memberi dasar bagi para

professional dibidang perawatan untuk memahami teori baru. Selain pendapat

diatas, Mcewen & Wills (2010) tidak mengenal meta theory karena meta teori

xx
17
merupakan teori umum dan bukan bagian dari teori keperawatan, sehingga

ketiga teori tersebut dimasukkan kedalam grand theory

2) Grand Theory based on interactive theory

(a) Myra Estrin Levine: The Conservation Model

(b) Barbara M. Artinian: The Intersystem Model

(c) Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, and Mary Ann P. Swain:

Modeling and Role-Modeling

(d) Imogene M. King: King’s Conceptual System and Theory of Goal

Attainment and Transactional Process

(e) Roper, Logan, and Tierney: Model of Nursing Based on Activities of

Living

(f) Sister Callista Roy: The Roy Adaptation Model

(g) Jean Watson: Caring Science as Sacred Science

3) Grand Theory based on unitary process

(a) Martha Rogers: The Science of Unitary and Irreducible Human Beings

(b) Margaret Newman: Health as Expanding Consciousness

(c) Rosemarie Parse: The Theory of Human Becoming

xxi
18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Filosopi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang

perawat sebagai pedoman untuk berfikir, mengambil keputusan dan bertindak atau

berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat

– sakit. Berdasarkan teori philosophy keperawatan yang dikemukakan oleh para ahli

diantaranya menurut Florence Nightingale lingkungan memegang peranan penting

dalam menjaga status kesehatan individu. Menurut teori Jean Watson dalam Nursing:

The Philosophy and Science of Caring, Watson mengarahkan caring sebagai inti

dalam praktik keperawatan. Pada teori Banner memberikan pandangan yang berfokus

pada pengetahuan praktek dan telah digunakan untuk menuntun pengujian inovasi

dan perubahan praktek keperawatan. Sedangkan pada Teori Erikson lebih

menekankan pada caritative caring. Berdasarkan keterangan diatas teori Erikson ini

masih tergolong dalam Phylosophy Theory karena masih bersifat umum yang

menggambarkan hubungan antara perawat dengan pasien.

Grand theory didefinisikan sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas,

kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum

yang relatif abstrak, sulit untuk dibuat definisi operasionalnya dan hubungannya tidak

dapat di uji secara empiris. Teori pada level ini lebih focus dalam menjawab

pertanyaan praktisi keperawatan yang spesifik, seperti spesifik untuk kelompok usia

klien, kondisi keluarga, tempat tinggal klien, kondisi kesehatan, dan peran perawat.

xxii
19
B. Saran

Diharapkan dengan konsep Phylosophy Nursing dan Grand Teory serta beberapa

konsep teori lainnya dapat digabungkan dan mudah dimengerti oleh perawat serta

dapat diimplementasikan dalam melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan

situasi dan kondisi pasien dilapangan.

xxiii
20
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2013). Nursing Theorist and Their Works,Seventh
Edition. St. Louis.  Missouri: Mosby Elsivier.

Artinian, B.M., Katharine S. West, M.P.H.M.S.N.R.N.C.N.S., & Margaret Conger, E.D. (2011).
The Artinian Intersystem Model: Integrating Theory and Practice for the Professional
Nurse, Second Edition: Springer Publishing Company.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta.

Creasia, J.L., & Parker, B.J. (2007). Conceptual Foundations The Bridge to Professional
Nursing Practice, Fourth Edition St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier.

Fawcett, J., & DeSanto-Madeya, S. (2012). Contemporary Nursing Knowledge: Analysis and
Evaluation of Nursing Models and Theories: F. A. DavisCompany.

Kalman, M. (2008). The Clinical Nurse Specialist Role : Could it be for you.American Journal of
Nursing, Vol 108.

Kurdi, Fahruddin. (2012) Filosofi Keperawatan. Diperoleh pada tanggal 21 September 2019 dari
https://www.academia.edu/8662582/FILOSOFI_KEPERAWATAN

McEwen, M., & Wills, E.M. (2011).Theoretical Basis for Nursing: WoltersKluwer/Lippincott
Williams & Wilkins.

Setiawan. Dkk , 2014, Pengembangan Model Konseptual dan Teori Keperawatan; Perbedaan
antara Tingkat Phylosophical Theory, Conceptual Models & Grand Theory, Nursing
Theory, Middle Range Theory dan Practice Theory, seta Hubungan Teori
Keperawatan/Model Konseptual dengan Falsafah dan Paradigma Keperawatan,
Diperoleh tanggal 20 September 2019, dari
https://www.academia.edu/8888413/PENGEMBANGAN_MODEL_KONSEPTUAL_D
AN_TEORI_KEPERAWATAN
Watson, Jean. (2004). Theory of human caring. http://www2.uchsc.edu/son/caring. Berita Ilmu
Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 1 No.3, September 2008 :147-150

xxiv
21
xxv

Anda mungkin juga menyukai