Anda di halaman 1dari 21

INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)

Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

LAPORAN KASUS KEPERAWATAN ANAK


ASFIKSIA

Dosen Pembimbing :
Ns. Silvia, M. Biomed

OLEH :
INDAH DIANATUS SHOLEHA
2014901018

PROGRAN STUDI PENDIDIKAN NERS


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2020
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

KASUS

(asfiksia neonatorum)

by. Ny suleha keluhan utama bayi biru merintih dan sesak setelah lahir, rujukan dari RS St.
Carolus. Bayi jenis kelamin laki-laki, anak III, masa gestasi 32, minggu,BBL 3500 gram, lahir spontan
tanggal 6 maret 1999 pk.09:00 WIB di RS carolus, tidak langsung menangis. Apgar score menit I 8/9,
menit V tetap. Ketuban pecah dini kurang lebih 4 jam, ketuban putih kental. Bayi biru, sesak dan
merintih kemudian di rujuk ke RSAB harapan kita dengan alasan tidak ada tempat. Masuk RSAB pk,
20.00 WIB. KU sakit sedang lemah, kesadaran CM, daya hisap lemah, minum habis hanya 10 cc. S
37,3 c, N 139 x/menit, R 42 x/menit, terdapat luka lecet di area anus, terdapat benjolan warna merah
pada kali kanan. Tali pusat kering. Pada mulut terpasang selang orogastrik. Ikteri (-) BAB 5 cc warna
kering, perut kembung (-), muntah (-) BB 3500 pada hari ke-9 ini. Lingkar kepala 50 cm. Trombosit
97.000 , leukosit 14.900 , Hb. 14,0, Ht.44.

PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Bayi Ny. S
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi, 25 Juli 2011, Jam 13.30 WIB
d. Nama Ayah/ Ibu : Tn. S / Ny. S umur 38 tahun
e. Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
f. Pendidikan Ayah : SMA
g. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
h. Pendidikan Ibu : SMP
i. Alamat/ No. Telp : Perum Pesona Gading Blok 2 No.23 RT 04/RW 17
j. Suku : Jawa
k. Agama : Islam
l. Diagnosa Medis : Asfiksia Neonatorum

2. Keluhan Utama
Bayi biru, merintih dan sesak setelah lahir rujukan dari RS St. Carolus. Bayi berjenis
kelamin laki-laki
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Pre natal
Ibu klien mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya di bidan tiap 2 bulan sekali.
Selama di temukan riwayat penyakit kehamilan darah tinggi pada saat hamil/preklamsia
kesadaran CM, daya hisap lemah, minum habis hanya 10 cc. S 37,3 c,
b. Intra natal
Saat persalinan dimana masa gestasi 32, minggu BBL 3500 gram, lahir spontan tanggal 6 maret
1999 pk.09:00 WIB di RS carolus, tidak langsung menangis
c. Post natal
sakit sedang lemah, kesadaran CM, daya hisap lemah, minum habis hanya 10 cc. S 37,3 c, N
139 x/menit, R 42 x/menit, terdapat luka lecet di area anus, terdapat benjolan warna merah
pada kali kanan. Tali pusat kering. Pada mulut terpasang selang orogastrik. Ikteri (-) BAB 5 cc
warna kering, perut kembung (-), muntah (-) BB 3500 pada hari ke-9 ini. Lingkar kepala 50 cm.
Trombosit 97.000, leukosit 14.900 , Hb. 14,0, Ht.44.

4. Riwayat Sosial
Sistem pendukung yang dapat dihubungi : Menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan
kedua orang tua dari Ny.S dan Tn. S.

5. Pola sehari-hari

a. Status nutrisi
Bayi Ny. S belum dapat minum, refleks hisap masih lemah sehingga bayi mendapatkan
nutrisi dari OGT baik ASI maupun PASI sebanyak 65 ml/2jam. BBL sebesar 3500 gr, BBS
3500

b. Status cairan
Bayi ny s hanya minum dan menghabiskan air 10 cc

c. Aktivitas
Bayi Ny. S berada dalam keadaan lemah dan selalu tertidur, saat dirangsang taktil hanya
sedikit gerakan.
d. Eliminasi
Bayi Ny. S hanya BAB 5 cc dengan konsistensi warna kuning dan kering
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

6. Pengkajian Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum : sakit sedang lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda vital : Nadi : 139 x/menit
4. RR : 42 x/menit
5. Suhu : 37,3oC
6. Berat badan : 3500 gr pada saat lahir
3500 gr pada hari ke sembilan

7. Lingkar kepala : 50 cm
8. Skor APGAR :8/9
9. Reflek :Reflek moro, reflek menggenggam dan reflek menghisap lemah.
10. Tonus atau aktivitas
Kekuatan tonus otot lemah. Bayi tampak gelisah tetapi sedikit bergerak dan tertidur.

11. Kepala/ leher


a. Fontanel anterior : Lunak
b. Sutura sagitalis : Tepat menyatu
c. Gambaran wajah : Simetris dan kulit wajah tampak pucat
d. Mata : Mata tampak ada sekret, sklera jernih, konjungtiva agak pucat dan
sudah dapat membuka secara sempurna
12. THT
a. Telinga : normal, bersih (tidak ada sekret)
b. Hidung :bentuk simetris, sudah dapat bernafas dengan baik.
c. Palatum : normal
13. Abdomen : Lunak, lingkar perut 33 cm dan liver kurang dari 2 cm
14. Toraks : simetris, terdapat retraksi derajat 1 dan klavikula normal
15. Paru-paru
a. Suara napas : sama antara paru kanan dan kiri, bersih, tidak terdengar ronchii,
crackles maupun wheezing.
b. Bunyi napas : terdengar di semua lapang paru
c. Respirasi : spontan, RR = 42x/menit
16. Jantung
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Bunyi normal sinus rytm (NSR) : 139 x/menit

17. Ekstremitas : terdapat benjolan berwarna merah pada kaki kanan


18. Umbilikus : sudah kering
19. Genital : testis sudah turun ke skrotum dan tidak ada tanda-tanda infeksi
20. Anus : terdapat luka lecet di area anus
21. Kulit
Warna : biru / sianosis

22. Turgor : baik, elastis, lapisan subkutan tipis

Data fokus

DS:

- ibu bayi mengatakan bayi lahir biru


- ibu bayi mengatakan bayi merintih dan sesak setelah lahir
- ibu bayi mengatakan bayi tidak langsung menangis setelah lahir
- ibu bayi mengatakan ketuban pecah dini kurang lebih 4 jam, ketuban berwarna putih kental
DO:

- keadaan umum bayi tampak sakit dan lemah, Kesadaran bayi tampak compos mentis
- Daya hisab bayi tampak lemah,
- minum habis hanya 10 cc.
- S 37,3 c, N 139 x/menit, R 42 x/menit
- Terdapat luka lecet di area anus,
- terdapat benjolan warna merah pada kali kanan. Tali pusat kering.
- Pada mulut terpasang selang orogastrik.
- BAB 5 cc warna kering,
- BB 3500 pada hari ke-9 ini.
- Lingkar kepala 50 cm.
- Trombosit 97.000, leukosit 14.900, Hb. 14,0, Ht.44.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Analisa data

No Data Etiologi Masalah keperawatan


1. Ds: ketidakseimbangan Gangguan pertukaran
- ibu bayi mengatakan bayi perfusi ventilasi gas
merintih dan sesak setelah
lahir

Do:
- keadaan umum bayi
tampak sakit dan lemah
- Kesadaran bayi tampak
compos mentis
- S 37,3 c, N 139 x/menit, R
42 x/menit
2 Ds : ibu bayi mengatakan bayi penurunan suplai Ketidakefektifan
lahir biru O2 ke otak perfusi jaringan
perifer
Do :
- Daya hisab bayi tampak
lemah
- Kulit bayi tampak biru

B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi ventilasi
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai O2 ke otak
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

C. Intervensi

N Diagnosa NOC NIC Rasional


o keperawatan
1 Kerusakan Tujuan : Setelah 1.
pertukaran gas dilakukan tindakan 1) Kaji bunyi membantu
b.d keperawatan paru, frekuensi mengevalu
ketidakseimban selama proses nafas, kedalaman asi
gan perfusi keperawatan nafas dan keefektifan
ventilasi. Risiko diharapkan produksi sputum. upaya
cedera b.d pertukaran gas 2) Auskultasi batuk klien
anomali teratasi. bunyi nafas, catat 2. . memba
kongenital tidak Kriteria hasil : area penurunan ntu
terdeteksi atau 1. Tidak sesak aliran udara dan / mengevalu
tidak teratasi nafas bunyi tambahan. asi
pemajanan pada 2. Fungsi paru 3) Pantau hasil keefektifan
agen-agen dalam batas Analisa Gas upaya
infeksius. normal Darah batuk klien
Tujuan : Setelah 1. Cuci tangan 3.
dilakukan tindakan setiap perubahan
keperawatan sebelum dan AGD dapat
selama proses sesudah mencetuska
keperawatan merawat n disritmia
diharapkan risiko bayi. jantung.
cidera dapat 2. Pakai sarung 1. untuk
dicegah. tangan steril. menceg
Kriteria hasil : 3. Lakukan ah
1. Bebas dari pengkajian infeksi
cidera/ fisik secara nosoko
komplikasi. rutin mial
2. Mendeskripsi terhadap 2. untuk
kan aktivitas bayi baru menceg
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

yang tepat lahir, ah


dari level perhatikan infeksi
perkembanga pembuluh nosoko
n anak. darah tali mial
Mendeskripsikan pusat dan 3. untuk
teknik pertolongan adanya menceg
pertama anomali. ah
4. Ajarkan keadaan
keluarga yang
tentang kebih
tanda dan buruk.
gejala untuk
infeksi dan meningkatk
melaporkann an
ya pada pengetahua
pemberi n keluarga
pelayanan dalam
kesehatan. deteksi
Berikan agen awal suatu
imunisasi sesuai penyakit.
indikasi
(imunoglobulin
hepatitis B dari
vaksin hepatitis

2 Ketidakefektifa Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk


n perfusi tindakan adanya memoni
jaringan perifer keperawatan daerah tor
b/d penurunan selama proses tertentu tingkat
suplai O2 ke keperawatan yang kerusak
otak diharapkan perfusi hanya an
jaringan efektif, peka jaringan
dengan kriteria terhadap perifer
hasil : panas/ yang
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

1. CRT < 2 dingin/ terjadi


detik tajam/ 2. Untuk
2. Akral tumpul memini
hangat 2. Batasi malisir
Tidak terjadi gerakan penggun
sianosis pada aan O2
kepala, 3. Agar
leher dan keluarga
punggung paham
3. Jelaskan konsisi
pada klien
keluarga Untuk
mengenai mengurang
penyakit i nyeri
atau
patofisiolo
gi
4. Kolaborasi
pemberian
obat
analgetik ,
AGD
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asfiksia Neonatorum tau asfiksia neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin

meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tindakan untuk

mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan

kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul.

B. Saran

Setelah pembaca mengetahui apa pengertian dan etiologi dari asfiksia neonatorum,diharapkan

pembaca bias mengantisipasi terhadap terjadinya asfiksia neonatorum dan dapat melakukan pencegahan

serta memahami tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi dengan asfiksia neonatorum.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29119292/makalah_asfiksia_neonatorum.doc
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

A. Definisi
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian besar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit,
tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC
(Chandra,2012).

B. Etiologi
TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh M. tuberculosis, suatu bakteri aerob
yang tahan-asam (acid- fast bacillus / AFB). TB merupakan infeksi melalui udara dan umumnya
didapatkan dengan inhalasi partikel kecil (diameter 1 hingga 5 mm) yang mencapai alveolus.
Droplet tersebut keluar saat berbicara, batuk, tertawa, bersin, atau nyanyi. Droplet nuclei terinfeksi
kemudian dapat terhirup oleh orang yang rentan (inang). Sebelum terjadi infeksi paru, organism
yang terhirup harus melewati mekanisme pertahanan paru dan menembus jaringan paru. Paparan
singkat dengan Tb biasanya tidak menyebabkan infeksi. Orang yang paling umum terserang infesi
adalah orang yang sering melakukan kontak dekat berulang dengan orang yang terinfeksi yang
penyakitnya masih belum terdiagnosis. orang tersebut  mungkin orang memiliki kontak berulang
dengan klien yang kurang tertangani secara medis, populasi pendapatan rendah, orang yang
dilahirkandi luar negri, atau penghuni fasilitas perawatan jangka panjang atau suatu asrama.
Populasi risiko inggi lainnya adalah pengguna obat-obatan intravena, tuna wisma, dan orang yang
karena pekerjaannya sering terpapar tb aktif (pekerja kesehatan).

C. Tanda dan Gejala


INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi
pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu
tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan
keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul
sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala ciri penyakit TBC paru-paru yang bisa
kita kenali sejak dini :
a) Batuk berdahak disertai darah.
b) Batuk lebih dari tiga minggu.
c) Nyeri dada, atau rasa sakit dengan sesak pernafasan.
d) Berat badan menurun tanpa alasan.
e) Berkeringat di malam hari.
f) Demam.
g) Kehilangan nafsu makan.

D. Manifestasi Klinis
Secara klinis manifestasi TB timbul dalam beberapa fase:
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang pana badan dapat
mencapai 40-41°celcius. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar ,tetapi kemudian
dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbul demam influenza ini ,sehingga pasien
merasa tidak pernah terbeba dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat terpengaruh
oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkolosis masuk.

2. Batuk/batuk berdarah
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Gejala ini banyak ditemukan.batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.batuk ini
diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada
setiap penyakit tidak sama.mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam
jaringan paru yakni setelah minggu-mimggu atau berbulan-bulan peradangan bermula.sifat
batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradagan menjadi
produktif(menghasilkal sputum). keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat
pembuuh darah yang pecah.kebanyakan batuk darah pada tuberkulusis terjadi pada
kavitas,tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
3. Sesak Nafas
Pada penyakit ringan (baru tumbuh)belum dirasakan sesak nafas, sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,yang infiltrasinya sudah meliputi setengah
bagian paru-paru dan takipneu.
4. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan.nyeri dada timbul bila infiltrasinya radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis .terjadi gesekan kedua pleura sewaktu
pasien menarik/melepaskan napasnya.
5. Malaise dan kelelahan
Penyakit tuberculosis bersifat radang menahun, gejala malaise sering ditemukan
berupaanaoreksia tidak ada nafsu makan,badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, keringat malam, dll. Selain itu juga terjadi kselitan tidur pada malam hari (Price, 2005).
Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi ilang timbul secara tidak teratur.
6. Peningkatan frekuensi pernapasan
7. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
8. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
9. Anoreksia

E. Klasifikasi
Adapun klasifikasi TB paru berdasarkan petogenesisnya yaitu:
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Kelas Tipe Keterangan


0 Tidak ada pejanan TB. Tidak ada riwayat terpajan.

Tidak terinfeksi Reaksi terhadap tes tuberculin negative.


1 Terpajan TB Riwayat terpajan

Tidak ada bukti infeksi Reaksi tes kulit tuberkulin negative


2 Ada infeksi TB Reaksi tes kulit tuberculin positif

Tidak timbul penyakit Pemeriksaan bakteri negative (bila


dilakukan)
Tidak ada bukti klinis, bakteriologik atau
radiografik Tb aktif

3 TB, aktif secara klinis Biakan M. tuberkulosis (bila


dilakukan).

Sekarang terdapat bukti klinis, bakteriologik,


radiografik penyakit.
4 TB, Riwayat episode TB atau

Tidak aktif secara klinis Ditemukan radiografi yang abnormal atau tidak
berubah;reaksi tes kulit tuberkulin positif dan
tidak ada bukti klinis atau radiografik
penyakit sekarang
5 Tersangka TB Diagnosa ditunda

F. Anatomi dan fisiologi


Pulmo (paru) adalah salah satu organ system pernafasan yang berada di dalam kantong yang
dibentuk oleh pleura parietalasi dan pleura  viselaris kedua paru sangat lunak, elastic, dan berada
dalam rongga torak. Sifatnya ringan dan terapung didalam air. Paru berwarna biru keabu abuan dan
berbintik bintik karena partikel debu yang masuk termakan oleh fagosit. Hal ini terlihat nyata pada
pekerja tambang.  Masing masing paru mempunyai aspek yang tumpul menjorok keatas, masuk
keleher kira kira 2,5 cm diatas klavikula. Fasies konstalis yang konveks berhubungan dengan
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

dinding dada dan fasies mediastinalis yang konkaf membentuk pericardium. Sekitar pertengahan
permukaan kiri terdapat hilus pulmonalis suatu lekukan tempat bronkus, pembuluh darah, dan saraf
masuk keparu membentuk radiks pulmonalis. (Syaifuddin,Anfis)

G. Patofisiologi
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu
berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga dapat
menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe
dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru
(lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi
inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit
spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya
timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Interaksi antara Mycobacterium
tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan
baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang
dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa
jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri
atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang
berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa).Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya
membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awaljika respons sistem imun tidak adekuat maka
penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau
bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif, Pada kasus ini, ghon tubercl mengalami
ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa di dalam bronkus.Tuberkel yang ulserasi
selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
seterusnya.Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan
basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh
limfosit (membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang
dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya
membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

H. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB paru dapat berupa:
a) Malnutrisi
b) Empiema
c) Efusi pleura
d) Hepatitis, ketulian dan gangguan gastrointestinal ( sebagai efek samping obat-obatan)
e) Kerusakan otak (Meningeal Tuberculosis)
f) Gangguan mata (Tuberculosis Uveitis)
g) Kerusakan tulang dan sendi
h) Kerusakan hati (Hepatic Tuberculosis)
i) Kerusakan jantung (Cardiac Tuberculosis)
j) Kerusakan ginjal (Renal Tuberculosis)
k) Resistensi Kuman

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan bisa berupa  metode preventif dan kuratif yang meliputi cara-cara
seperti berikut:
a) Penyuluhan
b) Pencegahan
c) Pemberian obat-obatan  seperti : OAT (obat antituberkulosis), bronkodilator, ekspektoran,
vitamin
d) Fisioterapi dan rehabilitasi
e) Konsultasi secara teratur

J. Pencegahan
Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling mudah untuk
mencegah TBC adalah dengan menghentikan penularan TBC dari satu orang ke orang lain.
Pencegahan lainnya yaitu dengan :
1. Vaksin BCG
2. Diagnosis dini
3. Menjaga lingkungan tempat tinggal
4. Perbaiki sistem imun

Konsep Asuhan Keperawatan Secara Teoritis


INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

A. Pengkajian
1. Identitas pasien meliputi : nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no register/MR, serta
penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien dahulunya sering merokok,serta Jenis gangguan kesehatan yang dialami
sebelumnya , misal  cedera dan pembedahan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan TBC  mengalami demam tinggi ,batuk kurang lebih selama 3 minggu,
nafas sesak , kurangnya nafsu makan ,nyeri dada.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga klien mengatakan ada riwayat penyakit  empisema,asma ,alergi dan TB Pada
pasien yang penyebabnya adalah TB dapat menular.
Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
b) Tingkat kesadaran : Biasanya tingkat kesadaran pasien compos mentis .
c) Berat badan : Biasanya berat badan pasien mengalami penurunan
d) Tekanan darah : Biasanya tekanan darah pasien menimgkat
e) Suhu             : Biasanya suhu pasien TBC tinggi sekitar 40-410c
f) Pernafasan : Biasanya pasien dengan TBC nafas nya pendek
g) Nadi             : Biasanya pasien mengalami peningkatan denyut nadi
h) Kepala :Mengamati bentuk kepala, adanya hematom/oedema, perlukaan.
i) Rambut :Pada klien TBC biasanya rambutnya hitam serta kulit kepala klien
bersih, dan tidak rontok
j) Wajah :Biasanya tampak ekspresi wajah meringis karena nyeri dada yang
dirasakannya pada saat batuk
k) Mata :Biasanya terdapat lingkaran hitam pada kelopak mata karena kurang
tidur akibat nyeri, mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva pucat,sclera ikterik.pupil bulat
l) Hidung :Biasanya tidak ada tanda-tanda radang, ada nafas cuping hidung.
m) Mulut :Biasanya bibir kering, lidah tidak kotor dan biasanya ada caries pada
gigi.
n) Leher :Biasanya tidak ada adanya pembesaran kelenjer thyroid
o) Dada/Thorak
Inspeksi    : biasanya tidak simetris kiri dan kanan,    penurunan ekspansi paru, menggunakan
otot asesori pernafasan, pernafasan dangkal.

Palpasi      : biasanya fremitus kiri dan kanan sama,.

Perkusi      : sonor kiri dan kanan

Auskultasi : baiasanya ada bunyi nafas tambahan ronkhi basah kasar dan nyaring

p) Jantung
Inspeksi     : biasanya ictus cordis tidak terlihat.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi

Palpasi       : biasanya ictus cordis teraba 2 jari.

Perkusi      : biasanya bunyi redup

auskultasi  : biasanya irama jantung cepat

q) Perut/Abdomen
Inspeksi    : biasanya perut nya datar
Auskultasi : biasanya terjadi penurunan bising usus.
Palpasi      :, tidak ada masa
Perkusi      : baiasanya tidak kembung

r) Geniteorinaria
Biasanya keadaan dan kebersihan genetalia pasien baik. Biasanya pasien terpasang kateter.
s) Sistem integrumen
Biasanya terjadi perubahan pada kelembapan atau turgor kulit jelek karena keringat dingin dimalam
hari

t) Ekstermitas
Biasanya ada edema pada ekstermitas atas dan bawah, dan kekuatan otot lemah.

Anda mungkin juga menyukai