Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
Dosen Pembimbing :
Ns. Silvia, M. Biomed
OLEH :
INDAH DIANATUS SHOLEHA
2014901018
KASUS
(asfiksia neonatorum)
by. Ny suleha keluhan utama bayi biru merintih dan sesak setelah lahir, rujukan dari RS St.
Carolus. Bayi jenis kelamin laki-laki, anak III, masa gestasi 32, minggu,BBL 3500 gram, lahir spontan
tanggal 6 maret 1999 pk.09:00 WIB di RS carolus, tidak langsung menangis. Apgar score menit I 8/9,
menit V tetap. Ketuban pecah dini kurang lebih 4 jam, ketuban putih kental. Bayi biru, sesak dan
merintih kemudian di rujuk ke RSAB harapan kita dengan alasan tidak ada tempat. Masuk RSAB pk,
20.00 WIB. KU sakit sedang lemah, kesadaran CM, daya hisap lemah, minum habis hanya 10 cc. S
37,3 c, N 139 x/menit, R 42 x/menit, terdapat luka lecet di area anus, terdapat benjolan warna merah
pada kali kanan. Tali pusat kering. Pada mulut terpasang selang orogastrik. Ikteri (-) BAB 5 cc warna
kering, perut kembung (-), muntah (-) BB 3500 pada hari ke-9 ini. Lingkar kepala 50 cm. Trombosit
97.000 , leukosit 14.900 , Hb. 14,0, Ht.44.
PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama : Bayi Ny. S
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi, 25 Juli 2011, Jam 13.30 WIB
d. Nama Ayah/ Ibu : Tn. S / Ny. S umur 38 tahun
e. Pekerjaan Ayah : Karyawan Swasta
f. Pendidikan Ayah : SMA
g. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
h. Pendidikan Ibu : SMP
i. Alamat/ No. Telp : Perum Pesona Gading Blok 2 No.23 RT 04/RW 17
j. Suku : Jawa
k. Agama : Islam
l. Diagnosa Medis : Asfiksia Neonatorum
2. Keluhan Utama
Bayi biru, merintih dan sesak setelah lahir rujukan dari RS St. Carolus. Bayi berjenis
kelamin laki-laki
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
4. Riwayat Sosial
Sistem pendukung yang dapat dihubungi : Menggunakan handphone untuk berkomunikasi dengan
kedua orang tua dari Ny.S dan Tn. S.
5. Pola sehari-hari
a. Status nutrisi
Bayi Ny. S belum dapat minum, refleks hisap masih lemah sehingga bayi mendapatkan
nutrisi dari OGT baik ASI maupun PASI sebanyak 65 ml/2jam. BBL sebesar 3500 gr, BBS
3500
b. Status cairan
Bayi ny s hanya minum dan menghabiskan air 10 cc
c. Aktivitas
Bayi Ny. S berada dalam keadaan lemah dan selalu tertidur, saat dirangsang taktil hanya
sedikit gerakan.
d. Eliminasi
Bayi Ny. S hanya BAB 5 cc dengan konsistensi warna kuning dan kering
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
7. Lingkar kepala : 50 cm
8. Skor APGAR :8/9
9. Reflek :Reflek moro, reflek menggenggam dan reflek menghisap lemah.
10. Tonus atau aktivitas
Kekuatan tonus otot lemah. Bayi tampak gelisah tetapi sedikit bergerak dan tertidur.
Data fokus
DS:
- keadaan umum bayi tampak sakit dan lemah, Kesadaran bayi tampak compos mentis
- Daya hisab bayi tampak lemah,
- minum habis hanya 10 cc.
- S 37,3 c, N 139 x/menit, R 42 x/menit
- Terdapat luka lecet di area anus,
- terdapat benjolan warna merah pada kali kanan. Tali pusat kering.
- Pada mulut terpasang selang orogastrik.
- BAB 5 cc warna kering,
- BB 3500 pada hari ke-9 ini.
- Lingkar kepala 50 cm.
- Trombosit 97.000, leukosit 14.900, Hb. 14,0, Ht.44.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
Analisa data
Do:
- keadaan umum bayi
tampak sakit dan lemah
- Kesadaran bayi tampak
compos mentis
- S 37,3 c, N 139 x/menit, R
42 x/menit
2 Ds : ibu bayi mengatakan bayi penurunan suplai Ketidakefektifan
lahir biru O2 ke otak perfusi jaringan
perifer
Do :
- Daya hisab bayi tampak
lemah
- Kulit bayi tampak biru
B. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi ventilasi
2. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan suplai O2 ke otak
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
C. Intervensi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asfiksia Neonatorum tau asfiksia neonatus adalah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir, sehingga dapat menurunkan O2 dan mungkin
meningkatkan C02 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. Tindakan untuk
mengatasi asfiksia neonatorum disebut resusitasi bayi baru lahir yang bertujuan untuk mempertahankan
kelangsungan hidup bayi dan membatasi gejala sisa yang mungkin muncul.
B. Saran
Setelah pembaca mengetahui apa pengertian dan etiologi dari asfiksia neonatorum,diharapkan
pembaca bias mengantisipasi terhadap terjadinya asfiksia neonatorum dan dapat melakukan pencegahan
serta memahami tindakan pengobatan yang dapat dilakukan pada bayi dengan asfiksia neonatorum.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/29119292/makalah_asfiksia_neonatorum.doc
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
A. Definisi
Tuberkulosis (TBC atau TB) merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga
memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
Mycrobacterium Tuberculosis.Sebagian besar kuman tuberculosis menyerang paru tetapi juga dapat
menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang
dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan organ di luar paruseperti kulit,
tulang, persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang sering disebut dengan ekstrapulmonal TBC
(Chandra,2012).
B. Etiologi
TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh M. tuberculosis, suatu bakteri aerob
yang tahan-asam (acid- fast bacillus / AFB). TB merupakan infeksi melalui udara dan umumnya
didapatkan dengan inhalasi partikel kecil (diameter 1 hingga 5 mm) yang mencapai alveolus.
Droplet tersebut keluar saat berbicara, batuk, tertawa, bersin, atau nyanyi. Droplet nuclei terinfeksi
kemudian dapat terhirup oleh orang yang rentan (inang). Sebelum terjadi infeksi paru, organism
yang terhirup harus melewati mekanisme pertahanan paru dan menembus jaringan paru. Paparan
singkat dengan Tb biasanya tidak menyebabkan infeksi. Orang yang paling umum terserang infesi
adalah orang yang sering melakukan kontak dekat berulang dengan orang yang terinfeksi yang
penyakitnya masih belum terdiagnosis. orang tersebut mungkin orang memiliki kontak berulang
dengan klien yang kurang tertangani secara medis, populasi pendapatan rendah, orang yang
dilahirkandi luar negri, atau penghuni fasilitas perawatan jangka panjang atau suatu asrama.
Populasi risiko inggi lainnya adalah pengguna obat-obatan intravena, tuna wisma, dan orang yang
karena pekerjaannya sering terpapar tb aktif (pekerja kesehatan).
Gejala awal orang yang terkena infeksi penyakit TBC bisa dikenali dari tanda-tanda kondisi
pada fisik penderitanya, yaitu salah satunya penderita akan mengalami demam yang tidak terlalu
tinggi dan berlangsung lama, deman tsb biasanya dialami pada malam hari disertai dengan
keluarnya keringat. Kadang-kadang derita demam disertai dengan influenza yang bersifat timbul
sementara kemudian hilang lagi. Berikut ini adalah gejala ciri penyakit TBC paru-paru yang bisa
kita kenali sejak dini :
a) Batuk berdahak disertai darah.
b) Batuk lebih dari tiga minggu.
c) Nyeri dada, atau rasa sakit dengan sesak pernafasan.
d) Berat badan menurun tanpa alasan.
e) Berkeringat di malam hari.
f) Demam.
g) Kehilangan nafsu makan.
D. Manifestasi Klinis
Secara klinis manifestasi TB timbul dalam beberapa fase:
1. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-kadang pana badan dapat
mencapai 40-41°celcius. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar ,tetapi kemudian
dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya hilang timbul demam influenza ini ,sehingga pasien
merasa tidak pernah terbeba dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat terpengaruh
oleh daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberkolosis masuk.
2. Batuk/batuk berdarah
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
Gejala ini banyak ditemukan.batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.batuk ini
diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada
setiap penyakit tidak sama.mungkin saja batuk baru ada setelah penyakit berkembang dalam
jaringan paru yakni setelah minggu-mimggu atau berbulan-bulan peradangan bermula.sifat
batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradagan menjadi
produktif(menghasilkal sputum). keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat
pembuuh darah yang pecah.kebanyakan batuk darah pada tuberkulusis terjadi pada
kavitas,tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
3. Sesak Nafas
Pada penyakit ringan (baru tumbuh)belum dirasakan sesak nafas, sesak nafas akan
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,yang infiltrasinya sudah meliputi setengah
bagian paru-paru dan takipneu.
4. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang ditemukan.nyeri dada timbul bila infiltrasinya radang sudah
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis .terjadi gesekan kedua pleura sewaktu
pasien menarik/melepaskan napasnya.
5. Malaise dan kelelahan
Penyakit tuberculosis bersifat radang menahun, gejala malaise sering ditemukan
berupaanaoreksia tidak ada nafsu makan,badan makin kurus (berat badan turun), sakit
kepala, keringat malam, dll. Selain itu juga terjadi kselitan tidur pada malam hari (Price, 2005).
Gejala malaise ini makin lama makin berat dan terjadi ilang timbul secara tidak teratur.
6. Peningkatan frekuensi pernapasan
7. Ekspansi buruk pada tempat yang sakit
8. Bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi
9. Anoreksia
E. Klasifikasi
Adapun klasifikasi TB paru berdasarkan petogenesisnya yaitu:
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
Tidak aktif secara klinis Ditemukan radiografi yang abnormal atau tidak
berubah;reaksi tes kulit tuberkulin positif dan
tidak ada bukti klinis atau radiografik
penyakit sekarang
5 Tersangka TB Diagnosa ditunda
dinding dada dan fasies mediastinalis yang konkaf membentuk pericardium. Sekitar pertengahan
permukaan kiri terdapat hilus pulmonalis suatu lekukan tempat bronkus, pembuluh darah, dan saraf
masuk keparu membentuk radiks pulmonalis. (Syaifuddin,Anfis)
G. Patofisiologi
Menurut Somantri (2008), infeksi diawali karena seseorang menghirup basil
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu
berkembang biak dan terlihat bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculosis juga dapat
menjangkau sampai ke area lain dari paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe
dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari paru
(lobus atas). Selanjutnya sistem kekebalan tubuh memberikan respons dengan melakukan reaksi
inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fagositosis (menelan bakteri), sementara limfosit
spesifik-tuberkulosis menghancurkan (melisiskan) basil dan jaringan normal. Infeksi awal biasanya
timbul dalam waktu 2-10 minggu setelah terpapar bakteri.Interaksi antara Mycobacterium
tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada masa awal infeksi membentuk sebuah massa jaringan
baru yang disebut granuloma. Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang
dikelilingi oleh makrofag seperti dinding. Granuloma selanjutnya berubah bentuk menjadi massa
jaringan fibrosa. Bagian tengah dari massa tersebut disebut ghon tubercle. Materi yang terdiri
atas makrofag dan bakteri yang menjadi nekrotik yang selanjutnya membentuk materi yang
berbentuk seperti keju (necrotizing caseosa).Hal ini akan menjadi klasifikasi dan akhirnya
membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awaljika respons sistem imun tidak adekuat maka
penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau
bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif, Pada kasus ini, ghon tubercl mengalami
ulserasi sehingga menghasilkan necrotizing caseosa di dalam bronkus.Tuberkel yang ulserasi
selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi kemudian
meradang, mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuk tuberkel, dan
seterusnya.Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan terus dan
basil terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh
limfosit (membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang
dikelilingi sel epiteloid dan fibroblas akan memberikan respons berbeda kemudian pada akhirnya
membentuk suatu kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
H. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul pada klien TB paru dapat berupa:
a) Malnutrisi
b) Empiema
c) Efusi pleura
d) Hepatitis, ketulian dan gangguan gastrointestinal ( sebagai efek samping obat-obatan)
e) Kerusakan otak (Meningeal Tuberculosis)
f) Gangguan mata (Tuberculosis Uveitis)
g) Kerusakan tulang dan sendi
h) Kerusakan hati (Hepatic Tuberculosis)
i) Kerusakan jantung (Cardiac Tuberculosis)
j) Kerusakan ginjal (Renal Tuberculosis)
k) Resistensi Kuman
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan bisa berupa metode preventif dan kuratif yang meliputi cara-cara
seperti berikut:
a) Penyuluhan
b) Pencegahan
c) Pemberian obat-obatan seperti : OAT (obat antituberkulosis), bronkodilator, ekspektoran,
vitamin
d) Fisioterapi dan rehabilitasi
e) Konsultasi secara teratur
J. Pencegahan
Pencegahan TBC dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling mudah untuk
mencegah TBC adalah dengan menghentikan penularan TBC dari satu orang ke orang lain.
Pencegahan lainnya yaitu dengan :
1. Vaksin BCG
2. Diagnosis dini
3. Menjaga lingkungan tempat tinggal
4. Perbaiki sistem imun
A. Pengkajian
1. Identitas pasien meliputi : nama, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, agama, suku bangsa, tanggal masuk rumah sakit, no register/MR, serta
penanggung jawab
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien dahulunya sering merokok,serta Jenis gangguan kesehatan yang dialami
sebelumnya , misal cedera dan pembedahan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien dengan TBC mengalami demam tinggi ,batuk kurang lebih selama 3 minggu,
nafas sesak , kurangnya nafsu makan ,nyeri dada.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya keluarga klien mengatakan ada riwayat penyakit empisema,asma ,alergi dan TB Pada
pasien yang penyebabnya adalah TB dapat menular.
Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien
b) Tingkat kesadaran : Biasanya tingkat kesadaran pasien compos mentis .
c) Berat badan : Biasanya berat badan pasien mengalami penurunan
d) Tekanan darah : Biasanya tekanan darah pasien menimgkat
e) Suhu : Biasanya suhu pasien TBC tinggi sekitar 40-410c
f) Pernafasan : Biasanya pasien dengan TBC nafas nya pendek
g) Nadi : Biasanya pasien mengalami peningkatan denyut nadi
h) Kepala :Mengamati bentuk kepala, adanya hematom/oedema, perlukaan.
i) Rambut :Pada klien TBC biasanya rambutnya hitam serta kulit kepala klien
bersih, dan tidak rontok
j) Wajah :Biasanya tampak ekspresi wajah meringis karena nyeri dada yang
dirasakannya pada saat batuk
k) Mata :Biasanya terdapat lingkaran hitam pada kelopak mata karena kurang
tidur akibat nyeri, mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva pucat,sclera ikterik.pupil bulat
l) Hidung :Biasanya tidak ada tanda-tanda radang, ada nafas cuping hidung.
m) Mulut :Biasanya bibir kering, lidah tidak kotor dan biasanya ada caries pada
gigi.
n) Leher :Biasanya tidak ada adanya pembesaran kelenjer thyroid
o) Dada/Thorak
Inspeksi : biasanya tidak simetris kiri dan kanan, penurunan ekspansi paru, menggunakan
otot asesori pernafasan, pernafasan dangkal.
Auskultasi : baiasanya ada bunyi nafas tambahan ronkhi basah kasar dan nyaring
p) Jantung
Inspeksi : biasanya ictus cordis tidak terlihat.
INDAH DIANATUS SHOLEHA (2014901018)
Program Studi Ilmu Keperawatan Dan Pendidikan Ners Universitas fort De Kock
Bukittinggi
q) Perut/Abdomen
Inspeksi : biasanya perut nya datar
Auskultasi : biasanya terjadi penurunan bising usus.
Palpasi :, tidak ada masa
Perkusi : baiasanya tidak kembung
r) Geniteorinaria
Biasanya keadaan dan kebersihan genetalia pasien baik. Biasanya pasien terpasang kateter.
s) Sistem integrumen
Biasanya terjadi perubahan pada kelembapan atau turgor kulit jelek karena keringat dingin dimalam
hari
t) Ekstermitas
Biasanya ada edema pada ekstermitas atas dan bawah, dan kekuatan otot lemah.