Anda di halaman 1dari 15

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR BY. NY. Y
USIA 3 HARI DENGAN HIPERBILIRUBIN
DI RSUD MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

I. PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : 23 Desember 2019
Jam : 14.00 Wita

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. Y
Tanggal : 20-12-2019
Jenis Kelamin : Perempuan
BB/PB : 2300 gram / 47 cm
RM : 44xxxx
b. Identitas orang tua
Istri Suami
Nama Ny. Y Tn. M
Umur 25 tahun 27 tahun
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar /Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SD SMP
Pekerjaan IRT Swasta
Alamat Jl. Kayu Tangi Simp. Tangga

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bayi terlihat kuning pada mata dan kulit

12
13

3. Riwayat Kehamilan Ibu Sekarang


a. Riwayat Penyakit Kehamilan
1) Perdarahan : Tidak pernah
2) Pre-eklamsi : Pernah
3) Eklamsi : Pernah
4) Penyakit Kelamin : Tidak Pernah
5) Lain-Lain : Tidak Pernah

4. Riwayat Persalinan Ibu Sekarang


Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 20 Desember 2019,
pukul 11.50 WITA di RSUD Dr. H. Mch Ansari Saleh secara SC,
ditolong oleh dokter SPOG, bayi lahir tunggal, keadaan bayi baru lahir
tidak segera menangis, tali pusat segar, ketuban jernih, APGAR SCORE
6,7,8

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Ibu Yang Lalu


P1 A0
Anak
Kehamilan Pesalinan Penyulit
Nifas
Tahun Tempat UK Penyulit Cara Penolong Penyulit JK PB/BB Keadaan
2019 RS Aterm Pre-eklamsi SC dokter eklamsia ♀ 2300/47 hidup -

6. Riwayat Kesehatan
a. Ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun seperti
asma, diabetes, hipertensi dan penyakit menular seperti IMS, TBC,
hepatitis serta penyakit menahun seperti kanker dan kardiovaskuler.
b. Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menurun
seperti asma, diabetes, hipertensi dan penyakit menular seperti IMS,
TBC, hepatitis serta penyakit menahun seperti kanker dan
kardiovaskuler.
14

7. Pola Kebutuhan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Jenis nutrisi yang diberikan adalah ASI 1-3 cc via OGT
b. Pola Eliminasi
BAK rata-rata 3-4 x/hari dengan warna jernih dan BAB rata-rata 1-2
x/hari warna kuning kecoklatan
c. Pola Aktivitas
Gerakan bayi cukup aktif
d. Personal Hygiene
Bayi di seka 1 x/hari, diganti pakaian bila perlu, dan ganti pempers
jika bayi BAB dan BAK
e. Pola Istirahat
Bayi tidur sehari rata-rata ±19 jam

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu : 36,7 0C
2) Nadi : 100 x/menit
3) Pernafasan : 48 x/menit
4) SPO2 : 100 %
5) Berat Badan : 2300 gram
6) Panjang badan : 49 cm
7) Lingkar Kepala : 32 cm
8) Lingkar dada : 33 cm
9) LILA : 11 cm
15

d. APGAR Score :
Tabel Apgar Score

No Kriteria 0 1 2 1’ 5’ 10’
1. Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh 2 2 2
( warna kulit ) ekstremitas kemerah-merahan
biru
2. Polse rate Tidak 1 1 2
< 100x/menit > 100x/menit
( Nadi ) ada
3. Grimace Tidak Sedikit Batuk atau bersin 1 1 1
(Reaksi ada gerakan
rangsangan ) mimic
4. Activity Tidak Ekstermitas Gerakan aktif 1 2 2
( Tonus otot ) ada sedikit fleksi
5. Resfiration Tidak Lemah,tidak Baik atau menangis 1 1 1
( pernafasan ) ada teratur
Jumlah 6 7 8
Kesimpulan klinik
0-1 : Aspiksia berat
4-1 : Aspiksia sedang
4-2 7-10: Bayi normal
Pada 1 menit pertama : 6 Nilai apgar
Pada 5 menit pertama : 7 Nilai apgar
Pada 10 menit pertama: 8 Nilai apgar

2. Pemeriksaan Khusus
1) Kulit : Warna tampak kekuningan, tidak terkelupas
kelembaban cukup
2) Kepala : Tidak tampak ada caput succedaneum dan
chepal hematoma, ubun – ubun datar,
tampak kuning
3) Mata : Konjungtiva tidak tampak pucat dan skelera
tampak kuning
4) Telinga : Tampak simetris dan tidak terdapat secret.
5) Hidung : Tidak ada pembengkakan, tidak ada secret.
6) Mulut : Tidak tampak sianosis dan tidak tampak ada
16

labio palatoschizis, mukosa bibir basah.


7) Leher : Tidak tampak kaku dan tidak tampak ada
pembesaran kelenjar thyroid dan tampak
kuning.
8) Dada : Bentuk tampak simetris, tidak dapat retraksi
sternal bising jantung normal, dada tampak
kuning.
9) Abdomen : Tidak tampak ada perdarahan tali pusat,
bising usus, normaldan tidak kembung,
terlihat kuning.
10) Punggung : Tidak tampak ada benjolan abnormal.
11) Genetalia : Labia mayora menutupi labia minora.
12) Anus : ( + ) berlubang.
13) Ekstrimitas : Akral hangat dan tidak tampak ada odema,
tampak kuning di kedua lengan, lutut dan
kaki.
14) Eliminasi :
a) BAK : 1x ,warna kuning jernih
b) BAB : 1x, warna hitam konsistensi lembek
3. Derajat Kuning Nonatus
- Kremer IV : bagian kepala, leher, badan bagian atas, badan bagian
bawah hingga tungkai, lengan, kaki dan lutut tampak kuning

4. Refleks Bayi

Refleks Moro :
(+) saat diberi rangsangan gerakan secara tiba-tiba,
bayi akan mengangkat kedua lengan dan paha bayi
seperti merangkul.
Refleks Rooting : (+) waktu diberi rangsangan di pipi bayi menoleh
ke arah rangsangan
RefleksGrasping : (+) saat telapak tangan bayi disentuh maka bayi
akan menggenggam
17

Refleks Sucking : (+)waktu diberi minum bayi dapat


mengisap dengan baik
Refleks Baby Sky : (+) saat telapak kaki bayi disentuh maka
ibu jari tampak fleksi dan jari-jari ekstensi

5. Pemeriksaan Penunjang
Belum dilakukan

6. Terapi yang Diberikan


a. Dextrose 10 % 8 tpm IV
b. Injeksi Ampisilin dan Gentamicin

C. ASSESSMENT
By. Ny. Y NCB SMK usia 3 hari dengan hiperbilirubinemia.

D. PLANNING
1. Meminformasikan pada ibu bayi dan keluarganya hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan Suhu : 36,70C, Respirasi : 48 x/menit, Nadi : 100 x/menit ,
SPO2 : 100 %. dan bayinya dalam kondisi kuning dan harus dilakukan
perawatan lebih lanjut.
E/Ibu mengerti dengan penjelasan yang di sampaikan.
2. Melakukan kolaborasi dengan dr Spesialis Anak
a. Advice dokter
1) Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar
bilirubin, golongan darah dan kadar hemoglobin
2) Melakuka foto terapi 1x24 jam s/d pukul 14.15 WITA 24
Desember 2019
3) Melakukan observasi TTV setiap 4-6 jam sekali
4) Memberikan ASI 1-3 cc via ogt per 2-3 jam
5) Mengganti popok
E/Kolaborasi sudah dilakukan
18

3. Menjaga kehangatan bayi, dengan cara bayi berada infant warmer agar
suhu tubuh tetap stabil
E/ sudah dilakukan
4. Melakukan tindakan fotorapi, cara melakukan fototerapi :
a) Pakaian bayi dibuka agar seluruh bagian tubuh terkena sinar
b) Sinar fototerapi dapar merusak retina sehingga harus menggunkan
penutup mata
c) Jarak bayi dengan lampu ±40-60 cm
d) Posisi bayi diubah setiap 4-6 jam sekali
e) Lakukan observasi dan catat lamanya terapi sinar
f) Berikan ASI yang cukup
E/ tindakan fototerapi sedang dilakukan

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 24 Desember 2019

Jam : 10. 00 WITA

S: Subjektif Data

Ibu mengatakan bayinya masih terlihat kuning.

O : Objektif Data

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Menangis : kuat
d. Gerak : aktif
e. TTV : HR : 150 x/m
RR : 48 x/m
T : 36,5 0C
SPO2 : 99 %
19

2. Pemeriksaan Khusus :
- Kulit : Tampak kekuningan
- Mata : Tampak Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera
berwarna kuning
- Dada : Payudara tampak simetris, tidak ada retraksi dada,
tampak berwarna kuning
- Abdomen : Tidak ada tanda infeksi tali pusat, terpasang infuse
Dextrose 10% 8 tmp, perut tampak kuning
- Ektrimitas atas : Simetris, tidak ada kelainan, lengan
tampak kuning
- Ektrimitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan, lutut tampak
kuning
- Derajat ikterus neonatal : Kremer IV (bagian kepala, leher, badan
bagian atas, badan bagian bawah hingga tungkai, lengan, kaki dan
lutut tampak kuning)
- BAB : (+)
- BAK : (+)

A : ASSESMENT
By. Ny. Y NCB SMK usia 4 hari dengan hiperbilirubinemia

P: PLANNING
1. Meminformasikan pada ibu bayi dan keluarganya hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan Suhu : 36,70C, Respirasi : 48 x/menit, Nadi : 100 x/menit ,
SPO2 : 100 %. dan bayinya dalam kondisi kuning dan harus dilakukan
perawatan lebih lanjut.
E/Ibu mengerti dengan penjelasan yang di sampaikan.

2. Menjaga personal hygine bayi agar tetap bersih dengan menganti popok
jika bayi BAB dan BAk atau tampak kotor.
E/ tindakan sudah dilakukan
20

3. Memberikan bayi ASI 1-3 cc via OGT untuk memenuhi kebutuhan cairan
dan nutrisi bayi
E/ tindakan sudah dilakukan

5. Menjaga kehangatan bayi, dengan cara bayi berada infant warmer agar
suhu tubuh tetap stabil
E/ sudah dilakukan

6. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp Anak


Advice :
- Melakukan observasi KU dan TTV
- Fototerapi 1x 24 jam s/d pukul 14. 15 WITA tanggal 25 Desember
2019
- Rencana pelepasan OGT jika reflex isap bayi sudah bagus
E/ tindakan sudah dilakukan dan fototerapi di lanjutkan
21

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal : 25 Desember 2019

Jam : 14. 00 WITA

S: Subjektif Data

Ibu mengatakan bayinya masih terlihat kuning sudah berkurang.

O : Objektif Data

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Menangis : kuat
d. Gerak : aktif
e. TTV : HR : 114 x/m
RR : 54 x/m
T : 36,5 0C
SPO2 : 98 %
3. Pemeriksaan Khusus :
- Kulit : Tampak kuning pada tubuh sudah berkurang
- Mata : Tampak Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera
berwarna kuning
- Dada : Payudara tampak simetris, tidak ada retraksi dada,
masih tampak kuning
- Abdomen : Tidak ada tanda infeksi tali pusat, terpasang infuse
Dextrose 10% 8 tmp, abdomen masih tampak
kuning
- Ektrimitas atas : Simetris, tidak ada kelainan
- Ektrimitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan
- BAB : (+)
- BAK : (+)
22

- Derajat Kuning Nonatus : Kremer III (bagian kepala, leher, badan


bagian atas, badan bagian bawah hingga tungkai tampak kuning)

A : ASSESMENT
By. Ny. Y NCB SMK usia 5 hari dengan hiperbilirubinemia

P: PLANNING
1. Meminformasikan pada ibu bayi dan keluarganya hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan Suhu : 36,70C, Respirasi : 48 x/menit, Nadi : 100 x/menit ,
SPO2 : 100 %. dan bayinya dalam kondisi kuning dan harus dilakukan
perawatan lebih lanjut namun kuning pada bayu sudah sedikit berkurang
pada bagian lutut dan kaki.
E/Ibu mengerti dengan penjelasan yang di sampaikan.

2. Menjaga personal hygine bayi agar tetap bersih dengan menganti popok
jika bayi BAB dan BAk atau tampak kotor.
E/ tindakan sudah dilakukan

3. Memberikan bayi ASI 25-30 cc via oral per 2-3 jam untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan nutrisi bayi
E/ tindakan sudah dilakukan

4. Menjaga kehangatan bayi, dengan cara bayi berada infant warmer agar
suhu tubuh tetap stabil
E/ sudah dilakukan

5. Melanjutkan Fototerapi 1x 24 jam s/d pukul 14. 15 WITA tanggal 26


Desember 2019
E/ fototerapi di lanjutkan
23

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal : 26 Desember 2019

Jam : 10. 00 WITA

S: Subjektif Data

Ibu mengatakan kuning pada bayinya sudah berkurang.

O : Objektif Data

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Menangis : kuat
d. Gerak : aktif
e. TTV : HR : 123 x/m
RR : 47 x/m
T : 36,8 0C
SPO2 : 97 %
2. Pemeriksaan Khusus:
- Kulit : Tampak kuning pada tubuh sudah berkurang
- Mata : Tampak Simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera
berwarna kuning
- Dada : Payudara tampak simetris, tidak ada retraksi dada,
masih tampak kuning
- Abdomen : Tidak ada tanda infeksi tali pusat, terpasang infuse
Dextrose 10% 8 tmp, abdomen masih tampak
kuning
- Ektrimitas atas : Simetris, tidak ada kelainan
- Ektrimitas bawah : Simetris, tidak ada kelainan
- BAB : (+)
- BAK : (+)
24

- Derajat Kuning Nonatus : Kremer III (bagian kepala, leher, badan


bagian atas, badan bagian bawah hingga tungkai tampak kuning)

A : ASSESMENT
By. Ny. Y NCB SMK usia 6 hari dengan hiperbilirubinemia

P: PLANNING
1. Meminformasikan pada ibu bayi dan keluarganya hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan Suhu : 36,80C, Respirasi : 47 x/menit, Nadi : 123 x/menit ,
SPO2 : 97 %. dan bayinya dalam kondisi kuning dan harus dilakukan
perawatan lebih lanjut.
E/Ibu mengerti dengan penjelasan yang di sampaikan.

2. Menjaga personal hygine bayi agar tetap bersih dengan menganti popok
jika bayi BAB dan BAk atau tampak kotor.
E/ tindakan sudah dilakukan

3. Memberikan bayi ASI 25-30 cc per 2-3 jam via oral untuk memenuhi
kebutuhan cairan dan nutrisi bayi.
E/ tindakan sudah dilakukan

4. Menjaga kehangatan bayi, dengan cara bayi berada infant warmer agar
suhu tubuh tetap stabil.
E/ sudah dilakukan

5. Melakukan terapi sesuai advice dokter


- Fototerapi selesai
- Rencana transfuse PRC 2x 220 cc
E/ Tindakan sedang dilakukan
BAB IV
PEMBAHASAN

Telah dilakukan asuhan kebidanan By. Ny. Y usia 3 hari dengan


Hiperbilirubin di RSUD Dr. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Berdasarkan data
pengkajian tanggal 23 Desember 2019, Ibu mengatkan bayinya terlihat kuning
pada mata dan kulit. Ibu mengatakan melahirkan bayinya pada tanggal 20
Desember 2019, pukul 11.50 WITA di RSUD Dr. H. Mch Ansari Saleh secara
SC, ditolong oleh dokter SPOG, bayi lahir tunggal, keadaan bayi baru lahir tidak
segera menangis, tali pusat segar, ketuban jernih, APGAR SCORE 6,7,8.
Menurut Sembiring (2019) Hiperbilirubinemia adalah berlebihnya kadar
bilirubin dalam darah lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang
mengakibatkan jaundice, warna kuning yang terlihat jelas pada kulit, mukosa,
sclera, urin dan organ lain, sedangkan pada bayi normal kadar bilirubin serum
totalnya 5 mg%. Kondisi ini biasa disebut ikterus neonatorum.
Berdasarkan teori dan data subjektif yang diperoleh dari ibu bayi, keadaan
pasien mengarah ke hiperbilirubuin dimana tubuh dan mata terlihat kuning dan
jelas terlihat oleh orang awam sekalipun dapat membedakan perubahan warna
tersebut, sehingga teori dan data yang diperoleh berkesesuaian.
Data objektif diperoleh dari hasil pengkajian yang dilakukan yaitu keadaan
umum lemah, kesadaran composmentis. Tanda vital didapatkan Suhu 36,70C,
respirasi 48 x/menit, nadi 100 x/menit dan SpO2 100%. BB 2300 gr dan PB 49
cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 33, LILA 11 cm. Kulit tampak kulit
secara keseluruhan, muka tidak oedem dan tampak kuning, konjungtiva tidak
pucat, sklera tampak kuning, tidak ada retraksi dada.
Menurut Noorbaya, dkk (2019) gejala utama yang dapat dilihat pada bayi
adalah perubahan warna menjadi kuning yang dapat dilihat pada mata, rongga
mulut, dan kulit. Perubahan ini awalnya tampak mudah dari mata lalu apabila
makin berat dapat menjalar hingga ke dada, perut, tangan, paha hingga ke telapak
kaki.
Menurut Sembiring (2019) bilirubin inderek akan mudah melalui darah
dan otak apabila pada bayi terdapat keadaan immaturitas, bblr, hipoksia,

24
25

hiperkarbia, hipoglikemia dan kelainan susunan saraf pusat yang terjadi karena
trauma atau infeksi.
Berdasarkan teori saling berkesusaian dengan gejala utama yang diperoleh
dari pengkajian yaitu perubahan warna menjadi kuning yang dapat dilihat pada
mata, rongga mulut, dan kulit. Kemudian salah satu faktor pemicu terjadinya
hiperbilirubin adalag bblr seperti yang disebutkan oleh Sembiring (2019) dimana
By. Ny. Y memiliki BB 2300 gr, menurut Noorbaya (2019) Berat badan lahir
rendah adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Berdasarkan data-data yang terkumpul dari anamnesa, pemeriksaan fisik
kebidanan ada yang mengarah ke patofisiologis maka dapat ditegakkan diagnosa
By. Ny Y usia 3 hari dengan hiperbilirubunemia.
Berdasarkan pengkajian yang di lakukan di ruang bayi RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin di dapatkan pasien By. Ny Y . M umur 3 hari dengan
hiperbilirubinemia perlu di rawat dirumah sakit karena memerlukan pengawasan
dan pengobatan khusus. Maka, dilakukan penatalaksanaan yaitu memberitahukan
kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, menjaga kehangatan tubuh bayi,
berkolaborasi dengan dokter Sp. Anak dalam memberikan terapi diantaranya
memasang infus Dextrose 10% 8 tpm, injeksi Gentamicin dan Ampisilin IV,
rencana melakukan cek laboratorium, melakukan foto terapi 1x 24 jam s/d pukul
14.15 WITA, melakukan observasi TTV setiap 4-6 jam sekali, memberikan ASI
via OGT 1-3 cc, mengganti popok.
Menurut Hidayat (2008) maka dilakukan pemantauan kadar bilirubin,
hemoglobin, hematokrit sebelum dan sesudah tranfusi tukar. Setiap 4-6 jam
selama 24 jam pasca tranfusi tukar, memantau TTV, mempertahankan system
kardiovaskuler dan penapasan, mengkaji kulit, ketegangan, muntah dan sianosis,
mempertahankan kebutuhan cairan dan kalori serta melakukan kolaorasi dalam
pemberian obat untuk meningkatkan transportasi dan konjugasi, serta pemberian
albumin atau plasma dengan dosis 15-20 mL/kg BB. Fototerapi, merupakan
tindakan dengan memberikan terapi melalui sinar yang menggunakan lampu.
Dari data diatas dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa Asuhan yang
diberikan oleh penulis sudah sesuai dengan teori yang ada. Sehingga tidak terjadi
kesenjangan dan sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai