Anda di halaman 1dari 24

KONTRASEPSI ORAL PROGESTIN

( KOP )
Progestin-Only Pills
( POP )

Pelatihan Teknologi Kontrasepsi Terkini (Contraceptive


Technology Update – CTU )
Jakarta .20 – 24 Mei 2003
Jenis – Jenis KOP
 Kemasan 35-pil:300 µg levonorgestrel atau 350 µg
norethindrone
 Kemasan 28-pil : 75 µg norgestrel

Pil Progestin Bahan Aktif Banyaknya


µg
Microlut® Levonorgestrel 300
Micronor® Norethindrone 350
Ovrette Norgestrel 75
Mekanisme Kerja

1. Menekan ovulasi
2. Mengurangi transportasi sperma dalam
saluran telur ( tuba fallopian )
3. Perubahan endometrium membuat
implantasi lebih sulit
4. Memgentalkan lendir servik ( mencegah
penetrasi sperma )
Manfaat Kontrasepsi
 Efektif bila diminum pada waktu yang sama
setiap hari ( 0,05 – 5 kehamilam per 100 wanita
selama tahun pertama pemakaian )
 Bila anamnesis dan tampilannya normal,tidak
perlu dilakukan periksa dalam ( bimanual )
 Tidak mempengaruhi produksi ASI
 Kesuburan segera pulih bila penggunaan
dihentikan
 Tidak mengandung ekstrogen / mempunyai efek
samping yang di sebabkan oleh asupan
ekstrogen
Manfaat Nonkontraseptif
 Mengurangi kram haid
 Mengurangi jumlah perdarahan haid
 Berkurangnya jumlah darah haid dapat memperbaiki
kondisi anemia
 Mempunyai efek protektif terhadap kanker endometrum
 Mengurangi insidensi keganasan payudara
 Mengurangi kehamilan ektopik
 Mempunyai cara kerja yang secara tak langsung akan
melindungi pengguna terhadap PRD/ PID
Keterbatasan
 Menyebabkan perubahan pola ( siklus ) haid
 Terjadi pertambahan pengurangan berat badan
 Sangat tergantung dari ketaatan pengguna
( perlu motivasi dan konsistensi untuk
menggunakannya setiap hari ) karena bila lupa
minum obat, dapat terjadi kegagalan pencegahan
kehamilan
 Harus diminum pada waktu yang sama setiap
hari
 Harus ada jaminan ketersediaan pasokan ulang
 Dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain
KOP sesuai untuk:
Wanita:
 Dari semua usia subur
 Dari semua paritas termasuk wanita kulipara
 Sedang menyusui ( 6 minggu pascapersalinan atau
lebih ) dan membutuhkan kontrasepsi
 Pascapersalinan dan tidak menyusukan bayinya
 Pascakeguguran
KOP sesuai untuk:
Wanita:
 Dengan hipertensi < 180/110, mengalami
masalah pembekuan darah atau anemia bulan
sakit ( sickle cell )
 Dengan dismenore sedang hingga berat
 Perokok ( tak dibatasi usia dan jumlah batang
rokok )yang tidak mempunyai efek samping
atau tidak boleh menggunakan hormon
estrogen
 Yang menginginkan kontrasepsi pil progestin
tetapi tidak dalam bentuk injeksi atau susuk
Konseling tambahan perlu diberikan
pada:

Wanita:

• Pelupa dan sulit untuk mengingat harus makan pil


setiap hari pada saat yang sama
• Yang sangat terganggu dengan adanya perubahan
pola haid atau perdarahan di luar siklus normal
mereka
KOP tidak sesuai untuk:

Wanita yang sedang hamil atau


kepastian kehamilannya belum dapat
ditentukan secara pasti
Beberapa kondisimedik yang perlu
diperhatikan pada pengguna KOP:

KOP tidak dianjurkan pada wanita dengan kondisi berikut


ini, kecuali jika tidak tersedia atau tidak cocok dengan
metode lain:

 Sedang menyusui ( < 6 minggu postpartum )


 Mengalami perdarahan per vaginam yang belum pasti penyebabnya
(terutama bila ada kecurigaan keganasan )
 Karsinoma ( sedang menderita atau ada riwayat )
 Ikterus ( aktif, simptomatik )
Beberapa kondisi medik yang perlu
diperhatikan pada pengguna KOP:

 Sedang menggunakan obat antikonvulsi ( fenitoin dan


barbiturat ) atau tuberkolostatik ( rifampisin )
 Menderita sirosis hati berat atau tumor hati ( adenoma
dan hepatoma )
 Pernah mengalami stroke
 Penyakit iskemia jantung ( sedang atau pernah
menderita )
Kondisi medik yang dapat
dipertimbangkan:

 Tekanan darah ( 180/110 )


 Diabetes terkontrol atau diderita < 20 tahun lamanya
 Riwayat pre-eklampsia
 Perokok ( tak ada batasan usia dan jumlah batang )
 Penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan
( dengan atau tanpa perawatan pascabedah yang
berkepanjangan )
 Kelainan tromboemboli
 Penyakit jantung vaskuler ( simptomatik ataupun
asimptomatik )
Saat pengguna KOP
 Mulai dari hari ke 1 siklus haid
 Setiap saat bila klien dapat dipastikan tidak sedang
hamil
 Postpartum:
 Setelah 6 bulan jika memakai metode laktasi anemore
 Setelah 6 minggu, masih menyusukan bayinya tetapi tidak
menggunakan MLA
 Segera atau dalam tempo 6 minggu jika tidak menyusui
 Untuk pasca keguguran, dapat segera diberikan
 Bila ingin ganti cara
Efek samping yang perlu ditangani
 Amenorea ( tidak haid atau spotting )
 Perdarahan atau perdaraha bercak berulang
 Perdarahan banyak, berulang dan lama
 Nyeri perut bawah ( dengan atau tanpa gejala-gejala
hamil )
 Pertambahan atau kehilangan berat badan
( perubahan nafsu makan )
 Sakit kepala/ sefalgia
 Mual/ pusing/ muntah
Penanganan amenorea
 Pastikan apakah terjadi kehamilan, terutama bila
amenorea terjadi setelah setelah siklus haid
sebelumnya teratur
 Bila dipastikan tidak hamil, lakukan konseling dan
yakinkan hal tersebut masih tergolong normal
 Jangan berupaya untuk membuat perdarahan lucut
( withdrawal bleeding ) dengan memberikan KOK
Penanganan perdarahan atau spotting

Perdarahan bercak berkepanjangan ( > 8


hari ) atau perdarahan sedang

 Lakukan konseling bila tidak ditemui kelainan


 Periksa apakah ada masalah ginikologis ( misalnya
servisitis )
 Pengobatan jangka pendek:
 KOK ( 30 – 50 µg EE ) selama 1 siklus¹, atau
 Ibuprofen ( 3 x 800 mg selama 5 hari )

Ingatkan klien akan perdarahan lucut setelah selesai KOK


Penatalaksanaan
Perdarahan yang banyak, lama dan
diluar siklus

Perdarahan dengan jumlah dua kali lebih banyak


atau waktu dua kali lebih lama dari normal:
 Cermati riwayat siklus sebelumnya dan periksa kadar
hemoglobinnya ( jika mungkin )
 Periksa apakah ada kelainan ginekologik
 Pengobatan jangka pendek:
 KOK ( 30 – 50 µg EE ) selama 1 siklus¹, atau
 Ibuprofen ( 3 x 800 mg selama 5 hari )

Ingatkan klien tentang adanya perdarahan lucut setelah KOK selesai


Penatalaksanaan
Perdarahan yang banyak, lama dan
diluar siklus

Jika perdarahan tidak berkurang dalam tempo 3 – 5


hari, beri:

 2 pil KOK per hari selama sisa siklus haidnya kemudian diikuti
dengan 1 pil per hari dari kemasan yang baru, atau
 Estrogen dosis tinggi ( 50 µg EE KOK atau 1.25 ng LNG yang
disatukan dengan estrogen ) selama 14 – 21 hari
Interaksi Obat

Sebagian besar interaksi sering berkaitan


dengan terjadinya peningkatan proses
metabolisme levonorgestrel akibat
peningkatan enzim di hati:

 Rifampisin ( tuberkulosis )
 Anti-epilepsi ( kejang-kejang ):
 Barbiturat, fenitoin, karbamazepine ( tapi bukan valproic acid )
 Griseofulvin ( hanya pemakaian jangka panjang )
Yang perlu diingat oleh klien
 Minum pil di saat yang sama setiap hari
 Minum pil pertama di hari yang pertama haid
 Jika mulai KOP setelah hari pertama tetapi sebelum hari ke ,
gunakan metode pelindung tambahan ( kondom ) untuk 48 jam
berikutnya
 Habiskan semua pil dalam kemasan lama dan mulai dengan pil dari
kemasan baru pada keesokan harinya
 Jika terjadi muntah dalam waktu 30 menit setelah makan pil,minum
kembali pil yang baru atau gunakan metode pelindung tambahan
( kondom ) jika akan melakukan senggama dalam 48 jam
berikutnya
Yang perlu diingat oleh klien
 Jika terlambat minum pil 3 jam dari jadwal yang seharusnya, minum
pil sesegera klien ingat. Gunakan metode pelindung jika akan
senggama dalam 48 jam berikutnya
 Jika terlupa minum 1 pil atau lebih, minum pil tersebut sesegera
mungkin. Gunakan metode pelindung lain jika akan bersenggama
dalam wakta 48 jam berikutnya
 Jika tidak mendapat haid sebanyak dua kali atau lebih klien harus
memeriksakan diri ke klinik terdekat untuk memperoleh kepastian
hamil-tidaknya klien. Jangan menghentikan penggunaan pil kecuali
jika klien dipastikan telah hamil
Informasi umum
 Perubahan-pola haid adalah hal yang umum terjadi selama 2 atau 3
siklus pertama. Hal tersebut hanya bersifat sementara dan tidak
mengandung risiko bagi kesehatan
 Efek samping lainnya dapat berupa penambahan berat badan,
sefalgia, dan pelunak payudara. Gejala-gejala ini tidak berbahaya
dan lambat laun akan hilang
 Beberapa obat tertentu ( rifampin dan sebagian besar obat anti-
epilepsi ) bisa mengurangi keampuhan KOP
Beritahukan kepada petugas bila klien mendapat obat-obatan lain
sementara meggunakan KOP
 Gunakan kondom jika klien termasuk risiko tinggi PMS/ ISR
( misalnya HBV, HIV/ AIDS )
Perhatikan !
Segera hubungi petugas atau kunjungi
klinikterdekat bila terdapat tanda-tanda berikut
ini:
• Tidak dapat haid setelah beberapa siklus sebelumnya teratur
( mungkin terjadi kehamilan )
• Nyeri hebat di perut bawah
• Perdarahan hebat dan lama
• Sakit kepala ( migren )

Anda mungkin juga menyukai