Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PBL OBSERVASI LAPANGAN

DI PERUSAHAAN SEMOGA JAYA MEUBEL

KELOMPOK 10 :
GENDIS SITI NUROMAS G1A112059
RM. ANDRYAN G1A113076
ALNESTI PURNAMA Y. G1A113006
RANIA EGYPTIANA G1A113007
ZAKAUN RAIS G1A113021
ISIP ROMAN SYAKURA G1A113024
JUZAINI DIKA NASRIATI G1A113035
EKA MAYASARI G1A113042
REISSA AMIRA PRATIWI G1A113043
SARA ASHARI G1A113047
SINTA AHNI SALWATI G1A113069
NADYA NURBANI RAFMAN G1A113074
RTS. WAHYU RIZKI ANANDA G1A113075

DOSEN PEMBIMBING :
dr. Armaidi Darmawan, M. Epid
dr. Azwar Djauhari, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2014/2015
I. IDENTIFIKASI KELOMPOK
Ketua : Isip Roman Syakura
Sekretaris : Sinta Ahni Salwati
Bendahara : Rts. Wahyu Rizky Ananda
Presentan : Sara Ashari
Moderator : R. M Andryan
Anggota : Gendis Siti Nuromas
Alnesti Purnama Y
Rania Egyptiana
Zakaun Rais
Juzaini Dika Nasriati
Eka Mayasari
Reissa Amira Pratiwi
Nadia Nurbani Rafman

II. PROFIL USAHA


Nama Perusahaan : Semoga Jaya Meubel
Nama Pemilik : H. Hasan
Alamat Perusahaan : Jln H. Adam Malik Beringin Thehok Jambi
Jenis Perusahaan : Meubel
Jumlah Karyawan : 30 Orang
Produk : Lemari, pintu, alat perabotan rumah
Riwayat Perusahaan : Awalnya hanya produksi kursi dan lemari, sekarang sudah ada
Konsen pintu
Visi dan Misi : Ingin lebih maju dan menjadi perusahaan yang besar
Jenis Usaha yang dikelola : Kayu dan triplek
Bahan Baku : Kayu tembesu, bulian dan tawar

III. HASIL OBSERVASI


Pencegahan Terhadap Potensial Resiko Penyakit
Berdasarkan dari wawancara dan observasi yang telah kami lakukan kecelakaan kerja
yang pernah dialami sebagian besar pekerja adalah berupa luka ringan seperti
tersayat,terpukul, atau terantuk alat atau bahan yang tidak tersusun rapi disekitar tempat
kerja dan penyakitnya berupa nyeri otot, gangguan fungsi dan bentuk otot baik dibagian
pinggang, punggung, tangan dan lengan dan gangguan saluran pernapasan. Sedangkan
kecelakaan yang cukup parah terjadi selama kerja ada dibagian penggergajian karena
gangguan konsentrasi saat kerja yang dialami oleh satu orang pekerja.
Pencegahan terhadap resiko potensial pada pekerjaan tersebut yaitu para pekerja disini
menggunakan masker saat bekerja, sehingga para pekerja meubel tidak dapat menghirup
debu atau serbuk kayu yang berada di lingkungan saat bekerja, kemudian para pekerja
juga menggunakan sarung tangan untuk menghindari resiko penyakit kulit seperti gatal2
dan ruam di kulit. Selain itu para pekerja disini juga tiap sebulan sekali melakukan
pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya serta mendiagnosis dan mendeteksi
dini gejala penyakit yang ditemukan.
Nama : Sugianto
Umur : 50tahun
Bagian pekerjaan : finishing
Pencegahan : 1bulan sekali diperiksa oleh dokter puskesmas yang datang ke rempat
pekerja, pekerja dalan berkerja menggunakan masker dan sarung tangan .

IV. PEMBAHASAN
1. Alat dan Bahan yang digunakan untuk pembuatan
a. Alat terdiri dari :
 Mesin Srut (Sugu)

 Sugu Manual
 Gergaji Manual

 Mesin Gergaji
 Mesin Bor dan Mata Bor

 Loter
 Siku

 Meteran

 Palu

 Obeng
 Pena

 Pensil
 Penggaris
 Pahat
 Catut

 Pemukul

 Mesin Kompressor

 Gar Meiji F110


b. Bahan terdiri dari :
 Kayu Tawar jenis Rengas

 Kayu Tembesu

 Kayu Bulian
 Paku Tembak
 Paku Biasa

 Triplek Tekwut

 Mika
 Profil

 Lem Triplek

 Lem Kayu Epoxy


 Lem kayu putih (Fox)

 Kunci-kunci lemari, Ganggang Lemari

 Amplas
 Dempul, Sending dan semprot impra

 Plamir

 Semprot Impra

2. Proses awal

Kayu mentah di susun kemudian di rakit setelah itu di sambung sesuai produkyang akan
di bikin.

Proses lanjutan :

a. Cara plitur
Setelah melalui proses awal kemudian di amplas, setelah itu di lakukan pendempulan.
Setelah proses dempul selesai di lanjutkan dengan proses wofiler dan kemduian di
amplas lagi supaya halus. Setelah proses tadi di lakukan sending atau penambahan
warna dan kemudian di amplas lagi dan di berikan warna lagi dengan cara di semprot
setelah itu doop/clear.
b. Duko
Setelah melalui proses awal kemudian di amplas. Setelah di lakukan pengamplasan
kemudian produk di beri cat dasar dan kemudian di dempul sanpolax. Setelah proses
itu dilakukan amplas di tambah dempul lagi. Dan kemudian di cat epoksi setelah itu di
amplas lagi kemudian di beri cat putih. Setelah proses tersebut selanjutnya clear/doop.
Proses ini merupakan proses paling lama dari proses lainnya.
c. HBL
Setelah melalui proses awal kemudian di beir lem dan triplek. Setelah itu baru
HBL/takonsip. Setelah itu baru finishing. Proses ini merupakan proses paling cepat di
antara proses lainnya.
3. Resiko atau penyakit yang potensial timbul disetiap produksi, penjualan,dan
pemasaran
Resiko kecelakaan kerja dipabrik meubel adalah sebagai berikut:
a. Penggergajian
1. ampas kayu
- gangguan atau alergi terhadap saluran pernafasan
- Alergi terhadap kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal
- Iritasi pada mata
2. Bising
Kebisingan yang timbul dalam proses penggergajian dapat menyebabkan
gangguan aktivitas, konsentrasi dan pendengaran. Gangguan pendengaran
awalnya masih bersifat sementara dan bisa berlanjut menjadi pemanen, tergantung
tingkat pemajanan kebisingan dan lama pemajanan.
3. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
4. Luka robek karena kelalaian saat pemakaian alat.
b. Penyiapan bahan baku/ penyiapan komponen
1. Debu kayu
- Gangguan atau alergi terhadap saluran pernafasan
- Alergi terhadap kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal
- Iritasi pada mata
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
3. Luka gores saat mengangkut bahan baku, luka karena tertimpa, luka tertusuk
paku.
c. Pengukiran dan pengamplasan
1. Debu kayu
- Gangguan atau alergi terhadap saluran pernafasan
- Alergi terhadap kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal
- Iritasi pada mata
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
3. Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka tersayat, luka terpukul,
dan luka tertusuk.
d. Perakitan
1. Kebisingan yang timbul dalam proses perakitan dapat menyebabkan gangguan
aktivitas, konsentrasi dan pendengaran. Akibat cara kerja yang kurang
konsentrasi dapat menimbulkan luka terpukul, tertusuk sekrup, paku dan lain-
lainnya.
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
e. Pengecatan
1. Uap cat/zat kimia yang terkandung dalam cat dapat mengakibatkan
- gangguan saluran pernapasan
- iritasi pada mata
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
3. Pencegahan Terhadap Potensial Resiko Penyakit
4. Pencegahan terhadap resiko potensial pada pekerjaan tersebut yaitu para pekerja disini
menggunakan masker saat bekerja, sehingga para pekerja meubel tidak dapat menghirup
debu atau serbuk kayu yang berada di lingkungan saat bekerja, kemudian para pekerja
juga menggunakan sarung tangan untuk menghindari resiko penyakit kulit seperti gatal2
dan ruam di kulit. Selain itu para pekerja disini juga tiap sebulan sekali melakukan
pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya serta mendiagnosis dan mendeteksi
dini gejala penyakit yang ditemukan.
Nama : Sugianto
Umur : 50tahun
Bagian pekerjaan : finishing
Pencegahan : 1bulan sekali diperiksa oleh dokter puskesmas yang datang ke rempat
pekerja, pekerja dalan berkerja menggunakan masker dan sarung tangan .

5. Pelayan Kesehatan Kerja


a. Pelayanan kesehatan promotif
 Menurut hasil wawancara yang dilakukan pada pekerja tidak terdapat pendidikan
atau penyuluhan tentang kesehatan keselamatan kerja(K3).
 Semoga Jaya Meubel sudah menyiapkan beberapa poster yang berhubungan
dengan keselamatan kerja.
b. Pelayanan kesehatan preventif
 Semoga Jaya Meubel sudah menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti
masker, sarung tangan, kacamata, earplug.
 Pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala dilakukan setiap satu bulan sekali
dimana petugas dari puskesmas kebon kopi akan dating mengunjungi Semoga Jaya
Meubel untuk melakukan pemeriksaan pada pekerja.

c. Pelayanan kesehatan kuratif


 Semoga jaya Meubel sudah menyediakan obat-obatan untuk menangani
kegawatdaruratan yang disebabkan oleh kecelakaan kerja, seperti betadine
 Semoga Jaya Meubel akan membawa pekerja yang mengalami kecelakaan akibat
kerja ke rumah sakit terdekat.
 Semoga Jaya Meubel akan membayar semua tagihan administrasi dari pekerja
yang berobat yang disebabkan oleh kecelakaan maupun penyakit akibat kerja.

d. Pelayanan kesehatan rehabilitas


 Semoga Jaya Meubel mempunyai kebijakan akan menempatkan kembali pekerja
yang cacat sesuai dengan kemampuannya atau dikasih pilihan untuk menerima
pesangaon dini.

6. Peran Pemerintah Dalam Perlindungan Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Pemerintah mempunyai peranan yang sangat besar untuk terselenggaranya jaminan
sosial tenaga kerja dengan sebaik-baiknya. Pemerintah dalam Jamsostek telah bekerja
sama dengan tujuan agar setiap tenaga kerja yang telah mendaftarkan kepesertaannya
mendapatkan jaminan dan santunan serta biaya ganti rugi ketika terjadi peristiwa
dalam hubungan kerja. Depnaker (Departemen Tenaga Kerja) sebagai wakil
pemerintah dalam bidang ketenagakerjaan mencakup bidang yang sangat
luas.Departemen adalah badan yang berwenang serta berkewajiban untuk mengawasi
dan menyelesaikan segala masalah-masalah yang terjadi dalam bidang
ketenagakerjaan dan sekaligus sebagia badan yang berwenang dalam pengarahan dan
pembinaan tenaga kerja. Depnaker sebagai wakil pemerintah mempunyai tugas antara
lain meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Menyediakan dan penggunaan tenaga kerja
b. Pengembangan dan perluasan kerja
c. Pembinaan keahlian dan kejuruan tenaga kerja
d. Pembinaan hubungan ketenagakerjaan
e. Pengurusan syarat-syarat dan jaminan sosial
f. Pembinaan norma-norma perlindungan kerja
g. Pembinaan norma-norma keselamatan kerja

Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggara program jaminan sosial tenaga


kerja oleh badan penyelenggara (PT. Jamsostek) dilakukan oleh yang bertanggung
jawab dalam bidang tenaga kerja (Menteri Tenaga Kerja).Dalam melakukan
pembinaan dan pengawasan tersebut menteri yang bersangkutan dapat melakukan
pemeriksaan langsung setiap waktu.

7. Iuran BPJS Kesehatan


Besarnya iuran BPJS Kesehatan dalam pasal 16 C disebutkan dengan jelas bahwa
pada ayat 2 :
(1) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah selain Peserta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16B ayat (1) yang dibayarkan mulai
tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 30 Juni 2015 sebesar 4,5% (empat
koma lima persen) dari Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan: 4%
(empat persen) dibayar oleh Pemberi Kerja; dan 0,5% (nol koma lima persen)
dibayar oleh Peserta.
(2) Iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang dibayarkan mulai tanggal 1 Juli 2015 sebesar 5% (lima persen) dari
Gaji atau Upah per bulan dengan ketentuan: 4% (empat persen) dibayar oleh
Pemberi Kerja; dan.1% (satu persen) dibayar oleh Peserta.
(3) Iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dibayarkan secara
langsung oleh Pemberi Kerja kepada BPJS Kesehatan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Dari hasil observasi yang kami lakukan di Semoga Jaya Meubel didapatkan bahwa belum
terpenuhinya standar Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), seperti tidak adanya klinik
perusahaan, tidak adanya manajemen P3K, tidak adanya pemeriksaan kesehatan kerja
berkala, kurangnya kesadaran karyawan untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD)
sehingga memperbesar risiko terjadinya kecelakaan kerja.

Saran:

Sebaiknya di Semoga Jaya Meubel disediakan klinik perusahaan, membentuk manajemen


P3K, meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pekerja pabrik pentingnya penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) selama bekerja, diadakannya pemeriksaan kesehatan kerja
berkala.
VI. DOKUMENTASI

Foto pekerja di Semoga Jaya Meubel


Gambar Foto bersama pekerja di Semoga Jaya Meubel

Anda mungkin juga menyukai