KELOMPOK 10 :
GENDIS SITI NUROMAS G1A112059
RM. ANDRYAN G1A113076
ALNESTI PURNAMA Y. G1A113006
RANIA EGYPTIANA G1A113007
ZAKAUN RAIS G1A113021
ISIP ROMAN SYAKURA G1A113024
JUZAINI DIKA NASRIATI G1A113035
EKA MAYASARI G1A113042
REISSA AMIRA PRATIWI G1A113043
SARA ASHARI G1A113047
SINTA AHNI SALWATI G1A113069
NADYA NURBANI RAFMAN G1A113074
RTS. WAHYU RIZKI ANANDA G1A113075
DOSEN PEMBIMBING :
dr. Armaidi Darmawan, M. Epid
dr. Azwar Djauhari, M.Sc
IV. PEMBAHASAN
1. Alat dan Bahan yang digunakan untuk pembuatan
a. Alat terdiri dari :
Mesin Srut (Sugu)
Sugu Manual
Gergaji Manual
Mesin Gergaji
Mesin Bor dan Mata Bor
Loter
Siku
Meteran
Palu
Obeng
Pena
Pensil
Penggaris
Pahat
Catut
Pemukul
Mesin Kompressor
Kayu Tembesu
Kayu Bulian
Paku Tembak
Paku Biasa
Triplek Tekwut
Mika
Profil
Lem Triplek
Amplas
Dempul, Sending dan semprot impra
Plamir
Semprot Impra
2. Proses awal
Kayu mentah di susun kemudian di rakit setelah itu di sambung sesuai produkyang akan
di bikin.
Proses lanjutan :
a. Cara plitur
Setelah melalui proses awal kemudian di amplas, setelah itu di lakukan pendempulan.
Setelah proses dempul selesai di lanjutkan dengan proses wofiler dan kemduian di
amplas lagi supaya halus. Setelah proses tadi di lakukan sending atau penambahan
warna dan kemudian di amplas lagi dan di berikan warna lagi dengan cara di semprot
setelah itu doop/clear.
b. Duko
Setelah melalui proses awal kemudian di amplas. Setelah di lakukan pengamplasan
kemudian produk di beri cat dasar dan kemudian di dempul sanpolax. Setelah proses
itu dilakukan amplas di tambah dempul lagi. Dan kemudian di cat epoksi setelah itu di
amplas lagi kemudian di beri cat putih. Setelah proses tersebut selanjutnya clear/doop.
Proses ini merupakan proses paling lama dari proses lainnya.
c. HBL
Setelah melalui proses awal kemudian di beir lem dan triplek. Setelah itu baru
HBL/takonsip. Setelah itu baru finishing. Proses ini merupakan proses paling cepat di
antara proses lainnya.
3. Resiko atau penyakit yang potensial timbul disetiap produksi, penjualan,dan
pemasaran
Resiko kecelakaan kerja dipabrik meubel adalah sebagai berikut:
a. Penggergajian
1. ampas kayu
- gangguan atau alergi terhadap saluran pernafasan
- Alergi terhadap kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal
- Iritasi pada mata
2. Bising
Kebisingan yang timbul dalam proses penggergajian dapat menyebabkan
gangguan aktivitas, konsentrasi dan pendengaran. Gangguan pendengaran
awalnya masih bersifat sementara dan bisa berlanjut menjadi pemanen, tergantung
tingkat pemajanan kebisingan dan lama pemajanan.
3. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
4. Luka robek karena kelalaian saat pemakaian alat.
b. Penyiapan bahan baku/ penyiapan komponen
1. Debu kayu
- Gangguan atau alergi terhadap saluran pernafasan
- Alergi terhadap kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal
- Iritasi pada mata
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
3. Luka gores saat mengangkut bahan baku, luka karena tertimpa, luka tertusuk
paku.
c. Pengukiran dan pengamplasan
1. Debu kayu
- Gangguan atau alergi terhadap saluran pernafasan
- Alergi terhadap kulit seperti kemerahan dan gatal-gatal
- Iritasi pada mata
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
3. Cara kerja yang kurang hati-hati akan menimbulkan luka tersayat, luka terpukul,
dan luka tertusuk.
d. Perakitan
1. Kebisingan yang timbul dalam proses perakitan dapat menyebabkan gangguan
aktivitas, konsentrasi dan pendengaran. Akibat cara kerja yang kurang
konsentrasi dapat menimbulkan luka terpukul, tertusuk sekrup, paku dan lain-
lainnya.
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
e. Pengecatan
1. Uap cat/zat kimia yang terkandung dalam cat dapat mengakibatkan
- gangguan saluran pernapasan
- iritasi pada mata
2. Posisis kerja yang tidak benar / tidak ergonomi seperti jongkok, membungkuk
dalam waktu tertentu dapat menimbulkan nyeri otot dan punggung serta gangguan
fungsi dan bentuk otot.
3. Pencegahan Terhadap Potensial Resiko Penyakit
4. Pencegahan terhadap resiko potensial pada pekerjaan tersebut yaitu para pekerja disini
menggunakan masker saat bekerja, sehingga para pekerja meubel tidak dapat menghirup
debu atau serbuk kayu yang berada di lingkungan saat bekerja, kemudian para pekerja
juga menggunakan sarung tangan untuk menghindari resiko penyakit kulit seperti gatal2
dan ruam di kulit. Selain itu para pekerja disini juga tiap sebulan sekali melakukan
pemeriksaan untuk mengetahui kondisi kesehatannya serta mendiagnosis dan mendeteksi
dini gejala penyakit yang ditemukan.
Nama : Sugianto
Umur : 50tahun
Bagian pekerjaan : finishing
Pencegahan : 1bulan sekali diperiksa oleh dokter puskesmas yang datang ke rempat
pekerja, pekerja dalan berkerja menggunakan masker dan sarung tangan .
Kesimpulan:
Dari hasil observasi yang kami lakukan di Semoga Jaya Meubel didapatkan bahwa belum
terpenuhinya standar Kesehatan Keselamatan Kerja (K3), seperti tidak adanya klinik
perusahaan, tidak adanya manajemen P3K, tidak adanya pemeriksaan kesehatan kerja
berkala, kurangnya kesadaran karyawan untuk memakai Alat Pelindung Diri (APD)
sehingga memperbesar risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Saran: